Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

NEGARA & SISTEM PEMERINTAHAN

Rio Hendra S.H M.H

Disusun Oleh :

1. Alfi Ardiansyah

2. Ananda Zahratun Nisa

3. Chakra Yoga Pambayun

4. Muhammad Revan Eka Putra

5. Muhammad Rifqi Saifulloh

6. Yayan Wahyudi

KELOMPOK 1

SEMESTER II

RUANG V.1038

STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS PAMULANG

2023

Jl. Surya Kencana No.1 Pamulang Telp (021)7412566, Fax. (021)7412566

Tangerang Selatan – Banten


 
 

KATA PENGANTAR

“Rasa syukur senantiasa kita ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang hingga saat
ini masih memberikan kita nikmat iman serta kesehatan, sehingga penulis diberi
waktu dalam menyelesaikan karya tulis dengan judul “Revitalisasi Pancasila
Sebagai Identitas Nasional”.

Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih yang kepada semua pihak yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ini. Ucapan terima kasih
ini penulis sampaikan kepada:

1. Bapak Rio Hendra S.H M.H.Selaku dosen yang mempercayakan penulisan topik
Makalah tersebut.

2. Tidak lupa, kedua orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa yang
tidak henti-hentinya kepada penulis untuk Makalah ini.

3.Rekan kerja yang membantu atas terlaksakanya diskusi untuk hasil Makalah ini.

Selain untuk menambah wawasan dan pengetahuan penyusun, makalah ini disusun
untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan .
Makalah ini membahas tentang Negara & Sistem Pemerintahan.

Tak ada gading yang tak retak Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih
jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat penyusun harapkan untuk penyempurnaan
makalah-makalah selanjutnya.


 
 
 

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………………………….1

DAFTAR ISI ………………………………………………………………….2

BAB I

PENDAHULUAN

I.1.Latar Belakang ………………………………………………………………3

I.2.Rumusan Masalah …………………………………………………………….5

BAB II

II.1 Definisi Negara ………………………………………………………….4

II.2. Pengertian Sistem Pemerintahan ………………………………………..7

BAB III

PENUTUP

Kesimpulan ……………………………………………………………………15

Saran ……………………………………………………………………………15

DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………16


 
 
 

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar belakang


Setiap Negara dalam menjalankan pemerintahannya, memiliki sistem yang
berbeda-beda meskipun dengan nama yang sama seperti sistem presidensial atau
sistem parlementer. Sistem pemerintahan mempunyai sistem dan tujuan untuk
menjaga suatu kestabilan negara itu. Namun di beberapa negara sering terjadi
tindakan separatisme karena sistem pemerintahan yang dianggap memberatkan
rakyat ataupun merugikan rakyat. Sistem pemerintahan mempunyai fondasi yang
kuat dimana tidak bisa diubah dan menjadi statis. Jika suatu pemerintahan
mempunya sistem pemerintahan yang statis, absolut maka hal itu akan berlangsung
selama-lamanya hingga adanya desakan kaum minoritas untuk memprotes hal hal
tersebut.
Secara luas berarti sistem pemerintahan itu menjaga kestabilan masyarakat,
menjaga tingkah laku kaum mayoritas maupun minoritas, menjaga fondasi
pemerintahan, menjaga kekuatan politik, pertahanan, ekonomi, keamanan sehingga
menjadi sistem pemerintahan yang kontinu dan demokrasi dimana seharusnya
masyarakat bisa ikut turut andil dalam pembangunan sistem pemerintahan tersebut.
Hingga saat ini hanya sedikit negara yang bisa mempraktikkan sistem pemerintahan
itu secara menyeluruh.
Secara sempit, sistem pemerintahan hanya sebagai sarana kelompok untuk
menjalankan roda pemerintahan guna menjaga kestabilan negara dalam waktu
relatif lama dan mencegah adanya perilaku reaksioner maupun radikal dari
rakyatnya itu sendiri.

I.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa pengertian Negara ?
2. Apa pengertian Sistem Pemerintahan ?


