Anda di halaman 1dari 7

PENJELASAN RUANG LINGKUP ILMU FIQIH DAN USHUL FIQIH

Oleh : Raihanul Hammam Falah

NIM : 1211010103

Abstrak

Karena manusia pada dasarnya diciptakan untuk beribadah kepada Allah, maka
perlu bagi semua manusia untuk memahami cara beribadah yang benar. Ibadah hamba
Allah tidak dapat diterima kecuali didasarkan pada pengetahuan. Dari ini dan seterusnya,
artikel ini menjelaskan secara singkat ruang lingkup ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih yang
bertujuan untuk memperjelas pengetahuan hukum Islam yang terkandung di dalam Al-
Qur'an dan hadits. Metode penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
kualitatif yang mencari hasil observasi dan analisis dari berbagai sumber dan disimpulkan
berdasarkan pemahaman penulis. Hasil analisis beberapa referensi menjelaskan
pengertian Fiqih dan Ushul Fiqih, pokok bahasan karya Fiqih dan Ushul Fiqih, dan tujuan
karya Fiqih dan Ushul Fiqih. Semoga dapat membantu meningkatkan pengetahuan dan
membawa nya ke dalam kehidupan kita semua.

Kata Kunci : Fiqih, Ushul Fiqih.

Abstract

Because humans are basically created to worship Allah, it is necessary for all
humans to understand the correct way of worshiping. The worship of Allah's servants
cannot be accepted unless it is based on knowledge. From this onwards, this article briefly
describes the scope of the science of Fiqh and Usul Fiqh which aims to clarify the
knowledge of Islamic law contained in the Qur'an and hadith. This research method is
carried out using qualitative methods that seek the results of observations and analyzes
from various sources and conclude based on the author's understanding. The results of the
analysis of several references explain the meaning of Fiqh and Ushul Fiqh, the subject of
the work of Fiqh and Ushul Fiqh, and the purpose of the work of Fiqh and Usul Fiqh.
Hopefully it can help increase knowledge and bring it into the lives of all of us.

Keywords : Fiqh, Usul Fiqh.


PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah


Ilmu fiqih merupakan salah satu ilmu keislaman yang membahas tentang
penelitian atau tafsir dengan perintah-perintah ijtihad untuk menentukan masalah-
masalah yang tidak terinci dalam Al-Qur'an dan hadits. Di sisi lain, ushul fiqh adalah
seperangkat argumen atau aturan untuk membuat hukum fikih, dengan menggunakan
sumber-sumber hukum Islam, terutama mata pelajaran modern. Penelitian fiqh tentu tidak
semudah yang dibayangkan. Padahal, penelitian Fiqh membutuhkan pengetahuan yang
mendalam. Secara etimologis, Fiqh berasal dari kata faqqaha-yufaqqhihu-fiqhan yang
artinya pengertian. Sedangkan mengenai fikih, menurut Juhaya S.

Praja dalam buku Saifudin Nur “Ilmu Fiqih” (2007:15), adalah “Pengetahuan
Syariah; Pengetahuan tentang hukum-hukum perbuatan Mukallaf secara rinci
berdasarkan dalil-dalil dari Al-qur’an dan sunnah dengan istinbath al-ahkam, yakni
penggalian, menjelaskan dan menerapkan hukum.” Oleh karena itu, diperlukan
pemahaman yang mendalam tentang fiqih. Apalagi di dunia Islam, tidak ada lagi
kesalahan dalam memahami fiqh itu sendiri. Tentu banyak orang bertanya-tanya
mengapa Islam memiliki Fiqh.

