Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

DEMOKRASI PANCASILA
(PANCASILA)

OLEH :
KELOMPOK 7
NURUL DINA FADHILAH (1811311024)
NURUL FADILAH (1811311034)
RAMADHINDA PUTRI ERWANTO (1811312022)
HASFIRA DWI CITRA (1811312046)

DOSEN PENGAMPU: Dra. FACHRINA, M.Si

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
2019
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbilalamin, puji syukur kita panjatkan atas kehadirat


Allah SWT dan segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam
atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ Asuhan
Keperawatan pada Pemenuhan kebutuhan cairan,elektrolit dan keseimbangan
cairan-elektrolit’’.
Dalam penyusunan makalah ini penulis sangat menyadari bahwa masih
banyaknya terdapat kekurangan dikarenakan keterbatasan ilmu pengetahuan,
pengalaman serta kehilafan yang penulis miliki. Maka dari itu, dengan ikhlas
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat mendidik dan membangun
dari semua pihak demi kesempurnaan penyusunan makalah ini dimasa yang akan
datang.
Penyusunan makalah ini tidak akan terlaksana dengan baik tanpa bantuan,
bimbingan serta saran dari berbagai pihak. Untuk itulah pada kesempatan ini
penulis mengucapkan banyak terima kasih yang tak terhingga.
Semoga Allah SWT membalas dan selalu melimpahkan rahmat serta
hidayahnya atas bantuan yang telah diberikan kepada penulis dalam penyusunan
makalah ini, akhirnya semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembangunan
ilmu pendidikan dan ilmu keperawatan  serta bagi kita semua, Amin.

Padang,  24 Maret 2019


                                     
                                                 
                        Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................................i


DAFTAR ISI ...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
1.1 Latar Belakang .........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan ......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................3
2.1 Demokrasi Pancasila.................................................................................3
2.2 Pengertian dan Unsur-unsur Demokrasi ...................................................8
2.3 Perkembangan Demokrasi.......................................................................11
BAB III PENUTUP ..............................................................................................31
3.1 Kesimpulan .............................................................................................31
3.2 Saran .......................................................................................................31
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................32

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Demokrasi di Indonesia telah semakin berkembang seiring dengan 
pergantian pemimpin serta pergantian masa, mulai dari masa penjajahan, orde
lama sampai kepada masa reformasi sekarang. Demkorasi kini telah sangat
akrab dengan kehidupa masyarakat Indonesia. Penerapan demokrasipun telah
merambat sampai hampir ke semua aspek, tak terkecuali hal-hal besar seperti
pemilihan kepala daerah maupun hal-hal kecil seperti pemilihan ketua kelas,
karena fungsinya yang begitu dekat dengan keseharian maka demokrasi kini
semakin gencar dipelajari.
Demokrasi sebagai suatu sistem telah dijadikan alternatif dalam berbagai
tatanan aktivitas bermasyarakat dan bernegara di beberapa negara. Seperti
diakui oleh Moh. Mahmud MD, ada dua alasan demokrasi sebagai sistem
bermasyarakat dan bernegara. Pertama, hampir semua negara di dunia ini
telah menjadikan demokrasi sebagai asas yang fundamental; kedua,
demokrasi sebagai asas kenegaraan secara esensial telah memberikan arah
peranan masyarakat untuk menyelenggarakan negara sebagai organisasi
tertingginya. Karena itu diperlukan pengetahuan dan pemahaman yang benar
pada warga masyarakat tentang demokrasi.
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan
oleh pemerintah negara tersebut.Salah satu pilar demokrasi adalah
prinsip trias politica yang membagi ketiga kekuasaan politik negara
(eksekutif, yudikatif dan legislatif) untuk diwujudkan dalam tiga jenis
lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam peringkat
yang sejajar satu sama lain. Kesejajaran dan independensi ketiga jenis
lembaga negara ini diperlukan agar ketiga lembaga negara ini bisa saling
mengawasi dan saling mengontrol berdasarkan prinsip checks and balances.

iii
1.2 Tujuan Penulisan
1. Untuk menambah pemahaman tentang demokrasi pancasila.
2. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia.
3. Untuk mengetahui peranan demokrasi dalam berbagai bidang kehidupan
bangsa