 
 
 

BAB II

PEMBAHASAN

II.1. Definisi Negara


Keberadaan negara, seperti organisasi secara umum yaitu untuk
memudahkan anggotanya dalam hal ini adalah rakyat dalam mencapai tujuan
bersama atau yang dicita - citakan. Keinginan bersama ini dirumuskan dalam suatu
dokumen yang disebut sebagai Konstitusi, termasuk didalamnya nilai-nilai yang
dijunjung tinggi oleh rakyat sebagai anggota negara. Sebagai dokumen yang
mencantumkan cita-cita bersama, maksud didirikannya negara Konstitusi
merupakan dokumen hukum tertinggi pada suatu negara. Karenanya dia juga
mengatur bagaimana negara dikelola. Konstitusi di Indonesia disebut sebagai
Undang-Undang Dasar. Dalam bentuk modern negara terkait erat dengan keinginan
rakyat untuk mencapai kesejahteraan bersama dengan cara-cara yang demokratis.
Bentuk paling kongkrit pertemuan negara dengan rakyat adalah pelayanan publik,
yakni pelayanan yang diberikan negara pada rakyat. Terutama sesungguhnya
adalah bagaimana negara memberi pelayanan kepada rakyat secara keseluruhan,
fungsi pelayanan paling dasar adalah pemberian rasa aman. Negara menjalankan
fungsi pelayanan keamanan bagi seluruh rakyat bila semua rakyat merasa bahwa
tidak ada ancaman dalam kehidupannya. Dalam perkembangannya banyak negara
memiliki kerajang layanan yang berbeda bagi warganya.

Berbagai keputusan harus dilakukan untuk mengikat seluruh warga negara,


atau hukum, baik yang merupakan penjabaran atas hal-hal yang tidak jelas dalam
Konstitusi maupun untuk menyesuaikan terhadap perkembangan zaman atau
keinginan masyarakat, semua kebijakan ini tercantum dalam suatu Undang-
Undang. Pengambilan keputusan dalam proses pembentukan Undang-Undang
haruslah dilakukan secara demokratis, yakni menghormati hak tiap orang untuk
terlibat dalam pembuatan keputusan yang akan mengikat mereka itu. Seperti juga
dalam organisasi biasa, akan ada orang yang mengurusi kepentingan rakyat banyak.
Dalam suatu negara modern, orang-orang yang mengurusi kehidupan rakyat banyak
ini dipilih secara demokratis pula.


 
 
 

Negara adalah pengorganisasian masyarakat yang mempunyai rakyat dalam suatu


wilayah tersebut, dengan sejumlah orang yang menerima keberadaan organisasi ini.
Syarat lain keberadaan negara adalah adanya suatu wilayah tertentu tempat negara
itu berada. Hal lain adalah apa yang disebut sebagai kedaulatan, yakni bahwa negara
diakui oleh warganya sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas diri mereka pada
wilayah tempat negara itu berada.

Negara merupakan suatu organisasi dari rakyat negara tersebut untuk mencapai
tujuan bersama dalam sebuah konstitusi yang dijunjung tinggi oleh warga negara
tersebut. Indonesia memiliki Undang-Undang Dasar 1945 yang menjadi cita-cita
bangsa secara bersama-sama. Indonesia adalah sebuah negara kepulauan yang
berbentuk republik yang telah diakui oleh dunia internasional dengan memiliki
ratusan juta rakyat, wilayah darat, laut dan udara yang luas serta terdapat organisasi
pemerintah pusat dan pemerintah daerah yang berkuasa.

II.2 Pengertian Sistem Pemerintahan


1. Pengertian Sistem
Sistem adalah suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks dan
terorganisasi, suatu himpunan atau perpaduan hal-hal atau bagian-bagian yang
membentuk suatu kebulatan atau keseluruhan yang kompleks atau utuh.

Dalam sistem terkandung unsur-unsur:


A. Seperangkat elemen, komponen, dan bagian.
B. Saling berkaitan dan bergantung.
C. Kesatuan yang terintegerasi (terkait dan menyatu).
D. Memiliki peranan dan tujuan tertentu.

2. Pengertian Sistem Pemerintahan

Menurut doktri hukum tata negara, pengertian sistem pemerintahan negara


dapat dibagi ke dalam tiga pengertian, yaitu sebagai berikut:


 
 
 

a. Sistem Pemerintahan Negara dalam Arti Paling Luas


Tatanan yang berupa struktur dari suatu negara dengan menitikberatkan
hubungan antara negara dan rakyat. Pengertian seperti ini akan menimbulkan model
pemerintahan monarki, aristrokasi, dan demokrasi.

b. Sistem Pemerintahan Negara dalam Arti Luas


Suatu tatanan atau struktur pemerintahan negara yang bertitik tolak dari
hubungan antarsemua organ negara, termasuk hubungn antara pemerintah pusat
(central government) dan bagian-bagian

c. Sistem Pemerintahan Negara dalam Arti Sempit

Suatu tatanan atau struktur pemerintah yang bertitik tolak dari hubungan
sebagai organ negara di tingkat pusat, khususnya antara eksekutif dan legislatif.

