Anda di halaman 1dari 21

Makalah

NEGARA DAN KONSTITUSI


MAKALAH INI DIPERBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH

Disusun oleh kelompok :

DOSEN PENGAMPUH :

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI) ROKAN

PROGRAM STUDI GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

TAHUN AJARAN 2022


KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Negara dan Konstitusi” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah . Dalam
makalah ini membahas tentang pengertian Negara dan Konstitusi, penerapan
Konstitusi Indonesia dan Amandemen UUD 1945. Kami sebagai penyusun berharap
semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri maupun pembaca lainnya.
Mungkin terdapat kesalahan yang tidak kami sadari dalam pembuatan
makalah ini. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari dosen pembimbing mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan maupun teman-teman selaku pembaca.
Dengan segala kerendahan hati kami selaku penyusun mengucapkan terima
kasih.

Bagan Batu, 20 Mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

COVER ....................................................................................................................i

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................1


B. Perumusan Masalah ..............................................................................2
C. Tujuan Penulisan....................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara dan Konstitusi .........................................................3

B. Hubungan Negara dan Konstitusi..........................................................5

C. Penerapan Konstitusi di Indonesia ........................................................5

1. Sejarah Lahirnya Konstitusi di Indonesia.......................................5

2. Konstitusi di Indonesia ..................................................................7

3. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia .................................8

D. Perubahan Konstitusi di Indonesia .....................................................12

1. Pengertian Amandemen ...............................................................14

2. Amandemen UUD 1945 ..............................................................14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.........................................................................................17

B. Saran ..................................................................................................17

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................18

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keberadaan UUD 1945 yang selama ini disakralkan, dan tidak boleh diubah
kini telah mengalami beberapa perubahan. Tuntutan perubahan terhadap UUD 1945
itu pada hakekatnya merupakan tuntutan bagi adanya penataan ulang terhadap
kehidupan berbangsa dan bernegara, atau dengan kata lain sebagai upaya memulai
“kontrak sosial” baru antara warga negara dengan negara menuju apa yang dicita-
citakan bersama yang dituangkan dalam sebuah peraturan dasar (konstitusi).
Perubahan konstitusi ini menginginkan pula adanya perubahan sistem dan kondisi
negara yang otoritarian menuju kearah sistem yang demokratis dengan relasi
lembaga negara yang seimbang. Dengan demikian perubahan konstititusi menjadi
suatu agenda yang tidak bisa diabaikan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas
antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Negara dan Konstitusi?
2. Bagaimana hubungan antara Negara dan Konstitusi?
3. Bagaimana sistem penerapan Konstitusi di Indonesia?
4. Apa yang dimaksud dengan Amandemen?
5. Bagaimanakah proses terjadinya Amandemen UUD 1945?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penuliasan makalah ini adalah:
1. Menjelaskan pengertian Negara dan Konstitusi.
2. Mengetahui hubungan antara Negara dan Konstitusi.
3. Mengetahui sistem penerapan Konstitusi di Indonesia.
4. Menjelaskan pengertian Amandemen.
5. Mengetahui proses terjadinya Amandemen UUD 1945.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Negara dan Konstitusi


Negara adalah suatu organisasi dimana sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah (Teritorial) tertentu
dengan mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan kelompok tersebut di wilayahnya. Secara umum Negara dapat diartikan
sebagai suatu organisasi utama yang ada di dalam suatu wilayah karena memiliki
pemerintahan yang berwenang dan mampu untuk turut campur dalam banyak hal
dalam bidang organisasi lainnya. Terdapat beberapa elemen yang berperan dalam
membentuk suatu Negara, yaitu:
a. Masyarakat atau rakyat; sebagai individu yang mendiami dan berstatus
sebagai warga di suatu Negara.
b. Wilayah (Teritorial); sebagai tempat atau wilayah Negara berdiri.
c. Bentuk Pemerintahan; sebagai penguasa dan pihak yang memagang
kekuasaan atas tanggung jawab keberlangsungan hidup warga Negara.
d. Pengakuan dari Negara lain; sebagai bukti bahwa Negara tersebut
terbentuk dan berdiri secara resmi dan legal.

Dalam perkembangan sejarah ketatanegaraan, unsur-unsur di atas menjadi 5


yaitu dengan penambahan UUD (Konstitusi) sebagai tambahan.

