Anda di halaman 1dari 16

PEMBENTUKAN NEGARA

DAN TUJUAN LAHIRNYA NEGARA

Oleh : Haidan
NIM: 3216.1.021

Abstract
Sebuah negara tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui sebuah proses
yang sangat panjang. Ada beragam teori yang dikemukakan para ahli ilmu negara dan
hukum yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan asal mula terjadinya Negara.
Negara pada dasarnya bertujuan untuk memajukan kesusilaan manusia sebagai individu
dan sebagai mahluk sosial. untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman dan
tentram, serta menjalankan ketertiban hukum untuk tercapainya tujuan bersama yaitu
kebahagian, kemakmuran, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat berdasarkan
Ketuhanan yang Maha Esa.

Keywords: Pembentukan Negara, Tujuan Lahirnya Negara.

Pendahuluan
Negara sebagai suatu organisasi kekuasaan manusia/ masyarakat dan merupakan
sarana untuk tercapainya tujuan bersama.
Negara bertujuan untuk memajukan kesusilaan manusia sebagai individu dan
sebagai makhluk sosial (Plato). Sedangkan menurut Machiaveli dan Shang Yang,
Negara bertujan untuk memperluas kekuasaan semata-mata, tujuan Negara didirikan
adalah untuk menjadikan Negara itu besar dan jaya. Untuk mencapai kejayaan Negara,
maka rakyat harus berkorban, kepentingan orang perorangan harus diletakkan di bawah
kepentingan bangsa dan Negara, Negara Diktator. Kalau ingin Negara kuat dan jaya,
maka rakyat harus lunakkan dan sebaliknya jika orang menghendaki rakyat menjadi
kuat dan kaya, maka Negara itu menjadi lemah.
Tujuan Negara Menurut Ajaran Teokrasi ( Kedaulatan Tuhan ) Thomas Aquino,
Agustinus, Tujuan negara adalah untuk mencapai penghidupan dan kehidupan aman
dan tentram, dibawah pimpinan Tuhan. Pimpinan negara menjalankan kekuasaannya
berdasarkan Kehendak Tuhan.
Tujuan Negara Menurut Emmanuel Kant, Negara bertujuan mengatur keamanan
dan ketertiban dalam Negara yang paling utama. Tujuan Negara Menurut Krabbe,
Negara bertujuan menyelenggarakan ketertiban hukum. Segala kekuasaan dan alat-alat
Negara dalam menjalankan tugasnya harus berdasarkan hukum, semua orang tanpa

Page
1
kecuakli harus tunduk dan taat pada hukum, hanya hukumlah yang berkuasa dalam
Negara (Rule of Law).
Tujuan Negara Menurut Welfare State = Soscial Service State, Tujuan Negara
adalah mewujudkan kesejahteraan umum. Negara sebagai alat untuk tercapinya tujuan
bersama yaitu kemakmuran, kebahagian dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Disamping itu bermacam-macam tujuan Negara ytiu :
1. Untuk memperluas kekuasaan.
2. Untuk tercapainya kejayaan (seperti Kerajaan Sriwidjaya dan Kerajaan
Majapahit)
Tujuan Negara Republik Indonesia Dalam Pembukaan UUD 1945; "Untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksnakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan
keadilan sosial,"

Pembahasan
Pengertian Negara
Beberapa abad sebelum Masehi, para filsuf Yunani seperti Socrates, Plato, dan
Aristoteles sudah mengajarkan teori-teori tentang “negara”. Telaah mereka tentang ilmu
negara dan hukum masih berpengaruh hingga saat ini. Pengertian mereka tentang negara
pada waktu itu hanya meliputi lingkungan kecil, meliputi lingkungan kota atau negara
kota yang disebut ”polis”. Pada waktu itu di Yunani digunakan kata polis untuk negara
sedangkan di Romawi digunakan penyebutan kata “civitas” atau “res publica” lebih
lazim digunakan daripada “stato” untuk menyebutkan Negara.
Negara yang dikenal sekarang mulai timbul pada zaman renaissance di eropa abad
ke 15. Pada masa itu telah mulai dipergunakan orang istilah Lo stato yang berasal dari
bahasa Italia yang kemudian telah menjelma menjadi perkataan L’ Etat’ dalam bahasa
perancis, The state dalam bahasa inggris atau Der Staat dalam bahasa Jerman dan De
Staat dalam Bahasa Belanda.
Kata Lo Stato dalam Bahasa Indonesia diterjemahkan menjadi “Negara” pada
waktu itu diartikan sebagai suatu system tugas-tugas atau fungsi-fungsi publik dan alat-
alat perlengkapan yang teratur di dalam wilayah (daerah) tertentu1.
1
Cst. Kansil, Christine ST Kansil, Ilmu Negara (Umum dan Indonesia), Cet ke- 3 Pradnya
Paramita Jakarta 2007, hal. 9

