Oleh :
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana
atas rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini yang
berjudul “Negara dan Konstitusi” dengan baik dan tepat waktu.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan. Dalam makalah ini membahas tentang pengertian Negara dan
Konstitusi, penerapan Konstitusi Indonesia dan Amandemen UUD 1945. Kami
sebagai penyusun berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kami sendiri
maupun pembaca lainnya.
Mungkin terdapat kesalahan yang tidak kami sadari dalam pembuatan
makalah ini. Maka dari itu kami mohon saran dan kritik dari dosen pembimbing mata
kuliah Pendidikan Kewarganegaraan maupun teman-teman selaku pembaca.
Dengan segala kerendahan hati kami selaku penyusun mengucapkan terima
kasih.
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................................................. . i
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang akan dibahas
antara lain:
1. Apa yang dimaksud dengan Negara dan Konstitusi?
2. Bagaimana hubungan antara Negara dan Konstitusi?
3. Bagaimana sistem penerapan Konstitusi di Indonesia?
4. Apa yang dimaksud Konstitusi bagi negara?
5. Bagaimanakah proses UUD 1945 sebagai konstitusi negara Indonesia?
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan
hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga pemerintahan
termasuk dasar hubungan kerjasama antara Negara dan masyarakat (rakyat) dalam
konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Kata “Konstitusi” berarti pembentukan,
yang berasal dari bahasa Prancis yaitu “constituer”. Belanda menggunakan istilah
“Grondwet” yang berarti suatu Undang-Undang yang menjadi dasar (grond) dari
segala hukum bentuk organisasi yang pada umumnya berbentuk naskah yang sering
disebut dengan Konstitusi atau Undang-Undang Dasar. Dahulu konstitusi digunakan
sebagai penunjuk hukum penting yang dikeluarkan oleh kaisar atau raja yang
digunakan secara luas dalam hukum kanon untuk menandakan keputusan substitusi
tertentu. Konstitusi umumnya bersifat kondifaksi yaitu sebuah dokumen yang berisi
aturan-aturan untuk menjalankan suatu organisasi pemerintahan Negara. Terdapat 5
jenis konstitusi yaitu:
Written Constitution and Unwritten Contitution;
Fleksible and Rigid Cnstitution
Supreme and Not Supreme Constitution
Federal and Unitary Constitution
President Executive and Paliamentary Executice
4
1. Konstitusi bertujuan untuk memberikan pembatasan sekaligus pengawasan
terhadap kekuasaan politik.
2. Konstitusi bertujuan untuk melepaskan kontrol kekuasaan dari penguasa itu
sendiri.
3. Konstitusi bertujuan memberikan batasan-batasan ketetapan bagi penguasa
dalam menjalankan kekuasaannya.
Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa konstitusi merupakan sekumpulan aturan
yang mengatur organisasi Negara, serta hubungan antara Negara dan warga Negara
sehingga saling menyesuaikan diri dan saling bekerja sama. Dr.A. Hamid S Attamini
5
menegaskan bahwa konstitusi atau Undang-undang Dasar merupakan suatu hal yang sngat
penting sebagai pemberi pegangan dan pemberi batas, sekaligus dipakai sebagai pegangan
dalam mengatur bagaimana kekuasaan Negara harus dijalankan. Sejalan dengan pendapat
tersebut, Bagir Manan mengatakan bahwa hakikat konstitusi merupakn perwujudan paham
tentang konstitusi atau konstitualisme yaitu pembatasan terhadap kekuasaan pemerintah
di satu pihak dan jaminan terhadap kekuasaan pemerintah di satu pihak dan jaminan
terhadap hak-hak warga Negara maupun setiap penduduk di pihak lain.
Sejalan dengan perlunya konstitusi sebagai instruman untuk membatasi kekuasaan dalam
suatu Negara, Miriam Budiarjo mengatakan:
Dalam konteks pentingnya konstitusi sebagai pemberi batas kekuasaan tersebut, Kusnardi
menjelaskan bahwa konstitusi dilihat dari fungsinya terbagi ke dalam dua bagian, yaitu
membagi kekuasaan dalam Negara dan membatasi kekuasaan pemerintah atau penguasa
dalam Negara. Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa bagi mereka yang memandang Negara
dari sudut kekuasaan dan menganggap sebagai organisasi kekuasaan, maka konstitusi
dapat dipandang sebagai lembaga atau kumpulan asas yang menetapkan bagaimana
kekuasaan dibagi diantara beberapa lembaga kenegaraan, seperti antara lembaga
legislative, eksekutif dan yudikatif.
