Disusun oleh:
KELOMPOK 3
Khairun Nisa 210101040321
Putri Lestari 210101040280
Rizqiqa Riska Maharani 210101040280
Akhir kata semoga bisa bermanfaat bagi para mahasiswa, umum, khususnya
pada kelompok kami dan semua yang membaca makalah ini.Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan makalah ini.
Wassalamualaikum. Wr. WB
pemateri
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH .................................................................................... 1
C. TUJUAN ............................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian, Konsep dan Ciri Negara Hukum ................................................. 3
B. Pengertian konstitusi ......................................................................................... 5
C. Sejarah perkembangan komstitusi di Indonesia .............................................. 6
D. Fungsi dan tujuan konstitusi ........................................................................... 11
BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN ................................................................................................... iv
B. SARAN ............................................................................................................... iv
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... v
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum Negara dan konstitusi merupakan dua lembaga yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Bahkan setelah abad pertengahan yang ditandai dengan ide
demokrasi dapat dikatakan tampa konstitusi Negara tidak mungkin terbentuk
Konstitusi merupakan hukum dasarnya suatu Negara Dasar-dasar penyelenggaraaan
bernegara didasarkan pada konstitusi sebagai hokum dasar Negara yang berlandaskan
kepada suatu konstitusi dinamakan Negara konstitusional. Akan tetapi, untuk dapat
dikatakan secara ideal sebagai Negara konstitusional maka konstitusi Negara tersebut
harus memenuhi sifat-sifat dan cirri-ciri dari konstitusionalisme. Jadi Negara tersebut
harus menganut gagasan tentang konstitusionalisme. Konstitusionalisme sendiri
merupakan suatu ide gagasan, atau paham. Oleh sebab itu, bahasan tentang negara dan
konstitusi pada bab ini terdiri atas konstitusionalisme, konstitusi Negara, UUD 1945
sebagai Konstitusi Negara Republik Indonesia, dan Sistem ketatanegaraan Indonesia.
Manusia hidup bersama dalam berbagai kelompok yang beragam latar belakangnya.
Mula-mula manusia hidup dalam sebuah keluarga. Lalu berdasarkan kepentingan dan
wilayah tempat tinggalnya, ia hidup dalam kestuan sosial yang disebut masyarakat dan
pada akhirnya menjadi bangsa. Bangsa adalah kumpulan masyarakat yang membentuk
suatu negara. Berkaitan dengan tumbuh kembangnya bangsa, terdapat berbagai teori
besar dari para ahli untuk mewujudkan suatu bangsa yang memiliki sifat dan karakter
sendiri. Istilah bangsa memiliki berbagai makna dan pengertian nya yang berbeda-
beda. Bangsa merupakan terjemahan dari kata "nation" (dalam bahasa inggris) Kata
nation bermakna keturunan atau bangsa.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan
1
3. Menjelaskan tentang Sejarah Perkembangan Konstitusi di Indonesia
4. Menjelaskan Fungsi dan Tujuan Konstitusi.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Istilah Negara Hukum baru dikenal pada abad ke-19, tetapi konsep Negara Hukum
telah lama ada dan berkembang sesuai dengan tuntutan keadaan, sejak zaman plato
hingga kini, konsep negara hukum telah banyak mengalami perubahan yang
mengilhami para filsuf dan para pakar hukum untuk merumuskan Negara Hukum
dalam hal-hal yang harus ada dalam konsep Negara Hukum. Plato dan Aristoteles
mengintrodusir negara berdasarkan hukum sebagai negara yang diperintah oleh negara
yang adil. Menurut Plato yang dilanjutkan oleh Aristoteles, hukum yang diharapkan
adalah hukum yang adil dan dapat memberikan kesejahteraan bagi masyarakat, hukum
yang bukan merupakan paksaan dari penguasa, melainkan sesuai dengan kehendak
warga negara. mengatur Untuk hukum itu, dibutuhkan konstitusi yang memuat aturan-
aturan dalam hidup bernegara.1
Negara hukum sering disebut juga dengan konsep Rechtsstaat yang menyatakan
adanya pengakuan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia yang bertumpu pada
prinsip kebebasan dan persamaan.Secara teoritik pengakuan dan perlindungan terhadap
hak asasi manusia dalam konsep negara hukum dapat dilihat dari kriteria:
1
Abdul Hamid,Teori Negara Hukum Modern, Pustaka Setia, Bandung,2016,hal.303-
304
3
mengarah pada penyalahgunaan kekuasaan yang berarti pemerkosaan terhadap
kebebasan dan persamaan.