2. Tinjauan Pustaka
a. Pengertian Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih
Secara etimologi, fiqih berarti pemahaman mengenai kepercayaan Islam. Secara
istilah, ilmu fiqih adalah Ilmu pemahaman mengenai aturan syar`i yang bersifat
amali yang digali berdasarkan dalil – dalil yang terperinci (Wahbah az – Zuhally,29).
Sedangkan Ushul fiqih adalah dalil – dalil penyusun fiqih & metode buat hingga
dalam dalil tadi secara global (Darul Kutub Al-Islamiyyah, 2010;6). Obyek kajian
antara fiqih & ushul fiqih cukuplah berbeda. Wilayah pembahasan pada fiqih adalah
aturan mengenai sebuah masalah yang sifatnya terperinci, ialah berlaku dalam
masalah tadi, tetapi tidak pada yang lainnya.
Sedangkan bidang yang dibahas ushul fiqh adalah pengertian hukum dan cara
pembuatannya. Sebaliknya, ushul fiqh adalah aturan khusus yang digunakan sebagai
pedoman atau aturan selama lahirnya hukum. Karena jenis ruang kerja ini berlaku
secara global, baik legal maupun tidak (Muhammad Ibn Sahroji, 2018).

b. Objek Kajian Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih


Objek kajian ilmu fiqih terdiri dari hukum – hukum juz`i dan dalil – dalil tafshily.
Hukum juz'i ialah hukum partikular yang sudah merujuk pada objek tertentu, contoh :
Hukum memakan daging babi, dan sebagainya. Lawan dari hukum juz'i ini adalah
hukum kulli, yakni hukum dalam pengertian masih global dan belum merujuk pada
objek tertentu. Sedangkan dalil tafshily merupakan dalil yang sudah merujuk pada
hukum tertentu (Prof. Dr. M. Noor Harisudin M。Fil 2019)。

Objek kajian ilmu fiqih terdiri dari metode kulli yang bersifat umum. Seperti
hukum wajib, sunnah, haram, makruh, dan legal, masih bersifat global. Selain itu,
penelitian Ushul Fikih berfokus pada pembahasan teorema Ijma global seperti
Mukaiyad, Qiyas, dan Ijma ulama (ibid.: 18).

c. Tujuan Mempelajari Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih


Tujuan mempelajari Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih adalah untuk menerapkan hukum
syariah pada perilaku dan bahasa manusia. Oleh karena itu, ilmu Fiqih adalah tempat
hakim kembali pada keputusannya untuk mengetahui hukum-hukum syariat dalam
kaitan nya dengan perkataan dan perbuatan yang bersumber dari syariat (Ade Dedi
rohayana, 2006:10).

Tujuan mempelajari ushul fiqh, di sisi lain, adalah untuk menerapkan aturan-
aturan diskusi Syara’ yang terperinci untuk mencapai metode Syariah "Amari" yang
disajikan oleh diskusi-diskusi ini. Kaidah ushul fiqih dan pembahasan nya membantu
kita memahami teks syara dan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya (Amir
Syarifuddin, 2008: 45).
3. Kerangka berpikir
• Apa pengertian dari Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih?
• Apa saja objek kajian Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih ?
• Apa tujuan dari mempelajari Ilmu Fiqih dan Ushul Fiqih ?

4. Formula penelitian
Dari beberapa pemaparan yang telah disampaikan, penulis mengangkat penelitian
tentang pengertian dari ilmu fiqih dan ushul fiqih, objek kajian ilmu fiqih dan ushul fiqih,
dan tujuan dari mempelajari ilmu fiqih dan ushul fiqih. Tujuan dituliskan nya penelitian
ini sebagai hasil dari analisis beberapa pendapat, mengenai pemahaman kajian ilmu fiqih
dan ushul fiqih.

PEMBAHASAN

Tentu saja, dalam Fiqh kita perlu memperhatikan perdebatan baku ketika memberlakukan
hukum. Ada dua sumber inferensi yang menjadi standar bagi fuqoha: Al-Qur'an dan As-sunnah.
Frasa ini berasal dari kata kerja Arab “dalla”, “yadullu” dan “dalil”. Ini berarti "tampilan",
"tanda", dan seterusnya. Menurut Pakar, definisi arti dari frasa ini adalah "untuk memungkinkan
menyampaikan pandangan yang benar dari target secara andal atau gila-gilaan (sangat
mencurigakan)".

