INDONESIA
MAKALAH
Untuk melengkapi tugas mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang diampu oleh
Dra. Margaretha Suryaningsih, M.S.
Disusun oleh :
Wulandhari
24040110120034
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2011
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi ALLAH swt Tuhan Yang Maha Pengasih, atas segala
rahmat, hidayahnya dan kasih-nyalah penulisan makalah ini dapat terselesaikan
dengan baik walaupun banyak hambatan dan rintangan dalam menyelesaikannya.
Akhir kata, Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi seluruh
pihak yang membutuhkan.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.................................................................................................i
KATA PENGANTAR………………………………………………………….....ii
DAFTAR ISI……………..……………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
a. Kesimpulan……………………………………………………
…….15
b. Saran…………………….
……………………………………………15
DAFTAR PUSTAKA………..…………………………………………………..16
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang
terjadi di dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar
melihat sejarah Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih
efektif. Dalam proses politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi
fungsional yaitu proses aliran yang berputar menjaga eksistensinya.
Selain itu ada pula definisi singkat mengenai istilah demokrasi yang
diartikan sebagai pemerintahan atau kekuasaan dari rakyat oleh rakyat dan
untuk rakyat. Meskipun demikian penerapan demokrasi diberbagai negara
memiliki cirri khas masing-masing. Dernokrasi mempunyai arti yang
penting bagi masyarakat yang rnenggunakannya, sebab dengan demokrasi hak
masyarakat untuk menentukan sendiri jalannya organisasi negara dijamin.
Dari uraian penjelasan tersebut diatas demokrasi sangat menjunjung tinggi
kepentingan masyarakat.
1. Tahun 1945-1959
2. Tahun 1959-1965
3. Tahun 1965-1998
Bagi rakyat Aceh sebagai salah satu pihak yang terikat dengan isi
MoU Helsinki harus mewujudkan prilaku politik/berdemokrasi sesuai
dengan isi MoU itu, yakni antara lain sebagai berikut : Pemerintah
Republik Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) menegaskan
komitmen mereka untuk penyelesaian konflik Aceh secara damai,
menyeluruh, berkelanjutan dan bermartabat bagi semua.
Selain itu yang bertentangan dengan sila kedua adalah sikap yang
ditunjukan dari manusia-manusia atau pemimpin-pemimpin yang sekarang
ini menjabat, masih ada pemipmin yang mempunyai sikap yang tidak
manusiawi, tidak adil dan tidak beradab, dengan fakta eksistensi nyawa,
darah, harkat dan martabat manusia lebih rendah dari nilai-nilai
kebendaan.
3. Bentuk Republik
6. Sistem Perwakilan
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Sistem politik adalah susunan yang teratur dari pandangan, teori,
dan asas mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan.
Demokrasi berarti "rakyat berkuasa" (government of rule by the
people). Artinya dalam demokrasi ini rakyat memiliki kekuasaan yang
seluas luasnya.
Sistem politik demokrasi adalah susunan yang teratur dari
pandangan, teori, dan asas mengenai ketatanegaraan atau kenegaraan
dimana rakyat memiliki kekuasaan yang seluas luasnya.
4.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan penulisan karya tulis ilmiah ataupun
makalah dan lain-lainnya hendaknya mempunyai beberapa referensi, karena
akan semakin banyak referensi yang digunakan maka akan menambah
kualitas makalah menjadi lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Kaelani, dan Achmad Zubaidi. Pendidikan Kewarganegaraan Untuk Perguruan
Tinggi. Yogyakarta : Paradigma.
LAMPIRAN 1
Yang termasuk dalam Suprastruktur politik adalah emua lembaga-lembaga negara yang
tersbut di dalam konstitusi negara ( termasuk fungsi legislatif, eksekutif, dan yudikatif ).
Dalam Penyusunan keputusan-keputusan kebijaksanaan diperlukan adanya kekuatan
yang seimbang dan terjalinnya kerjasama yang baik antara suprastruktur dan
infrastruktur politik sehingga memudahkan terwujudnya cita-cita dan tujuan-tujuan
masyarakat/Negara. Dalam hal ini yang dimaksud suprastruktur politik adalah Lembaga-
Lembaga Negara. Lembaga-lembaga tersebut di Indonesia diatur dalam UUD 1945 yakni
MPR, DPR, DPD, Presiden dan Wakil Presiden, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi,
Komisi Yudisial. Lembaga-lembaga ini yang akan membuat keputusan-keputusan yang
berkaitan dengan kepentingan umum.