Selain sebagai pembatas kekuasaan, konstitusi juga digunakan sebagai alat untuk menjamin
hak-hak warga negarqa. Hak-hk tersebut mencakup hak-hak asas, seperti hak untuk hidup,
kesejahteraan hidup dan hak kebebasan.Mengingat pentingnya konstitusi dalam suatu
Negara ini,Struycken dalam bukunya “Het Staatsreet van Het Koninkrijk der Nederlander”
menyatakan bahwa Undang-undang Dasar sebagai konstitusi tertulis merupakan dokuman
formal yang berisikan:
3. Pandangan tokoh-tokoh bangsa yang hendak diwujudkan baik untuk waktu sekarang
maupun untuk waktu yang akan datang;
Keempat materi yang terdapat dalam konstitusi atau undang – undang tersebut,
menunjukkan arti pentingnya suatu konstitusi yang menjadi barometer kehidupan
bernegara dan berbangsa, serta memberikan arahan dan pedoman bagi penerus bangsa
6
dalam menjalankan suatu Negara. Dan pada prinsipnya semua agenda penting kenegaraan,
serta prinsip – prinsip dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara, telah
tercover dalam konstitusi.
7
jati diri bangsa serta mencuat issu disintegrasi, maka kemudian Indonesia berganti
bentuk lagi menjadi Negara kesatuan Republik.
5. Periode UUD 1945 masa orde baru 11 Maret 1966- 21 Mei 1998
Pada masa Orde Baru (1966-1998), Pemerintah menyatakan akan menjalankan UUD
1945 dan Pancasila secara murni dan konsekuen. Namun pelaksanaannya ternyata
menyimpang dari Pancasila dan UUD 1945 yang murni,terutama pelanggaran pasal
23 (hutang Konglomerat/private debt dijadikan beban rakyat Indonesia/public debt)
dan 33 UUD 1945 yang memberi kekuasaan pada pihak swasta untuk menghancur
hutan dan sumber alam kita.
Pada masa Orde Baru, UUD 1945 juga menjadi konstitusi yang sangat “sakral”,
diantaranya melalui sejumlah peraturan:
8
Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983 yang menyatakan bahwa MPR berketetapan
untuk mempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan melakukan perubahan
terhadapnya.
Ketetapan MPR Nomor IV/MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain
menyatakan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD 1945, terlebih dahulu
harus minta pendapat rakyat melalui referendum.
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1985 tentang Referendum, yang merupakan
pelaksanaan TAP MPR Nomor IV/MPR/19839.
Salah satu hal yang berubah dengan adanya amandemen adalah keberadaan lembaga
Negara. Keberadaan lembaga ini cukup vital karena pada masa sebelumnya berbagai
macam lembaga Negara dikendalikan oleh satu orang saja, yaitu Presiden. Meskipun
secara formal terdapat aturan untuk memisahkan antara lembaga eksekutif,
legislative dan yudikatif namun karena ketiadaan aturan yang jelas, maka aturan
tersebut dapat dimanipulasi. Oleh sebab itu setelah reformasi mencoba diperbarui
agar lebih jelas pola pemisahannya serta memunggkinkan adanya control secara baik
diantara berbagi macam lembaga Negara. Dengan adanya check and balances maka
bisa mengurangi penumpukan kekuasaan dan penyalahgunaan wewenang 10.
Pancasila harus menjadi sumber dan segala hukum dalam system ketatanegaraan dan
sistem pemerintahan Indonesia. Apapun perkembangan yang terjadi bagi sistem yang
dianut dalam setiap perkembangan sejarah, setiap produk hukum, dan upaya
penegakannya haruslah mengkristalkan nilai-nilai dasar yang terkandung dalam
Pancasila atau di dalam keseluruhan Pembukaan dan Batang Tubuh UUD 1945.
Reformasi dalam bidang ekonomi, politik, hak asasi manusia, demokratisasi,
pertahanan dan keamanan, serta sosial budaya harus berlandaskan Pancasila. Tidak
9
boleh ada hukum yang dibuat atau ditegakkan oleh siapa pun secara berlawanan
dengan nilai-nilai dasar konstitusi.
Masyarakat yang tertib, aman, dan tenterarn merupakan syarat mutlak bagi
pembangunan dan tercapainya tujuan negara. Semuanya itu dapat berhasil karena
adanya aturan yang terkandung dalam UUD 1945 yang dipatuhi oleh seluruh bangsa
Indonesia. Pancasila dan UUD 1945 menjamin tegaknya hukum yang menjunjung
tinggi nilai-nilai hukum dan martabat manusia.
Hukurn adalah peraturan atau tata tertib yang mempunyai sifat memaksa, mengikat,
dan mengatur hubungan manusia dengan manusia Iainnya dalam masyarakat untuk
menjamin adanya keadilan dalam pergaulan hidup bermasyarakat. Hukum yang
berlaku di Indonesia disebut hukum nasional. Tata hukum nasional adalah peraturan
hukum yang berlaku bagi segenap bangsa dan seluruh tanah air Indonesia. Tata
hukum nasional itu terdiri atas hukum tertulis dan hukum yang tidak tertulis. Hukum
tertulis adalah hukum yang dicantumkan dalam berbagai peraturan negara seperti,
Undang Undang Dasar 1945, Tap MPR, undang-undang, Peraturan pemerintah
pengganti undang-undang, Peraturan pemerintah, Keputusan presiden, dan peraturan
lainnya. Hukum tidak tertulis adalah kebiasaan yang berlaku dalam rñasyarakat dan
dipatuhi sebagai hukum yang berlaku.
Indonesia sebagai negara yang berdasarkan hukurn merupakan salah satu contoh
negara yang masyarakatnya diatur dengan hukum. Hal itu dapat dibuktikan dengan
kenyataan yang ada. Bangsa Indonesia terdiri atas beraneka ragam suku dan budaya,
tetapi keanekaragaman itu tidak menjadi penghalang bagi bangsa Indonesia untuk
melangkah bersama-sama dalam derap pembangunan. Jelas sekali hukum berfungsi
sangat efektif dalam mengatur suatu tatanan masyarakat hingga akhimya tercipta
suatu ketertiban dalam kehidupan ini.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan mengenai Negara dan Konstitusi di atas, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan antara lain:
1. Negara adalah suatu organisasi dimana sekelompok atau beberapa kelompok
manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah tertentu dengan
mengakui adanya suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan
keselamatan kelompok tersebut di wilayahnya.
2. Konstitusi adalah sejumlah aturan-aturan dasar dan ketentuan-ketentuan
hukum yang dibentuk untuk mengatur fungsi dan struktur lembaga
pemerintahan termasuk dasar hubungan kerjasama antara Negara dan
masyarakat (rakyat) dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara.
3. Negara dan konstitusi memiliki hubungan yang sangat erat, dimana konstitusi
merupakan dasar Negara. Dasar Negara memuat norma-norma ideal, yang
penjabarannya dirumuskan dalam pasal-pasal yang terdapat pada UUD
(Konstitusi) yang merupakan satu kesatuan utuh, dimana tercantum dalam
pembukaan UUD 1945 dan dasar Negara Pancasila.
4. Di Indonesia terdapat 2 jenis konstitusi yaitu Konstitusi sebagai Hukum
Dasar Tertulis (UUD) dan Konstitusi sebagai Hukum Dasar Tidak Tertulis
(Convensi).
5. Konstitusi yang pernah diterapkan dan berlaku di Indonesia yaitu UUD 1945,
UUD RIS, UUDS 1950, dan UUD 1945 Amandemen.
6. UUD 1945 mengalami perubahan (Amandemen) selama 4 kali mulai dari
tahun 1999 hingga 2002 menjadi UUD 1945 yang baru dan berlaku hingga
sekarang.
3.2 Saran
Kepada para pembaca kami menyarankan agar menambah bahan bacaan
berupa buku atau artikel yang berkaitan agar lebih memahami kedua hal tersebut
guna menambah wawasan dan pengetahuan tentang Konstitusi di Indonesia.
11
DAFTAR PUSTAKA
12