Anda di halaman 1dari 6

Pengertian Ilmu Fikih Dan Objek kajianya

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ilmu Fikih
Dosen Pengampu:
Dr.Moh.Lutfi Nurcahyono,S.H.I,M.H.I

Disusun Oleh:
Isfiyanti Maulida (221102020016)
Mohammad Ilham (221102020015)
Ahmad Zulfan Arifin (221102020031)
Fakultas Syariah
Progam Studi Hukum Ekonomi Syariah
Universitas Islam Negeri K.H Ahmad Siddiq Jember
2022-2023
A. ILMU FIQH
1.Pengertian Ilmu Fikih
Secara bahasa,fikih berasal dari kata fuqqoha yufaqqihu fuqhan yang berarti
pemahaman,paham secara mutlak,atau memahami agama islam secara utuh dan menyeluruh.Jika
diartikan secara sederhana fikih dapat dikatakan dengan ketentuan-ketentuan yang mengatur
hubungan manusia dengan Allah,manusia dengan manusia,dan manusia dengan alam.Dengan
demikian fikih berarti pengetahuan,pemahaman,dan kecakapan tentang suatu ilmu agama islam
karena kemuliaanya.
Berdasarkan pengertian diatas bahwa istilah fikih dapat diartikan dengan memahami dan
mengetahui wahyu baik al-qur’an ataupun hadits dengan menggunakan penalaran akal dan metode
tertentu,sehingga di ketahui bahwa ketentuan hukum dari mukallaf dengan sumber-sumber hukum
yang terperinci sesuai dengan pemahaman mereka.Mestinya sangat mungkin terjadi perbedaan
pendapat para ulama.Perbedaan para ulama dipengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain,kemamapuan bahasa,pengetahuan atau disiplin ilmu yang dimiliki,situasi dan kondisi serta
pemahaman secara menyeluruh terhadap hadits-hadits ahkam (hadits nabi Muhammad Saw.)
Menurut Abu zahrah dalam kitab ushul fikih,fikih adalah mengetahui hukum-hukum syara’
yang bersifat ‘amali atau praktis yang dikaji melalui dalil-dalil yang terperinci.Adapun para ulama
fikih mendefinisikan fikih sebagai sekumpulan hukum praktis yang sifatnya akan diamalkan yang
disyariatkan dalam islam.Dalam definisi yang lain,fikih juga disebut sebagai kumpulan hukum-
hukum syari’at yang berkaitan dengan perbuatan mukallaf.
Menurut al-syatibi fikih adalah pemahaman tentang syari’ah dan aturan-aturan terperinci
yang sangat diperlukan.sedangkan menurut jasser audah,fikih merupakan koleksi besar para ulama
yang diturunkan Allah Swt.dan berbagai madzhab pemikiran untuk penerapan syari’ah dalam
kehidupan nyata.
Secara istilah,fikih memiliki beberapa pengertian.diantaranya yang pertama adalah al-
ilmu,yang memiliki dua pengertian yaitu al-ilmu dalam arti pengetahuan yang mencapai tingkat
keyakinan dan al-ilmu dalam arti pengetahuan yang hanya sampai pada tingkat dugaan.Dalam
pengertian diatas,al-ilmu yang di maksud lebih dimaknai dengan arti yang kedua ,yaitu
pengetahuan yang hanya pada tingkat dugaan atau asumsi.Karena mayoritas ketentuan fikih
bersifat asumtif karena di gali dari dalil-dalil yang bersifat dlanniyat (dugaan).
Kedua,al-ahkam adalah jamak dari kata al-hukm yang memiliki arti putusan.al-ahkam
berarti ketentuan-ketentuan syariah yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang berasal dari
Allah Swt.Seperti wajib,sunnah,makruh,mubah dan haram.
