PEMERINTAHAN
A. PENDAHULUAN
Penulis,
Saiful Ambiya.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana penguraian tentang Bentuk Negara, Bentuk Pemeritahan, dan Sistem
Pemerintahan ?
2. Apa saja contoh Negara dan jelaskan bagaimana bentuk Negara, bentuk pemerintahan,
serta system pemerintahannya ?
3. Mengapa setiap Negara memiliki perbedaan baik itu pada bentuk negaranya, bentuk
pemerintahannya, ataupun pada sistem pemerintahannya ?
D. PEMBAHASAN
Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa bentuk Negara memiliki
dua jenis bentuk, yaitu bentuk Negara kesatuan dan bentuk Negara federasi. Kedua
bentuk Negara tersebut telah dipakai di berbagai Negara di dunia. Keduanya memiliki
kelebihan dan keunggulan masing-masing. Dan juga memiliki kekurangan masing-
masing pula. Karena kedua bentuk Negara tersebut memiliki perbedaan.
2. Desentralisasi.
Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan
peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat
peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.
2. adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya;
3. penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.
2. peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan
daerah;
3. daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga
melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari
rakyat;
1. pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;
2. peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu
sendiri;
4. partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;
1. tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet)
demi kepentingan negara bagian;
2. tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi negara serikat;
3. hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui
negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah
diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.
Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian
(lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah
federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan
pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power).
Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada
pemerintah federal meliputi:
1. hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum
internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan
diplomatik;
2. hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan
nasional, perang dan damai;
3. hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas
pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh
pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara
bagian;
4. hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan
federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter);
5. hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah
pos, telekomunikasi, statistik.
Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain
adalah:
1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara
bagian;
2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara
pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:
1. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah
negara bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika
Serikat, Australia, RIS (1949);
2. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal.
Contoh: Kanada dan India;
3. negara serikat yang memberikan wewenang kepada mahkamah agung federal
dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan
pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;
4. negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah
negara bagian. Contoh: Swiss.
Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi: 1)
Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar; 2) Sama-sama memiliki hak
mengatur daerah sendiri (otonomi).
Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga
sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan
pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.
Monarki absolut
Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang (raja, ratu,, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak
terbatas. Perintah raja merupakan wewenang yang hrus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada
diri raja terdapat kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif yang menyatu dalam
ucapan dan perbuatannya. Contoh Perancis semasa Louis XIV dengan semboyannya
yang terkenal L’etat C’est Moi (negara adalah saya).
Monarki konstitusional
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang
dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi undang – undang dasar
(konstitusi). Proses monarki kontitusional adalah sebagai berikut:
1. Ada kalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena
takut dikudeta. Contohnya: negara Jepang dengan hak octroon.
2. Ada kalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya revolusi
rakyat terhadap raja. Contohnya: inggris yang melahirkan Bill of Rights I
tahun 1689, Yordania, Denmark, Arab Saudi, Brunei Darussalam.
Monarki parlementer
Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai
oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi. Dalam monarki parlementer, kekuasaan, eksekutif dipegang oleh
kabinet (perdanan menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja
hanya sebagain kepala negara (simbol kekeuasaan) yang kedudukannya ridak dapat
diganggu gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap
dilaksanakan di negara Inggris, Belanda, dan Malaysia.
Republik absolut
https://www.blogger.com/nullDalam sistem republik absolut, pemerintahan
bersifat diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan. Penguasa mengakibatkan konstitusi
dan untuk melegitimasi kekuasaannya digunakanlah partai politik. Dalam
pemerintahan ini, parlemen memang ada, namun tidak berfungsi.
Republik konstitusional
Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara
dan kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di
samping itu, pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen.
Republik parlementer
Dalam sistem republik palementer, presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara.