Oleh karena itu, proposisi digunakan untuk menetapkan hukum, yaitu untuk menetapkan
hukum dalam Proposisi. Mengenai pengertian undang-undang, yaitu hukum adalah perintah
atau firman Tuhan Yang Maha Esa yang berkaitan dengan perbuatan Mukallaf, (perintah dan
larangan) atau pilihan (kemampuan) atau Wadi (sesuatu yang menjadi sebab, keadaan, hukum,
Dan kegagalan). Oleh karena itu, Allah SWT, Rasulullah, sebagai komunikator Hukum Tuhan
bagi manusia atau manusia, yang menetapkan hukum ini.
Sumber hukum pertama adalah wahyu tuhan (Al-Qur'an), yang kedua adalah Sunnah
Nabi, dan yang ketiga adalah Ijtihad (menggerakkan dan membebani semua kemampuan).
Pembahasan hukum di definisikan sebagai pidato yang dapat digunakan sebagai pedoman atau
dasar untuk masalah dengan menggunakan pemikiran yang benar dan menetapkan hukum
Syariah praktis baik di Qath'I dan Dhanni. Usulan Hukum berarti Usulan Syariah yang dapat
merupakan Undang-Undang Syariah.

Sumber hukum Islam (aladilat asyar`iyah) yang disepakati para ulama terdiri dari empat:
Al-Qur`an, As-Sunnah, Al-Ijma dan Qiyas. Kalimat itu kemudian dibagi menjadi tiga bagian
dalam hal asal, jangkauan, dan kekuatannya. Adapun pembahasan yang berkaitan dengan asal
usulnya terbagi menjadi dua yaitu pembahasan Naqli yang bersumber langsung dari teks (diskusi
Al-Qur'an dan Al-Sunnah-Aqli). Karena alasan (ijtihad), tidak langsung dari teks.

Ada dua diskusi tentang ruang lingkup nya. Yaitu dalil kulli, yang mengandung banyak
badan hukum, dan pernyataan juz`i atau tafsili, yang menunjukkan masalah atau hukum. Dan
jika Anda melihat perdebatan dari perspektif kekuasaan, kekuatannya berlipat ganda. Yaitu,
pertama Dalil Qath`i dibagi menjadi dua bagian. Al-Wurud dalil yang meyakinkan bahwa
berasal dari Allah (AlQur`an) atau Rasulullah (Hadits Mutawatir) dan Dalalah. Kedua, Dalil
Danni dibagi menjadi dua bagian.

Al-Wurrrud adalah Dalil yang sangat kuat berasal dari Nabi SAW. Tidak ada AAl-
Qur’an, dan hanya ada hadits ahad. Al Dalalah, dalil katanya, memberikan kemungkinan arti
ganda (bukan arti khusus). Tentu saja ketika mempelajari dalil, kita perlu mengetahui apa itu
ushul fiqh. Ushul fiqih menurut istilah syari'at adalah ilmu, peraturan-peraturan dan
pembahasan pembahasan yang mana dengan kesalahan-kesalahan yang ada sampai batas
hukum-hukum syar'i amaliah (yang bersangkut denataragan amal yang) menyampaikan orang
untuk mengatasi hukum-hukum syari'at amaliah yang menunjukkannya secara terperinci.

Tujuan dari Ushul Fiqh adalah untuk mengamalkan hukum dan melakukan survei untuk
mengelaborasi rinciannya sampai dengan Hukum Syariah yang ditunjukkannya. Sehingga dalam
pembahasan itu qawa'id dan umat memahami nash-nash syar'i. Ilmu ushul fiqh baru lahir pada
abad kedua Hijriah. Pada abad pertama, orang belum membutuhkannya. Nabi memberikan Fatwa,
dan hukumannya adalah dalam wahyu yang diterimanya dari Allah, yaitu Al-Qur'an dan Ashna
berikutnya dan Ijtihadnya sendiri.

