Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BENTUK DAN SISTEM

PEMERINTAHAN 

A.  PENDAHULUAN

pemerintahan adalah suatu alat atau perangkat pemerintahan untuk


mengendalikan dan mengarahkan suatu Negara. Jadi, Negara dan pemerintahan
memiliki hubungan yang erat karena tidak mungkin suatu Negara bisa berjalan tanpa
adanya pemerintahan yang menggerakkan Negara tersebut. Dalam menjalankan atau
menggerakkan Negara, pemerintah perlu memiliki sistem pemerintahan agar roda
pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
Negara/susunan Negara itu sendiri memiliki 2  bentuk  yaitu Negara kesatuan dan
Negara federasi. Kedua bentuk Negara ini dapat kita temukan di berbagai belahan
dunia dan benua. Setiap masyarakat yang mendiami suatu wilayah dapat memilih
bentuk/susunan Negaranya sendiri.
Seperti yang penulis sebutkan diatas, bahwa Negara dan pemerintahan memiliki
hubungan yang sangat erat, misal dalam memilih pemimpin suatu Negara maka
masyarakat harus memilih bentuk pemerintahan yang bagaimana. Bentuk
pemerintahan ada dua bentuk, yaitu bentuk pemerintahan monarki dan bentuk
pemerinahan republik
Dalam menjalankan tugasnya sebagai anggota pemerintahan, pemerintah harus
memiliki sistem pemerintahannya, agar pemerintahan dapat berjalan dengan baik.
Sistem pemerintahan ada dua, yaitu sistem pemerintahan presidensil dan sistem
pemerintahan parlementer. Sistem pemerintahan ini dipakai untuk kejelasan
status/posisi pemimpin Negara meski tidak terlalu berpengaruh terhadap jalannya
suatu Negara dan pemerintahan. Buktinya ada juga Negara yang mengadopsi bentuk
pemerintahan yang merupakan campuran antara keduanya, dan Negara serta roda
pemerintahan mereka berjalan dengan cukup baik.
Untuk penjelasan lebih lanjut akan kita bahas dalam isi makalah yang penulis susun
berikut ini.
                                                              KATA PENGANTAR
           

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata’ala karena berkat


rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah tentang
“Bentuk Negara, Bentuk Pemerintahan, dan Sistem Pemerintahan” sebagai bentuk
pelaksanaan kewajiban tugas mata kuliah Ilmu Negara. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada bapak Amrizal selaku dosen
mata kuliah ilmu Negara. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari terdapat
banyak kekurangan dalam makalah yang penulis susun ini. Oleh karena itu penulis
mengharapkan masukan atau kritikan dari pembaca, agar penulis dapat memperbaiki
serta meningkatkan kualitas pada makalah-makalah yang akan penulis susun di lain
kesempatan. Demikian kata pengantar yang dapat penulis tuliskan, semoga makalah
ini bermanfaat bagi semuanya.

Penulis,

Saiful Ambiya.
C.    RUMUSAN MASALAH
1.  Bagaimana penguraian tentang Bentuk Negara, Bentuk Pemeritahan, dan Sistem
Pemerintahan ?
2.     Apa saja contoh Negara dan jelaskan bagaimana bentuk Negara, bentuk pemerintahan,
serta system pemerintahannya ?
3.    Mengapa setiap Negara memiliki perbedaan baik itu pada bentuk negaranya, bentuk
pemerintahannya, ataupun pada sistem pemerintahannya ?
D.    PEMBAHASAN

A.)    Pengertian Negara dan bentuk Negara

Negara adalah suatu organisasi diantara sekelompok atau beberapa kelompok


manusia yang bersama-sama mendiami suatu wilayah (territoir) tertentu dengan
mengakui suatu pemerintahan yang mengurus tata tertib dan keselamatan sekelompok
atau beberapa kelompok manusia tadi.