Badan yang ada di masyarakat seperti Parpol, Ormas, media massa, Kelompok
kepentingan (Interest Group), Kelompok Penekan (Presure Group), Alat/Media
Komunikasi Politik, Tokoh Politik (Political Figure), dan pranata politik lainnya adalah
merupakan infrastruktur politik, melalui badan-badan inilah masyarakat dapat
menyalurkan aspirasinya. Tuntutan dan dukungan sebagai input dalam proses
pembuatan keputusan. Dengan adanya partisipasi masyarakt diharapkan keputusan
yang dibuat pemerintah sesuai dengan aspirasi dan kehendak rakyat.
3. Bentuk Republik
6. Sistem Perwakilan
LAMPIRAN 2
SISTEM POLITIK/DEMOKRASI DI INDONESIA; DARI MASA KE
MASA 1
Ghazali Abbas Adan 2
Kalau tidak salah hitung, dalamal-Qur-an Allah Swt. ada 88 kali memanggil
orang-orang beriman, dengan ungkapan “ya ayyuhallaziina aamanuu”. Karena ia
panggilan penentu segalanya, mengetahui yang tersembunyi (sir) dan transparan
(jahr) maka bagi orang-orang yang benar-benar beriman serta merta pasti
meresponnya, dalam waktu yang bersamaan membuktikan pikiran, ucapan dan
tindakannya sesuai dengan bunyi dan maksud dari panggilan Allah itu. Di
antaranya adalah;
“Hai orang-orang yang beriman bertkawalah kepada Allah dan hendaklah setiap
diri memperhatikan (intrspeksi) apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok
(dalam kehidupan di dunia dan akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah maha mengetahui apa yang kamu kerjakan” (QS. AL-Hasyr
ayat 18).
Dalam ayat ini, perintah Allah kepada orang-orang beriman, pertama bertaqwa
kepada Allah, yakni melaksanakan segala perintah Allah dan menjauhkan
larangan-Nya. Kedua, setiap diri diperintahkan untuk melakukan introspeksi,
yakni terhadap umur yang telah berlalu, apakah dihabiskan dengan perbuatan-
perbuatan yang diridhai Allah (ma’ruf) atau yang dimurkai-Nya (munkar).
Dengan konsekwensi pasti yang ma’ruf mendapatkan kebahagiaan, ketenangan di
dunia dan akhirat, yang munkar akan mendapatkan malapetaka serta kesengsaraan
di dunia dan akhirat. Introspeksi juga terhadap sejarah kejadian atau perilaku
manusia masa lalu menyangkut berbagai sisi/aspek kehidupannya, termasuk
kehidupan berpolitik/demokrasi. Dan inilah yang menjadi sorotan dan bahasan
kita dalam halaqah ini, dengan tujuan politik/demokrasi yang ma’ruf kita
pertahankan sementara yang munkar kita tinggalkan. Karena realitanya kita hidup
dan tinggal dalam Negara Indonesia,maka sorotan/bahasan kita ini berkaitan
dnegan politik/demokrasi di Indonesia.
Kala itu dikenal politik massa mengambang, yakni eksistensi dan kiprah partai
politik hanya sampai di tingkat kabupaten/kota. Tetapi dipihak lain dengan
pongah, arogan dan brutal partai hegemonik dihidupkan sampai ke pelosok-
pelosok desa.
Periode ini berakhir dengan tumbangnya rezim orde baru di bawah komando
jenderal besar Soeharto.
