MAKALAH
Oleh:
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana telah
memberikan kami semua kekuatan serta kelancaran dalam menyelesaikan makalah
mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan yang berjudul “Negara dan Sistem
Pemerintahan” dapat selesai seperti waktu yang telah kami rencanakan. Tersusunnya
makalah ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Marsudi selaku dosen mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan
2. Teman-teman yang telah membantu dan memberikan dorongan semangat agar
makalah ini dapat di selesaikan
Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini
disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan
Kewarganegaraan . Makalah ini membahas tentang Negara & Sistem Pemerintahan.
.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Setiap Negara dalam menjalankan pemerintahannya, memiliki sistem yang
berbeda-beda meskipun dengan nama yang sama seperti sistem presidensial atau
sistem parlementer. Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk
menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi
tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan rakyat
ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang kuat
dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat,
menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga
menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya
masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.
Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan
itu secara menyeluruh.
Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu relatif
lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari rakyatnya itu
sendiri.
PEMBAHASAN
2.1. Definisi Negara
Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk memudahkan
anggotanya dalam hal ini adalah rakyat dalam mencapai tujuan bersama atau yang
dicita - citakan. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu dokumen yang
disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang dijunjung tinggi
oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang mencantumkan cita-cita
bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi merupakan dokumen hukum
tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga mengatur bagaimana negara dikelola.
Konstitusi di Indonesia disebut sebagai Undang-Undang Dasar. Dalam bentuk
modern negara terkait erat dengan keinginan rakyat untuk mencapai kesejahteraan
bersama dengan cara-cara yang demokratis. Bentuk paling kongkrit pertemuan
negara dengan rakyat adalah pelayanan publik, yakni pelayanan yang diberikan
negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya adalah bagaimana negara memberi
pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan, fungsi pelayanan paling dasar adalah
pemberian rasa aman
1. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan
terorganisasi, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.
2. Pengertian Pemerintahan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pemerintahan diartikan pertama,
sebagai proses, cara, perbuatan pemerintah. Kedua, segala urusan yang dilakukan
negara dalam menyelenggarakan kesejahteraan rakyat dan kepentingan negara.
a. Utrecht
1. Pemerintahan sebagai gabungan dari semua badan kenegaraan yang berkuasa
memerintah.
2. Pemerintahan sebagai gabungan badan-badan kenegaraan tertinggi yan
berkuasa memerintah di wilayah satu negara.
3. Pemerintahan dalam arti kepala negara (Presiden) bersama dengan kabinetnya.
b. Austin Ranney
Pemerintahan adalah proses kegiatan pemerintah, yaitu proses membuat dan
menegakkan hukum dalam suatu negara.
Menurut doktri hukum tata negara, pengertian sistem pemerintahan negara dapat
dibagi ke dalam tiga pengertian, yaitu sebagai berikut:
Suatu tatanan atau struktur pemerintah yang bertitik tolak dari hubungan sebagai
organ negara di tingkat pusat, khususnya antara eksekutif dan legislatif.
a. Kompleksitas
b. Dinamika
c. Keanekaragaman
1. Bentuk Pemerintahan
a. Bentuk pemerintahan klasik
Bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih menggabungkan benttuk
negara dan bentuk pemerintahan. Berdasarkan teori ini, bentuk pemerintahan bisa
dibedakan berdasarkan jumlah orang yang memerintah serta sifat pemerintahannya.
Teori ini dianut oleh Aristoteles, Plato, dan Polybios.
1) Aristoteles
Berikut bentuk pemerintahan menurut Aristoteles.
a) Monarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh satu orang demi kepentingan
umum.
b)Tirani
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh seseorang demi kepentingan
pribadi.
c) Aristokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh sekelompok cendekiawan demi
kepentingan umum
d) Oligarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh sekelompok cendekiawan demi
kepentingan pribadi.
e) Politeia
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh seluruh rakyat demi kepentingan
umum.
f) Anarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh banyak orang yang tidak berhasil
menjalankan kekuasaannya untuk kepentingan umum.
g) Demokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh rakyat dan dijalankan untuk
kepentingan seluruh rakyat.
2) Plato
Plato mengungkapkan lima bentuk pemerintahan yaitu sebagai berikut.
a) Aritrokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum cendikiawan yang dilaksanakan
sesuai dengan pikiran keadilan.
b) Oligarki
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang yang ingin mencapai
kemasyhuran dan kehormatan.
d) Demokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat jelata.
e) Tirani
Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tiran(sewenang-wenang)
sehingga jauh dari cita-cita keadilan.
3) Polybios
Polybios terkenal dengan teorinya yang disebut cyclus theory, yang sebenarnya
merupakan pengembangan lebih lanjut dari ajaran Aristoteles dengan sedikit
perubahan, yaitu dengan mengganti bentuk pemerintahan politela dengan demokrasi.
A. Bentuk pemerintahan monarki (Kerajaan)
Adapun bentuk monarki ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1. Monarki Absolut
Pada bentuk pemerintahan ini, pemerintahan dikepalai oleh seorang raja, ratu,
syah, atau kaisar. Perintah penguasa merupakan hukum dan harus dilaksanakan
seluruh rakyat. Pada penguasa terdapat kekuaaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Contoh: Prancis di masa kekuasaan Louis XIV.
2. Monarki Konstitusional
3. Monarki Parlementer
Dalam pemerintahan ini, kekuasaan tertinggi di tangan parlemen.
B. Bentuk Pemerintahan Republik
1. Republik Absolut
Dalam republik absolut, pemerintah bersifat diktator. Hukum dimanipulasi hingga
mendukung kekuasaannya. Contoh: Jerman pada masa Hitler, Italia pada masa
Mussolini, dan Spanyol pada masa Jendral Franco.
2. Republik Konstitusional
3. Republik Parlementer
Dalam bentuk pemerintahan ini, presiden sebagai kepala negara yang tidak aktif
memimpin penyelenggaraan pemerintahan. Kepala pemerintahan dipegang oleh
perdana menteri yang memimpin kabinet. Para menteri bertanggung jawab pada
parlemen.
5) Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet sekaligus
perdana menteri adalah ketua parpol pemenang pemilu.
6) Dalam sistem banyak partai, formatur kabinet harus membentuk kabinet secara
koalisi, karena kabinet harus mendapat dukungan kepercayaan dari parlemen.
B. Saran-saran
Dengan memahami sistem pemerintahan di berbagai negara, terutama negara
maju, diharapkan kita mampu membandingkannya dengan sistem pemerintahan
negara kita, sehingga kita dapat menyimpulkan mengapa negara kita sangat terlambat
sekali maju, bahkan dibandingkan dengan negara muda yang beru lahir. Serta dapat
mengkritik sistem pemerintahan negara kita dengan kritikan yang membangun.
DAFTAR PUSTAKA
C.S.T Kansil dan Christine. (2001). Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya Paramita.
C.S.T. Kansil. (1987). Hukum Antar Tata Pemerintahan (Comparative
Government). Jakarta: Erlangga.
Ibrahim R.dkk. (1995). Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidesial.
Jakarta: Grafindo Persada.