b. Pelanggaran atas hak-hak individu hanya boleh atas dasar aturan hukum (asas
legalitas)
2
Ekatjahjana, Widodo,Negara Hukum, Konstitusi, Dan Demokrasi:Dinamika Dalam
Penyelenggaraan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia,Jember: University
Press,Jember,2015,hal.5
4
B. Pengertian Konstitusi
3
Ekatjahjana, Widodo,Negara Hukum, Konstitusi, Dan Demokrasi:Dinamika Dalam
Penyelenggaraan Sistem Ketatanegaraan Republik Indonesia,Jember: University
Press,Jember,2015,hal.5
5
secara mengikat cara suatu pemerintahan diselenggarakan dalam suatu masyarakat
negara.4
4
Fajar, I. (2021).Fungsi, Maksud, Dan Nilai-Nilai Konstitusi.
6
Indonesia Pusat (KNIP) sebelum terbentuknya MPR dan DPR diserahi tugas legislatif
dan menetapkan GBHN bersama Presiden,KNIP bersama Presiden menetapkan
Undang-Undang, dan dalam menjalankan tugas sehari-hari dibentuklah badan pekerja
yang bertanggung jawab kepada Komite Nasional Pusat.
Pada tahun 1949 berubahlah konstitusi Indonesia yaitu dari UUD 1945 Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (UUD RIS), maka berubah pula bentuk
Negara Kesatuan menjadi negara Serikat (federal), yaitu negara yang tersusun dari
beberapa negara yang semula berdiri sendirisendiri kemudian mengadakan ikatan kerja
sama secara efektif, atau dengan kata lain negara serikat adalah negara yang tersusun
jamak terdiri dari negaranegara bagian.Kekuasaan kedaulatan Republik Indonesia
Serikat dilakukan oleh pemerintah bersama-sama dengan DPR dan Senat.Sistem
pemerintahan presidensial berubah menjadi parlementer,yang bertanggung jawab
kebijaksanaan pemerintah berada ditangan Menteri-Menteri baik secara bersama-sama
maupun sendiri-sendiri bertanggung jawab kepada parlemen(DPR), Namun demikian
pada konstitusi RIS ini juga belum dilaksanakan secara efektif,karena lembaga-
lembaga negara belum dibentuk sesuai amanat UUD RIS.
c. Periode 17Agustus 1950 samapi dengan 5 Juli 1959, masa berlaku
UndangUndang Dasar Sementara Tahun 1950 (UUDS 1950).
Ternyata Konstitusi RIS tidak berumur panjang, hal itu disebabkan karena isi
konstitusi tidak berakar dari kehendak rakyat, juga bukan merupakan kehendak politik
rakyat Indonesia melainkan rekayasa dari pihak Balanda maupun PBB,sehingga
menimbulkan tuntutan untuk kembali ke NKRI.Satu negara bagian menggabungkan
diri menjadi negara Republik Indonesia,kemudian disepakati untuk kembali ke NKRI
dengan menggunakan
7
sementara 1950.Bentuk negara pada konstitusi ini adalah Negara Kesatuan,yakni
negara yang bersusun tunggal, artinya tidak ada negara dalam negara sebagaimana
halnya bentuk negara serikat. Ketentuan Negara Kesatuan ditegaskan dalam Pasal 1
ayat (1) UUDS 1950 yang menyatakan Republik Indonesia merdeka dan berdaulat
ialah negara hukum yangdemokrasi dan berbentuk kesatuan.
Pelaksanaan konstitusi ini merupakan penjelmaan dari NKRI berdasarkan
Proklamasi 17 Agustua 1945, serta didalamnya juga menjalankan otonomi
atau pembagian kewenangan kepada daerah-daerah di seluruh Indonesia.Sistem
pemerintahannya adalah sistem pemerintahan parlementer, karena tugas-tugas ekskutif
dipertanggung jawabkan oleh Menteri-Menteri baik secara bersama-sama maupun
sendiri-sendiri kepada DPR. Kepala negara sebagai pucuk pimpinan pemerintahan
tidak dapat diganggu gugat karena kepala negara dianggap tidak pernah melakukan
kesalahan, kemudian apabila DPR dianggap tidak representatif maka Presiden berhak
membubarkan DPR.
