Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

NEGARA DAN UNSURNYA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Pendidikan Kewarganegaraan
Dosen pengampu : Dr Abdul Wahab Ahmad, MHI

Oleh:

Ahmad Tamam Syafiqi (221102020027)

Imam Zaid Masykuri (221102020024)

Dewi Marhumah (221102020009)

Diana Syarifah (221102020037)

PROGRAM STUDY HUKUM EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS NEGERI KH ACHMAD SIDDIQ

JEMBER

2023
Kata Pengantar
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada baginda Nabi Muhammad SAW yang telah membimbing kita dari zaman kegelapan menuju
zaman yang terang benderang yakni agama islam.

Kami mengucapkan mohon maaf sebesar-besarnya apabila di dalam karya kami terdapat
kekeliruan dan kesalahan yang membuat pembaca merasa kurang nyaman, karena pada hakikatnya
kami hanyalah manusia yang tidak luput dari kesalahan. Dengan penyusunan makalah ini kami
mendapat banyak pengetahuan khususnya dalam penyusunan makalah yang berjudul “Negara
dan Unsurnya” yang diberikan oleh Bapak Dr. Abdul Wahab Ahmad, MHI. Selaku dosen
pengampu mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan.

Harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat untuk diri sendiri , teman-teman dan para
pembaca, serta kritik dan saran sangat diperlukan akan makalah ini untuk menambah wawasan
serta kualitas tulisan kami menjadi lebih baik dari karya-karya sebelumnya.

Jember,07 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..............................................Error! Bookmark not defined.
BAB I .........................................................................Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ......................................................Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang ............................................Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah .......................................Error! Bookmark not defined.
C. Tujuan Penulisan .........................................Error! Bookmark not defined.
BAB II........................................................................Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN .......................................................Error! Bookmark not defined.
A. Definisi Negara ........................................Error! Bookmark not defined.
B. Unsur-unsur Negara .................................Error! Bookmark not defined.
C. Ciri dan Sifat Negara ...............................Error! Bookmark not defined.
D.

BAB III ......................................................................Error! Bookmark not defined.


PENUTUP .................................................................Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA ...............................................Error! Bookmark not defined.
BAB II

PEMBAHASAN
A.Definisi negara

Definisi negara berisi hakikat dan esensi karakteristik negara yang sesungguhnya. Sekali pun
demikian rumusan defisini itu berada pada alam gagasan manusia, sehingga tidak berbicara Negara
itu sendiri, melainkan gambaran hal-hal yang berkaitan dengan negara. Definisi negara
berkembang dalam pertumbuhan sejarah pemikiran manusia dan umumnya merupakan hasil dari
spekulasi filosofis. Definisi negara yang Universal diterima ketika didasarkan pada penyelidikan
dari berbagai pemikiran yang diambil ciri-ciri karakteristiknya Dari kenyataan yang bersifat umum.
Definisi negara yang paling ideal mempertimbangkan kenyataan manusia sebagai makhluk
politik.1

Jika diperhatikan dari berbagai pendapat para ahli yakni menunjukkan sifat spekulasi filosofis
mengenai kedudukan negara sebagai alat/agency yang memiliki wewenang tertentu dalam
mengendalikan persoalan-persolan suatu wilayah tertentu. Singkatnya, negara merupakan alat
untuk mencapai suatu tujuan yang berupa organisasi yang berwibawa.

B.Unsur-unsur Negara

a.Wilayah

Syarat ini menjadi problematik. Tak ada ketentuan yang pasti berapa luas minimum suatu
wilayah untuk ditetapkan sebagai salah satu unsur yang memformasi negara.

b. Penduduk

Unsur ini dalam sejumlah kasus tidak dianggap sebagai suatu masalah. Kenyataannya, definisi
unsur ini diperluas sedemikian rupa untuk dapat mencakup seluruh bagian dari tuntutan.