Page
2
Menurut Aristoteles, negara (polis) adalah suatu persekutuan dari keluarga dan
desa untuk mencapai kehidupan yang sebaik-baiknya. Setiap negara mempunyai sifat-
sifat khusus yang hakiki sebagai perwujudan kedaulatan yang dimilikinya. Sifat ini
sama di semua negara meskipun negara tersebut memiliki corak yang berbeda. Sifat ini
membedakannya dengan organisasi lainnya. Berdasarkan kenyataan ini cobalah Anda
menganalisis sifat negara yang membedakannya dengan organisasi lainnya.
Belum ada definisi negara yang dianggap sempurna dan dapat diterima oleh semua
pihak. Para ahli mendefinisikan negara berdasarkan latar belakang dan titik pandang
masing-masing. Berbagai pengertian tentang negara menurut para ahli sebagai berikut:
Menurut ahli filsafat politik dari Prancis bernama Jean Bodin, negara adalah
persekutuan dari berbagai keluarga dengan segala kepentingannya yang dipimpin oleh
atau dari suatu lembaga yang berdaulat.
Pendapat seorang pemikir negara dan hukum dari Amerika, bernama Marsilius,
negara adalah suatu badan atau organisme yang mempunyai dasar-dasar hidup dan
mempunyai tujuan tertinggi, yaitu menyelenggarakan dan  mempertahankan
perdamaian.
Seorang politikus Belanda bernama Logemann berpendapat, bahwa negara adalah
suatu organisasi kemasyarakatan yang bertujuan dengan kekuasaannya mengatur serta
menyelenggarakan suatu masyarakat.
Ibnu Chaldun, seorang pemikir Islam tentang masyarakat dan negara, negara
adalah masyarakat yang mempunyai wazi’ dan mulk (kewibawaan dan kekuasaan).
Bellefroid, seorang ahli hukum dari Belanda, berpendapat bahwa negara adalah
suatu masyarakat hukum yang secara kekal menempati suatu daerah tertentu yang
diperlengkapi dengan kekuasaan tertinggi untuk mengurus kepentingan umum.
Menurut Miriam Budiardjo, pakar ilmu politik Indonesia, negara mempunyai sifat-
sifat khusus yang merupakan manifestasi dari kedaulatan yang dimilikinya dan hanya
terdapat pada negara saja serta tidak terdapat pada asosiasi atau organisasi lainnya.
Harold J. Laski, seorang ahli politik dari Inggris berpendapat bahwa negara adalah
suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat
memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang
merupakan bagian dari masyarakat.

Page
3
Menurut Roger H. Soltau, seorang ahli politik dari Prancis, negara adalah alat
(agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan
bersama atas nama rakyat.
Sementara di Indonesia, penyebutan kata “negara” telah digunakan jauh lebih
dahulu, yaitu pada awal abad V di Nusantara telah mengenal sebuah kerajaan yang
bernama “Tarumanegara”, sebuah kerajaan yang daerahnya meliputi sekitar lembah
sungai Citarum di Jawa Barat yang dipimpin oleh raja yang bernama Purnawarman.
Namun pada perkembangannya, kata “negara” dapat dipahami secara umum sebagai
pengertian yang menunjukkan organisasi teritorial sebuah bangsa yang memiliki
kedaulatan.
Negara merupakan integrasi dari kekuasaan politik, ia menjadi alat masyarakat
yang memiliki kewenangan untuk mengatur hubungan manusia dalam masyarakat.
Dalam kerangka tersebut, negara memiliki tugas pokok, pertama: mengendalikan dan
mengatur gejala-gejala asosial, atau gejala yang bertentangan satu sama lain, agar tidak
antagonistik yang membahayakan. Kedua, mengorganisasikan dan mengintegrasikan
kegiatan manusia dan golongan-golongan untuk mencapai tujuan-tujuan dari
masyarakat seluruhnya.
Hakekat daripada negara ialah sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita-cita
atau tujuan bangsanya. Sementara tujuan dari adanya negara menurut Immanuel Kant
adalah menjunjung tinggi hak dan kebebasan warganya, yang berarti negara harus
menjamin kedudukan hukum individu dalam negara itu. Dengan demikian setiap warga
negara mempunyai kedudukan hukum yang sama dan tidak boleh diperlakukan
sewenang-wenang oleh penguasa.
Tujuan dan fungsi negara mempunyai hubungan yang timbal balik dan tidak dapat
dipisahkan. Tujuan negara adalah suatu harapan atau cita-cita yang hendak dicapai oleh
negara, sedangkan fungsi negara adalah upaya atau kegiatan negara untuk mengubah
harapan atau cita-cita negara menjadi kenyataan.
Berbeda dengan negara menurut Karl Marx yang menganggap bahwa negara
diciptakan oleh kekuatan kapital dan merupakan instrumen untuk menindas rakyat.
Engels memaparkan bahwa negara adalah hasil pergulatan sebuah masyarakat. Pada
tingkat perkembangan tertentu, negara adalah pengakuan bahwa masyarakat telah
terlibat dalam kontradiksi-kontradiksi yang tak terpecahkan, lalu terbelah dalam