1.3 Rumusan Masalah


1. Apa itu Demokrasi Pancasila ?
2. Bagaimana sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia ?
3. Apa saja peranan Demokrasi dalam bidang-bidang kehidupan bangsa ?
4. Bagaimana Perwujudan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari ?
5. Bagaimana membangun sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi di
berbagai bidang kehidupan ?
6. Apa pengertian dan unsur-unsur demokrasi ?
7. Bagaimana perkembangan demokrasi?

iv
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Demokrasi Pancasila


A. Pengertian  Demokrasi Pancasila
1. Prof. Dardji Darmodihardjo,S.H.
a) Demokrasi pancasila adalah Paham demokrasi yang bersumber
pada kepribadian dan falsafah hidup bangsa Indonesia yang
perwujudannya seperti dalam ketentuan-ketentuan seperti dalam
pembukaan UUD 1945.
2. Prof. dr. Drs. Notonagoro,S.H.
b) Demokrasi pancasila adalah kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan yang
berketuhanan Yang Maha Esa, yang berperikemanusiaan yang
adil dan beradab, yang mempersatukan Indonesia dan yang
berkeadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
3. Ensiklopedi Indonesia
c) Demokrasi Indonesia berdasarkan Pancasila yang meliputi
bidang-bidang politik sosial ekonomi, serta yang dalam
penyelesaian masalah-masalah nasional berusaha sejauh
mungkin menempuh jalan permusyawaratan untuk mencapai
mufakat.
Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan
Paneasila dan UUD 1945. Dalam Demokrasi Pancasila sangat
diharapkan adanya musyawarah untuk mufakat. Akan tetapi, bila tidak
tercapai mufakat, pengambilan keputusan dapat ditempuh melalui
pemu¬ngutan suara (Pasal 2, Ayat (3), WD 1945). Dalam demokrasi
Pancasila tidak mengenal dominasi mayoritas ataupun tirani minoritas.
Dominasi mayoritas adalah kelompok besar yang menguasai
segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan mengabaikan
kelompok yang kecil. Tirani minoritas adalah kelompok kecil yang

v
menguasai segala segi kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
mengabaikan kelompok besar.
B. Ciri demokrasi Pancasila
1. Pemerintah dijalankan berdasarkan konstitusi.
2. Adanya pemilu secara berkesinambungan.
3. Adanya peran-peran kelompok kepentingan.
4. Adanya penghargaan atas HAM serta perlindungan hak minoritas.
5. Demokrasi Pancasila merupakan kompetisi berbagai ide dan cara
untuk menyelesaikan masalah.
6. Ide-ide yang paling baik akan diterima, bukan berdasarkan suara
terbanyak.
C. Prinsip pokok demokrasi Pancasila
1. Perlindungan terhadap hak asasi manusia.
2. Pengambilan keputusan atas dasar musyawarah.
3. Peradilan yang merdeka berarti badan peradilan (kehakiman)
merupakan badan yang merdeka, artinya terlepas dari pengaruh
kekuasaan pemerintah dan kekuasaan lain
contoh Presiden, BPK,DPR atau lainnya.
4. Adanya partai politik dan organisasi sosial politik karena berfungsi
untuk menyalurkan aspirasi rakyat.
5. Pelaksanaan Pemilihan Umum.
6. Kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut
Undang-Undang Dasar (pasal 1 ayat 2 UUD 1945).
7. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.
8. Pelaksanaan kebebasan yang bertanggung jawab secara moral
kepada Tuhan YME, diri sendiri, masyarakat, dan negara ataupun
orang lain.
9. Menjunjung tinggi tujuan dan cita-cita nasional Pemerintahan
berdasarkan hukum, dalam penjelasan UUD 1945 dikatakan :
 Indonesia ialah negara berdasarkan hukum (rechtstaat) dan
tidak berdasarkan kekuasaan belaka (machtstaat).

