NIM : 1192040086
Kelas : PBI-3B
Ilmu fiqih juga sebagai suatu bidang keilmuan memiliki karakteristik, diantaranya:
Metodologi ilmu fiqh adalah ushul fiqh. Oleh karena itu apabila kita mempelajari fiqh tanpa
ushul fiqh tidak akan tahu bagaimana caranya mengeluarakan hukum dari dalil-dalilnya itu dan
bagaimana mengembalikan hukum fiqh kepada sumber asalnya
Dalam ushul fiqih dibicarakan tentang hukum baik ta’rifnya maupun pembagiannya, yaitu dalam
hukum taklifi, dan ada hukum wad’i. Hukum taklifi pada prinsifnya terdiri dari: Al-Ijabah, Al-
Nadb, Al-Tahriem, Al-Karohah, dan Al-Ibahaah. Sedangkan yang dibicrakan hukum Wad’i terdiri
dari: Asbab,Asy-aat, Al-maani, Syah, Bathal. Azimah dan rukhsah.
Bagaimana hukum itu dikeluarkan dari dalil-dalilnya. Inilah inti dari pembahasan Ushul Fiqih.
Dalam bagian ini dibahas tentang dalil-dalil hukum, seperti hal-hal sekitar al-qur’an,
Assunah, Ijma, Qiyas, Istihsan, Al-maslahah al-Mursalah, Al-Urf, Al-Istishhab, Syara umat
sebelum kita, Madzhab Shohabi, Saddu Al-dzarri’ah dan lain sebagainya yang berkaitang dengan
dalil-dalil syara
• Pembahasan disekitar Hakim, yaitu pembahasan yang menjelaskan bahwa Allah SWT. Yang
menetapkan hukum. Hukum Allah Swt. Ini disampaikan melalui Rasulallah saw.
• Pembahasan tentang Mahkum fih, yaitu pembahsan sekitar perbuatan mukallaf yang diberi
hukum (perbuatan hukum). Diantaranya dibicarakan tentang syarat syah taklif, seperti taklif itu
harus diketahui oleh mukallaf, harus mungkin dilaksanakan dan taklif tersebut harus dating dari
yang mempunyai kewenangan mentaklif .
• Pembahasan tentang mahkum ‘alaih, yaitu orang mukallaf yang dibebani hukum.Singkatnya
pembahasan tentang subyek hukum
Periode ini dimulai pada pertengahan abad ke-4 sampai pertengahan abad ke 7, yang
dimaksud tahrir takhrij dan tarjih dalam madzhab ilmu fiqih yaitu Periode yang ditandai
dengan melemahnya semangat ijtihad dikalangan ulama fiqh. Namun meskipun demikian,
dimasa ini juga banyak bermunculan kitab-kitab Fiqih sebagai dampak dari usaha para
Ulama untuk mengomentari, memperjelas dan mengulas pendapat para Imam mereka.
5. Ruang Lingkup dalam Ilmu Fiqih
1. Ibadah
Ibadah ( )عبادةsecara etimologi diambil dari kata ‘ abada, ya’budu, ‘abdan, fahuwa ‘aabidun.
berarti merendahkan diri serta tunduk. Di dalam syara’,
Adapun definisi ibadah dalam bahasa Arab berarti kehinaan atau ketundukan.
Dalam Terminologi syariat,ibadah diartikan sebagai sesuatu yang di perintahkan Allah sebagai
syariat, bukan karena adanya keberlangsungan tradisi sebelumnya, juga bukan karena tuntutan
logika atau akal manusia.
Macam macam Ibadah Secara garis besar, ibadah dibagi menjadi 2 yakni : ibadah khassah
(khusus) atau mahdah dab ibadah `ammah (umum) atau gairu mahdah.
a. Ibadah mahdah adalah ibadah yang khusus berbentuk praktik atau pebuatan yang
menghubungkan antara hamba dan Allah melalui cara yang telah ditentukan dan diatur atau
dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Oleh karena itu, pelaksanaan dan bentuk ibadah ini sangat ketat, yaitu harus sesuai dengan
contoh dari Rasulullah seperti, shalat, zakat, puasa, dan haji.
b. Adapun ibadah gairu mahdah adalah ibadah umum berbentuk hubungan sesama manusia dan
manusia dengan alam yang memiliki nilai ibadah. Ibadah ini tidak ditentukan cara dan syarat
secara detail, diserahkan kepada manusia sendiri. Islam hanya memberi perintah atau anjuran,
dan prisnip-prinsip umum saja. Misalnya : menyantuni fakir-miskin, mencari nafkah,
bertetangga, bernegara, tolong-menolong, dan lain-lain.
Ibadah dari segi pelaksanaannya dapat dibagi dalam tiga bentuk, yakni sebagai berikut:
a. Ibadah jasmaniah rohaniah, yaitu perpaduan ibadah antara jasmani dan rohani misalnya
shalat dan puasa.
b. Ibadah Rohaniah dan maliah, yaitu perpaduan ibadah rohaniah dan harta seperti zakat.
c. Ibadah Jasmani, Rohaniah, dan Maliah yakni ibadah yang menyatukan ketiganya contohnya
seperti ibadah Haji.
2. Muamalah
> Arti luas : aturan-aturan (hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya
dengan urusan duniawi dalam pergaulan sosial
>>Arti Sempit: aturan-aturan Allah yang wajib ditaati yang mengatur hubungan manusia
dalam kaitannya dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta benda
Pembagian Muamalah
1. Muamalah Madiyah : muamalah yang mengkaji obyeknya ; benda yang halal, haram dan
syubhat untuk diperjualbelikan, benda-benda yang memadaratkan dan benda yang
mendatangkan kemaslahatan bagi manusia serta segi-segi yang lainnya
2. Muamalah adabiyah : muamalah yang mengkaji subyeknya; ditinjau dari segi tukar menukar
benda yang bersumber dari panca indra manusia yang unsur penegaknya adalah hak-hak dan
kewajiban-kewajiban misalnya keridhaan kedua belah pihak, ijab qabul, dusta, menipu dll
3. Munakahat
Munakahat berarti pernikahan atau perkawinan. Dalam istilah syari’at nikah berarti
melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laik-laki
dan seorang perempuan serta menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya
dengan dasar sukarela dan persetujuan bersama demi terwujudnya keluarga yang
bahagia yang diridhai oleh Allah swt.
4. AL-Jinayah
Al-Jinayah, dari kata jana yajni, artinya mengambil buah dari pohonnya, kemudian
berubah menjadi perilaku kejahatan, kejahatan, perbuatan kriminal, sehingga al-jinayah
diartikan sebagai semua perbuatan yang dilarang yang mengakibatkan
kemudharatan/kerusakan pada jiwa dsb.
Sumber referensi :
http://repository.uinsu.ac.id/4435/1/FULL%20TEXT.pdf
http://sc.syekhnurjati.ac.id/esscamp/files_dosen/modul/Pertemuan_10BA.0080834.pdf
https://enamardianingsih.wordpress.com/2013/11/09/sejarah-perkembangan-fiqih-makalah-fase-fase-
perkembangan-fiqih/
https://ejournal.insuriponorogo.ac.id/index.php/almanhaj/article/download/170/148
http://pai.ftk.uin-alauddin.ac.id/artikel/detail_artikel/226
https://ishbahfaqih.wordpress.com/2014/07/01/sejarah-perkembangan-fiqh/
https://umma.id/post/ilmu-fiqih-bukan-ilmu-sembarang-254659?lang=id
https://www.muisumut.com/blog/2019/10/01/agama-itu-ialah-muamalah-fikih-muamalah-bag-1/