Page
4
antagonisme-antagonisme (kelas-kelas sosial didalam masyarakat) yang sudah tidak
dapat didamaikan serta tidak mampu dilenyapkan juga olehnya.
Agar kelas-kelas yang saling berbenturan dalam hal kepentingan ekonomi ini tidak
saling menghancurkan, maka dibutuhkan suatu kekuasaan yang berdiri diatas
masyarakat untuk tujuan melunakkan bentrokan dan mempertahankan masyarakat agar
berada dalam ikatan susunan tata tertib. Lambat laun kekuasaan ini menempatkan
dirinya di atas dan semakin mengasingkan dirinya dari masyarakat. Engels menegaskan
bahwa negara dalam kenyataannya tidak lain daripada mesin penindas satu kelas kepada
kelas lainnya. Hal ini dapat terjadi di negara Republik Demokratis seperti juga terjadi
dalam negara Monarki.
Sedangkan mengenai definisi dan asal mula negara, Tan Malaka berkeyakinan
bahwa jika dalam suatu masyarakat terdapat dua kelas yang saling bertentangan
kepentingan ekonominya dan tidak dapat didamaikan, maka akan muncul suatu
kekuasaan untuk membatasi dan menempatkan pertentangan dalam ketentraman umum.
Kekuasaan itulah yang disebut Marx dan Engels sebagai negara, yaitu kekuasaan yang
secara kasat mata terdiri dari birokrasi, tentara, mahkamah, polisi, dan penjara.
Seharusnya peran ideal yang harus dimainkan negara adalah melindungi,
mengatur, dan membela hak-hak masyarakatnya, akan tetapi dominasi masyarakat kelas
atas (yang berkuasa) melalui negara semakin membuat pertentangan kelas tersebut
menjadi tajam. Negara merupakan lembaga yang memiliki kekuasaan yang sangat besar
dalam sebuah masyarakat dan dapat memaksa kehendak warga atau kelompok yang ada
di masyarakat. Bahkan jika dianggap perlu, negara memiliki keabsahan untuk
menggunakan kekerasan fisik dalam memaksakan kepatuhan masyarakat terhadap
perintah-perintah yang dikeluarkannya.
Menurut Arif Budiman, Kekuasaan besar ini diperoleh karena negara merupakan
pelembagaan yang mewakili kepentingan umum. Oleh karenanya, negara dapat
memaksakan kehendaknya melawan kepentingan-kepentingan pribadi, atau kelompok
masyarakat yang lebih kecil jumlahnya.
Mengenai jenis-jenis bentuk negara, Aristoteles memiliki kriteria dalam
menguraikan bentuk-bentuk negara ini ada dua hal, yaitu: 1. Jumlah orang yang
memegang pemerintahan dalam susunan kenegaraan; 2. Sifat atau tujuan
pemerintahannya; maksudnya pemerintahan itu ditujukan untuk kepentingan umum (ini

Page
5
yang bersifat baik), atau pemerintahan itu hanya ditujukan untuk kepentingan para
penguasa saja (ini yang jelek).
Berdasarkan dua kriteria tersebut diatas, maka menurut Aristoteles didapatkan
bentuk-bentuk negara:
1. Negara dimana pemerintahannya hanya dipegang oleh satu orang saja. Hal ini juga
dibedakan berdasarkan sifat, yaitu:
a. Negara yang pemerintahannya dipegang oleh satu orang dan ditujukan untuk
kepentingan umum. Negara ini disebut Monarki.
b. Negara yang pemerintahannya dipegang oleh satu orang dan ditujukan untuk
kepentingan si penguasa itu sendiri. Negara ini disebut Tyranni.
2. Negara dimana pemerintahannya itu dipegang oleh beberapa orang (golongan kecil).
Hal ini juga dibedakan berdasarkan sifat, yaitu:
a. Negara yang pemerintahannya itu dipegang oleh beberapa orang dan ditujukan
untuk kepentingan umum. Negara ini disebut Aristokrasi.
b. Negara yang pemerintahannya itu dipegang oleh beberapa orang dan ditujukan
untuk kepentingan mereka sendiri. Negara ini disebut Oligarki.
3. Negara dimana pemerintahannya itu dipegang oleh rakyat, kedaulatan berada
ditangan rakyat. Hal ini juga dibedakan berdasarkan sifat, yaitu:
a. Negara yang pemerintahannya itu dipegang oleh rakyat dan ditujukan untuk
kepentingan umum atau rakyat. Negara ini disebut Republik atau Republik
Konstitusionil.
b. Negara yang pemerintahannya itu dipegang oleh rakyat dan ditujukan untuk
kepentingan si pemegang kekuasaan itu saja. Negara ini disebut Demokrasi.
Dalam pergaulannya, manusia selalu mengalami perkembangan dan kemajuan
seiring dengan pertentangan-pertentangannya. Manusia yang satu pada hakekatnya tidak
dapat dipisahkan dari manusia lainnya. Namun dalam realitasnya, pergaulan ini selalu
menimbulkan kontradiksi didalam struktur masyarakat yang berkaitan dengan
kepentingan mereka masing-masing. Oleh karenanya, mereka membutuhkan hukum
atau aturan untuk mengatur tingkah laku mereka. Hingga pada titik tertentu, masyarakat
tersebut membutuhkan sebuah negara sebagai alat untuk melindungi kepentingannya.
Sampai pada perkembangannya, negara dijadikan alat untuk melindungi
kepentingan penguasa dan para pihak yang memiliki kapital. Hal ini akan