Jadi, pada saat itu, para rasul tidak membutuhkan Ushul, dan tidak membutuhkan hukum
dan tidak menarik kesimpulan apa pun. Pendamping mengeluarkan fatwa dan hukuman melalui
teks-teks yang dipelajari dalam bahasa Arab tanpa tata bahasa. Jadi mereka mengerti Nash Nash.
Ilmu ushul fiqh baru lahir pada abad kedua Hijriah. Pada abad pertama, orang belum
membutuhkannya. Nabi memberikan Fatwa, dan hukumannya adalah dalam wahyu yang
diterimanya dari Allah, yaitu Al-Qur'an dan Ashna berikutnya dan Ijtihadnya sendiri.

Jadi rasul tidak membutuhkan nasihat apa pun pada saat itu Tidak ada hukum yang
diperlukan dan tidak ada kesimpulan yang dicapai. Pendamping itu memberlakukan fatwa dan
hukuman pada Nashnash dan mempelajarinya dalam bahasa Arab tanpa tata bahasa. Jadi mereka
mengerti Nash Nash itu.

KESIMPULAN

Ilmu fiqih adalah ilmu atau ilmu yang menjelaskan hukum dan aturan Islam berdasarkan
Al-Qur'an dan hadits. Usul Fiqh adalah suatu hipotesis atau metode untuk menyampaikan ilmu
fiqh kepada dunia. Oleh karena itu, kedua hal ini saling berkaitan. Dalam pemahaman ini, ada
beberapa objek dari kedua penelitian ini.

Pertama, obyek penelitian yang terkandung dalam ilmu fiqih yaitu hukum – hukum juz'i
dan dalil – dalil tafshily. Kedua, obyek penelitian yang termasuk yakni hukum kulli dan dalil
ijmaly. Ilmu fiqh dan ushul fiqh jelas tujuan dan kelebihannya, karena masing-masing kajian
akademik tersebut memiliki dua tujuan.

Tujuan dari mempelajari kajian ilmu fiqih dan ushul fiqih diantaranya adalah untuk
memberikan tuntunan atau pengetahuan tentang hukum Islam yang berlaku dalam kehidupan
sehari-hari, terlepas dari kenyataan bahwa melalui studi ilmiah ini kehidupan umat Islam disusun
menurut aturan dan pelajaran Allah. menyediakan. SWT.
Daftar Pustaka

Prof. Dr. M. Noor Harisudin, M. Fil, Pengantar Ilmu Fiqh, Surabaya : Pena Salsabila, 2013.

Ade Dedi rohayana, ilmu Ushul fiqih (pekalongan: STAIN Press, 2006) hal.10.

Muhammad Ibnu Sahroji, 2018 : Pengertian dan Cakupan Kajian Ushul Fiqih. Sumber:
https://nu.or.id/syariah/pengertian-dan-cakupan-kajian-ushul-fiqih-Pt6or
Nalang, 2022 : Ruang lingkup fiqih dan ushul fiqih. Sumber : https://makalah-
jadi.blogspot.com/2015/12/ruang-lingkup-fiqih-dan-ushul-fiqih.html
https://www.coursehero.com/file/p11tpfd/lebih-spesifik-dibandingkan-dengan-ilmu-
pengetahuan-Sesungguhnya-fiqh-itu/
https://bandarpublishing.com/merajam-dalil-syariat-syariat-islam-di-aceh/
https://www.alkhoirot.org/2019/04/terjemah-ilmu-ushul-fiqih.html
https://berbagiilmu-nusantara.blogspot.com/2019/05/pengertian-dan-cakupan-kajian-ushul.html
https://webdataskripsidankkndihapus.blogspot.com/2021/09/daftar-makalah-ruang-lingkup-
kajian.html

Anda mungkin juga menyukai