Menurut Mukhti Fajar (2005:43), sebagai negara hukum Indonesia


mempunyai ciri-ciri sebagai Negara hukum karena adanya:
1. Asas pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia.
2. Asas legalitas.
3. Asas pembagian kekuasaan.
4. Asas peradilan yang bebas dan tidak memihak.
5. Asas kedaulatan rakyat.
6. Asas demokrasi.
7. Asas konstitusional

2
Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan
hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan
termasuk dasar hubungan kerjasama antara Negara dan masyarakat (rakyat) dalam
konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Kata “Konstitusi” berarti pembentukan,
yang berasal dari bahasa Prancis yaitu “constituer”. Belanda menggunakan istilah
“Grondwet” yang berarti suatu Undang-Undang yang menjadi dasar (grond) dari
segala hukum bentuk organisasi yang pada umumnya berbentuk naskah yang sering
disebut dengan Konstitusi atau Undang-Undang Dasar. Dahulu konstitusi digunakan
sebagai penunjuk hukum penting yang dikeluarkan oleh kaisar atau raja yang
digunakan secara luas dalam hukum kanon untuk menandakan keputusan substitusi
tertentu. Konstitusi umumnya bersifat kondifaksi yaitu sebuah dokumen yang berisi
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan Negara. Terdapat 5
jenis konstitusi yaitu:
 Written Constitution and Unwritten Contitution;
 Fleksible and Rigid Cnstitution
 Supreme and Not Supreme Constitution
 Federal and Unitary Constitution
 President Executive and Paliamentary Executice

Konstitusi memiliki tujuan yang berkaitan dengan:


1. Berbagai lembaga kenegaraan dengan wewenang dengan tugasnya masing-
masing.
2. Hubungan antar lembaga Negara.
3. Hubungan antar lembaga Negara (pemerintah) dengan warga Negara (rakyat).
4. Adanya jaminan atas hak asasi manusia.
5. Hal lain yang sifatnya mendasar sesuai dengan perkembangan zaman.
Semakin banyak pasal yang terdapat dalam suatu konstitusi tidak menjamin
konstitusi tersebut baik.

Selain tujuan di atas, tujuan adanya konstitusi juga dapat diklasifikasikan


sebagai berikut:

3
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan
terhadap kekuasaan politik.
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu
sendiri.
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi penguasa
dalam menjalankan kekuasaannya.

B. Hubungan Negara dan Konstitusi


Negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat, dimana konstitusi
merupakan dasar Negara. Dasar Negara memuat norma-norma ideal, yang
penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal yang terdapat pada UUD (Konstitusi)
yang merupakan satu kesatuan utuh, dimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945
dengan dasar Negara Pancasila. Melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga
melaksanakan dasar Negara. Berdasarkan teori hukum ketatanegaraan yang
dijelaskan diatas maka dapat disimpulkan bahwa jenis kekuasaan negara yang diatur
dalam suatu konstitusi itu umumnya terbagi atas enam dan masing-masing kekuasaan
itu diurus oleh suatu badan atau lembaga tersendiri yaitu:
1. Kekuasaan membuat undang-undang (legislatif)
2. Kekuasaan melaksanakan undang-undang (eksekutif)
3. Kekuasaan kehakiman (yudikatif)
4. Kekuasaan kepolisian
5. Kekuasaan kejaksaan
6. Kekuasaan memeriksa keuangan negara

C. Penerapan Konstitusi di Indonesia


1. Sejarah Lahirnya Konstitusi Di Indonesia
Sebagai Negara yang berdasarkan hukum, tentu saja Indonesia memiliki
konstitusi yang dikenal dengan Undang-Undang Dasar 1945. Eksistensi UUD 1945
sebagai konstitusi di Indonesia mengalami sejarah yang sangat panjang hingga
akhirnya diterima sebagai landasan hukum bagi pelaksanaan ketatanegaraan di
Indonesia.

