Disusun oleh:
Dalam semua pembahasan berkaitan dengan dalil maka para ulama telah
sepakat bahwa dalil yang disepakati oleh para ulama terdiri dari empat dalil:
Al-Qur’an, As-Sunnah, ijma’ dan qiyas. Hal itu ditegaskan oleh Imam syafi’i
yang menyatakan: ”Kedudukan ilmu harus berdasarkan kepada: Al-Qur’an, As-
Sunnah, ijma’ dan qiyas. Dan ada kesepakatan ulama mengenai sumber asal
empat dalil diatas harus bersumber dari Al-Qur’an dan As-Sunnah, dikarenakan
hal ini berhubungan langsung dengan tegaknya agama Islam.
2
http://fahruddinas.blogspot.com/2011/02/pengantar-dalil-dalil-syariah-dalam_538.html
Penjelasan diatas memungkinkan kita untuk menyatakan bahwa Al-
Qur’an dan As-Sunnah merupakan sumber segala dalil yang disepakati
keberadaannya, karena keduanya dapat disebut sebagai dalil naqli, wahyu,
syara’, nash, khabar dan semuanya itu kebalikan dari dalil ‘aqli, pendapat,
ijtihad, istinbath hukum.
Fiqh menurut bahasa berarti tahu atau paham Menurut istilah berarti syari’at.
Dalam kaitan ini dijumpai pendapat yang mengatakan bahwa hukum Islam atau
fiqh adalah sekelompok dengan syari’at yaitu ilmu yang berkaitan dengan amal
perbuatan manusia yang diambil dari nash Alquran atau Al-sunnah. Sedangkan
kaidah ushuliyah adalah Hukum kulli (umum) yang dibentuk menjadi perantara
dalam pengambilan kesimpulan fiqh dari dalil-dalil, dan cara penggunaan dalil
serta kondisi pengguna dalil.
2. Sumber Pengambilan Kaidah Usuliyah
Secara global, kaidah-kaidah ushul fiqh bersumber dari naql (Alquran dan
Sunnah), ‘Akal (prinsip-prinsip dan nilai-nilai), bahasa (Ushul at tahlil al
lughawi), yang secara terperinci dijelaskan dibawah ini :[3]
a. Alquran.
b. As Sunnah
c. Ijma’
Di antara kaidah-kaidah ushul yang di ambil dari ijma adalah:
1. Ijma’ Sahabat bahwa hukum yang di hasilkan dari hadis ahad dapat di
terima;
2. Ijma’ Sahabat bahwa hukum terbagi menjadi 5 macam;
3. Ijma’ Sahabat bahwa syariat nabi Muhammad menghapus seluruh syariat
yang sebelumnya.
d. Akal
Akal memiki kedudukan yang tinggi didalam syariat islam, karena tidak
akan paham Islam tanpa akal. Sebagai contoh, Apa dalil yang menunjukkan
bahwa Allah itu ada? Jika dijawab Alquran, Apa dalil yang menunjukkan
bahwa Alquran benar-benar dari Allah? Jika dijawab I’jaz, apa dalil yang
menunjukkan bahwa I’jazul quran sebagai dalil bahwa alqur’an bersumber
dari Allah swt.? Dan seterusnya. Dengan demikian dapat dipahami bahwa
Islam tidak akan dipahami tanpa akal, oleh karena itulah akal merupakan
syarat taklif dalam Islam.
Meskipun demikian, ada satu hal yang harus di perhatikan dengan
seksama, bahwa akal tidak bisa berkerja sendiri tanpa syar’i. Akal hanyalah
sarana untuk mengetahui hukum-hukum Allah melalui dalil-dalil al quran dan
hadis. Allah lah yang menjadi hakim, dan akal merupakan sarana untuk
memahami hukum-hukum Allah tersebut.
e. Perkataan Sahabat
Diantara kaidah-kaidah ushul yang diambil dari perkataan-perkataan
sahabat Rasulullah adalah:
1) Hadis-hadis Ahad zonniyah
2) Qiyas adalah hujjah
3) Hukum yang terakhir menghapus hukum yang terdahulu (naskh)
4) Orang awam boleh taqlid
5) Nash lebih di utamakan dari qiyas maupun ijma’
Langkah-langkah Penelitian
a. Metode Penelitian
Secara umum fokus penelitian fuqaha berwujud konteks, meskipun sebagian
dapat diketahui melalui teks. Tokoh fuqaha barada dalam konteks komunitas dan
sistem sosial. Sedangkan komunitas fuqaha berada dalam konteks sistem sosial.