Page
6
menghilangkan esensi dan hakekat dari negara yang sebenarnya. Akan tetapi, saat
kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin didalam masyarakat tersebut sudah tidak
ada, maka negara pun (secara otomatis) tidak dibutuhkan lagi dan akan lenyap dengan
sendirinya (Lenin).
 Kita tidak dapat  memisahkan hubungan negara dengan hukum, karena hukum itu
sendiri lahir dari organ-organ negara, tanpa negara hukum itu pun tidak ada, dan begitu
juga sebaliknya, negara juga tidak akan jalan tanpa di iringi dengan hukum, dikarenakan
bahwa setiap organ negara (pemerintah) melaksanakan tugas dan kewajiban nya harus
berdasarkan atas hukum atau peraturan perundang-undangan.
 Diantara para sarjana juga berpendapat tentang hubungan Negara dengan Hukum.
Sebagian ada yang membedakan antara Negara dengan hukum itu, dan ada pula yang
menyamakannya. Yang mengidentikkan Negara dengan hukum itu ialah satu kesatuan.
“Kelsen” mengakui bahwa Negara terikat kepada hukum, namun tatanan Negara dan
tatanan hukum itu sama, hanya Negara adalah system norma-norma. Menurut Kelsen,
Negara ialah kerukunan yang telah ditata (Zwangs ordnung), tatanan yang
dipertahankan oleh paksaan, dimana terdapak hak memerintah dan kewajiban menurut,
sehingga dengan demikian ia berkesimpulan bahwa Negara dan hukum adalah sama.
   Menurut Kelsen, kalau Negara telah dipandang sebagai kesatuan tatanan-
tatanan, maka tidak terdapat kemungkinan lain untuk membedakannya dengan hukum.
Negara dan hukum termasuk dalam katagori yang sama, yaitu “tatanan normative”.
Wujud norma hukum dilihat dalam sifat paksa, maka secara sama hukum dan Negara
adalah tatanan-tatanan paksa dalam arti system norma-norma yang mengatur secara
paksa. Arti kata tujuan negara berakhir pada definisi hukum.
Menurut Franz Magnis Suseno, negara tanpa hukum akan kehilangan bentuk dan
arah, sedangkan hukum tanpa negara tidak ada arti, malah tidak perna lahir, karena
negara atau pemerintah terikat dengan hukum.
Menurut Kranenburg, Negara dan hukum itu sama. Ia memberikan contoh-contoh
istilah :tindakan Negara, pertanggungjawaban Negara, kepala Negara, kepentingan
Negara,”Kranenburg” berkesimpilan bahwa Negara itu identik dengan hukum. Dalam
kaitannya antara Negara dan hukum, saya sependapat dengan Kranenburg bahwa
Negara identik dengan hukum.

Page
7
Sifat-sifat Negara
Negara merupakan satu-satunya organissi yang memiki kedaulatan atau kekuasaan
tertinggi. Nagara mempunyai sifat-sifat khusus yaitu sebagai berikut:
a. Memaksa
Negara memiliki kekuasaan memaksa agar peraturan perundang-undangan ditaati
sehingga ketertiban dalam masyarakat terjamin dan anarki atau kekacauan dapat
dicegah.
b. Monopoli
Negara memiliki monopoli dalam menetapkan tujuan bersama dari masyarakat.
c. Menyeluruh
Menyeluruh bermakna mencakup semua. Maksudnya, peraturan perundang-undangan
yang dibuat Negara adalah berlaku untuk semua warga Negara tanpa terkecuali.