4
Dalam sejarahnya, UUD 1945 dirancang sejak 29 Mei 1945 sampai 16 Juni
1945 oleh Badan Penyelidikan Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
(BPUPKI) yang beranggotakan 21 orang yang ditetpakan berdasarkan Maklumat
Gunseikan Nomor 23 (Maian 2001:59). Badan ini menetapkan tim khusus yang
bertugas menyusun konstitusi bagi Indonesia merdeka yang kemudian dikenal
dengan nama Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).
Latar belakang terbentunya konstitusi UUD 1945 bermula dari janji Jepang
untuk memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia di kemudian hari. Adapun isi
dari dari perajajian tersebut yaitu “sejak dari dahulu, sebelum pecahnya peperangan
Asia Timur Raya, Dai Nippon sudah mulai berusaha membebasan bangsa Indonesia
dari kekuasaan pemerintahan Hindia Belanda. Tentara Dai Nippon serrentak
menggerakkan angkatan perangnya, baik di darat, laut, maupun udara untuk
mengakhiri kekuasaan pemerintahan Belanda.” Sejak saat itu, Dai Nippon Teikoku
memandang bangsa Indonesia sebagai saudara muda serta membimbing bangsa
Indonesia dengan giat dan tulus ikhlas di semua bidang, sehingga diharapkan kelak
Indonesia siap untuk berdiri sendiri sebagai bangsa Asia Timur Raya. Namun, janji
hanyalah janji, penjajah tetaplah penjajah yang selalu ingin lebih lama menindas dan
menguras kekayaan bangsa Indonesia. Setelah Jepang dipukul mundur tentara
sekutu, Jepang tak lagi ingat akan janjinya dan setelah menyerah tanpa syarat kepada
sekutu, rakyat Indonesia lebih bebas dan leluasa untuk berbuat hingga saat
kemerdekaan tiba.
Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 18 Agustus 1945, Panitia Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (PPKI) mengadakan siding pertama kali dan menghasilkan
beberapa keputusan yaitu:
- Menetapkan dan mengesahkan pembukaan UUD 1945 yang bahannya
diambil dari Rancangan Undang-undang yang disusun oleh panitia perumus
pada tanggal 22 Juni 1945
- Menetapkan dan mengesahkan UUD 1945 yang bahannya hampir seluruhnya
diambil dari RUU yang disusun oleh Panitia Perancang UUD tanggal 16 Juni
1945
- Memilih ketua persiapan Kemerdekaan Indonesia Ir. Seokarno sebagai
Presiden dan wakil ketua Drs. Muhammad Hatta sebagai Wakil Presiden

5
- Pekerjaan Presiden untuk sementara waktu dibantu oleh PPKI yang kemudian
menjadi Komite Nasional

2. Konstitusi di Indonesia
1. Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tertulis (UUD)
UUD menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang memaparkan
kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan suatu Negara dan
menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut (sebagai pengatur mekanisme
dan dasar dari sistem pemerintahan). Adapun sifat-sifatnya yaitu:
- Rumusannya merupakan suatu hukum positif yang mengikat pemerintah
sebagai penyelenggara Negara maupun mengikat bagi warga Negara.
- UUD 1945 bersifat supel dan singkat karena UUD 1945 memuat aturan-
aturan pokok yang harus dikembangkan sesuai perkembangan zaman.
- Memuat norma-norma yang dapat dan harus dilaksanakan secara
konstitusional.
- UUD 1945 dalam tata tertib hukum Indonesia merupakan peraturan hukum
positif tertinggi disamping sebagai alat kontrol norma yang lebih rendah
dalam hirarki tertib hukum Indonesia.

2. Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tidak Tertulis (Convensi)


Convensi adalah hukum dasar yang tak tertulis yaitu aturan-aturan dasar yang
timbul dan terpelihara dalam praktek penyelenggaraan Negara. Adapun sifat-sifatnya
yaitu:
- Merupakan kebiasaan yang berulang kali dan terpelihara dalam praktek
penyelenggaraan Negara.
- Tak bertentangan dengan UUD dan berjalan sejajar.
- Diterima oleh seluruh rakyat/masyarakat.
- Bersifat sebagai pelengkap sehingga memungkinkan bahwa convensi bias
menjadi aturan dasar yang tidak tercantum dalam UUD 1945.