Ketiga,as-syar;iyyah merupakan hukum-hukum yang bererti bersifat syar’i.Karena
itu,pengetahuan tentang hukum-hukum yang bersifat aqli tidak disebut fikih.Demikian juga
dengan pengetahuan tentang hukum-hukum yang bersifat indrawi tidak juga disebut sebagai
fikih.Demikian juga dengan hukum-hukum yang dibuat oleh sebuah pemerintah dan hukum adat
yang disepakati di suatu daerah juga tidak termasuk fikih.
Keempat,al-amaliyyah artinya bersifat praktis.Hukum-hukum yang tidak bersifat
amaliyyah misalnya seperti hukum-hukum i’tiqadiyah contohnya pengetahuan bahwa Allah
Swt.itu esa.Demikian juga,dengan hukum-hukum yang bersifat qalbiyyah khuluqiyah seperti
ikhlas,riya’,dan lainya tidak pula termasuk hukum fikih.
Kelima,al-muktasab berarti bahwa fikih itu di gali dengan usaha yang sungguh-
sungguh.Dengan demikian,hukum fikih syar’i amali yang tidak digali dengan usaha yang sungguh-
sungguh,dalam definisi diatas tidak termasuk fikih.
Terakhir,al-adillah at-thafshiliyyah berarti dalil-dalil yang terperinci.Dalil-dalil yang
ijmaly atau bersifat global tidak termasuk fikih,melainkan masuk dalam ranah ushul fikih.Dalil
ijmali misalnya mujmal,muqayyad,ijma’,qiyas dan lain sebagainya.
Menurut Wahab khallaf,metode yang digunakan dalam fikih yaitu metode ijtihad.Karena
bisa dipastikan bahwa hampir semua pernyataan fikih adalah produk ijtihad para ulama.Dengan
kata lain,bisa dikatakan bahwa fikih adalah produk ijtihad ulama.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ilmu fikih adalah ilmu
pengetahuan tentang hukum-hukum islam yang berhubungan dengan perbuatan manusia baik
kehidupan pribadi,masyarakat,maupun kehidupan dengan Allah Swt.yang merupakan bagian dari
syariat islam secara luas yang meliputi hukum-hukum yang berkaitan dengan manusia.
Fikih sebagai ilmu,yang merupakan bentuk penafsiran para ulama terhadap garis hukum
yang dipahami dari sumbernya yaitu Al-qur’an dan hadits,ijma’ dan qiyas.Hukum tersebut
merupakan hasil ijtihad para ulama yang telah disusun secara sistematis dalam bentuk buku teks
yang merupakan pengetahuan dari berbagai madzhab.
Dalam fikih sebagai ilmu,para ulama mengkategorikan hukum perbuatan manusia kepada
lima kategori yaitu:
1. Wajib artinya segala sesuatu yang jika dikerjakan mendapat pahala,sedangkan jika
ditinggalkan akan mendapatkan dosa.
2. Sunnah artinya segala sesuatu yang jika dikerjakan mendapat pahala,sedangkan
jika ditiinggalkan tidak mendapat dosa.
3. Mubah artinya suatu perbuatan yang tidak mendatangkan pahala jika dilakukan dan
tidak mendapat dosa jika ditinggalkan.
4. Makruh adalah suatu perbuatan yang jika ditinggalkan mendapat pahala dan tidak
akan mendapat dosa jika melakukanya.
5. Haram adalah suatu perbuatan yang akan diberi pahala jika meninggalkanya dan
mendapat dosa bagi yang melakukanya.
Fikih sebagai ilmu yang digali dari dalil-dalil secara terperinci,dalam membahas setiap
masalah hukum selalu ada unsur-unsur yang diantaranya:
1. Dalil atau ayat dan hadits yang menjadi landasan hukum dari suatu permasalahan
hukum.
2. Sabab atau sebab yaitu sesuatu yang keberadaannya dijadikan sebagai pertanda
keberadaan suatu hukum.
3. Syarat yaitu sesuatu yang tergantung padanya keberadaan hukum syara’ yang
menentukan sah dan tidaknya suatu pekerjaan.