Unsur-Unsur Negara
Ada 4 unsur pokok terbentuknya suatu negara. Keempat unsur pokok tersebut
adalah wilayah, rakyat, Pengakuan dari Negara lain, dan pemerintah yang berdaulat:
a. Wilayah
wilayah dimaksudkan sebagai daerah kekuasaan suatu negara, baik darat, laut,
maupun udara. Setiap Negara menduduki tempat tertentu dan batas tertentu pula.
Kekuasaan negara mencakup seluruh wilayah, bukan hanya tanah atau daratan,
tetapi juga laut di sekelilingnya dan angkasa di atasnya.
b. Rakyat
Rakyat merupakan unsur terpenting negara karena rakyatlah yang pertama kali
berkehendak membentuk negara. Rakyat pula yang mulai merencanakan, merintis,
mengendalikan, dan menyelenggarakan pemerintahan Negara.
Di dalam suatu negara, rakyat dapat dibedakan menjadi: Penduduk dan bukan
penduduk.
 Penduduk adalah mereka yang bertempat tinggal atau berdomisili di dalam suatu
wilayah negara (menetap). Biasanya, penduduk adalah mereka yang lahir secara
turun-temurun dan besar di dalam suatu negara tertentu.
 Bukan penduduk adalah mereka yang berada di dalam suatu wilayah Negara hanya
untuk sementara waktu.

Page
8
Warga negara dan bukan warga negara (warga negara asing).
Warga Negara adalah mereka yang berdasarkan hukum tertentu merupakan
anggota dari suatu negara. Dengan kata lain, warga negara adalah mereka yang menurut
undang-undang atau perjanjian diakui sebagai warga negara, atau melaui proses
naturalisasi.
Bukan Warga Negara adalah mereka yang berada pada suatu negara tetapi secara
hukum tidak menjadi anggota Negara yang bersangkutan, namun tunduk pada
pemerintahan dimana mereka berada.
c. Pemerintah yang berdaulat
Pemerintah yang berdaulat adalah pemerintah yang memilki kedaulatan dan
kekuasaan tertinggi, baik kedaulatan ke dalam maupun kedaulatan ke luar.
Kedaulatan ke dalam maksudnya kekuasaan unutk mengatur rumah tangga
negaranya sendiri tanpa campur tangan dari bangsa atau negara lain. Kedaulatan ke
luar maksudnya kekuasaan unutk mengadakan hubungan atau kerja sama dengan
negara lain.
d. Pengakuan dari Negara lain
Suatu negara yang baru merdeka memerlukan pengakuan dari negara lain karena
faktor-faktor berikut.
- Adanya kekhawatiran terancam kelangsungan hidupnya baik yang timbul dari
dalam maupun intervensi dari Negara lain
- Ketentuan hukum alam yang tidak dapat dimungkiri bahwa suatu Negara tidak
dapat berdiri sendiri,tanpa bantuan dan kerja sama dengan negara lain.
Pengakuan dari Negara lain, dapat dibedakan menjadi dua yaitu secara de facto dan
secara de jure.

Terbentuknya sebuah Negara

Sebuah negara tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan melalui sebuah


proses yang sangat panjang. Ada beragam teori yang dikemukakan para ahli ilmu
negara dan hukum yang dapat dipergunakan untuk menjelaskan asal mula terjadinya
negara. Teori-teori tersebut sebagai berikut :

1) Secara Faktual

Page
9
Asal mula terbentuknya negara dapat diketahui dengan cara faktual. Artinya, asal
mula terjadinya negara dianalisis berdasarkan fakta nyata yang dapat diketahui melalui
sejarah lahirnya negara tersebut. Berdasarkan hal tersebut, asal mula terbentuknya
negara sebagai berikut:

a)   Occupatie (pendudukan). Artinya, sebuah daerah bebas diduduki oleh suatu bangsa
yang selanjutnya mendirikan negara di daerah tersebut. Contohnya, Liberia diduduki
oleh budak-budak Negro dan dimerdekakan pada tahun 1947.
b)   Separatie
style="font-family: "Arial","sans-serif"; font-size: 10.0pt;"> (pemisahan). Suatu
daerah yang semula termasuk daerah-daerah negara kemudian melepaskan diri dan
menyatakan dirinya sebagai sebuah negara. Contohnya, Bangladesh terhadap
Pakistan tahun 1971 dan Timor Leste terhadap Indonesia tahun 1999.
c)   Proklamasi. Sebuah daerah yang tadinya merupakan tanah jajahan dari negara lain
kemudian menyatakan kemerdekaannya. Contohnya, Indonesia atas Belanda dan
Jepang pada tanggal 17 Agustus 1945.
d)  Innovation (pembentukan baru). Munculnya sebuah negara baru di atas wilayah
sebuah negara yang pecah dan lenyap karena suatu hal. Contohnya, lenyapnya
negara Uni Soviet kemudian di negara tersebut muncul negara baru, seperti Rusia
dan Uzbekistan.
e)   Cessie (penyerahan). Artinya, suatu wilayah diserahkan kepada negara lain
berdasarkan perjanjian tertentu. Contohnya wilayah Sleeswijk diserahkan oleh
Austria kepada Prusia (Jerman) karena ada perjanjian bahwa negara yang kalah
perang harus memberikan negara yang dikuasainya kepada negara yang menang.
Austria adalah salah satu negara yang kalah dalam Perang Dunia I.
f)   Fusi (peleburan). Beberapa negara mengadakan fusi (peleburan) dan menjadi satu
negara baru. Contohnya, Jerman Barat dan Jerman Timur bersatu menjadi Jerman
pada tanggal 3 Oktober 1990.
g)  Accesie (penaikan). Artinya, suatu wilayah terbentuk akibat penaikan lumpur sungai
atau timbul dari dasar laut (delta) kemudian wilayah tersebut dihuni oleh
sekelompok orang sehingga terbentuklah negara. Contohnya, wilayah negara Mesir
yang terbentuk dari delta Sungai Nil.