6
3. Konstitusi yang pernah berlaku di Indonesia
Terdapat beberapa konstitusi yang pernah diterapkan dan berlaku di
Indonesia sejak merdeka hingga sekarang yaitu:

a. Undang-Undang Dasar 1945 (18 Agustus 1945 s/d 27 Desember


1949)
Pada masa periode pertama kali terbentuknya Negara Republik Indonesia,
konstitusi atau Undang-Undang Dasar yang pertama kali berlaku adalah UUD 1945
hasil rancangan BPUPKI, kemudian disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus
1945. Menurut UUD 1945 kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan oleh
MPR yang merupakan lembaga tertinggi Negara.
Berdasarkan UUD 1945, MPR terdiri dari DPR, Utusan Daerah dan Utusan
Golongan dalam menjalankan tugas wewenang menetapkan UUD, GBHN, memilih
dan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden serta mengubah UUD. Selain MPR
terdapat lembaga tinggi Negara lainnya di bawah MPR yaitu Presiden yang
menjalankan pemerintahan, DPR yang membuat Undang-Undang, Dewan
Pertimbangan Agung (DPA) dan Mahkamah Agung (MA).
Pada masa ini terbukti bahwa konstitusi belum dijalankan secara murni dan
konsekuen, sistem ketatanegaraan berubah-ubah, terutama pada saat dikeluarkannya
maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, yang berisi bahwa
Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebelum terbentuknya MPR dan DPR
diserahi tugas Legeslatif dan menetapkan GBHN bersama Presiden, KNIP bersama
Presiden menetapkan Undang-Undang, dan dalam menjalankan tugas sehari-hari
dibentuklah badan pekerja yang bertanggung jawab kepada Komite Nasional Pusat.

b. Undang-Undang Dasar RIS (27 Desember 1949 s/d 17 Agustus


1950)
Sebagai rasa ungkapan ketidak-puasan bangsa Belanda atas kemerdekaan
Republik Indonesia, terjadilah kontak senjata (agresi) oleh Belanda pada tahun 1947
dan 1948, dengan kenginan Belanda untuk memecah belah NKRI menjadi Negara
federal agar dengan secara mudah dikuasai kembali oleh Belanda. Akhirnya

7
disepakati untuk mengadakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag
Belanda, dengan menghasilkan 3 persetujuan yaitu:

a. Mendirikan Negara Republik Indonesia Serikat.


b. Penyerahan kedaulatan Kepada Republik Indonesia Serikat.
c. Didirikan Uni antara Republik Indonesia Serikat dengan Kerajaan
Belanda.

Pada tahun 1949 berubahlah Konstitusi Indonesia yaitu dari UUD 1945
menjadi Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Serikat (UUD RIS), maka
berubahlah pula bentuk Negara Kesatuan menjadi Negara Serikat (federal) yaitu
Negara yang tersusun dari beberapa Negara yang semula berdiri sendiri kemudian
mengadakan ikatan kerja sama secara efektif atau dengan kata lain Negara serikat
adalah Negara yang tersusun jamak yang terdiri dari Negara-negara bagian.
Kekuasaan kedaaulatan Republik Indonesia Serikat dilakukan oleh
pemerintahan bersama-sama dengan DPR dan Senat. Sistem pemerintahan
presidensial berubah menjadi parlementer, yang bertanggung jawab kebijaksanaan
pemerintahan berada di tangan Menteri-Menteri baik secar bersama-sama maupun
sendiri-sendiri bertanggung jawab kepada Parlemen (DPR). Namun demikian pada
kontitusi RIS ini juga belum dilaksankan secara efektif, karena lembaga-lembaga
Negara belum dibentuk sesuai amanat UUD RIS.
c. Undang-Undang Dasar Sementara 1950 (17 Agustus 1950 s/d 5
Juli 1959)
Ternyata Konstitusi RIS tidak berumur panjang, hal itu disebabkan karena isi
konstitusi tidak berakar dari kehendak rakyat, juga bukan merupakan kehendak
politik rakyat Indonesia melainkan rekayasa dari pihak Belanda maupun PBB,
sehingga menimbulkan tuntutan untuk kembali menggabungkan diri menjadi Negara
Republik Indonesia, kemudian disepakati untuk kembali ke NKRI dengan
menggunakan UUD Sementara 1950.
Bentuk Negara pada konstitusi ini adalah Negara Kesatuan, yakni Negara
yang bersusun tunggal, artinya tidak ada Negara dalam Negara sebagaimana halnya
bentuk Negara Serikat. Ketentuan Negara Kesatuan ditegaskan dalam Pasal 1 ayat

8
(1) UUDS 1950 yang menyatakan Republik Indonesia merdeka dan berdaulat ialah
Negara hukum yang demokrasi dan berbentuk kesatuan. Pelaksanaan konstitusi ini
merupakan penjelmaan dari NKRI berdasarkan Proklamasi 17 Agustus 1945, serta
didalamnya juga menjalankan otonomi atau pembagian kewenangan kepada daerah-
daerah di seluruh Indonesia.

d. Undang-Undang Dasar 1945 (5 Juli 1959 s/d 19 Oktober 1999)


Pada periode ini UUD 1945 diberlakukan kembali dengan dasar Dekrit
Presiden tanggal 5 Juli 1959. Berdasarkan ketentuan ketatanegaraan dekrit Presiden
diperbolehkan karena Negara dalam keadaan bahaya oleh karena itu
Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang perlu mengambil tindakan untuk
menyelamatkan bangsa dan Negara yang diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus
1945. Adapun hal-hal yang menjadi point dari isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yaitu:
 Pembubaran Konstituante
 Berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak belakunya lagi UUDS 1950
 Dibentuknya MPRS dan DPAS

Berlakunya kembali UUD 1945 berarti merubah ssstem ketatanegaraan,


Presiden yang sebelumnya hanya sebagai kepala Negara selanjutnya juga berfungsi
sebagai kepala pemerintahan dibantu oleh Menteri-Menteri kabinet yang
bertanggung jawab kepada Presiden, dimana hal ini menandakan sistem
pemerintahan berubah dari sistem Parlementer menjadi sistem Presidensial.
Dalam prakteknya ternyata UUD 1945 tidak diberlakukan sepenuhnya hingga
tahun 1966. Lembaga-lembaga Negara yang dibentuk baru bersifat sementara dan
tidak berdasarkan secara konstitusional, akibatnya menimbulkan penyimpangan-
penyimpangan kemudian meletuslah gerakan anti Pancasila yang dipelopori oleh
PKI, walaupun kemudian dipatahkan. Pergantian kepemimpinan nasional terjadi
pada periode ini, dari Presiden Seokarno digantikan oleh Soeharto, yang semula
didasari oleh Surat Perintah Sebelas Maret 1966 kemudian dilaksanakan pemilihan
umum yang kedua pada tahun 1972.
Babak baru pemerintahan orde baru dimulai, sistem ketatanegaraan sudah
berdasar konstitusi, pemilihan umum dilaksanakan setiap 5 tahun sekali,

9
pembangunan nasional berjalan dengan baik, namun disisi lain terjadi kediktatoran
yang luar biasa dengan alasan demi terselenggaranya stabilitas nasional dan
pembangunan ekonomi, sehingga sistem demokrasi yang dikehendaki UUD 1945
tidak berjalan dengan baik.
Keberadaan partai politik dibatasi hanya 3 partai saja, sehingga demokrasi
terkesan mandul, tidak ada kebebasan bagi rakyat yang ingin menyampaikan
kehendaknya, walaupun pilar kekuasaan Negara seperti eksekutif, legeslatif, dan
yudikatif sudah ada tapi perannya tidak penuh, kemampuan politik menghendaki
kekuatan Negara berada ditangan satu orang yaitu Presiden, sehingga menimbulkan
demonstrasi besar pada tahun 1998 dengan tuntutan reformasi, yang berujung pada
pergantian kepemimpinan nasional.

e. UUD 1945 Masa Amandemen (19 Oktober 1999 s/d 10 Agustus


2002)
Sebagai implementasi yang berkumandang pada tahun 1998, adalah
melakukan perubahan terhadap UUD 1945 sebagai dasar Negara Republik Indonesia.
Dasar hukum perubahan UUD 1945 adalah Pasal 3 dan Pasal 7 UUD 1945 yang
dilakukan oleh MPR sesuai dengan kewenangannya, sehingga nilai dan prinsip
demokrasi di Negara Kesatuan Republik Indonesia Nampak diterapkan dengan baik.
Dalam melakukan perubahan UUD 1945, MPR menetapkan 5 kesepakatan:
a. Tidak mengubah Pembukaan UUD 1945 Negara Republik Indonesia.
b. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
c. Mempertegas system pemerintahan Presidensial.
d. Penjelasan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
yang memuat hal-hal normatif akan dimasukkan ke dalam pasal-pasal (batang
tubuh).
e. Melakukan perubahan dengan cara addendum.

Pada periode ini UUD 1945 mengalami perubahan hingga ke-4 kali, sehingga
mempengaruhi proses kehidupan demokrasi di Negara Indonesia. Seiring dengan
perubahan UUD 1945 yang terselenggara pada tahun1999 hingga 2002, maka naskah
resmi UUD 1945 terdiri atas lima bagian, yaitu UUD 1945 sebagai naskah aslinya

10
ditambah dengan perubahan UUD 1945 kesatu, kedua, ketiga dan keempat, sehingga
menjadi dasar Negara yang fundamental/dasar dalam menjalankan kehidupan
berbangsa dan bernegara.

f. UUD 1945 Amandemen (10 Agustus 2002 s/d Sekarang)


Setelah mengalami perubahan hingga keempat kalinya, UUD 1945
merupakan dasar Negara Republik Indonesia yang fundamental untuk
menghantarkan kehidupan berbangsa dan bernegara bagi bangsa Indonesia, tentu saja
kehidupan berdemokrasi lebih terjamin lagi, karena perubahan UUD 1945 dilakukan
dengan cara hati-hati, tidak tergesa-gesa, serta dengan menggunakan waktu yang
cukup, tidak seperti yang dilakukan BPUPKI pada saat merancang UUD waktu itu,
yaitu sangat tergesa-gesa dan masih dalam suasana di bawah penjajahan Jepang.
Nuansa demokrasi lebih terjamin pada masa UUD 1945 setelah mengalami
perubahan. keberadaan lembaga Negara sejajar, yaitu lembaga eksekutif
(pemerintahan), lembaga legeslatif (MPR, DPR dan DPD), lembaga yudikatif (MA,
MK dan KY) dan lembaga auditif (BPK). Kedudukan lembaga Negara tersebut
mempunyai peranan yang lebih jelas dibandingkan masa sebelumnya. Masa jabatan
presiden dibatas hanya 2 periode saja, yang dipilih secara langsung oleh rakyat.
Pelaksanaan otonomi daerah terurai lebih rinci lagi dalam UUD 1945 setelah
perubahan, sehingga pembangunan disegala bidang dapat dilaksanakan secara merata
di daerah. Pemilihan kepala daerah dilaksanakan secara demokratis, sehingga rakyat
dapat menentukan secara langsung pilihan yang sesuai dengan kehendaknya.
Jaminan terhadap hak-hak asasi manusia (HAM) lebih baik dan diurai lebih
rinci sehingga kehidupan demokrasi lebih terjamin. Keberadaan partai politik tidak
dibelenggu seperti masa sebelumnya, dimana terdapat kebebasan untuk mendirikan
partai politik dengan berasaskan sesuai dengan kehendak asalkan tidak bertentangan
dengan Pancasila dan UUD 1945, serta dilaksanakannya Pemilihan Umum yang jujur
dan adil.

D. Perubahan Konstitusi di Indonesia


Perubahan konstitusi merupakan suatu hal yang menjadi perdebatan panjang,
terutama berkaitan dengan hasil-hasil yang diperoleh dari proses perubahan itu

11
sendiri. Dalam system ketatanegaraan modern, paling tidak ada dua system yang
berkembang dalam perubahan konstitusi yaitu:
 Renewal (Pembahruan); yang dianut Negara-negara Eropa Kontinental yang
bersifat perubahan secara keseluruhan
 Amandement (Perubahan); yang dianut Negara-negara Anglo-Saxon termasuk
Indonesia dan Amerika Serikat

Dalam Undang-Undang Dasar 1945, terdapat satu pasal yang membahas


tentang cara perubahan UUD, yaitu Pasal 37 yang berisi:
1. Untuk mengubah UUD sekurang-kurangnya 2/3 daripada jumlah anggota
MPR harus hadir.
2. Putusan diambil dengan persetujuan sekurang-kurangnya 2/3 jumlah anggota
yang hadir.

Pasal di atas mengandung 3 norma, yaitu:


1. Bahwa wewenang untuk mengubah UUD ada pada MPR sebagai lembaga
tertinggi Negara.
2. Bahwa untuk mengubah UUD, kuorum yang harus dipenuhi sekurang-
kurangnya adalah 2/3 dari seluruh jumlah anggota MPR.
3. Bahwa putusan tentang perubahab UUD adalah SAH apabila disetujui oleh
sekurang-kurangnya 2/3 dari anggota MPR yang hadir.

Indonesia mengalami perubahan konstitusi terjadi karena beberapa sebab


yang memungkinkan terjadinya perubahan antara lain suasana pada masa dulu
sebelum mengalami perubahan tentu sangat berbeda dengan masa sekarang setelah
mengalami perubahan, sehingga Undang-Undang Dasar 1945 sejalan dengan
perjalanan waktu dan perkembangan zaman kurang tepat, oleh karena itu perlu
adanya perubahan guna menserasikan dengan kondisi sekarang. Selain itu Dalam
UUD 1945 terdapat pasal 37 yang mengatur dan memungkinkan terjadinya
perubahan pada konstitusi di Indonesia.
Dalam melakukan perubahan UUD 1945, terdapat alasan untuk
melaksanakan perubahan tersebut, antara lain:
- Sifat Sementara

12
- Fleksibel (lentur)
- Tidak konsisten

1. Pengertian Amandemen
Amandemen diambil dari bahasa Inggris yaitu "amendment". Amends artinya
merubah, biasanya untuk masalah hukum. The law has been amended (undang-
undang itu telah di amandemen). Amandemen berarti perubahan atas mengubah (to
amend) yang bertujuan untuk memperkuat fungsi dan posisi Konsitusi suatu negara
dengan mengakomodasi aspirasi politik yang berkembang untuk mencapai tujuan
Negara.

2. Amandemen UUD 1945


UUD 1945 mengalami perubahan (amademen) yang dilakukan dengan
tujuan:
1. Menyempurnakan aturan dasar mengenai tatanan Negara.
2. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan pelaksanaan
kedaulatan rakyat.
3. Menyempurnakan aturan dasar mengenai jaminan dan perlindungan HAM.
4. Menyempurnakan aturan dasar penyelenggaraan Negara secara demokratis
dan modern.
5. Melengkapi aturan dasar mengenai kehidupan bebangsa dan bernegara.

UUD 1945 mengalami setidaknya 4 kali perubahan (amandemen) dari tahun


1999 hingga 2002, sampai dengan menjadi UUD 1945 Amandemen yang belaku
hingga sekarang. Keseluruhan amandemen Undang-Undang Dasar 1945 pada
dasarnya meliputi:
1. Ketentuan mengenai hak-hak asasi manusia, hak dan kewajiban warga
negara, serta mekanisme hubungannya dengan Negara dan prosedur untuk
mempertahankannya apabila hak-hak itu dilanggar;
2. Prinsip-prinsip dasar tentang demokrasi dan rule of law serta mekanisme
perwujudannya dan pelaksanaannya, seperti melalui pemilihan umum, dan
lain-lain;

13
3. Format kelembagaan Negara dan mekanisme hubungan antar organ negara
serta sistem pertanggungjawaban para pejabatnya.
Dari perubahan (amandemen) yang dilakukan setidaknya 4 kali dari tahun
1999 hingga 2002, diperoleh hasil berupa perubahan-perubahan pasal atau point-
point yang dirubah di dalam UUD 1945, antara lain:

 Amandemen Pertama (19 Oktober 1999)


Terdapat 9 Pasal yang mengalami perubahan yaitu:
- Pasal 5 ayat (1), Pasal 7, Pasal 9 ayat (1) dan (2), Pasal 13 ayat (2) dan
(3), Pasal 14 ayat (1) dan (2), Pasal 15; tentang Kekuasaan Pemerintah
Negara
- Pasal 17 ayat (2) dan (3); tentang Kementerian Negara
- Pasal 20 ayat (1) s/d (4), Pasal 21 ayat (1); tentang Dewan Perwakilan
Rakyat

 Amandemen Kedua (18 Agustus 2000)


Terdapat 24 pasal yang mengalami perubahan yaitu:
- Pasal 18 ayat (1) s/d (7), Pasal 18A ayat (1) dan (2), Pasal 18 B ayat (1)
dan (2); tentang Pemerintahan Daerah
- Pasal 19 ayat (1) s/d (3), Pasal 20 ayat (5), Pasal 20A ayat (1) s/d (4),
Pasal 22A dan 22B; tentang Dewan Perwakilan Rakyat
- Pasal 25A; tentang Wilayah Negara
- Pasal 26 ayat (2) dan (3), Pasal 27 ayat (3); tentang Warga Negara dan
Penduduk
- Pasal 28A, Pasal 28B ayat (1) dan (2), Pasal 28D ayat (1) s/d (4), Pasal
28E ayat (1), Pasal 28F, Pasal 28G ayat (1) dan (2), Pasal 28H ayat (1)
s/d (4), Pasal 28I ayat (1) s/d (5), Pasal 28J ayat (1) dan (2); tentang Hak
Asasi Manusia
- Pasal 30 ayat (1) s/d (5); tentang Pertahanan Negara
- Pasal 36A, 36B, dan 36C; tentang Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara Serta Lagu Kebangsaan

14
 Amandemen Ketiga
Terdapat 19 pasal yang diubah yaitu:
- Pasal 1 ayat (2) dan (3); tentang Bentuk dan Kedaulatan
- Pasal 3 ayat (1) s/d (3); tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat
- Pasal 6 ayat (1) s/d (3), Pasal 6A ayat (1), (2), (3) dan (5), Pasal 7A,
Pasal 7B ayat (1) s/d (7), Pasal 7C, Pasal 8 ayat (1) s/d (3), Pasal 11 ayat
(2) dan (3); tentang Kekuasaan Pemerintahan Negara
- Pasal 17 ayat (4); tentang Kementerian Negara
- Pasal 22C ayat (1) s/d (4), Pasal 22D ayat (1) s/d (4); tentang Dewan
Perwakilan Daerah
- Pasal 22E ayat (1) s/d (3); tentang Pemilihan Umum
- Pasal 23F ayat (1) dan (2), Pasal 23G ayat (1) dan (2); tentang Badan
Pemeriksa Keuangan
- Pasal 24 ayat (1) s/d (2), Pasal 24A ayat (1) s/d (5), Pasal 24B ayat (1) s/d
(4), Pasal 24C ayat (1) s/d (6); tentang Kekuasaan Kehakiman
 Amandemen Keempat
Terdapat 17 pasal yang mengalami perubahan yaitu:
- Pasal 2 ayat (1); tentang Majelis Permusyawaratan Rakyat
- Pasal 6A ayat (4), Pasal 8 ayat (3), Pasal 11 ayat (1), Pasal 16; tentang
Kekuasaan Pemerintahan Negara
- Pasal 23B, dan 23D; tentang Hal Keuangan
- Pasal 24 ayat (3); tentang Kekuasaan Kehakiman
- Pasal 31 ayat (1) s/d (5), Pasal 32 ayat (1) s/d (2); tentang Pendidikan
dan Kebudayaan
- Pasal 33 ayat (4) dan (5), Pasal 34 ayat (1) s/d (4); tentang
Perekonomian Nasioanal dan Kesejahteraan Sosial
- Pasal 37 ayat (1) s/d (5); tentang Perubahan Undang-Undang Dasar
- Aturan peralihan pasal 1 s/d 3
- Aturan tambahan pasal 1 dan 2

15
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai Negara dan Konstitusi di atas, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Negara adalah suatu organisasi dimana sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan kelompok tersebut di wilayahnya.
2. Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan
hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga
pemerintahan termasuk dasar hubungan kerjasama antara Negara dan
masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Di Indonesia terdapat 2 jenis konstitusi yaitu Konstitusi sebagai Hukum
Dasar Tertulis (UUD) dan Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tidak Tertulis
(Convensi).
4. Konstitusi yang pernah diterapkan dan berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945,
UUD RIS, UUDS 1950, dan UUD 1945 Amandemen.
5. UUD 1945 mengalami perubahan (Amandemen) selama 4 kali mulai dari
tahun 1999 hingga 2002 menjadi UUD 1945 yang baru dan berlaku hingga
sekarang.

B. Saran
Kepada para pembaca kami menyarankan agar menambah bahan bacaan
berupa buku atau artikel yang berkaitan agar lebih memahami kedua hal tersebut
guna menambah wawasan dan pengetahuan tentang Konstitusi di Indonesia.

16
DAFTAR PUSTAKA

Agus, M.Santoso. 2013. Perkembangan Konstitusi di Indonesia. Fakultas Hukum


Universitas Widya Gama Mahakam Samarinda. Yustisia Edisi 87. Samarinda,
Indonesia
Mahfud, Muh. 2003. Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia, Studi Tentang Interaksi
Politik dan Kehidupan Ketatanegaraan. Rineka Cipta. Jakarta, Indonesia
Sartono, Kus Eddy. 2009. Kajian Konstitusi Indonesia Dari Awal Kemrdekaan
Sampai Era Reformasi. Fakultas FIS-UNY. Humanika Vol.9 No. 1, hal 93-
106. Yogyakarta, Indonesia
Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen (setelah mengalami perubahan hingga
keempat kalinya)

17

Anda mungkin juga menyukai