Namun, presiden tidak dapat diganggu-gutat. Sedangkan kepala pemerintah berada di
tangan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem ini,
kekuasaan legislatif lebih tinggi dari pada kekuasaan eksekutif.
Kata sistem berasal dari bahasa yunani ”Systema”. Dalam bahasa inggris “system”
yang artinya sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan.
Sistem pemerintahan menyangkut bagaimana mengatur bekerjanya komponen-
komponen utama dalam negara, terutama lembaga eksekutif dan legislatif. Dalam trial
politika, dikenal adanya pemisahan antara kekuasaan eksekutif, legislatif dan
yudikatif, pelaksanaan undang-undang, dan kegiatan administrasi negara sangat
berturripu pads due lembaga, yaitu eksekutif dan legislatif.
Sistem pemerintahan mencakup dua pengertian, yaitu:
a. Sistem pemerintahan dalam arti sempit, yaitu penyelenggaraan pemerintah
eksekutif ataupun pemerintahan yang meliputi presiden, wakil presiden, dan para
menteri.
b. Sistem pemerintahan dalam arti luas, yaitu penyelenggaraan sistem pemerintahan
yang dibagi menurut pembagian kekuasaannya ke dalam garis yang bersifat horizontal
dan vertikal. Secara horizontal, bagan organisasi negara dibagi ke dalam fungsi-fungsi
yang didasarkan atas perbedaan sifat pekerjaan atau tugasnya, sehingga menghadirkan
bentuk organisasi yang berbeda-beda. Adapun pembagian organisasi negara secara
vertikal, melahirkan garis hubungan antara pusat dan daerah ataupun pemerintah
federal dengan pemerintah negara bagian.
Sistem parlementer (sistem kabinet) pertama kali muncul di Inggris tahun 1742, dalam sistem
parlementer, eksekutlf, dan legislatif bergantung satu sama lain. Kabinet sebagai bagian dari eksekutlf
bertanggung jawab sepenuhnya kepada lembaga legislatif (parlemen). Antara badan legislatif dan
eksekutlf mempunyai kekuasaan yang sama kuat. Eksekutif dapat membubarkan parlemen, begitu juga
sebaliknya.
Ciri-ciri sistem pemerintahan parlemen adalah sebagai berikut:
a. Dibedakannya antara kepala negara dengan kepala pemerintahan.
b. Presiden yang dipilih atau raja yang berkuasa secara turun-temurun (berdasarkan warisan) bertindak
sebagai kepala negara yang lebih banyak menjalankan tugas-tugas seremonial,
c. Kepata pemerintahan (perdana menteri) memimpin suatu dewan menteri/kabinet yang anggotanya
berasal dari parlemen. mereka rnenduduki jabatannya selamea mendapat dukungan polltlk dari
parlemen. Dalam keadaan tertentu parlemen dapat mengajukan mosi tidak percaya kepada kabinet yang
berakhir pada jatuhnya kabinet.
d. sebagai imbangan jika kabinet dijatuhkan, kepala negara melalui saran atau nasihat dari perdana menteri
dapat membubarkan parlemen.
Jimly Asshiddiqie menyatakan bahwa dalam sistem parlementer terdapat enam ciri umum, yaitu:
a. Kabinet dibentuk clan bertanggung jawab kepada parlemen.
b. Kabinet dibentuk sebagai suatu kesatuan dengan tanggung jawab kolektif di bawah perdana menteri.
c. Parlemen mempunyai hak untuk membubarkan !cabinet sebelum periode kerjanya berakhir, begitu jugs
sebaliknya.
d. Setiap anggota kabinet adalah anggota parlemen yang terpilih.
e. Perdana menteri tidak dipilih menjadi kepala pemerintahan, melainkan hanya dipilih menjadi salah
seorang anggota parlemen (perdana menteri tidak dipilih langsung oleh rakyat).
f. Adanya pemisahan yang tegas antara kepala negara dengan kepala pemerintahan.