Partai politik lokal adalah organisasi politik yang dibentuk oleh sekelompok
warga negara Indonesia yang berdomisili di Aceh secara sukarela atas dasar
persamaan kehendak dan cita-cita untuk memperjuangkan kepentingan anggota,
masyarakat, bangsa dan negara melalui pemilihan anggota Dewan Perwakilan
Rakyat Aceh (DPRA)/ Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten/Kota (DPRK),
Gubernur dan Wakil Gubernur, serta bupati dan wakil bupati/walikota dan wakil
walikota.( Pasal 1 ayat (2) PP Nomor 20 Tahun 2007)
Pemilihan lokal yang bebas dan adil akan diselenggarakan di bawah Undang-
Undang baru tentang penyelenggaraan pemerintahan di Aceh untuk memeilik
kepala Pemerintah Aceh dan pejabat terpilih lainnya pada bulan April 2006 serta
untuk memilih anggota legislative Aceh pada Tahun 2009 (1.2.3 MoU Helsinki)
Partisipasi penuh semua orang Aceh dalam pemilihan lokal dan nasional, akan
dijamin sesuai dengan konstitusi Republik Indonesia
LAMPIRAN 3
Thursday, March 30, 2006
SEJARAH SISTEM POLITIK INDONESIA
Sejarah Sistem Politik Indonesia bisa dilihat dari proses politik yang terjadi di
dalamnya. Namun dalam menguraikannya tidak cukup sekedar melihat sejarah
Bangsa Indonesia tapi diperlukan analisis sistem agar lebih efektif. Dalam proses
politik biasanya di dalamnya terdapat interaksi fungsional yaitu proses aliran yang
berputar menjaga eksistensinya. Sistem politik merupakan sistem yang terbuka,
karena sistem ini dikelilingi oleh lingkungan yang memiliki tantangan dan
tekanan.
Dalam melakukan analisis sistem bisa dengan pendekatan satu segi pandangan
saja seperti dari sistem kepartaian, tetapi juga tidak bisa dilihat dari pendekatan
tradisional dengan melakukan proyeksi sejarah yang hanya berupa pemotretan
sekilas. Pendekatan yang harus dilakukan dengan pendekatan integratif yaitu
pendekatan sistem, pelaku-saranan-tujuan dan pengambilan keputusan
Perubahan ini besaran maupun isi aliran berupa input dan output. Proes
mengkonversi input menjadi output dilakukan oleh penjaga gawang (gatekeeper).
1. Kapabilitas Ekstraktif, yaitu kemampuan Sumber daya alam dan sumber daya
manusia. Kemampuan SDA biasanya masih bersifat potensial sampai
kemudian digunakan secara maksimal oleh pemerintah. Seperti pengelolaan
minyak tanah, pertambangan yang ketika datang para penanam modal
domestik itu akan memberikan pemasukan bagi pemerintah berupa pajak.
Pajak inilah yang kemudian menghidupkan negara.
2. Kapabilitas Distributif. SDA yang dimiliki oleh masyarakat dan negara diolah
sedemikian rupa untuk dapat didistribusikan secara merata, misalkan seperti
sembako yang diharuskan dapat merata distribusinya keseluruh masyarakat.
Demikian pula dengan pajak sebagai pemasukan negara itu harus kembali
didistribusikan dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
5. kapabilitas responsif, dalam proses politik terdapat hubungan antara input dan
output, output berupa kebijakan pemerintah sejauh mana dipengaruhi oleh
masukan atau adanya partisipasi masyarakat sebagai inputnya akan menjadi
ukuran kapabilitas responsif.
6. kapabilitas dalam negeri dan internasional. Sebuah negara tidak bisa sendirian
hidup dalam dunia yang mengglobal saat ini, bahkan sekarang banyak negara
yang memiliki kapabilitas ekstraktif berupa perdagangan internasional.
Minimal dalam kapabilitas internasional ini negara kaya atau berkuasa
(superpower) memberikan hibah (grants) dan pinjaman (loan) kepada negara-
negara berkembang.
Ada satu pendekatan lagi yang dibutuhkan dalam melihat proses politik yaitu
pendekatan pembangunan, yang terdiri dari 2 hal:
- Masa prakolonial
- Masa Reformasi
Penyaluran tuntutan
Pemeliharaan nilai
Kapabilitas
Integrasi vertikal
Integrasi horizontal
Gaya politik
Kepemimpinan
Partisipasi massa
Keterlibatan militer
Aparat negara
Stabilitas
Stabilitas - instabilitas
Penyaluran tuntutan – tinggi tapi tidak tersalurkan karena adanya Front nas
Stabilitas - stabil
Stabilitas stabil
6. Masa Reformasi
Stabilitas - instabil