Sedangkan bentuk negara menyatakan susunan atau organisasi negara secara


keseluruhan, mengenai struktur negara yang meliputi segenap unsur-unsurnya, yaitu
daerah, bangsa dan pemerintahannya.

Seperti yang telah kita ketahui sebelumnya bahwa bentuk Negara memiliki
dua jenis bentuk, yaitu bentuk Negara kesatuan dan bentuk Negara federasi. Kedua
bentuk Negara tersebut telah dipakai di berbagai Negara di dunia. Keduanya memiliki
kelebihan dan keunggulan masing-masing. Dan juga memiliki kekurangan masing-
masing pula. Karena kedua bentuk Negara tersebut memiliki perbedaan.

1.      Negara Kesatuan


Negara kesatuan, dapat pula disebut Negara Unitaris. Negara ini ditinjau dari
segi susunannya, memanglah susunannya bersifat tunggal, maksudnya Negara
kesatuan itu adalah Negara yang tidak tersusun dari beberapa Negara, melainkan
hanya terdiri dari satu Negara, sehingga tidak ada Negara didalam Negara. Dengan
demikian dalam Negara kesatuan hanya ada satu pemerintah, yaitu pemerintah pusat
yang mempunyai kekuasaan serta wewenang tertinggi dalam bidang pemerintahan
Negara, menetapkan kebijaksanaan pemerintahan dan melaksanakan pemerintahan
Negara baik di pusat maupun di daerah.
Ditinjau dari segi sejarah ketatanegaraan serta ilmu Negara, pada permulaan
perkembangannya, yaitu dari zaman purba, zaman kuma, zaman abad pertengahan,
zaman renaissance, kemudian memasuki  zaman hukum alam baik abad XVII maupun
abad XVIII, kekuasaan para penguasa itu pada umumnya bersifat absolut, dan masih
dilaksanakannya asas sentralisasi dan asas konsentrasi.

Negara kesatuan dapat dibedakan menjadi dua macam sistem, yaitu:

1.    Sentralisasi, dan

2.    Desentralisasi.

Dalam negara kesatuan bersistem sentralisasi, semua hal diatur dan diurus oleh
pemerintah pusat, sedangkan daerah hanya menjalankan perintah-perintah dan
peraturan-peraturan dari pemerintah pusat. Daerah tidak berwewenang membuat
peraturan-peraturan sendiri dan atau mengurus rumah tangganya sendiri.

Keuntungan sistem sentralisasi:

1.    adanya keseragaman (uniformitas) peraturan di seluruh wilayah negara;

2.    adanya kesederhanaan hukum, karena hanya ada satu lembaga yang berwenang
membuatnya;

3.    penghasilan daerah dapat digunakan untuk kepentingan seluruh wilayah negara.

Kerugian sistem sentralisasi:

1.    bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga sering menghambat kelancaran


jalannya pemerintahan;

2.    peraturan/ kebijakan dari pusat sering tidak sesuai dengan keadaan/ kebutuhan
daerah;

3.    daerah-daerah lebih bersifat pasif, menunggu perintah dari pusat sehingga
melemahkan sendi-sendi pemerintahan demokratis karena kurangnya inisiatif dari
rakyat;

4.    rakyat di daerah kurang mendapatkan kesempatan untuk memikirkan dan


bertanggung jawab tentang daerahnya;
5.    keputusan-keputusan pemerintah pusat sering terlambat.

Dalam negara kesatuan bersistem desentralisasi, daerah diberi kekuasaan untuk


mengatur rumah tangganya sendiri (otonomi, swatantra). Untuk menampung aspirasi
rakyat di daerah, terdapat parlemen daerah. Meskipun demikian, pemerintah pusat
tetap memegang kekuasaan tertinggi.