vi
 Pemerintah berdasar atas sistem konstitusi (hukum dasar) tidak
bersifat absolutisme (kekuasaan tidak terbatas).
 Kekuasaan yang tertinggi berada di tangan rakyat.
D. Fungsi Demokrasi Pancasila
Adapun fungsi demokrasi Pancasila adalah sebagai berikut :
1. Menjamin adanya keikutsertaan rakyat dalam kehidupan bernegara.
Contohnya:
 Ikut menyukseskan Pemilu
 Ikut menyukseskan pembangunan
 Ikut duduk dalam badan perwakilan/permusyawaratan.
2. Menjamin tetap tegaknya negara RI
3. Menjamin tetap tegaknya negara kesatuan RI yang
mempergunakan sistem konstitusional
4. Menjamin tetap tegaknya hukum yang bersumber pada
Pancasila
5. Menjamin adanya hubungan yang selaras, serasi dan seimbang
antara lembaga negara
6. Menjamin adanya pemerintahan yang bertanggung jawab,
Contohnya:
 Presiden adalah mandataris MPR
 Presiden bertanggung jawab kepada MPR.
E. Demokrasi Deliberatif
Dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 dan sila ke-4
Pancasila, dirumuskan bahwa “Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan”.
Dengan demikian berarti demokrasi Pancasila merupakan
demokrasi deliberatif. Dalam demokrasi deliberatif terdapat tiga
prinsip utama :
1. Prinsip deliberasi, artinya sebelum mengambil keputusan perlu
melakukan pertimbangan yang mendalam dengan semua pihak
yang terkait.

vii
2. Prinsip reasonableness, artinya dalam melakukan
pertimbangan bersama hendaknya ada kesediaan untuk
memahami pihak lain, dan argumentasi yang dilontarkan dapat
dipertanggungjawabkan secara rasional.
3. Prinsip kebebasan dan kesetaraan kedudukan, artinya semua
pihak yang terkait memiliki peluang yang sama dan memiliki
kebebasan dalam menyampaikan pikiran, pertimbangan, dan
gagasannya secara terbuka serta kesediaan untuk
mendengarkan.
Demokrasi yang deliberatif diperlukan untuk menyatukan
berbagai kepentingan yang timbul
dalam masyarakat Indonesia yang heterogen. Jadi setiap kebijakan
publik hendaknya lahir dari musyawarah bukan dipaksakan.
Deliberasi dilakukan untuk mencapai resolusi atas terjadinya
konflik kepentingan. Maka diperlukan suatu proses yang fair demi
memperoleh dukungan mayoritas atas sebuah kebijakan publik
demi suatu ketertiban sosial dan stabilitas nasional.
F. Demokrasi Pancasila dalam Beberapa Bidang
1. Bidang ekonomi
Demokrasi Pancasila menuntut rakyat menjadi subjek
dalam pembangunan ekonomi.Pemerintah memberikan
peluang bagi terwujudnya hak-hak ekonomi rakyat dengan
menjamin tegaknya prinsip keadilan sosial sehingga segala
bentuk hegemoni kekayaan alam atau sumber-sumber ekonomi
harus ditolak agar semua rakyat memiliki kesempatan yang
sama dalam penggunaan kekayaan negara.[7] dalam implikasi
pernah diwujudkan dalam Program ekonomi banteng tahun
1950, Sumitro plan tahun 1951, Rencana lima tahun
pertama tahun 1955 s.d. tahun 1960, Rencana delapan
tahun dan terakhir dalam Repelita kesemuanya malah
menyuburkan korupsi dan merusaknya sarana produksi. Hal ini
ditujukan untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur

viii
sesuai dengan pasal 33 UUD 1945 dan sila ke-
5 Pancasila. Maka secara kongkrit, rakyat berperan melalui
wakil-wakil rakyat di parlemen dalam menentukan kebijakan
ekonomi.
2. Bidang kebudayaan nasional
Demokrasi Pancasila menjamin adanya fasilitasi dari pihak
pemerintah agar keunikan dan kemajemukan budaya Indonesia
dapat tetap dipertahankan dan ditumbuhkembangkan sehingga
kekayaan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya dapat terpelihara
dengan baik. Terdapat penolakan terhadap uniformitas budaya dan
pemerintah menciptakan peluang bagi berkembangnya budaya
lokal sehingga identitas suatu komunitas mendapat pengakuan dan
penghargaan.
G. Aspek Demokrasi Pancasila
Berdasarkan pengertian dan Pendapat tentang demokrasi
Pancasila dapat dikemukakan aspek-aspek yang terkandung di
dalamnya.
a) Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi)
Demokrasi Pancasila harus dijiwai dan diintegrasikan oleh
sila-sila lainnya. Karena itulah, pengertian demokrasi pancasila
tidak hanya merupakan demokrasi politik tetapi juga
demokrasi ekonomi dan sosial (Lihat amandemen UUD 1945
dan penyelesaiannya dalam pasal 27,28.29,30,31, 32, 33. dan
34).
b) Aspek Formal
Mempersoalkan proses dan cara rakyat menunjuk wakil-
wakilnya dalam badan-badan perwakilan rakyat dan
pemerintahan dan bagaimana mengatur permusyawaratan
wakil-wakil rakyat secara bebas, terbuka, dan jujur untuk
mencapai kesepakatan bersama.
c) Aspek Normatif

ix
Mengungkapkan seperangkat norma atau kaidah yang
membimbing dan menjadi kriteria pencapaian tujuan.
d) Aspek Optatif
Mengetengahkan tujuan dan keinginan yang hendak
dicapai.
e) Aspek Organisasi
Mempersoalkan organisasi sebagai wadah pelaksaan
demokrasi pancasila di mana wadah tersebut harus cocok
dengan tujuan yang hendak dicapai.
f) Aspek Kejiwaan
Menjadi semangat para penyelenggara negara dan
semangant para pemimpin pemerintah.
H. Pelaksanaan Demokrasi di Indonesia dalam Waktu 50 Tahun
 Periode 1945-1949 dengan Undang-Undang 1945 seharusnya
berlaku demokrasi Pancasila, namun dalam penerapan berlaku
demokrasi Liberal.
 Periode 1949-1950 dengan konstitusi RIS berlaku demokrasi
liberal.
 Periode 1950- 1959 UUDS 1950 berlaku demokrasi Liberal
dengan multi-Partai.
 Periode 1959-1965 dengan UUD 1945 seharusnya berlaku
demokrasi Pancasila namun yang diterapkan demokrasi
terpimpin ( cenderung otoriter).
 Periode 1966-1998 dengan UUD 1945 berlaku demokrasi
Pancasila (cenderung otoriter).
 Periode 1998- sekarang UUD 1945, berlaku Demokrasi
Pancasila (cenderung ada perubahan menujudemokratisasi).

2.2 Pengertian dan Unsur –unsur Demokrasi


A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi merupakan sebuah kata yang sudah tidak asing
lagi.Karena demokrasi merupakan suatu sistem yang telah dijadikan

x
alternatif dalam tatanan aktivitas bermasyarakat dan bernegara. Dan
demokrasi merupakan asas yang fundamental dalam pemerintahan. Namun
sebenarnya, apa hakikat dari demokrasi itu sendiri?
Secara etimologis, demokrasi merupakan gabungan antara dua kata
dari bahasa Yunani, yaitu demos yang berarti rakyat
dan cratein atau cratos yang berarti kekuasaan. Jadi,secara terminologis
demokrasi berarti kedaulatan yang berada di tangan rakyat. Dengan kata
lain, kedulatan rakyat mengandung pengetian bahwa sistem kekuasaan
tertinggi dalam sebuah Negara dibawah kendali rakyat.
Pengertian demokrasi secara istilah menurut para ahli, adalah
sebagai berikut :
1. Joseph A. Shumpter : “Demokrasi merupakan suatu perencanaan
institusional untuk mencapai keputusan politik dimana individu-
individu memperoleh kekuasaan untuk memutuskan cara perjuangan
kompetitif atas suara rakyat”.
2. Sidney Hook : “Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana
keputusan-keputusan pemerintahan yang penting secara langsung atau
tidak langsung didasarkan pada kesepakatan mayoritas yang diberikan
secara bebas dari rakyat dewasa”.
3. Henry B. Mayo : “Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu
sistem yang menunjukan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar
mayoritas oleh wakil-wakil secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-
pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan
diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik”.
Makna demokrasi dalam sebuah ideologi adalah bahwa ketika
sebuah Negara sebagai sebuah organisasi tertinggi dalam wilayah tertentu
menganut demokrasi, Negara tersebut harus mau menyerahkan kekuasaan
kepada rakyat, sehingga :
 Rakyat yang membuat aturan dasar
 Rakyat yang membentuk pemerintahan
 Rakyat yang membuat kebijakan untuk dilaksanakan oleh
pemerintah tersebut, dan