2. Sistem Pemerintahan Presidensil
1. ARAB SAUDI
REPUBLIK TURKI
E. ANALISIS
Mengapa setiap Negara memiliki perbedaan baik itu pada bentuk negaranya, bentuk
pemerintahannya, ataupun pada sistem pemerintahannya ?
Dapat kita lihat dari contoh negara diatas, bahwa beda negara juga bisa beda sistem
pemerintahannya. Ada yang sama-sama berbentuk Negara kesatuan tetapi beda di
system pemerintahannya, ada yang sama-sama berbentuk Negara kesatuan akan tetapi
berbeda pada bentuk pemerintahannya. Begitu juga seterusnya.
Seperti yang penulis katakana di awal-awal pembahasan, bahwa setiap Negara berhak
memilih bentuk negaranya, bentuk pemerintahannya, dan system pemerintahannya
sendiri. Namun ada juga faktor-faktor lain yang menyebabkan perbedaan dalam
sistem kenegaraan ketiga Negara tersebut. Faktor yang penulis maksud adalah faktor
sejarah, pengaruh barat, dan modernisasi.
Sedikit melihat sejarah.
Seperti Negara Turki misalnya. Sebelum menjadi Negara Republik Turki, dahulu
sekitar permulaan abad ke-13 Turki merupakan sebuah kerajaan kekhalifahan Islam
yang cukup besar dan telah mampu memimpin dunia Islam selama kurang lebih tujuh
ratus tahun dengan menerapkan syariat Islam dari permulaan abad ke-13 sampai
akhirnya Kerajaan Turki Utsmani runtuh sekitar permulaan abad ke-20.
Pada akhirnya terjadilah Revolusi Turki pada tahun 1919-1923 dengan dipimpin oleh
Mustafa Kemal Pasha (Ataturk) dengan membawa prinsip sekularisme yang menggantikan system
syariat Islam seperti pada masa Kekhalifahan Turki Utsmani dengan paham sekuler barat. Selanjutnya
arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap
modern. Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas masyarakat
Turki. Dan pada akhirnya Berdirilah Negara Republik Turki yang berdiri diatas puing-puing
peninggalan kekhalifahan besar Turki Utsmani.
Dari contoh diatas bisa kita lihat faktor perubahan yang terjadi dari Bentuk pemerintahan Monarki
(Turki Utsmani) bisa berubah menjadi Bentuk Pemerintahan Republik (Turki sekarang). Dari faktor
sejarah, pengaruh barat, sampai modernisasi. Jika dalam suatu Negara saja bentuk negaranya, bentuk
pemerintahannya, bahkan sistem pemerintahannya dapat mengalami perubahan/pergantian. Maka tidak
heran jika antara satu Negara dengan Negara lain berbeda juga sistemnya.
F. KESIMPULAN
*Bentuk Negara ada dua bentuk, yaitu bentuk Negara kesatuan dan federasi.
*Bentuk pemerintahan juga dibagi menjadi dua, yaitu monarki dan republic
*Sistem Pemerintahan dibagi menjadi dua pula, yaitu system presidensial dan parlementer.
Setiap Negara di dunia, sistem pemerintahan, bentuk pemerintahan, dan sistem pemerintahannya bisa
saja berbeda-beda antara satu Negara dengan Negara lainnya. Ada yang sama-sama berbentuk
Negara kesatuan tetapi beda di system pemerintahannya, ada yang sama-sama
berbentuk Negara kesatuan akan tetapi berbeda pada bentuk pemerintahannya. Begitu
juga seterusnya. Masyarakat bisa memilih sistem pemerintahan, bentuk Negara, dan
bentuk pemerintahannya sendiri sesuai kehendaknya. Negara bisa saja suatu saat
merubah system pemerintahannya seperti Turki, yang mendirikan Republik diatas
bekas kerajaan yang sangat besar dahulunya.
Tidak menutup kemungkinan Negara lain juga bisa.
DAFTAR PUSTAKA