Keuntungan sistem desentralisasi:

1.    pembangunan daerah akan berkembang sesuai dengan ciri khas daerah itu sendiri;

2.    peraturan dan kebijakan di daerah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi daerah itu
sendiri;

3.    tidak bertumpuknya pekerjaan pemerintah pusat, sehingga pemerintahan dapat


berjalan lancar;

4.    partisipasi dan tanggung jawab masyarakat terhadap daerahnya akan meningkat;

5.    penghematan biaya, karena sebagian ditanggung sendiri oleh daerah.

Sedangkan kerugian sistem desentralisasi:

adalah ketidakseragaman peraturan dan kebijakan serta kemajuan pembangunan.

2. Negara Federasi (serikat)


Negara federasi adalah Negara yang bersusunan jamak, maksudnya Negara ini
tersusun dari beberapa Negara yang semula telah berdiri sendiri sebagai Negara yang
merdeka dan berdaulat, mempunyai Undang-Undang Dasar sendiri serta
pemerintahan sendiri. Tetapi kemudian karena sesuatu kepentingan, entah
kepentingan politik, ekonomi, atau kepentingan lainnya, Negara-negara tersebut
saling menggabungkan diri untuk membentuk suatu ikatan kerja sama yang efektif.
Namun disamping itu, Negara-negara saling menggabungkan diri tersebut yang
kemudian disebut Negara bagian, masih ingin mempunyai urusan-urusan
pemerintahan yang wenang serta dapat diatur dan diurus sendiri, disamping urusan-
urusan pemerintahan yang akan diatur dan diurus bersama-sama oleh ikatan
kerjasamanya tersebut.
Urusan yang diatur dan diurus  bersama oleh pemerintah federasi itu pada
prinsipnya adalah urusan-urusan pokok yang menentukan hidup matinya Negara
federasi tersebut. Diatur dan diurus oleh pemerintah federasi dengan maksud agar ada
kesatuan, baik dalam hal pengaturannya maupun dalam hal pelaksanaannya serta
penyelenggaraannya.
Sedangkan urusan-urusan selebihnya, maksudnya yang tidak diatur dan diurus
secara bersama-sama, masih tetap menjadi wewenang pemerintah Negara-negara
bagian untuk mengatur dan mengurusnya.

Ciri-ciri negara serikat/ federal:

1. tiap negara bagian memiliki kepala negara, parlemen, dewan menteri (kabinet)
demi kepentingan negara bagian;
2. tiap negara bagian boleh membuat konstitusi sendiri, tetapi tidak boleh
bertentangan dengan konstitusi negara serikat;
3. hubungan antara pemerintah federal (pusat) dengan rakyat diatur melalui
negara bagian, kecuali dalam hal tertentu yang kewenangannya telah
diserahkan secara langsung kepada pemerintah federal.
Dalam praktik kenegaraan, jarang dijumpai sebutan jabatan kepala negara bagian
(lazimnya disebut gubernur negara bagian). Pembagian kekuasaan antara pemerintah
federal dengan negara bagian ditentukan oleh negara bagian, sehingga kegiatan
pemerintah federal adalah hal ikhwal kenegaraan selebihnya (residuary power).
Pada umumnya kekuasaan yang dilimpahkan negara-negara bagian kepada
pemerintah federal meliputi:
1. hal-hal yang menyangkut kedudukan negara sebagai subyek hukum
internasional, misalnya: masalah daerah, kewarganegaraan dan perwakilan
diplomatik;
2. hal-hal yang mutlak mengenai keselamatan negara, pertahanan dan keamanan
nasional, perang dan damai;
3. hal-hal tentang konstitusi dan organisasi pemerintah federal serta azas-azas
pokok hukum maupun organisasi peradilan selama dipandang perlu oleh
pemerintah pusat, misalnya: mengenai masalah uji material konstitusi negara
bagian;
4. hal-hal tentang uang dan keuangan, beaya penyelenggaraan pemerintahan
federal, misalnya: hal pajak, bea cukai, monopoli, matauang (moneter);
5. hal-hal tentang kepentingan bersama antarnegara bagian, misalnya: masalah
pos, telekomunikasi, statistik.
Menurut C.F. Strong, yang membedakan negara serikat yang satu dengan yang lain
adalah:
1. cara pembagian kekuasaan antara pemerintah federal dan pemerintah negara
bagian;
2. badan yang berwenang untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul antara
pemerintah federal dengan pemerintah negara bagian.
Berdasarkan kedua hal tersebut, lahirlah bermacam-macam negara serikat, antara lain:
1. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
federal, dan kekuaasaan yang tidak terinci diserahkan kepada pemerintah
negara bagian. Contoh negara serikat semacam itu antara lain: Amerika
Serikat, Australia, RIS (1949);
2. negara serikat yang konstitusinya merinci satu persatu kekuasaan pemerintah
negara bagian, sedangkan sisanya diserahkan kepada pemerintah federal.
Contoh: Kanada dan India;
3. negara serikat yang memberikan  wewenang kepada mahkamah agung federal
dalam menyelesaikan perselisihan di antara pemerintah federal dengan
pemerintah negara bagian. Contoh: Amerika Serikat dan Australia;
4. negara serikat yang memberikan kewenangan kepada parlemen federal dalam
menyelesaikan perselisihan antara pemerintah federal dengan pemerintah
negara bagian. Contoh: Swiss.
Persamaan antara negara serikat dan negara kesatuan bersistem desentralisasi: 1)
Pemerintah pusat sebagai pemegang kedaulatan ke luar; 2) Sama-sama memiliki hak
mengatur daerah sendiri (otonomi).
Sedangkan perbedaannya adalah: mengenai asal-asul hak mengurus rumah tangga
sendiri itu. Pada negara bagian, hak otonomi itu merupakan hak aslinya, sedangkan
pada daerah otonom, hak itu diperoleh dari pemerintah pusat.

B.) Bentuk Pemerintahan


1. Bentuk Pemerintahan Kerajaan atau Monarki
Monarki, berasal dari bahasa Yunani monos yang berarti satu, dan archein yang
berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis pemerintahan di mana Raja menjadi
Kepala Negara. Monarki atau sistem pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di
dunia.Garner menyatakan; setiap pemerintahan yang didalamnya menerapkan
kekuasaan yang akhir atau tertinggi pada personel atau seseorang, tampa melihat pada
sumber sifat – sifat dasar pemilihan dan batas waktu jabatannya maka itulah monarki.
Pendapat lain menegaskan, monarki merupakan kehendak atau keputusan seseorang
yang akhirnya berlaku dalam segala perkara didalam pemerintahan.
Jellinek menegaskan; monarki adalah pemerintahan kehendak satu fisik dan
menekankan bahwa karakteristik sifat-sifat dasar monarki adalah kompetensi, untuk
memperlihatkan kekuasaan tertinggi Negara.  Pada awal kurun ke-19, terdapat lebih
900 buah tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 buah dalam abad ke-20.
Sedangkan pada dekade kelapan abad ke-20, hanya 40 takhta saja yang masih ada.
Dari jumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai raja atau monarki yang mutlak
dan selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi.
Perbedaan diantara raja dengan presiden sebagai kepala negara adalah raja
menjadi kepala negara sepanjang hayatnya, sedangkan presiden biasanya memegang
jabatan ini untuk jangka waktu tertentu.

Dalam praktik-praktik ketatanegaraan, bentuk pemerintahan monarki dapat dibedakan


atas:

Monarki absolut 
Monarki absolut adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai oleh
seorang (raja, ratu,, syah, atau kaisar) yang kekuasaan dan wewenangnya tidak
terbatas. Perintah raja merupakan wewenang yang hrus dipatuhi oleh rakyatnya. Pada
diri raja terdapat kekuasaan eksekutif, yudikatif, dan legislatif yang menyatu dalam
ucapan dan perbuatannya. Contoh Perancis semasa Louis XIV dengan semboyannya
yang terkenal L’etat C’est Moi (negara adalah saya).