1) Sistem parlementer, yaitu parlemen (legialatif) mempunyai kedudukan yang


lebih tinggi daripada eksekutif. Contoh negara yan menetapkan sistem ini antara
lain : Prancis, Belgia, Inggris, Jepang, India, Belanda, New Zeland, Sudan,
Portugal, dan Italia.

2) Sistem pemisahan kekuasaan (presidensil), yaitu parlemen (legislatif) dan


pemerintah (eksekutif) mempunyai kedudukan yang sama dan saling melakukkan
kontrol (chech and ). Contohnya : Amerika Serikat, Indonesia, Paraguay, Brunai
Darusalam, Peru, dan Swedia.

3) Sistem pemerintahan dengan pengawasan langsung oleh rakyat, yaitu


pemerintahan (eksekutif), pada hakikatnya adalah badan pekerja dari parlemen
(legislatif), dengan fakta lain eksekutif merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari legislatif.


 
 
 

Pada masyarakat modern, pola pemerintah dapat dikembangkan sesuai dengan


karakter masing-masing. Pertimbangan yang digunakan terutama menyangkut hal-
hal berikut.
a. Kompleksitas
b. Dinamika
c. Keanekaragaman
1. Bentuk Pemerintahan

a. Bentuk pemerintahan klasik


Bentuk pemerintahan klasik pada umumnya masih menggabungkan benttuk
negara dan bentuk pemerintahan. Berdasarkan teori ini, bentuk pemerintahan bisa
dibedakan berdasarkan jumlah orang yang memerintah serta sifat pemerintahannya.
Teori ini dianut oleh Aristoteles, Plato, dan Polybios.

1) Aristoteles
Berikut bentuk pemerintahan menurut Aristoteles.
a) Monarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh satu orang demi kepentingan
umum.
b) Tirani
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh seseorang demi kepentingan
pribadi.
c) Aristokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh sekelompok cendekiawan demi
kepentingan umum

d) Oligarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh sekelompok cendekiawan demi
kepentingan pribadi.
e) Politeia


 
 
 

Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh seluruh rakyat demi kepentingan
umum.
f) Anarki
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh banyak orang yang tidak berhasil
menjalankan kekuasaannya untuk kepentingan umum.
g) Demokrasi
Suatu bentuk pemerintahan yang di pegang oleh rakyat dan dijalankan untuk
kepentingan seluruh rakyat.

2) Plato
Plato mengungkapkan lima bentuk pemerintahan yaitu sebagai berikut.

a) Aritrokrasi

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh kaum cendikiawan yang


dilaksanakan sesuai dengan pikiran keadilan.

b) Oligarki

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh golongan hartawan.

c) Temokrasi

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh orang-orang yang ingin mencapai
kemasyhuran dan kehormatan.

d) Demokrasi

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh rakyat jelata.

e) Tirani

Suatu bentuk pemerintahan yang dipegang oleh seorang tiran(sewenang-wenang)


sehingga jauh dari cita-cita keadilan.


 
 
 

3) Polybios
Polybios terkenal dengan teorinya yang disebut cyclus theory, yang sebenarnya
merupakan pengembangan lebih lanjut dari ajaran Aristoteles dengan sedikit
perubahan, yaitu dengan mengganti bentuk pemerintahan politela dengan
demokrasi.

A. Bentuk pemerintahan monarki (Kerajaan)

Adapun bentuk monarki ini dibedakan menjadi tiga macam, yaitu sebagai
berikut.

1. Monarki Absolut

Pada bentuk pemerintahan ini, pemerintahan dikepalai oleh seorang raja, ratu,
syah, atau kaisar. Perintah penguasa merupakan hukum dan harus dilaksanakan
seluruh rakyat. Pada penguasa terdapat kekuaaan eksekutif, legislatif, dan yudikatif.
Contoh: Prancis di masa kekuasaan Louis XIV.

2. Monarki Konstitusional

Bentuk pemerintahan monarki abssolut banyak dipraktikkan masa lalu, ketika


partiipasi rakyat dibatasi.

Pengalaman beberapa bentukk kerajaan berkaitan dengan proses terbentuknya


monarki konstitusional dapat diuraikan sebagai berikut.

a. Adakalanya inisiatif untuk mengubah bentuk monarki absolut menjadi


monarki konstitusional itu datang dari raja itu sendiri karena dia takut kekuasaannya
akan runtuh. Contoh: Jepang dengan hak octrool.