Sementara itu, sistem sosial dapat diidefinisikan sebagai masyarakat Islam, atau
masyarakat bangsa, atau satuan masyarakat lainnya. Selanjutnya, fokus penelitian
itu dapat ditempatkan dalam konteks sistem sosial masa lalu atau konteks masa
kini. Dengan perkataan lain, kedua fokus penelitian tersebut dapat dipandang
sebagai bagian gejala historis atau gejala sosiologis. Karena itu, terhadap fokus
tersebut dapat digunakan pendekatan historis atau pendekatan sosiologis. Hal itu
memberi arah bagi penggunaan metode penelitian yang dipandang paling tepat.
Ketika tokoh dan komunitas fuqaha itu diidentifikasi sebagai gejala historis,
maka menggunakan metode penelitian historis. Ketika tokoh dan komunitas
fuqaha itu diidentifikasi sebagai gejala sosiologis, dapat digunakan metode
penelitian studi kasus, salah satu metode penelitian kualitatif yang biasa
digunakan dalam penelitian sosial (Lihat: Yin, 1987). Terdapat beberapa ciri yang
melekat pada metode penelitian ini. Pertama, satuan analisis dipandang sebagai
suatu kesatuan yang utuh dan terintegrasi. Ia terdiri atas beberapa unsur yang
saling berhubungan. Berkenaan dengan hal itu, fokus penelitian didekati secara
kualitatif dan bersifat holistik. Selain itu, satuan analisis memiliki hubungan
dengan unsur lain di luar dirinya dalam konteks yang lebih luas, dalam hal ini
sistem sosial. Kedua, studi kasus diarahkan untuk menemukan spesifikasi atau
keunikan satuan analisis, dalam hal ini keunikan tokoh (biografi) atau komunitas
fuqaha. Oleh karena itu, memerlukan data yang rinci dan mendalam. Ketiga, data
yang diperlukan itu, dikumpulkan dengan cara wawancara mendalam atau
pengamatan terlibat.
Khusus mengenai penelitian komunitas fuqaha, dapat digunakan metode
penelitian survai, suatu metode yang lazim digunakan dalam penelitian
sosiologis. Misalnya, tentang hubungan antara tokoh dengan komunitas, atau
hubungan antara matarantai intelaktual dengan produk intelektual, atau hubungan
antara komunitas fuqaha dengan komunitas lainnya dalam satuan sistem sosial.
Terdapat beberapa ciri yang melekat pada metode penelitian ini. Pertama,
digunakan bagi penelitian yang dilakukan dengan paradigma kuantitatif, dalam
arti menggunakan uji statistik, sekurang-kurangnya menggunakan statistik
deskriptif (Lihat: Young, 1982; Singarimbun dan Sofian Effendi, 1982). Kedua,
data yang dikumpulkan bersifat aspektual dan relatif besar (sedikit peubah dari
satuan analisis yang banyak). Maksudnya, hanya tentang ciri tertentu dari suatu
populasi yang dihubungkan dengan ciri lainnya. Ciri-ciri itu kemudian
didefinisikan sebagai peubah (variable) penelitian. Ketiga, sumber data, pada
umumnya, dipandang sebagai informan atau responden, yakni orang yang diminta
pengetahuan, pengalaman, atau pendapatnya tentang sesuatu yang dipilih sebagai
peubah penelitian. Keempat, penentuan sumber data dilakukan dengan teknik
sampling, yakni pemilihan sampel yang dipandang sebagai representasi populasi.
Berkenaan dengan hal itu, maka sampel berfungsi sebagai penduga terhadap
populasi, sehingga kesimpulan terhadap sampel berarti sebagai kesimpulan bagi
populasi. Penelitian komunitas fuqaha dengan menggunakan metode ini
diarahkan untuk penarikan kesimpulan umum aspek-aspek komunitas melalui
sampel terpilih. Kelima, berkenaan dengan jumlah sampel yang banyak,
pengumpulan data dilakukan dengan pengajuan daftar pertanyaan kepada
informan atau responden. Dalam penyusunan daftar pertanyaan itu, dilakukan
pemilihan dan penggunaan butir-butir pertanyaan yang disusun secara terstruktur
dan rinci.
b. Sumber Data
Prosedur pemilihan sumber data dapat dilakukan melalui dua cara. Pertama,
dilakukan secara acak dalam arti seluruh calon sumber memiliki peluang yang
sama untuk dipilih menjadi sumber data. Dalam penelitian yang diarahkan untuk
penarikan kesimpulan yang bersifat umum, yakni komunitas fuqaha, secara
operasional dapat memilih salah satu dari ragam probability sampling. Misalnya,
untuk melakukan penarikan simpulan tentang tradisi dan matarantai intelektual
dalam komunitas madzhab tertentu dilakukan pemilihan sejumlah fuqaha yang
mencerminkan representasi dari anggota komunitas tersebut. Cara ini hanya
dilakukan bagi penelitian yang berskala besar, dengan menggunakan metode
penelitian survai.
Kedua, dilakukan secara purposif atau nonprobability sampling, yang
merujuk pada tujuan penelitian. Pemilihan sumber data secara purposif ini,
digunakan dalam metode penelitian sejarah dan metode studi kasus sebagaimana
dikemukakan di atas. Sumber data dipilih dan ditentukan secara terbatas dan
digunakan untuk penelitian berskala kecil. Pemilihan sumber pertama, terutama
tentang tokoh fuqaha, relatif mudah, karena bahan pustaka relatif tersedia.
Sedangkan pemilihan sumber kedua akan mengalami kesulitan, terutama
berkenaan dengan penentuan: siapa yang patut dikualifikasikan sebagai fuqaha
yang dapat dipilih menjadi informan atau responden dalam entitas kehidupan
Muslim dewasa ini. Untuk menentukan sumber data tersebut dapat dipilih salah
satu dari tiga cara, yakni: informant’s rating, atau snow-balling, atau sociometric.
c. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian fuqaha dalam konteks sistem sosial masa
kini digali dari sumber data lapangan, yakni dari informan atau responden, yang
ditunjang oleh bahan pustaka. Penggalian data dalam penelitian tokoh fuqaha
dilakukan dengan cara wawancara mendalam. Sementara itu, dalam penelitian
komunitas fuqaha dapat dipilih salah satu: wawancara mendalam, atau kuisioner,
atau pengamatan terlibat. Atau gabungan wawancara dengan pengamatan terlibat.
3. Analisis Data
4
http://www.fshuinsgd.ac.id/2012/05/02/model-penelitian-fuqaha-bagian-kelima-langkah-langkah-penelitian/
paham yang dianut. Yang dimaksud disini adalah mazhab-mazhab hukum dalam
islam. Sedangkan menurut istilah, madzhab bermakna:[9]
a. Jalan pikiran atau metode yang ditempuh oleh seorang imam Mujtahid dalam
menetapkan suatu peristiwa berdasarkan kepada Al-Qur’an dan Hadits.
b. Fatwa atau pendapat seorang imam mujtahid tentang hukum atau peristiwa
yang diambil dari AL-Qur’an dan AL-Hadits.
Dalam analisis Qordri Azizy, penulisan kitab-kitab fiqh tidak lepas dari
madzhab besar atau imam sebelumnya. Peralihan dari tradisi ijtihad kepada
tradisi taklid pun terjadi sebagai dampak madzhab besar terhadap para
pengikut atau muridnya. Sebagai contoh, uraian yang terdapat dalam Al-
Majmu karya An-Nawawi, Al-Mustasfha, dan Ihya Ulum Ad-Din karya Al-
Ghazali, dan masih banyak lagi. Mereka juga giat meneliti dan
mengklarifikasikan permasalahan fiqh dan memperdebatkannya dalam forum-
forum ilmiah sehingga dapat diketahui mana pendapat yang disepakati dan
mana pendapat yang diperselisihkan.
1. Kesimpulan
http://hukum.kompasiana.com/2013/05/01/perancangan-skripsi-hukum-islam--555931.html
http://fahruddinas.blogspot.com/2011/02/pengantar-dalil-dalil-syariah-dalam_538.html
http://abiavisha.blogspot.com/2013/02/aneka-metodologi-memahami-islam_1385.html
http://www.fshuinsgd.ac.id/2012/04/27/model-penelitian-fuqaha-bagian-kesatu-tokoh-dan-
komunitas/http://www.fshuinsgd.ac.id/2012/04/28/model-penelitian-fuqaha-bagian-
kedua-fokus-penelitian/
http://www.fshuinsgd.ac.id/2012/05/02/model-penelitian-fuqaha-bagian-kelima-langkah-
langkah-penelitian/
http://konsep-dan-teori-teori-muqaranah-mazhab.html
http://www.academia.edu/7558321/METODE_PENELITIAN_HUKUM