Monarki konstitusional 
Monarki konstitusional adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang
dikepalai oleh seorang raja yang kekuasaannya dibatasi undang – undang dasar
(konstitusi). Proses monarki kontitusional adalah sebagai berikut: 
1.      Ada kalanya proses monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena
takut dikudeta. Contohnya: negara Jepang dengan hak octroon. 

2. Ada kalanya proses monarki konstitusional itu terjadi karena adanya revolusi
rakyat terhadap raja. Contohnya: inggris yang melahirkan Bill of Rights I
tahun 1689, Yordania, Denmark, Arab Saudi, Brunei Darussalam.

Monarki parlementer 

Monarki parlementer adalah bentuk pemerintahan dalam suatu negara yang dikepalai
oleh seorang raja dengan menempatkan parlemen (DPR) sebagai pemegang
kekuasaan tertinggi. Dalam monarki parlementer, kekuasaan, eksekutif dipegang oleh
kabinet (perdanan menteri) dan bertanggung jawab kepada parlemen. Fungsi raja
hanya sebagain kepala negara (simbol kekeuasaan) yang kedudukannya ridak dapat
diganggu gugat. Bentuk monarki parlementer sampai sekarang masih tetap
dilaksanakan di negara Inggris, Belanda, dan Malaysia.

2. BENTUK PEMERINTAHAN REPUBLIK


Yaitu bentuk pemerintahan yang dipimpin oleh seorang presiden.
Dalam pelaksaaan bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan menjadi republik
absolut, republik kontitusional, dan republik parlementer. 

Republik absolut 
https://www.blogger.com/nullDalam sistem republik absolut, pemerintahan
bersifat diktator tanpa ada pembatasan kekuasaan. Penguasa mengakibatkan konstitusi
dan untuk melegitimasi kekuasaannya digunakanlah partai politik. Dalam
pemerintahan ini, parlemen memang ada, namun tidak berfungsi. 

Republik konstitusional 
Dalam sistem republik konstitusional, presiden memegang kekuasaan kepala negara
dan kepala pemerintahan. Namun, kekuasaan presiden dibatasi oleh konstitusi. Di
samping itu, pengawasan yang efektif dilakukan oleh parlemen. 

Republik parlementer 
Dalam sistem republik palementer, presiden hanya berfungsi sebagai kepala negara.
Namun, presiden tidak dapat diganggu-gutat. Sedangkan kepala pemerintah berada di
tangan perdana menteri yang bertanggung jawab kepada parlemen. Dalam sistem ini,
kekuasaan legislatif lebih tinggi dari pada kekuasaan eksekutif.

C.) Sistem Pemerintahan

Kata sistem berasal dari bahasa yunani ”Systema”. Dalam bahasa inggris “system”
yang artinya sehimpunan bagian atau komponen yang saling berhubungan secara
teratur dan merupakan suatu keseluruhan yang tidak terpisahkan.
Sistem pemerintahan menyangkut bagaimana mengatur bekerjanya komponen-
komponen utama dalam negara, terutama lembaga eksekutif dan legislatif. Dalam trial
politika, dikenal adanya pemisahan antara kekuasaan eksekutif, legislatif dan
yudikatif, pelaksanaan undang-undang, dan kegiatan administrasi negara sangat
berturripu pads due lembaga, yaitu eksekutif dan legislatif.
Sistem pemerintahan mencakup dua pengertian, yaitu:
a. Sistem pemerintahan dalam arti sempit, yaitu penyelenggaraan pemerintah
eksekutif ataupun pemerintahan yang meliputi presiden, wakil presiden, dan para
menteri.
b. Sistem pemerintahan dalam arti luas, yaitu penyelenggaraan sistem pemerintahan
yang dibagi menurut pembagian kekuasaannya ke dalam garis yang bersifat horizontal
dan vertikal. Secara horizontal, bagan organisasi negara dibagi ke dalam fungsi-fungsi
yang didasarkan atas perbedaan sifat pekerjaan atau tugasnya, sehingga menghadirkan
bentuk organisasi yang berbeda-beda. Adapun pembagian organisasi negara secara
vertikal, melahirkan garis hubungan antara pusat dan daerah ataupun pemerintah
federal dengan pemerintah negara bagian.