 
 
 

b. Adakalanya monarki absolut berubah menjadi monarki konstitusional karena


adanya desakan dari rakyat atau terjadi revolusi yang berakibat dibatasinya
kekuasaan raja (sehingga tidak lagi mutlak/absolut). Contoh: Inggris yang
melahirkan Bill of Rights pada tahun 1689, Yordania, Denmark, Arab Saudi, dan
Brunei Darussalam.

3. Monarki Parlementer
Dalam pemerintahan ini, kekuasaan tertinggi di tangan parlemen.

B. Bentuk Pemerintahan Republik

Bentuk-bentuk pemerintahan republik dapat dibedakan sebagai berikut.

1. Republik Absolut
Dalam republik absolut, pemerintah bersifat diktator. Hukum dimanipulasi
hingga mendukung kekuasaannya. Contoh: Jerman pada masa Hitler, Italia pada
masa Mussolini, dan Spanyol pada masa Jendral Franco.

2. Republik Konstitusional

Dalam pemerintahan republik konstitusional, kekuasaan kepala negara dan


kepala pemerintahan tidak diwariskan. Kedudukan politik dapat diperebutkan
melalui cara-cara yang sah, seperti yang ditetapkan dalam undang-undang.

3. Republik Parlementer
Dalam bentuk pemerintahan ini, presiden sebagai kepala negara yang tidak aktif
memimpin penyelenggaraan pemerintahan. Kepala pemerintahan dipegang oleh
perdana menteri yang memimpin kabinet. Para menteri bertanggung jawab pada
parlemen.

Klasifikasi Sitem Pemerintahan

10 
 
 
 

Sistem pemerintahan dibagi menjadi dua, yaitu sistem pemerintahan


presidensial dan sistem pemerintahan parelementer.

a. Sistem Pemerintahan Parlementer

Ciri-ciri sistem pemerintahan parlementer adalah sebagai berikut.

1) Kepala negara bisa raja/ratu/presiden. Namun, tidak bertanggung jawab atas


segala kebijakan yang diambil oleh kabinet.

2) Kepala negara hanya sebagai simbol negara karena yang menjadi kepala
pemerintahan adalah perdana menteri.

3) Parelemen mempunyai kekuasaan sebagai badan perwakilan dan lembaga


legislatif. Anggota parlemen dipilih oleh rakyat melalui pemilu.

4) Eksekutif (kabinet) bertanggung jawab kepada legislatif. Jika parlemen


mengeluarkan mosi tidak percaya kepada menteri, maka kabinet harus
mngembalikan mandat kepada kepala negara.

5) Dalam sistem dua partai, yang ditunjuk sebagai pembentuk kabinet sekaligus
perdana menteri adalah ketua parpol pemenang pemilu.

6) Dalam sistem banyak partai, formatur kabinet harus membentuk kabinet


secara koalisi, karena kabinet harus mendapat dukungan kepercayaan dari
parlemen.

7) Kepala negara bisa menjatuhkan parlemen. Selanjutnya kabinet harus


membentuk parlemen baru melalui pemilu.

b. Sistem Pemerintahan Presidensial


Ciri-ciri sistem pemerintahan presidensial adalah sebagai berikut.

1) Dikepalai oleh seorang presiden sebagai kepala pemerintahan sekaligus


kepala negara.

11 
 
 
 

2) Kekuasaan eksekutif presiden diangkat berdasarkan demokrasi rakyat dan


dipiliih langsung oleh mereka atau melalui badan perwakilan rakyat.

3) Presiden memiliki hak prerogatif (hak istimewa) untuk mengangkat dan


memberhentikan menteri-menteri yang memimpin departemen dan
nondepartemen.

c. Sistem Pemerintahan Referendum


Referendum berasal dari kata refer yang berarti mengembalikan. Sistem
pemerintahan referendum adalah bentuk sistem pemerintahan yang merupakan
variasi dari sistem pemerintahan parlementer dan presidensial.

Macam-macam referendum adalah sebagai berikut.

1) Referendum obligator adalah referendum yang harus terlebih dahulu


mendapat persetujuan langsung dari rakyat sebelum suatu undang-undang tertentu
diberlakukan.

2) Referensi fakultatif adalah referendum yang dilaksanakan apabila dalam


waktu tertentu sesudah suatu undang-undang diumumkan dan dilaksanakan,
sejumlah orang tertentu yang mempunyai hak suara menginginkan diadakannya
referendum.

3) Referendum konsultatif adalah referendum yang menyangkut soal-soal


teknik.

d. Sistem Parlemen Satu Kamar dan Dua Kamar

1) Sistem Parlemen Satu Kamar


Sistem ini timbul berdasarkan pemikiran bahwa jika majelis tingginya
demokratis, hal iyu merupakan pencerminan majelis rendah yang juga demokratis,
sehingga hanya merupakan duplikasi saja. Teori ini pun didukung suatu pendapat

12 
 
 
 

bahwa fungsi kamar kedua dapat dilakukan oleh komisi parlementer, seperti
meninjau atau merevisi undang-undang.