4. Rukun yaitu sesuatu yang harus ada dalam melakukan perbuatan hukum,bila tidak
ada maka perbuatan yang dilakukan menjadi tidak sah.
5. Azima dan rukhsah,azima adalah kewajiban-kewajiban yang harus dilakukan
sedangkan rukhsah adalah keringanan meninggalkan kewajiban karena ada udzur
atau halangan.
6. Sah,batal dan fasad.Sah artinya terlaksananya perbuatan sesuai dengan
aturanya,memenuhu syarat dan rukunya.Batal dan fasad artinya perbuatan yang
dalam pelaksanaanya tidak memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan,atau tidak
memenuhi syarat dan rukunya.
B. OBJEK KAJIAN
Objek kajian ilmu fiqh adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan perbuatan seorang
mualaf, misalnya apa saja ketentuan hukum mualaf dalam muamalah seperti jual beli,
menggadaikan, membunuh, menuduh orang lain berzina, mencuri menghadiahkan dan sebagainya.
Juga termasuk aturan aturan ibadah seperti sholat, puasa, zakat, dan haji bagi yang mampu. Jadi
dalam objek kajian ilmu fiqh itu dibagi menjadi dua bagian yaitu : ibadah dan muamalah yang
bertujuan untuk memberitahu seorang agar dia memahami hukum bila melakukan suatu Tindakan
tersebut.
1). IBADAH : Perbuatan mukalaf yang berhubungan dengan Allah contohnya sholat, puasa, zakat,
haji dan lain sebagainya.
2). MUAMALAH : Perbuatan mukalaf yang berhubungan dengan sesame manusia contohnya jual
beli, sewa menyewa, pegadaian, waqaf dan lain sebagainya.
Objek kajian fiqh tentang muamalah sangatlah luas hal ini karena hubungan manusia
dengan manusia mencakup banyak hal, objek kajian fiqh tidak luput dari berbagai aspek ini. Ilmu
fiqh juga digunakan untuk mengetahui hukum hukum seperti sunnah, haram, dan lain nya.
Hukum juz’I adalah hukum particular yang sudah menunjuk pada objek tertentu. Misalnya
hukum haram tentang meminum khamr, makan daging babi, bangkai dan sebagainya. Lawannya
hukum juz’i adalah hukum kulli, yaitu hukum dalam pengertian masih global dan belum
menunjuk pada objek tertentu. Misalnya tema pembahasan hukum wajib yang dibagi berbagai
macam. Jika hukum juz’i adalah bahasan ilmu fiqh, maka hukum kullitermasuk bahasan
dalam ilmu Ushul Fiqh
dalil-dalil tafshily adalah dalil yang sudah merujuk pada hukum tertentu. Misalnya dalil
wala taqrabuz zina sebagai dalil tafshily hukum keharaman perbuatan yang mendekekati
zina.Dan dalil tafshily ini yang menjadi domain dalam ilmu Fiqh. Jika dalil itu masih
bersifat global, misalnya dalil al-Qur’an dengan bahasan yang beraneka ragam dan belum
merujuk pada hukum tertentu, maka demikian ini menjadi objek kajian ilmu Ushul Fiqh juga.
Seperti yang dikatakan Wahab Khallaf, tujuan dan manfaat mempelajari fiqh adalah
mengetahui hukum-hukum fiqh atau hukum-hukum syar’i atas perbuatan dan perkataan
manusia. Selanjutnya, setelah mengetahui, tujuannya agar hukum fiqh diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Tidak ada artinya ilmu tentang hukum fiqh yang tidak dipraktikkan dalam
kehidupan.
Daftar Pustaka
Harisudin,M. Noor.2013.Pengantar Ilmu Fikih.Surabaya;buku pena salsabila.
Hafsah.2016.Pembelajaran Fiqh.Bandung:Citapustaka Media Perintis.
Hidayatullah.2019.Fiqh.Banjarmasin:Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-
Banjari.

Anda mungkin juga menyukai