Page
10
h)   Anexatie (pencaplokan/penguasaan). Artinya, sebuah negara berdiri di sebuah
wilayah yang dikuasai (dicaplok) dari bangsa lain tanpa reaksi berarti. Contohnya,
ketika pembentukan negara Israel pada tahun 1948 wilayahnya banyak mencaplok
daerah Palestina, Suria, Yordania, dan Mesir.

2) Secara Teoretis
Menganalisis asal mula terbentuknya negara dapat pula dilakukan secara teoretis
(kajian teoretis). Beberapa teori terbentuknya negara sebagai berikut:

a)   Teori ketuhanan, beranggapan bahwa terbentuknya negara atas dasar kehendak
Tuhan. Tanpa adanya kehendak Tuhan segala sesuatu tidak mungkin terjadi. Teori
ketuhanan berdasarkan pada determinisme religius, yaitu segala sesuatunya sudah
ditakdirkan Tuhan. Hal ini tampak dari kalimat by the grace of God (berkat rahmat
Tuhan) di berbagai UUD negara.
b)  Teori perjanjian, beranggapan bahwa negara terbentuk berdasarkan perjanjian
bersama/masyarakat. Perjanjian dapat terjadi antara orang-orang yang sepakat
mendirikan suatu negara ataupun antara orang-orang yang menjajah dengan yang
dijajah.
c)   Teori kekuasaan, beranggapan bahwa negara terbentuk atas dasar kekuasaan dan
kekuasaan adalah ciptaan orang yang paling kuat dan berkuasa.
d)   Teori hukum alam. Menurut hukum alam, terjadinya negara karena kekuasaan alam
dan berlakunya abadi serta universal, berlaku setiap waktu.

3) Berdasarkan Proses Pertumbuhan


Dalam hal ini, dianalisis cara mengetahui tahap-tahap perkembangan negara,
mulai asal mula terjadinya, proses pertumbuhannya hingga mencapai bentuk yang kita
kenal sekarang. Asal mula terjadinya negara dapat dilihat dari dua
proses sebagai berikut:
a)   Secara primer, negara terjadi secara bertahap dan tidak dihubungkan dengan negara
yang telah ada sebelumnya. Menurut teori ini pertumbuhan negara melalui empat

Page
11
fase yaitu fase genootschaft, kerajaan (rijk), negara nasional (staat), dan negara
demokrasi. Pertama, fase genootschaft. Tahap ini diawali dari keluarga kemudian
berkembang menjadi kelompok masyarakat hukum tertentu yang disebut suku. Suku
dipimpin oleh seorang kepala suku yang merupakan primus interpares, yaitu orang
pertama di antara mereka yang sederajat. Satu suku ini terus mengalami
perkembangan bisa karena faktor alami atau penaklukan-penaklukan antarsuku
sehingga menjadi besar dan kompleks menuju tahap yang disebut bangsa. Kedua,
fase kerajaan (rijk). Pada tahap ini kepala suku yang semula berkuasa di masyarakat
hukumnya, mengadakan ekspansi (perluasan kekuasaan) dengan melakukan
penaklukan-penaklukan ke daerah lain. Hal ini menyebabkan berubahnya fungsi
kepala suku dari primus interpares menjadi seorang raja dengan cakupan wilayah
yang lebih luas dalam bentuk kerajaan. Ketiga, fase negara nasional (staat). Pada
tahap ini kerajaan dipimpin oleh seorang raja yang memegang kekuasaan secara
absolut dan tersentralisasi. Semua kebijakan pemerintahan berasal dari raja.
Sebaliknya, rakyat harus patuh dan tunduk kepada perintah raja. Oleh karena itu,
hanya ada satu corak atau identitas kebangsaan. Tahap ini disebut fase negara
nasional dalam terjadinya negara. Keempat, fase negara demokrasi. Adanya
kekuasaan raja yang absolut menimbulkan keinginan rakyat untuk memegang
pemerintahan sendiri. Artinya, kedaulatan/kekuasaan tertinggi dipegang oleh rakyat.
Rakyat berhak memilih pemimpinnya yang dianggap mampu mewujudkan
aspirasinya. Hal tersebut mendorong lahirnya negara demokrasi.
b)   Secara sekunder, pertumbuhan negara dihubungkan dengan negara yang sudah ada
sebelumnya. Pertumbuhan negara secara sekunder ini dipengaruhi oleh sebab-sebab
tertentu seperti revolusi, intervensi, atau penaklukan. Dalam hal ini dapat dikatakan
bahwa munculnya negara menggantikan negara yang ada tersebut. Contohnya,
adanya negara Rusia, Lithuania, dan Estonia yang lahir dari negara sebelumnya,
yaitu Uni Soviet. Biasanya munculnya negara baru ini berkaitan dengan pengakuan
dari negara lain.

Tujuan Lahirnya Negara


Setiap negara tentu harus memiliki tujuan, karena tujuan negara merupakan
pedoman atau arah dalam penyelenggaraan negara berlangsung dan pemerintahannya.

Page
12
Tujuan setiap negara berbeda-beda sesuai dengan pandangan hidu rakyat yang
sumbernya berasal dari nilai-nilai luhur bangsa. Secara umum, Tujuan Negara adalah
menyelenggarakan kesejahteraan dan kebahagian rakyatnya. Dalam perbedaan setiap
tujuan negara tentu dipengaruhi oleh tempat, sejarah terbentuknya negara tersebut, dan
ideologi yang dianut. Menurut  Roger. F. Soltau, tujuan negara memungkinkan rakyat
berkembang serta menyelenggarakan kemampuannya sebebas mungkin.
Tujuan negara merupakan pedoman dalam menyusun dan mengendalikan alat
perlengkapan negara serta mengatur kehidupan rakyatnya. Tujuan dari tiap-tiap negara
dipengaruhi oleh tempat, sejarah pembentukan, dan pengaruh dari penguasa negara
yang bersangkutan. Dengan mengetahui tujuan negara, kita juga dapat mengetahui sifat
organisasi negara dan legitimasi kekuasaan negara tersebut.
Beberapa pendapat mengenai tujuan negara dari ahli kenegaraan sebagai berikut:
1. Menciptakan keadaan agar rakyat dapat mencapai keinginan-keinginannya
secara maksimal.
2. Memajukan kesusilaan manusia sebagai individu dan sebagai makhluk sosial.
3. Mencapai penghidupan dan kehidupan yang aman dan tenteram dengan taat
kepada Tuhan. Pemimpin negara dalam menjalankan kekuasaannya berdasarkan
kekuasaan Tuhan.
4. Mengusahakan terselenggaranya ketertiban, keamanan, dan ketenteraman agar
tercapai tujuan negara yang tertinggi, yaitu kemakmuran bersama.
5. Memelihara dan menjamin terlaksananya hak-hak asasi manusia. Kekuasaan
penguasa dibatasi oleh hak-hak asasi manusia.
Tujuan negara juga dapat ditinjau dari beberapa teori atau ajaran sebagai berikut :
1. Teori negara kesejahteraan. Menurut teori ini, tujuan negara adalah mewujudkan
kesejahteraan warga negaranya. Teori ini dikemukakan oleh Kranenburg.
2. Teori perdamaian dunia. Teori ini dikemukakan oleh ahli kenegaraan Italia, Dante
Alleghieri. Tujuan negara adalah mencapai perdamaian dunia sehingga perlu
dibentuk satu negara di bawah satu imperium.
3. Teori kedaulatan hukum. Menurut teori ini, negara bertujuan menyelenggarakan
ketertiban hukum, dengan berdasarkan dan berpedoman pada hukum. Hanya
hukumlah yang berkuasa di dalam negara. Dalam negara hukum hak-hak warga
negara dijamin sepenuhnya oleh negara. Sebaliknya, warga negara berkewajiban