Hal-hal yang berhubungan dengan sistem parlemen satu kamar adalah sebagai
berikut.

a) Para pendukung menyatakan bahwa sistem satu kamar mencatat perlunya


pengendalian atas pengeluaran pemerintah dan dihapuskannya pekerjaan berganda
yang dilakukan oleh kedua kamar.

b) Para pengkritik menyatakan bahwa sistem satu kamar menunjukan adanya


pemeriksaan dan pengimbangan ganda ang diberikan oleh sistem dua kamar dan
dapat menambah tingkat konsensus dalam masalah legislatif.

2) Sistem Parlemen Dua Kamar


Sistem parlemen dua kamar merupakan praktik pemerintahan yang
menggunakan dua kamar legislatif atau parlemen.

Bentuk parlemen dengan sistem dua kamar ini dapat dibedakan sebagai berikut.

a) Federalisme

Negara-negara seperti Amerika Serikat, Australia, Brazil, India, dan Jerman


mengaitkan sistem dua kamar dengan struktur politik federal mereka. Misalnya di
Amerika Serikat, Australia, dan Brazil, masing-masing negara bagian mendapatkan
jumlah penduduk antara masing-masing negara bagian. Hal ini untuk memastikan
bahwa negara bagian yang lebih sedikit penduduknya tidak berada dibawah
bayang-bayang negara-negara bagian yang penduduknya lebih banyak. Akan tetapi,
di majelis rendah, kursi dimenangkan berdasarkan jumlah penduduk. Di India dan
Jerman, majelis tinggi. Rajya Sabha (India) dan Bundesrat (Jerman), bahkan lebih
erat terkait dengan sistem federal karena para anggotanya dipilih langsung oleh

13 
 
 
 

pemerintah dari masing-masing negara bagian India atau Bundesland (Jerman). Ini
pernah terjadi di negara Amerika Serikat sebelum amandemen ke-17.

b) Sistem Dua Kamar Kebangsawaan


Di beberapa negara, sistem dua kamar dilakukan dengan menyejajarkan unsur-
unsur demokratis dan kebangsawaan. Sebagai contoh majelis tinggi (House of
Lords) di Britania Raya yang merupakan sisa-sisa sistem kebangsawanan yang dulu
pernah mendominasi politik Britania Raya, sedangkan majelis rendah (House of
Commons), anggotanya sepenuhnya dipilih. Contoh lain, House of Peers di Jepang,
yang dihapuskan setelah PD II.

14 
 
 
 

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Sistem pemerintahan di dunia terbagi atas sistem pemerintahan
parlementer dan presidensial. Pada umumnya, negara-negara di dunia menganut
salah satu dari sistem pemerintahan tersebut. Sistem parlementer adalah sebuah
sistem permerintahan di mana parlemen memiliki peranan penting dalam
pemerintahan. Dalam hal ini parlemen memiliki wewenang dalam mengangkat
perdana menteri dan parlemen pun dapat menjatuhkan pemerintahan, yaitu dengan
cara mengeluarkan semacam mosi tidak percaya. Berbeda dengan sistem
presidensil, di mana sistem parlemen dapat memiliki seorang presiden presiden
dan seorang perdana menteri, yang berwenang terhadap jalannya pemerintahan.
Dalam presidensil, presiden berwenang terhadap jalannya pemerintahan, namun
dalam sistem parlementer presiden hanya menjadi simbol kepala negara saja.
B. Saran
Dengan memahami sistem pemerintahan di berbagai negara, terutama negara
maju, diharapkan kita mampu membandingkannya dengan sistem pemerintahan
negara kita, sehingga kita dapat menyimpulkan mengapa negara kita sangat
terlambat sekali maju, bahkan dibandingkan dengan negara muda yang beru lahir.
Serta dapat mengkritik sistem pemerintahan negara kita dengan kritikan yang
membangun.

15 
 
 
 

DAFTAR PUSTAKA

C.S.T Kansil dan Christine. (2001). Ilmu Negara. Jakarta: Pradnya Paramita.

C.S.T. Kansil. (1987). Hukum Antar Tata Pemerintahan (Comparative


Government). Jakarta: Erlangga.

Ibrahim R.dkk. (1995). Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidesial.


Jakarta: Grafindo Persada.

16 
 

Anda mungkin juga menyukai