1.      Sistem Pemerintahan Parlementer

Sistem parlementer (sistem kabinet) pertama kali muncul di Inggris tahun 1742, dalam sistem
parlementer, eksekutlf, dan legislatif bergantung satu sama lain. Kabinet sebagai bagian dari eksekutlf
bertanggung jawab sepenuhnya kepada lembaga legislatif (parlemen). Antara badan legislatif dan
eksekutlf mempunyai kekuasaan yang sama kuat. Eksekutif dapat membubarkan parlemen, begitu juga
sebaliknya.
Ciri-ciri sistem pemerintahan parlemen adalah sebagai berikut:
a. Dibedakannya antara kepala negara dengan kepala pemerintahan.
b. Presiden yang dipilih atau raja yang berkuasa secara turun-temurun (berdasarkan warisan) bertindak
sebagai kepala negara yang lebih banyak menjalankan tugas-tugas seremonial,
c. Kepata pemerintahan (perdana menteri) memimpin suatu dewan menteri/kabinet yang anggotanya
berasal dari parlemen. mereka rnenduduki jabatannya selamea mendapat dukungan polltlk dari
parlemen. Dalam keadaan tertentu parlemen dapat mengajukan mosi tidak percaya kepada kabinet yang
berakhir pada jatuhnya kabinet.
d. sebagai imbangan jika kabinet dijatuhkan, kepala negara melalui saran atau nasihat dari perdana menteri
dapat membubarkan parlemen.
Jimly Asshiddiqie menyatakan bahwa dalam sistem parlementer terdapat enam ciri umum, yaitu:
a. Kabinet dibentuk clan bertanggung jawab kepada parlemen.
b. Kabinet dibentuk sebagai suatu kesatuan dengan tanggung jawab kolektif di bawah perdana menteri.
c. Parlemen mempunyai hak untuk membubarkan !cabinet sebelum periode kerjanya berakhir, begitu jugs
sebaliknya.
d. Setiap anggota kabinet adalah anggota parlemen yang terpilih.
e. Perdana menteri tidak dipilih menjadi kepala pemerintahan, melainkan hanya dipilih menjadi salah
seorang anggota parlemen (perdana menteri tidak dipilih langsung oleh rakyat).
f. Adanya pemisahan yang tegas antara kepala negara dengan kepala pemerintahan.
2. Sistem Pemerintahan Presidensil