Syarat “tetap” dalam unsur ini dapat diartikan dalam 2 hal. Pertama, penduduk menjadikan wilayah
yang ada sebagai dasar untuk menentukan tempat tinggalnya. Kedua, wilayah Itu sebagai tempat
tinggal dapat diajukan tuntutan sebagai lingkungan tertentu. Pada asasnya tak ada ketetapan yang
pasti jumlah penduduk minimum untuk memformasi negara. Penentu status penduduk adalah
ikatan hukum dalam satu Kebangsaan.2

c. Pemerintah yang efektif

Menurut Crawford, Makna pemerintahan sendiri dapat dikaitkan dalam hubungan kepada 2 hal.
Pertama, meliputi Lembaga-lembaga politik, administratif, dan eksekutif, yang bertujuan untuk
melakukan pengaturan dalam komunitas yang bersangkutan dan melaksanakan tugas-tugas yang
ditetapkan dalam aturan hukum. Kedua, dengan menggunakan prinsip efektivitas, kriteria
government menunjuk kepada makna “pemerintahan yang efektif” yang berarti lembaga politik,
Administratif, dan eksekutif sungguh-sungguh melaksanakan Tugasnya dalam wilayah yang
bersangkutan dan diakui oleh penduduk setempat. Supaya efektif, maka pemformasian Lembaga-

1
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 31.
2
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 37
lembaga itu didirikan dan diatur oleh hukum yang ditetapkan setelah pemformasian negara yang
bersangkutan.3

d. hubungan dengan negara lain

Sebagian ahli menyebutkan syarat ini merupakan unsur deklaratif, dan bukan unsur konstitutif
berdirinya suatu negara. Hal ini karena kemampuan menjalin hubungan dengan negara lain lebih
merupakan konsekuensi lahirnya suatu negara dibandingkan dari syarat pendiriannya. Bahkan,
syarat ini tidak hanya untuk negara, akan tetapi juga untuk Organisasi internasional, termasuk
bagian dari pengaturan Konstitusional seperti halnya dalam sistem federasi.4

e. Kriteria modern

Konsep afektivitas adalah peran utama dalam syarat berdirinya negara. Afektivitas bertujuan untuk
memberi kepastian hukum dalam situasi nyata. Alasan penggunaan Prinsip ini adalah karena tidak
adanya lembaga terpusat yang mampu memaksakan hak dan kewajiban di tingkat Internasional.
Oleh sebab itu, prinsip efektivitas merupakan syarat pengakuan status hukum.

1. Ciri negara Hukum.

Konsep negara hukum material yang dikembangkan di abad ini sedikitnya memiliki sejumlah ciri
yang melekat pada negara hukum atau Rechtsstaat, yaitu sebagai berikut.

a. HAM terjamin oleh undang-undang

b. Supremasi hukum

c. Pembagian kekuasaan (Trias Politika) demi kepastian hukum


d. Kesamaan kedudukan di depan hukum
e. Peradilan administrasi dalam perselisihan
f. Kebebasan menyatakan pendapat, bersikap dan berorganisasi
g. Pemilihan umum yang bebas
h. Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak.5

2. Sifat negara

negara mempunyai sifat-sifat khusus yang hanya dimiliki oleh negara yaitu :
1. Sifat memaksa, yaitu agar peraturan perundang-undangan ditaati dan dengan demikian
penertiban dalam masyarakat tercapai serta timbulnya anarki dicegah, maka negara memiliki sifat
memaksa, dalam arti mempunyai kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal;

2. Sifat monopoli, yaitu negara mempunyai monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari
masyarakat. Dalam rangka ini negara dapat menyatakan bahwa suatu aliran kepercayaan atau aliran
politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh karena dianggap bertentangan dengan
tujuan masyarakat;
3. Sifat mencakup semua, yaitu semua peraturan perundangundangan (misalnya keharusan
membayar pajak) berlaku untuk semua orang tanpa kecuali. Keadaan demikian memang perlu,

3
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 38
4
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 39.
5
Wilius Kogoya. “Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraann Bagi Mahasiswa (suatu komplikasi)”, Bandung: CV.
Widina Media Utama, 2013, hlm. 60.
sebab kalau seseorang dibiarkan berada di luar ruang-lingkup aktivitas negara, maka usaha negara
ke arah tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal.6

3. Bentuk negara

Kajian mengenai bentuk negara yang lazim dikenal dalam literatur ada 2 yaitu negara kesatuan
(unitary state) dan negara serikat (federal state).

a. Negara kesatuan, Para ahli umumnya membagi negara kesatuan ke dalam 4 macam model.

-Pertama, vertical management model. Dalam hal ini, pemerintah pusat mendirikan badan-badan
pemerintahan untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan di tingkat lokal. Model ini dianut di
Inggris dan Jepang.

-Kedua, central representative model. Pada model ini dicirikan adanya dua badan pemerintahan
yaitu badan/organ yang didirikan oleh pemerintah lokal untuk melayani kepentingannya dan
badan/organ yang didirikan oleh pemerintah pusat di tingkat lokal. Model ini dijalankan dinegara
Swedia, Spanyol, dan Denmark.

-Ketiga, unification model. Pemerintah pusat menempatkan pejabat pilihannya guna menduduki
badan administratif yang didirikan oleh pemerintah lokal.Model ini dianut di Prancis.

Ciri negara kesatuan ada lima yaitu:

1. hanya ada satu konstitusi yang berlaku di seluruh negara yang bersangkutan.

2. ada satu pemerintahan di tingkat pusat yang berdaulat.

3. seluruh penduduk hanya mempunyai satu kewarganegaraan.

4. terdapat satuan pemerintahan lokal yang merupakan subdivisi pemerintah pusat, dengan
wewenang kepala daerah yang bersifat absolut.

5. hanya pemerintah pusat yang berwenang menjalankan hubungan luar negeri.7

b. Negara federal

Menurut William Riker, ikatan federasi pada mulanya digunakan untuk mencapai tujuan militer,
yang kemudian berkembang menjadi kebutuhan untuk mencukupi logistik, seperti pasar bebas dan
penggunaan mata uang tunggal. Perjanjian itu yang kemudian dikenal sebagai konstitusi federal.
Menurut Miriam Budiardjo, untuk membentuk negara federal, harus dipenuhi dua syarat. Pertama,
adanya perasaan sebangsa di antara kesatuan- kesatuan politik yang hendak membentuk federasi
dan, kedua, adanya keinginan untuk membentuk ikatan yang terbatas. Jika ikatan itu dilakukan
secara penuh, maka bukan negara federal, tetapi negara kesatuan

Ciri negara federal

1. Satu wilayah negara terbagi atas negara-negara bagian.

2. ada kedaulatan ganda, di mana masing- masing antara pemerintahan federal dan pemerintahan
negara bagian mempunyai otonomi untuk melaksanakan urusan pemerintahan.

6
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 34.
7
Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 74.
3. hubungan antara pemerintah federal dengan pemerintahan daerah bersifat koordinatif atau
kooperatif.

1. Asal Mula Negara

Kajian tentang asal mula terbentuknya negara dapat didekati dengan dua cara: 1) secara
faktual yakni didasarkan pada kenyataan yang pernah benar-benar terjadi, yang dapat ditelusuri
dari pengelaman dan sejarah, 2) pendekatan teoritis, pendekatan ini didasarkan pada
penggunaan metode falsafah, yaitu membuat dugaan-dugaan berdasarkan kerangka pemikiran
yang logis.8

1) Pendekatan Faktual
Pendekatan faktual sangat menekankan pada kemyataan sejarah, yaitu bahwa kenyataan
sejarah negara dapat dibentuk antara lain:1191.

A. Pendudukan, suatu wilayah atau daerah yang belum ada yang menguasai, kemudian
didukuki oleh suatu bangsa, maka daerah itu berubah menjadi negara. Misalnya wilayah
Liberia diduduki oleh budak-budak Negro yang dimerdekakan pada tahun 1847.
B. Melepaskan diri dengan dari negara itu dan menyatakan kemerdekaannya.Misalnya Timor
Leste tahun 1999 melepaskan diri dari Indonesia dan mendirikan negara sendiri.
C. Peleburan (fusi) beberapa negara mengadakan peleburan dan menjadi negara baru.
D. Pemecahan, suatu negara pecah menjadi beberapa negara yang mereka. Contoh Uni
Soviet tahun 1992, pecah menjadi 15 negara. Yugoslavia pecah menjadi Bosnia, Serbia,
dan Kroasia.

2) Pendekatan Teoritis
Ada beberapa teori mengenai terjadinya atau asal mula terjadinya Negara baik menurut
pemikir barat maupun dalam pandangan pemikir Islam, teori dalam pandangan pemikir barat.

1. Teori Terbentuknya Negara Berdasarkan Pemikir Barat, antara lain:

A. Teori Ketuhanan (teori teokrasi)


Teori ini dimulai sejak abad permulaan abad pertengahan, pandangan hidup sangat
dipengaruhi oleh pandangan agama, apalagi setelah agama Kristen menjadai agama resmi
negara. Menurut pandangan teokrasi segala sesuatu yang ada di dunia ini adanya atas kehendak
Tuhan, juga negara itu pada hakekatnya adalah atas kehendak Tuhan.120 Pemikir teori teokrasi
ini salah satunya:

Agustinus

Beliau yang hidup tahun 354-430 dalam bukunya De Civita te Dei, tentang Negara Tuhan,121
bahwa terciptanya suatu negara seperti yang dicitacitakan oleh agama yaitu kerajaan Tuhan,
maka negara hanyalah suatu organisasi yang mempunyai tugas memusnahkan perintang agama
dan musuh-musuh geraja. Negara sifatnya sebagai alat gereja untuk membasmi musuh-musuh

8
Elidar Sari, S.H., M.H.ILMU NEGARA.(Medan.Biena Edukasi.2015) hal 51-53
gereja. Ada dua bentuk negara yakni 1) Civitas Dei/ Negara Tuhan, negara yang dicita-citakan oleh
agama, 2) Civitas Terrena/ Negara Iblis, negara duniawi .

B. Teori Perjanjian
Dasar pemikiran teori ini bahwa manusia dalam keadaan alamiah (civitas naturalis), yakni
sebelum terjadinya negara, manusia mengadakan perjanjian untuk mendirikan negara (civitas
Civilis). Pemikir dalam teori perjanjian salah satunya yaitu :

Menurut Grotius

bahwa semua penganut aliran hukum alam mengatakan bahwa terjadinya negara karena
diselenggarakannya perjanjian. Hal ini disebabkan karena orang itu adalah makhluk sosial, karena
itu selalu ada hasrat untuk hidup bermasyarakat, dan yang penting adalah karena manusia
memiliki rasio, jadi bukan adanya dorongan dari Tuhan seperti pendapat Marsilius. Karena itu
Grotius telah memutuskan hubungan antara pemikiran tentang negara dan hukum dengan
pandangan teologis

B. Teori kekuatan/ Golongan


Dasar pemikiran terori ini adalah golongan yang kuat akan menindas golongan yang lemah.
Karl Marx130 mengajarkan bahwa negara adalah hasil pertarungan antara kekuatan-kekuatan
ekonomis, dan negara adalah alat pemeras bagi mereka yang lebih kuat terhadap yang lemah

C. Teori Garis Keturunan


Teori ini menerangkan bahwa negara dapat terbentuk dari perkembangan suatu keuarga yang
menjadi besar kemudian bersatu membentuk negara. Adakalanya garis keturunan berdasarkan
ayah/ patriarkhal, dan ada kalanya berdasarkan garis ibu/matriarkhal. Teori ini juga disebut teori
perkembangan suku, orang-orang yang mempunyai hubungan darah berkembang menjadi suatu
suku/ tribe.133

D. Teori Organis
Negara disamakan dengan mahluk hidup . Nicholas da cusa (1401-1464) mengatakan
kehidupan korporal dari negara dapat disamakan dengan anatomimahluk hidup. Fisiologi negara
sama dengan fisiologi mahluk hidup, dengan kelahirannya, pertumbuhan, perkembangan dan
kematiannya134.

E. Teori historis atau evolusi.


Intisari teori historis atau teori evolotionistis atau gradualistic theory135 ialah bahwa
lembaga-lembaga sosial tidak dibuat, tapi tumbuh secara evolusioner sesuai dengan kebutuhan-
kebutuhan manusia. Sebagai lembaga sosial diperuntukan guna memenuhi kebutuhan-
kebutuhan manusia, maka lembaga lembaga itu tidak luput dari pengaruh tempat, waktu dan
tuntutan-tuntutan zaman.9

9
Elidar Sari, S.H., M.H.ILMU NEGARA.(Medan.Biena Edukasi.2015) hal 53-55
F. Teori Alamiah
Teori ini dikemukakan oleh Aristolteles136 bahwa negara adalah ciptaan alam. Kodrat
manusia membenarkan adanya negara, karena manusia pertamatama adalah mahluk politik dan
baru kemudian mahluk sosial, karena kodrat itu manusia ditakdirkan untuk hidup bernegara.
Negara adalah organisasi yang rasional dan etis yang memungkinkan manusia mencapai
tujuannya dalam hidupnya untuk mencapai yang bahagia dan adil.

1. Tujuan Negara
Semua negara terbentuk mempunyai tujuan-tujuan negara tertentu, tidak terkecuali
Indonesia. Tapi tujuan negara yang ingin kita bahas dalam ilmu negara adalah secara umum dan
universal, tanpa melihat negara mana. Yang pasti semua negara ada tujuan dan fungsi negaranya.
Tujuan negara bisa kita samakan dengan visi negara, negara sebagai organisasi terbesar pasti
mempunyai visi yang besar juga dalam pembentukannya.Tujuan utama sautu negara adalah
untuk menciptakan kesejahteraan, kemakmuran dan kebahagiaan bagi warga negaranya.
Sebagaimana pendapat dari Aristoteles yang mengatakan bahwa negara itu dimaksudkan untuk
kepentingan warga negaranya, supaya mereka itu dapat hidup baik dan bahagia. Negara itu
merupakan satu kesatuan yang tujuannya untuk mencapai kebaikan yang tertinggi, yaitu
kesempurnaan diri manusia sebagai anggota negara.69Mengutip pendapat Aristoteles di
atas,maka jelas bahwa setiap negara mempunyai tujuan tertentu dan mempunyai tujuan masing-
masing dari tiap negara yang ada. Dente Alighieri berpendapat bahwa, tujuan negara adalah
untuk menyelenggarakan perdamaian dunia dengan jalan mengadakan Undang-undang yang
sama bagi semua umat. Epicurus memandang, tujuan negara adalah menyelenggarakan
ketertiban dan keamanan, dan untuk terselenggaranya ketertiban dan keamanan, maka setiap
orang harus menundukkan diri terhadap pemerintah

2. Fungsi Negara
Ada beberapa teori dan pendapat tentang fungsi negara. Fungsi negara diartikan sebagai
tugas daripada organisasi negara yang berhubungan dnagan tujuan negara. Mengenai teori
fungsi negara Jacobsen dan Lipman dalam bukunya Political Science terdapat tidak kurang
delapan teori tentang fungsi negara, yaitu:

1. Anarchism (anarkisme);
2. Individualism (individualisme);
3. Socialism (sosialisme);
4. Communism (Komunisme);
5. Syndicalism (sindikalisme);
6. Guild socialism (sosialisme serikat buruh);
7. Fascism (fasisme); dan
8. Empirical colectivism (kolektivisme empiris)
Fungsi-fungsi negara tersebut diadakan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan
pemerintah yang waktu itu masih bersifat diktator, jadi belum mempunyai arti seperti
sekarang ini10

10
Dr.Sri Kusvirah,S.H.,M.HUM.ILMU NEGARA.(Semarang.UNISSULA Press.2017) hal 45-46
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Negara adalah suatu wilayah yang memiliki suatu sistem atau aturan yang berlaku bagi
semua individu di wilayah tersebut negara juga merupakan suatu organisasi beberapa kelompok
yang mendiami suatu wilayah (territorial) tertentu dengan mengakui adanya suatu pemerintahan
yang mengurus tata tertib dan keselamatan semua masyarakat yang ada di wilayah tersebut.

SARAN
Kepada para pembaca kami menyarankan agar lebih banyak membaca buku tentang yang
berkaitan dengan Negara agar lebih memahami dan lebih mendalami hal hal di atas

DAFTAR PUSTAKA

1. Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 31.
2. Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 37
3. Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 38
4. Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 39.
5. Wilius Kogoya. “Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraann Bagi Mahasiswa (suatu komplikasi)”, Bandung: CV.
Widina Media Utama, 2013, hlm. 60.
6. Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 34.
7. Dr. Isharyanto, S.H., M.Hum. “Ilmu Negara”, Karanganyar: Oase Pustaka, 2016, hlm. 74.
8. Elidar Sari, S.H., M.H.ILMU NEGARA.(Medan.Biena Edukasi.2015) hal 51-53
9. Elidar Sari, S.H., M.H.ILMU NEGARA.(Medan.Biena Edukasi.2015) hal 53-55
10. Dr.Sri Kusvirah,S.H.,M.HUM.ILMU NEGARA.(Semarang.UNISSULA Press.2017) hal 45-46

Anda mungkin juga menyukai