Page
13
mematuhi seluruh peraturan yang ada dalam negara yang bersangkutan. Teori ini
dikemukakan oleh Krabbe.
4. Teori kekuasaan negara. Menurut teori ini, tujuan negara adalah berusaha
mengumpulkan kekuasaan yang sebesar-besarnya. Teori ini dikemukakan oleh Lord
Shang Yang, seorang ahli filsafat politik Cina.
5. Teori jaminan atas hak dan kebebasan. Menurut teori ini, tujuan negara adalah
membentuk dan mempertahankan hukum supaya hak dan kemerdekaan warga
negara terpelihara. Peranan negara hanya sebagai penjaga ketertiban hukum dan
pelindung hak serta kebebasan warganya. Penganut teori ini adalah Immanuel Kant,
seorang filsuf dari Jerman.
Ada beberapa teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli hukum mengenai
tujuan negara. Macam-macam teori tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Teori Tujuan Negara Mencapai Kekuasaan. Teori yang dikemukakan oleh Shang
Yang dari Tiongkok dan Machiavelli dari Italia. Kedua ahli tersebut memiliki
pandangan berbeda mengenai cara mencapai kekuasaan, namun tetap saja
menjadikan kekuasaan sebagai tujuan negara.  Menurut Shang Yang, Tujuan
Negara adalah memperoleh kekuasaan yang sebesar-besarnya dengan
menjadikan rakyatnya miskin, lemah, dan bodoh. Rakyat harus dijauhkan
dengan hal yang dapat melembutkan dan melemahkan hati. Sedangkan Menurut
Machiavelli, Tujuan Negara adalah kekuasaan yang digunakan untuk mencapai
kebesaran dan kehormatan negara, walaupun dengan harus bertindak kejam dan
licik dalam mencapai kekuasaan tersebut. Jika dibandingkan pendapat mereka
mengenai tujuan negara adalah Shang Yang mengemukakan tujuan negara
hanya sekedar mencapai kekuasaan negara, sedangkan Machiavelli adalah
tujuan negara untuk mencapai kemakmuran bersama. 
2. Teori Tujuan Negara #Perdamaian Dunia. Teori yang dikemukakan oleh Dante
Alighieri yang menurutnya, tujuan negara adalah untuk menciptakan perdamaian
dunia, yang dapat dicapai apabila seluruh negara berada dalam suatu kerajaan
dunia (imperium) dengan undang-undang yang beragam bagi semua negara. 
3. Teori Tujuan Negara #Jaminan Atas Hak dan Kebebasan. Teori ini dikemukakan
oleh Immanuel Kan dan Kranenburg. Keduanya berpendapat bahwa agar hak
dan kebebasan warga negara terjamin, di dalam negara harus dibentuk peraturan

Page
14
atau undang-undang. Namun keduanya juga memiliki perbedaan fokus
perhatian. Immanuel Kan menganjurkan bahwa negara hukum dibentuk adalah
negara hukum dalam arti sempit (negara hukum klasik/negara hukum dalam arti
formal/nachatwakerstaats) artinya negara berfungsi sebagai penjaga malam
yang bertugas menjaga keamanan dan ketertiban, serta negara tidak diwajibkan
mewujudkan kesejahteraan rakyatnya. Sedangkan menurut Kranenburg. bahwa
tujua negara adalah negara hukum modern (negara hukum dalam arti luas/negara
hukum welfare state) artinya, selain menjaga keamanan dan ktertiban
masyarakat, negara berkewajiban untuk mewujudkan dan memperjuangkan
kesejahteraan rakyatnya. 

Kesimpulan

Hakekat daripada negara ialah sebagai wadah bangsa untuk mencapai cita-cita
atau tujuan bangsanya. Sementara tujuan dari adanya negara adalah menjunjung tinggi
hak dan kebebasan warganya, yang berarti negara harus menjamin kedudukan hukum
individu dalam negara itu. Dengan demikian setiap warga negara mempunyai
kedudukan hukum yang sama dan tidak boleh diperlakukan sewenang-wenang oleh
penguasa.
Tujuan dan fungsi negara mempunyai hubungan yang timbal balik dan tidak dapat
dipisahkan. Tujuan negara adalah suatu harapan atau cita-cita yang hendak dicapai oleh
negara, sedangkan fungsi negara adalah upaya atau kegiatan negara untuk mengubah
harapan atau cita-cita negara menjadi kenyataan.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :

Cst. Kansil, Christine ST Kansil, Ilmu Negara (Umum dan Indonesia), Cet ke- 3
Pradnya Paramita Jakarta 2007

Page
15
LAIN-LAIN:

Tujuan Negara Secara umum dan teori tujuan menurut para ahli - written by dwi ,
published at 01.49, categorized as Kewarganegaraan . And has 0 komentar,
http://umum-pengertian.blogspot.co.id/2016/05/tujuan-negara-secara-umum-dan-
teori.html, di akses pada tanggal 14 Desember 2016

Tujuan Terbentuknya Sebuah Negara,http://agil-


sshofie.blogspot.co.id/2011/10/tujuan-terbentuknya-sebuah-negara.html, di akses pada
tanggal 14 desember 2016

https://www.merdeka.com/pendidikan/kata-para-ahli-inilah-5-teori-pembentukan-
negara.html, di akses pada tanggal 14 desember 2016-12-14

Hakikat Negara dan Asal Mula Terbentuknya Negara,


http://www.edukasippkn.com/2015/09/hakikat-negara-dan-asal-mula.html, di akses
pada tanggal 14 Desember 2016

Diposkan oleh wahyoewibisana26, Konsep lahirnya bangsa dan Negara


http://wahyoewibisana26.blogspot.co.id/2009/01/konsep-lahirnya-bangsa-dan-
negara.html, di akses pada tanggal 14 Desember 2016

Page
16

Anda mungkin juga menyukai