BERIKUT CONTOH NEGARA BESERTA BENTUK NGARA, BENTUK


PEMERINTAHAN, DAN SISTEM PEMERINTAHANNYA

1.         ARAB SAUDI

Nama Negara              : Kingdom of Saudi Arabia


Ibu Kota                      : Riyadh
ntuk Negara            : Kesatuan (Sentralis) Pemerintahan Arab Saudi terbagi atas
13mintaqah (propinsi) yang diperintah langsung oleh Raja, yaitu: Al Bahah, Al
Hudud ash Shamaliyah (a.k.a.Northern Border), Al Jawf, Al Madinah
(a.k.a. Medina), Al Qasim, Ar Riyad (a.k.a. Riyadh), Ash Sharqiyah (a.k.a. Eastern),
'Asir, Ha'il, Jizan, Makkah (a.k.a. Mecca), Najran, dan Tabuk.. Undang-undang,
pejabat pemerintah, dan pengadilan seluruhnya ada dibawah otorisasi Raja.
ntuk Pemerintahan : Monarki (Transisi ke arah Konstitusional sejak 2002) Konstitusi Arab Saudi
adalah Al Quran dan Sunnah. Hukum dasar negara adalah Syariah Islam. Dalam
aplikasi pemerintahan, Raja menjadi sumber otoritas bagi setiap otoritas politik yang
ada di Arab Saudi. Raja juga berhak menafsirkan hukum setelah menjalani sejumlah
konsultasi dan menjalin konsensus. Konsultasi dan konsensus ini juga menjadi dasar
hukum di bawah Syariah. Menurut hukum dasar Arab Saudi tahun 1992, terdapat
sekurangnya 4 otoritas (subordinat raja) di dalam negara: Dewan Menteri, Dewan
Konsultatif, Pengadilan, dan Ulama.
tem Pemerintahan  : Presidensil (Raja) Raja selain selaku kepala negara, ia juga merupakan perdana
menteri, panglima tertinggi angkatan perang, penjaga dua tempat suci (Mekkah dan
Madinah), mengangkat dan memberhentikan Dewan Menteri, menafsirkan hukum. Otoritas
politik tertinggi di bawah raja adalah putra mahkota. Putra mahkota ini ditentukan oleh raja, asalkan
tetap diambil dari keturunan Abdul Aziz.

      REPUBLIK TURKI

ma Negara              : Republic of Turki


Kota                     : Ankara
ntuk Negara           : Kesatuan (Pemerintah pusat Turki punya kuasa besar atas pemerintahan lokalnya).
ntuk Pemerintahan : Republik (Awalnya, Turki adalah kesultanan besar di masa Dinasti Turki Utsmany.
Namun, kini wilayahnya mengecil hingga sebatas negara Turki saat ini.)
tem Pemerintahan  : Parlementer (Turki menerapkan Parlementer. Presiden selaku kepala negara.
Perdana Menteri selaku kepala pemerintahan. Namun, Presiden Turki bukan semata-
mata "simbol" negara saja. Ia memiliki sharing kuasa eksekutif dengan Perdana
Menteri. Sejak amandemen konstitusi 2007, Presiden Turki dipilih oleh Parlemen
(The Grand National Assembly/TGNA). Presiden terpilih kemudian mengangkat
Perdana Menteri. Perdana Menteri kemudian menyusun Dewan Menteri, dengan
susunan yang telah disetujui oleh Presiden.)

      UNI EMIRAT ARAB


ma Negara              : Uni Emirat Arab
Kota                     : Abu Dhabi
ntuk Negara           : Federasi (Uni Emirat Arab terdiri atas 1 pemerintah pusat dan 7 negara federal.
Negara-negara tersebut adalah Abu Dhabi, Dubai, Sharjah, Ras-al-Khaimah, Ajman,
Umm-al-Quwain, dan Fujairah. Federasi (Uni Emirat Arab/UEA) punya fungsi
berbeda dengan negara-negara bagian.)
ntuk Pemerintahan : Aristokrasi 7 Emir ---- UEA menyebut dirinya sebagi negara Arab, negara Islam,
dan Federasi. (Tidak pasti antara monarki atau republik)
tem Pemerintahan  : Supreme Council 7 Emir (tidak bisa dikategorikan sebagai parlementer dan atau
presidensil)

           
E.     ANALISIS

Mengapa setiap Negara memiliki perbedaan baik itu pada bentuk negaranya, bentuk
pemerintahannya, ataupun pada sistem pemerintahannya ?