xi
 Rakyat yang mengawasi dan menilai pelaksanaan kebijakan
tersebut atau kinerja pemerintah.
Jadi, dalam pelaksanaannya merupakan sistem pemerintahan
dimana kekuasaan tertinggi berada di tangan rakyat, dalam
pengorganisasian suatu Negara.
Dari beberapa pendapat diatas  dapat disimpulan bahwa, hakikat
demokrasi dalam sisitem pemerintahan memberikan penekanan pada
keberadaan kekuasaan di tanagan rakyat, baikdalam pemeritahan maupun
dalam penyelenggaraan Negara, yang mencangkup tiga
hal: pertama, pemerintah dari rakyat (government of the people);
kedua, pemerintah oleh rakyat (government by people);
ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government by people).
Tak lepas dari hakikatnya, demokrasi mempunyai norma-norma
sebagai pandangan hidup, menurut Nurcholis Madjid, yaitu :
 Pentingnya kesadaran akan pluralism
 Terdapatnya musyawarah mufakat
 Mempunyai tujuan
 Pemufakatan yang jujur dan sehat
 Terpenuhinya keperluan pokok
 Kerjasama antarwarga masyarakat dan sikap saling mempercayai
itikad yang baik
 Pentingnya pendidikan demokrasi.
B. Unsur Penegak Demokrasi
Demokrasi tidak akan berdiri menjadi sistem pemerintahan tanpa
suatu penegak yang menopangnya. Unsur penegak demokrasi meliputi :
1. Negara Hukum
Dalam kepustakaan ilmu hukum di Indonesia, istilah Negara
hukum mengandung pengertian bahwa Negara memberikan
perlindungan hukum bagi warga Negara melalui perlembagaan
peradilan yang bebas dan tidak memihak dan penjaminan hak asasi
manusia. Konsep Negara hukum dicirikan dengan:
 Adanya jaminan perlindungan terhadap HAM

xii
 Adanya supremasi hukum dalam penyelengaraan Negara
 Adaya pemisahan danpembagian kekuasaan Negara
 Adanya lembaga peradilan yang bebas dan mandiri.
Sementara itu, istilah Negara hukum di Indonesia dapat ditemukan
dalam penjelasan UUD 1945 yang berbunyi  “Indonesia ialah negara
yang berdasar atas hukum (rechtsstaat) dan bukan berdasar kekuasaan
belaka (machsstaat)”. Penjelasan tersebut merupakan gambaran
sistem pemerintahan Indonesia. Dalam kaitan dengan istilah Negara
hukum Indonesia, Padmo Wahyono menyatakan bahwa konsep
Negara hukum Indonesia yang menyebut rechtsstaat dalam tanda
kurung memberi arti bahwa Negara Indonesia mengambil pola secara
tidak menyimpang dari pengertian Negara hukum pada umumnya
yang kemudian disesuaikan dengan keadaan Indonesia.
Dalam pelaksanaannya negara hukum dibagi menjadi beberapa
bagian, yaitu:
 Negara Polisi
Negara polisi ialah Negara yang menyelenggaraan keamanan
dan keamanan atau perekonomian, dengan ciri-ciri:
a) Penyelenggaraan Negara positif
b) Penyelegaraan Negara negatif (menolak bahaya yang
mengancam Negara atau keamanan).
 Negara Hukum Liberal
Penyelenggaraan perekonomian dalam Negara hukum
liberal berasaskan asas persaingan bebas, siapa yang kuat dialah
yang menang.Dengan demikian, penyeleggaraan perekonomian
yang diserahkan penuh kepada swasta, tanpa pemerintah atau
Negara turut campur,tidak mendatangkan kemakmuran bagi
rakyat banyak,yang makmur hanyalah konglomerat kaum liberal
saja.
 Negara Hukum Formal
Negara hukum formal yaitu Negara hukum yang mendapat
pengesahan dari rakyat, segala tindakan penguasa memerlukan

xiii
bentuk hukum tertentu, harus berdasarka undang-undang.Negara
hukum formal ini disebut pula demokratis yang berlandaskan
Negara hukum.
Dengan pengaruh paham liberal dari Rousseau, F.J Stahl
menyusun Negara hukum formal dengan unsur-unsur utamanya
sebagai berikut:
- Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi
- Penyelenggaraan Negara berdasar trias politik
- Pemerintahan didasarkan pada undang-undang
- Adanya peradilan demokrasi.
 Negara Hukum Materiil
Negara hukum materiil sebenarnya merupakan
perkembangan lebih lanjut dari pada Negara hukum formal.Jadi
apabila pada Negara hukum formal tindakan dari penguasa harus
berdasar undang-undang atau harus berlaku asas legalitas, maka
dalam negara hukum materiil tindakan dari penguasa dalam hal
mendesak demi kepentingan warga negaranya dibenarkan
bertindak menyimpang undan-undang atau berlaku asas
opportunitas.
Dengan demikian Negara hukum secara arti formal yaitu
penegakan hukum yang dihasilkan oleh lembaga legislatif dalam
penyelenggaraa Negara, maupun Negara dalam arti materil
yaitu  selain menegakan hukum, aspek keadilan juga harus
diperhatikan menjadi prasarat terwujudnya demokrasi dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa Negara hukum tersebut
yang merupakan elemen pokok suasana demokratis sulit dibangun.
2. Masyarakat Madani
Masyarakat madani (Civil Society) dicirikan dengan masyarakat
terbuka, yang bebas dari pengaruh kekuasaan dan tekanan Negara,
masyarakat yang kritis dan berpartisipasi aktif.
Masyarakat madani merupakan salah satu pendiri pemerintahan
demokrasi, di mana masyarakat madani sendiri sebagai kotrol dari

xiv
kinerja lembaga eksekutif dan yudikatif, dan menjadi penting
keberadaannya dalam mewujudkan demokrasi.
Masyarakat madani (Civil Society), mensyaratkan adanya civic
gagement yaitu keterlibatan warga Negara dalam asosiasi-asosiasi
sosial. Civic engagement ini memungkinkan tumbuhnya sikap terbuka,
percaya, dan toleran antara satu dengan yang lain sangat pening artinya
bagi bangunan politk demokrasi. Masyarakat madani dan demokrasi,
bagi Gellner merupakan dua kata kunci yang tidak dapat
dipisahkan.Demokrasi dapat dianggap sebagai hasil dinamika
masyarakat yang menghendaki adanya partisipasi. Selain itu,
demokrasi merupakan pandangan mengenai masyarakat dalam kaitan
pengungkapan kehendak, adanya perbedan pandangan, adanya
keragaman konsesus.Tatanan nilai-nilai masyarakat tersebut ada dalam
masyarakat madani.Karena itu, demokrasi membutuhkan tatanan nilai-
nilai sosial yang ada pada masyarakat madani.
3. Insfrastruktur Politik
Insfrastuktur yang terdiri dari partai politik, kelompok gerakan, dan
kelompok penekan.
Fungsi partai politik menurut Mirriam Budiardjo :
a) Sebagai  sarana komunikasi politik
b) Sebagai sarana sosialisasi politik
c) Sebagai sarana rekrutmen kader dan anggota politik
d) Sebagai sarana pengatur konflik.
Dan begitu pula dengan kelompok penekan dan kelompok gerakan,
mereka mengambil peran penting dalam perubahan pemerintahan.
4. Pers yang Bebas dan Bertanggungjawab
Peran pers dalam kehidupan demokrasi sangat penting, karena dari
sinilah berbagai ragam informasi akan dipublikan. Di lain pihak juga
pers mengambil andil sebagai media penyampai aspirasi masyarakat
dalam mengkritisi kinerja pemerintah.
Selain itu, dewan pers juga sebagai mediator, sebagai mediator
antara penerbitan pers dan masyarakat, dewan pers pun bersikap

xv
independen dan adil. Dewan pers menekankan pada tercapainya
penyelesaian informal, melalui musyawarah, antara pihak pengadu dan
pihak penerbitan pers bersangkutan. Penyelesaian yang bersifat lebih
formal hanya akan diambil jika upaya musyawarah tidak membuahkan
hasil.

2.3 Perkembangan Demokrasi


Sejak negara ini terbentuk pasca proklamasi kemerdekaan tanggal 17
Agustus 1945, sudah ada beberapa macam demokrasi yang pernah diterapkan
di Indonesia.
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan
Demokrasi yang pernah ada di Indonesiai ini. Pelaksanaan demokrasi di
indonesia dapat dibagi menjadi beberapa periodesasi antara lain :
a) Pelaksanaan demokrasi pada masa revolusi ( 1945 – 1950 )
Tahun 1945 – 1950, Indonesia masih berjuang menghadapi
Belanda yang ingin kembali ke Indonesia. Pada saat itu pelaksanaan
demokrasi belum berjalan dengan baik. Hal itu disebabkan oleh masih
adanya revolusi fisik. Pada awal kemerdekaan masih terdapat sentralisasi
kekuasaan hal itu terlihat Pasal 4 Aturan Peralihan UUD 1945 yang
berbnyi sebelum MPR, DPR dan DPA dibentuk menurut UUD ini segala
kekuasaan dijalankan oleh Presiden denan dibantu oleh KNIP. Untuk
menghindari kesan bahwa negara Indonesia adalah negara yang absolut
pemerintah mengeluarkan :
 Maklumat Wakil Presiden No. X tanggal 16 Oktober 1945, KNIP
berubah menjadi lembaga legislatif.
 Maklumat Pemerintah tanggal 3 Nopember 1945 tentang
Pembentukan Partai Politik.
 Maklumat Pemerintah tanggal 14 Nopember 1945 tentang perubahan
sistem pemerintahn presidensil menjadi parlementer.
b) Pelaksanaan demokrasi pada masa Orde Lama
 Masa Demokrasi Liberal (1950-1959)

xvi
 Masa demokrasi liberal yang parlementer presiden sebagai
lambang atau berkedudukan sebagai Kepala Negara bukan
sebagai kepala eksekutif. Masa demokrasi ini peranan parlemen,
akuntabilitas politik sangat tinggi dan berkembangnya partai-
partai politik. Namun demikian praktik demokrasi pada masa ini
dinilai gagal disebabkan :
1. Dominannya partai politik
2. Landasan sosial ekonomi yang masih lemah
3. Tidak mampunya konstituante bersidang untuk mengganti
UUDS 1950.
Atas dasar kegagalan itu maka Presiden mengeluarkan Dekrit
Presiden 5 Juli 1959 :
1. Bubarkan konstituante
2. Kembali ke UUD 1945 tidak berlaku UUD S 1950
3. Pembentukan MPRS dan DPAS.
 Masa Demokrasi Terpimpin (1959 – 1966)
 Pengertian demokrasi terpimpin menurut Tap MPRS No.
VII/MPRS/1965 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan yang
berintikan musyawarah untuk mufakat secara gotong royong
diantara semua kekuatan nasional yang progresif revolusioner
dengan berporoskan nasakom dengan ciri:
1. Dominasi Presiden
2. Terbatasnya peran partai politik
3. Berkembangnya pengaruh PKI.
Penyimpangan masa demokrasi terpimpin antara lain:
1. Mengaburnya sistem kepartaian, pemimpin partai banyak yang
dipenjarakan
2. Peranan Parlemen lembah bahkan akhirnya dibubarkan oleh
presiden dan presiden membentuk DPRGR
3. Jaminan HAM lemah
4. Terjadi sentralisasi kekuasaan

xvii
5. Terbatasnya peranan pers
6. Kebijakan politik luar negeri sudah memihak ke RRC (Blok
Timur).
Akhirnya terjadi peristiwa pemberontakan G 30 September 1965
oleh PKI yang menjadi tanda akhir dari pemerintahan Orde Lama.
c) Pelaksanaan demokrasi Orde Baru (1966 – 1998)
Dinamakan juga demokrasi pancasila. Pelaksanaan demokrasi orde
baru ditandai dengan keluarnya Surat Perintah 11 Maret 1966, Orde Baru
bertekad akan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945 secara murni dan
konsekwen. Awal Orde baru memberi harapan baru pada rakyat
pembangunan disegala bidang melalui Pelita I, II, III, IV, V dan pada masa
orde baru berhasil menyelenggarakan Pemilihan Umum tahun 1971, 1977,
1982, 1987, 1992, dan 1997.
Namun demikian perjalanan demokrasi pada masa orde baru ini
dianggap gagal sebab:
1. Rotasi kekuasaan eksekutif hampir dikatakan tidak ada
2. Rekrutmen politik yang tertutup
3. Pemilu yang jauh dari semangat demokratis
4. Pengakuan HAM yang terbatas
5. Tumbuhnya KKN yang merajalela
Sebab jatuhnya Orde Baru:
1. Hancurnya ekonomi nasional ( krisis ekonomi )
2. Terjadinya krisis politik
3. TNI juga tidak bersedia menjadi alat kekuasaan orba
4. Gelombang demonstrasi yang menghebat menuntut Presiden
Soeharto untuk turun jadi Presiden.
d) Pelaksanaan Demokrasi Reformasi {1998-Sekarang)
Berakhirnya masa orde baru ditandai dengan penyerahan
kekuasaan dari Presiden Soeharto ke Wakil Presiden BJ Habibie pada
tanggal 21 Mei 1998. Masa reformasi berusaha membangun kembali
kehidupan yang demokratis antara lain:

xviii
1. Keluarnya Ketetapan MPR RI No. X/MPR/1998 tentang pokok-
pokok reformasi.
2. Ketetapan No. VII/MPR/1998 tentang pencabutan tap MPR tentang
Referandum.
3. Tap MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan Negara
yang bebas dari KKN.
4. Tap MPR RI No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan Masa
Jabatan Presiden dan Wakil Presiden RI.
5. Amandemen UUD 1945 sudah sampai amandemen I, II, III, IV.
Pada Masa Reformasi berhasil menyelenggarakan pemiluhan
umum sudah dua kali yaitu tahun 1999 dan tahun 2004.

xix
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan demikian telah kita lihat bahwa demokrasi di Indonesia
telah berjalan dari waktu ke waktu. Namun kita harus mengetahui bahwa
pengertian Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang dihayati oleh
bangsa dan negara Indonesia yang dijiwai dan diintegrasikan oleh nilai-
nilai luhur Pancasila. Adapun aspek dari Demokrasi Pancasila antara lain
di bidang aspek Aspek Material (Segi Isi/Subsrtansi), Aspek Formal,
Aspek Normatif, Aspek Optatif, Aspek Organisasi, Aspek Kejiwaan.
Namun hal tersebut juga harus didasari dengan prinsip pancasila dan
dengan tujuan nilai yang terkandung di dalamnya.  Oleh karena itu, kita
dapat merasakan demokrasi dalam istilah yang sebenarnya.

3.2 Saran
Dari makalah yang telah kami buat, diharapkan semua mahasiswa
mampu menyerap informasi dan isi makalah ini. Baik itu sebagai referensi
maupun sebagai bahan acuan untuk mengerjakan tugas selanjutnya.

xx
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia


Pustaka
Utama.
Hadiwijoyo, Suryo Sakti. 2012. Negara, Demokrasi dan Civil Society. Yogyakarta
:
Graha Ilmu.
Winarno, 2007, Pendidikan Kewarganegaraan, Jakarta: Bumi Aksara.
Azra, Azyumardi, 2005, Demokrasi, Hak Asasi Manusia dan Masyarakat Madani,

Jakarta: Prenada Media.


Gatara, Sahid Asep, dan Subhan Sofhian, 2012, Pendidikan Kewarganegaraan
(Civic Education), Bandung: Fokus Media.

xxi

Anda mungkin juga menyukai