Pada periode ini UUD 1945 diberlakukan kembali dengan dasar dekrit Prsiden
tanggal 5 Juli tahun 1959.Berdasarkan ketentuan ketatanegaraan dekrit presiden
diperbolehkan karena negara dalam keadaan bahaya oleh karena itu Presiden/Panglima
Tertinggi Angkatan Perang perlu mengambil tindakan untuk menyelamatkan bangsa
dan negara yang diproklamasikan 17 Agustus 1945.Berlakunya kembali UUD 1945
berarti merubah sistem ketatanegaraan,Presiden yang sebelumnya hanya sebagai
kepala negara selanjutnya juga berfungsi sebagai kepala pemerintahan,dibantu
Menteri-Menteri kabinet yang bertanggung jawab kepada Presiden.Sistem
pemerintahan yang sebelumnya parlementer berubah menjadi sistem presidensial.
Dalam praktek ternyata UUD 1945 tidak diberlakukan sepenuhnya hingga tahun
1966.Lembaga-lembaga yang dibentuk baru bersifat sementara dan tidak berdasar
secara konstitusional, akibatnya menimbulkan penyimpangan-penyimpangan
kemudian meletuslah Gerakan 30 September 1966 gerakan anti Pancasila yang
dipelopori oleh PKI, walaupun kemudian dapat dipatahkannya. Pergantian
kepemimpinan nasional terjadi pada periode ini, dari Presiden Soekarno digantikan
Soeharto, yang semula didasari oleh Surat Perintah Sebelas Maret 1966 kemudian
dilaksanakan pemilihan umum yang kedua pada tahun 1972.Babak baru pemerintah
orde baru dimulai,sistem ketatanegaraan sudah berdasar konstitusi, pemilihan umun
dilaksanakan setiap 5 tahun sekali,pembangunan nasional berjalan dengan baik,namun
disisi lain terjadi kediktaktoran yang luar biasa dengan alasan demi terselenggaranya
stabilatas nasional dan pembangunan ekonomni,sehingga sistem demokrasi yang
8
dikehendaki UUD 1945 tidak berjalan dengan baik.Keberadaan partai politik dibatasi
hanya tiga partai saja, sehingga demokrasi terkesan mandul, tidak ada kebebasan bagi
rakyat yang ingin menyampaikan kehendaknya, walaupun pilar kekuasaan negara
seperti ekskutif, legislatif dan yudikatif sudah ada tapi perannya tidak sepenuhnya,
kemauan politik menghendaki kekuatan negara berada satu orang yaitu
Presiden,sehingga menimbulkan demontrasi besar pada tahun 1998 dengan tuntutan
reformasi, yang berujung pada pergantian kepemimpinan nasional.
Pada periode ini UUD 1945 mengalami perubahan hingga ke empat kali,sehingga
mempengaruhi proses kehidupan demokrasi di Negara Indonesia.Seiring dengan
perubahan UUD 1945 yang terselenggara pada tahun 1999 hingga 2002, maka naskah
resmi UUD 1945 terdiri atas lima bagian,yaitu UUD 1945 sebagai naskah aslinya
ditambah dengan perubahan UUD 1945 ,kedua,ketiga dan keempat,sehingga menjadi
dasar negara yang fundamental/dasar dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan
bernegara.
f. Periode 10 Agustus 2002 sampai dengan sekarang masa berlaku
UndangUndang Dasar 1945, setelah mengalami perubahan.
9
hatihati, tidak tergesa-gesa, serta dengan menggunakan waktu yang cukup, tidak seperti
yang dilakukan BPUPKI pada saat merancang UUD waktu itu, yaitu sangat tergesa-
gesa dan masih dalam suasana dibawah penjajahan Jepang.Pada awalnya gagasan
untuk melaksanakan perubahan/amandemen UUD 1945 tidak diterima oleh kekuatan
politik yang ada, walaupun perdebatan tentang perubahan UUD 1945 sudah mulai
hangat pada tahun 1970 an.
Pada saat reformasi, agenda yang utama adalah melaksanakan perubahan UUD
1945, yaitu telah terselenggara pada Sidang Umum MPR tahun 1999 dan berhasil
menetapkan perubahan UUD 1945 yang pertama,kemudian disusul perubahan kedua,
ketiga hingga keempat. Dahulu setiap gagasan amandemen UUD 1945 selalu dianggap
salah dan dianggap bertendensi subversi atas negara dan pemerintah,tetapi dengan
adanya perubahan pertama ditahun 1999, mitos tentang kesaktian dan kesakralan
konstitusi itu menjadi runtuh.Nuansa demokrasi lebih terjamin pada masa UUD 1945
setelah mengalami perubahan.Keberadaan lembaga negara sejajar, yaitu lembaga
ekskutif (pemerintah),lembaga legislatif (MPR,yang terdiri dari DPR dan
DPD),lembaga Yudikatif (MA, MK dan KY), dan lembaga auditif (BPK).Kedudukan
lembaga negara tersebut mempunyai peranan yang lebih jelas dibandingkan masa
sebelumnya.
Masa jabatan presiden dibatasi hanya dua periode saja, yang dipilih secara langsung
oleh rakyat.Pelaksanaan otonomi daerah terurai lebih rinci lagi dalam UUD 1945
setelah perubahan, sehingga pembangunan disegala bidang dapat dilaksanakan secara
merata di daerah-daerah.Pemilihan kepala daerah dilaksanakan secara demokratis,
kemudian diatur lebih lanjut dalam UU mengenai pemilihan kepala daerah secara
langsung,sehingga rakyat dapat menentukan secara demokrtis akan pilihan pemimpin
yang sesuai dengan kehendak rakyat.Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dijamin
lebih baik dan diurai lebih rinci lagi dan UUD 1945,sehingga kehidupan demokrasi
lebih terjamin.Keberadaan partai politik tidak dibelenggu seperti masa sebelumnya,ada
kebebasan untuk mendirikan partai politik dengan berasaskan sesuai dengan
kehendaknya asalkan tidak bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,serta
dilaksanakannya pemilihan umum yang jujur dan adil.5
5
Khelda Ayunita,Pengantar Hukum Konstitusi dan Acara Mahkamah
konstitusi,Mitra Wacana Media, Jakarta,2017,hal.25
10
D. Fungsi Dan Tujuan Konstitusi
Konstitusititusi memiliki fungsi yang dikemukan oleh Jimly Assshiddiqie Guru Besar
Hukum Tata Negara yang memperinci sebagai berikut: 6
1. Fungsi penentu dan pembatasan kekuasaan organ Negara
2. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara
3. Fungsi pengatur hubungan kekuasaan antar organ Negara dengan Warga Negara
4. Fungsi pemberi atau sumber legitimasi terhadap kekuasaan Negara ataupun kegiatan
penyelenggaraan kekuasaan Negara
5. Fungsi penyalur atau pengalih kewenangan dari sumber kekuasaan yang asli (dalam
demokrasi adalah rakyat) kepada organ Negara.
6. Fungsi simbolik sebagai sarana pemersatu (symbol of unity),sebagai rujukan
identitas dan keagungan kebangsaan (identity of nation), serta sebagai center of
ceremony.
7. Fungsi sebagai sarana pengendali masyarakat (social control), baik dalam arti sempit
yaitu bidang politik dan dalam arti luas mencakup bidang sosial ekonomi.
8. Fungsi sebagai sarana perekayasa dan pembaruan masyarakat (social engineering
atau social reform).
Selain Fungsi konstitusi diatas, konstitusi juga memiliki tujuan.Tujuan-tujuan
adanya konstitusi secara ringkas dapat dibagi menjadi tiga, yaitu sebagai berikut: 7
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan terhadap
kekuasaan politik. Tujuan ini berfungsi untuk membatasi kekuasaan penguasa sehingga
tidak melakukan tindakan yang merugikan masyarakat banyak
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasaan sendiri.
Bisa juga memberikan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM),sehingga
dengan adanya konstitusi maka setiap penguasa dan masyarakat wajib menghormati
HAM dan berhak mendapatkan perlindungan dalam melakukan haknya.
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi para penguasa
dalam menjalankan kekuasaannya.Selain memberikan batasan-batasan untuk penguasa
6
Khelda Ayunita,Pengantar Hukum Konstitusi dan Acara Mahkamah
konstitusi,Mitra Wacana Media, Jakarta,2017,hal.25
7
Fajar, I. (2021).Fungsi, Maksud, Dan Nilai-Nilai Konstitusi.
11
dalam menjalankan kekuasaanya, hal ini juga bertujuan untuk memberikan pedoman
bagi penyelenggara negara agar negara dapat berdiri kokoh.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Semoga dari pemaparan materi di makalah ini bisa menambah pengetahuan kita
tentang Negara Hukum dan Konstitusi dan diharapkan pembaca memahami penjelasan
dari makalah ini sehingga bisa bermanfaat untuk kita kedepannya.
Dalam penulisan makalah ini kami menyadari bahwa penulisan masih jauh dari kata
sempurna, kedepannya kami akan lebih berhati-hati dalam menjelaskan tentang
makalah dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapat lebih dipertanggung
jawabkan.Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar
bisa menjadi perbaikan bagi kami dalam penulisan makalah kedepannya.
iv
DAFTAR PUSTAKA