Dapat kita lihat dari contoh negara diatas, bahwa beda negara juga bisa beda sistem
pemerintahannya. Ada yang sama-sama berbentuk Negara kesatuan tetapi beda di
system pemerintahannya, ada yang sama-sama berbentuk Negara kesatuan akan tetapi
berbeda pada bentuk pemerintahannya. Begitu juga seterusnya.
Seperti yang penulis katakana di awal-awal pembahasan, bahwa setiap Negara berhak
memilih bentuk negaranya, bentuk pemerintahannya, dan system pemerintahannya
sendiri. Namun ada juga faktor-faktor lain yang menyebabkan perbedaan dalam
sistem kenegaraan ketiga Negara tersebut. Faktor yang penulis maksud adalah faktor
sejarah, pengaruh barat, dan modernisasi.
Sedikit melihat sejarah.
Seperti Negara Turki misalnya. Sebelum menjadi Negara Republik Turki, dahulu
sekitar permulaan abad ke-13 Turki merupakan sebuah kerajaan kekhalifahan Islam
yang cukup besar dan telah mampu memimpin dunia Islam selama kurang lebih tujuh
ratus tahun dengan menerapkan syariat Islam dari permulaan abad ke-13 sampai
akhirnya Kerajaan Turki Utsmani runtuh sekitar permulaan abad ke-20.
Pada akhirnya terjadilah Revolusi Turki pada tahun 1919-1923 dengan dipimpin oleh
Mustafa Kemal Pasha (Ataturk) dengan membawa prinsip sekularisme yang menggantikan system
syariat Islam seperti pada masa Kekhalifahan Turki Utsmani dengan paham sekuler barat. Selanjutnya
arah modernisasi yang berkiblat ke Barat telah menyerap unsur-unsur budaya Barat yang dianggap
modern. Campuran peradaban Turki, Islam dan Barat, inilah yang telah mewarnai identitas masyarakat
Turki. Dan pada akhirnya Berdirilah Negara Republik Turki yang berdiri diatas puing-puing
peninggalan kekhalifahan besar Turki Utsmani.

Dari contoh diatas bisa kita lihat faktor perubahan yang terjadi dari Bentuk pemerintahan Monarki
(Turki Utsmani) bisa berubah menjadi Bentuk Pemerintahan Republik (Turki sekarang). Dari faktor
sejarah, pengaruh barat, sampai modernisasi. Jika dalam suatu Negara saja bentuk negaranya, bentuk
pemerintahannya, bahkan sistem pemerintahannya dapat mengalami perubahan/pergantian. Maka tidak
heran jika antara satu Negara dengan Negara lain berbeda juga sistemnya.

F.     KESIMPULAN
*Bentuk Negara ada dua bentuk, yaitu bentuk Negara kesatuan dan federasi.
*Bentuk pemerintahan juga dibagi menjadi dua, yaitu monarki dan republic
*Sistem Pemerintahan dibagi menjadi dua pula, yaitu system presidensial dan parlementer.
Setiap Negara di dunia, sistem pemerintahan, bentuk pemerintahan, dan sistem pemerintahannya bisa

saja berbeda-beda antara satu Negara dengan Negara lainnya. Ada yang sama-sama berbentuk
Negara kesatuan tetapi beda di system pemerintahannya, ada yang sama-sama
berbentuk Negara kesatuan akan tetapi berbeda pada bentuk pemerintahannya. Begitu
juga seterusnya. Masyarakat bisa memilih sistem pemerintahan, bentuk Negara, dan
bentuk pemerintahannya sendiri sesuai kehendaknya. Negara bisa saja suatu saat
merubah system pemerintahannya seperti Turki, yang mendirikan Republik diatas
bekas kerajaan yang sangat besar dahulunya.
Tidak menutup kemungkinan Negara lain juga bisa.

DAFTAR PUSTAKA

Soehino 2005. Ilmu Negara, Yogyakarta, Liberty Yogyakarta


Moh Kusnadi, Pengantar Hukum Tata Negara Indonesia, Jakarta: CV sinar Bakti
H.Abu Daud Busroh, 2011. Ilmu Negara, Jakarta, Bumi Putera
Dr. Ni’matul Huda S.H. M.Hum, Ilmu Negara, Raja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai