Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH DINAMIKA PENERAPAN DEMOKRASI

PANCASILA DI INDONESIA DAN MEMBANGUN


DEMOKRASI PANCASILA DI INDONESIA

DI

OLEH ;

KELAS : XI IIS 2

KELOMPOK 4

HARDIYANTI

MUH. ADNAN MUBARAK

MUH. FAJAR

NAJAMUDDIN

SMA NEGERI 4 TAKALAR

TAHUN AJARAN 2021/2022


KATA PENGANTAR

Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Demokrasi Pancasila”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sapuran. Dalam
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
guru kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.

Wonosobo,

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................

DAFTAR ISI..........................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................

A. Latar Belakang ...............................................................................................................

B. Rumusan Masalah ..........................................................................................................

C. Tujuan ............................................................................................................................

D. Manfaat ..........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................

A . Pengertian Demokrasi Pancasila...................................................................................

B. Pancasila sebagai Ideologi ............................................................................................

C. Prinsip Pokok Demokrasi Pancasila ..............................................................................

BAB III PENUTUP ............................................................................................................

Kesimpulan .........................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik.
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya
sistem politik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini
karena masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak
memegang demokrasi disebut negara otoriter. Negara otoriter pun masih mengaku
dirinya sebagai negara demokrasi. Ini menunjukkan bahwa demokrasi itu penting dalam
kehidupan bernegara dan pemerintahan. Sejak merdeka, perjalanan kehidupan
demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut. Dari Demokrasi
Parlementer/Liberal (1950–1959), Demokrasi Terpimpin (1959–1966) dan Demokrasi
Pancasila (1967–1998). Tiga model demokrasi ini telah memberi kekayaan pengalaman
bangsa Indonesia dalam menerapkan kehidupan demokrasi. Setelah reformasi demokrasi
yang diterapkan di Indonesia semakin diakui oleh dunia luar. Reformasi telah
melahirkan empat orang presiden. Mulai dari BJ Habibie, Abdurrahman Wahid,
Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Demokrasi yang diterapkan saat ini
masih belum jelas setelah pada masa Presiden Soeharto dikenal dengan Demokrasi
Pancasila. Ir Soekarno dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi (1965) pernah
mengungkapkan pendapatnya tentang demokrasi bagi bangsa Indonesia. “Apakah
demokrasi itu? Demokrasi adalah ’pemerintahan rakyat’. Masyarakat bebas berpendapat
dan berorganisasi dan rakyat juga memilih langsung atau memilih sendiri pemimpinnya.
Komisi negara dibentuk oleh negara.

B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari demokrasi itu ? 2. Apa pengertian
dari demokrasi Pancasila ? 3. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia ? 4.
Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan rakyat di
Era Reformasi ?
B. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:

Untuk mengetahui hakekat demokrasi Agar lebih menghayati demokrasi Pancasila


Untuk mengetahui perkembangan demokrasi di Indonesia Agar dapat
mengimplementasikan demokrasi Pancasila secara benar di Era Reformasi seperti
sekarang ini
Manfaat Tujuan Demokrasi Pancasila adalah untuk menetapkan bagaimana bangsa
Indonesia mengatur hidup dan sikap berdemokrasi seharusnya. Dan menjadikan semua
teratur tanpa terjadi hal–hal yang melewati batas norma kesopanan. Jadi jelas bahwa
pendidikan Pancasila selalu diajarkan di setiap tingkat pendidikan mulai dari SD, SMP,
SMA/SMK agar kita menjadi manusia yang demokrasi yang selalu menghargai
pemdapat orang lain, tenggang rasa dan bertanggung jawab dalam menjadi warga
negara yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi Pancasila Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang
diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap
sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi
modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi
modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem
“demokrasi” di banyak negara. Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos
yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi
sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab
demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara. Menurut Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme
sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
tersebut. Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan
Pancasila, masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya
terdapat berbagai tafsiran serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah
bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusionil cukup jelas tersirat di
dalam Undang Undang Dasar 1945. Selain dari itu Undang-Undang Dasar kita
menyebut secara eksplisit dua prinsip yang menjiwai naskah itu dan yang
dicantumkan dalam penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara, yaitu:

1. Indonesia ialah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechstaat). Negara


Indonesia berdasarkan atas hukum (Rechstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka
(Machstaat). 2. Sistem Konstitusionil Pemerintahan berdasarkan atas Sistem
Konstitusi (Hukum Dasar), tidak bersifat Absolutisme (kekuasaan yang tidak
terbatas). Berdasarkan dua istilah Rechstaat dan sistem konstitusi, maka jelaslah
bahwa demokrasi yang menjadi dasar dari Undang-Undang Dasar 1945, ialah
demokrasi konstitusionil. Di samping itu corak khas demokrasi Indonesia, yaitu
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, dimuat dalam Pembukaan UUD. Dengan demikian demokrasi Indonesia
mengandung arti di samping nilai umum, dituntut nilai-nilai khusus seperti nilai-
nilai yang memberikan pedoman tingkah laku manusia Indonesia dalam
hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, sesama manusia, tanah air dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, pemerintah dan masyarakat, usaha dan krida manusia
dalam mengolah lingkungan hidup. Pengertian lain dari demokrasi Indonesia adalah
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan
perwakilan, yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan Yang Adil
dan Beradab, Persatuan Indonesia dan bertujuan untuk mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat Indonesia (demokrasi pancasila). Pengertian tersebut pada
dasarnya merujuk kepada ucapan Abraham Lincoln, mantan presiden Amerika
Serikat yang menyatakan bahwa demokrasi suatu pemerintahan dari rakyat, oleh
rakyat dan untuk rakyat. Menurut konsep demokrasi, kekuasaan menyiratkan arti
politik dan pemerintahan, sedangkan rakyat beserta warga masyarakat didefinisikan
sebagai warga negara. Kenyataannya, baik dari segi konsep maupun praktik, demos
menyiratkan makna diskriminatif. Demos bukan untuk rakyat keseluruhan, tetapi
populus tertentu, yaitu mereka yang berdasarkan tradisi atau kesepakatan formal
memiliki hak preogratif forarytif dalam proses pengambilan/pembuatan keputusan
menyangkut urusan publik atau menjadi wakil terpilih, wakil terpilih juga tidak
mampu mewakili aspirasi yang memilihnya. (Idris Israil, 2005:51)

Secara ringkas, demokrasi Pancasila memiliki beberapa pengertian sebagai berikut:


1. Demokrasi Pancasila adalah demokrasi yang berdasarkan kekeluargaan dan
gotong-royong yang ditujukan kepada kesejahteraan rakyat, yang mengandung
unsur-unsur berkesadaran religius, berdasarkan kebenaran, kecintaan dan budi
pekerti luhur, berkepribadian Indonesia dan berkesinambungan. 2. Dalam demokrasi
Pancasila, sistem pengorganisasian negara dilakukan oleh rakyat sendiri atau dengan
persetujuan rakyat. 3. Dalam demokrasi Pancasila kebebasan individu tidak bersifat
mutlak, tetapi harus diselaraskan dengan tanggung jawab sosial. 4. Dalam demokrasi
Pancasila, keuniversalan cita-cita demokrasi dipadukan dengan cita-cita hidup
bangsa Indonesia yang dijiwai oleh semangat kekeluargaan, sehingga tidak ada
dominasi mayoritas atau minoritas.
B. Pancasila sebagai Ideologi 1. 1. Pengertian tentang ideology Istilah “Ideologi”
berasal dari kata “ideo” (cita-cita) dan “logy” (pengetahuan, ilmu faham). Menurut
W. White definisi Ideologi ialah sebagai berikut : “The sum of political ideas of
doctrines of distinguishable class of group of people” (ideologi ialah soal citacita
politik atau dotrin (ajaran) dari suatu lapisan masyarakatatau sekelompok manusia
yang dapat dibedabedakan). Sedangkan menurut pendapat Harold H Titus definisi
ideologi ialah sebagai berikut : “A term used for any group of ideas concerning
various politicaland economic issues and social philosophies often appliedto a
systematic schema of ideas held by group classes” (suatu istilah yang dipergunakan
untuk sekelompok citacita mengenai berbagai macam masalah politik dan ekonomi
serta filsafat sosial yang sering dilaksanakan bagi suatu rencana yang sistematik
tentang cita-cita yang dijalanakan oleh sekelompok atau lapisan masyarakat). (Drs
Ismaun, pancasila sebagai dasar filsafat atau ideologi negara republik Indonesia
dalam Heri Anwari Ais, Bunga Rampai filsafat pancasila, 1985 : 37). \“The term
“isme” something used for these system of thought” (istilah isme/aliran kadang-
kadang dipakai untuk system pemikiran ini. Dalam pengertian ideologi negara itu
termasuk dalam golongan ilmu pengetahuan sosial, dan tepatnya pada digolongkan
kedalam ilmu politik (political sciences) sebagai anak cabangnya. Untuk memahami
tentang ideologi ini, maka kita menjamin disiplin ilmu politik. Didalam ilmu politik,
pengertian ideologi dikenal dua pengertian, yaitu : Pertama, pengertian secara
fungsional dan Kedua, pengertian secara structural Ideologi dalam pengertian secara
fungsional adalah ideologi diartikan seperangkat gagasan tentang kebaikan bersama
atau tentang masyarakat dan negara yang dianggap paling baik. Sedangkan
pengertian ideologi secara structural adalah ideologi diartikan sebagai system
pembenaran, seperti gagasan dan formula politik atas setiap kebijakan dan tindakan
yang diambil oleh penguasa. Lebih lanjut ideologi dalam arti fungsional secara
tipologi dapat dibagi dua tipe, yaitu ideologi yang bertipe doktriner dan ideologi
yang bertipe pragmatis. Suatu ideologi digolongkan doktriner apabila ajaran-ajaran
yang terkandung dalam ideologi itu dirumuskan secara sistematis dan terinci dengan
jelas, diindotrinasikan kepada warga masyarakat, dan pelaksanaanya diawasi secara
ketat oleh aparat partai atau aparat pemerintah, komunisme merupakan salah satu
contohnya Suatu ideology digolongkan pada tipe pragmatis, ketika ajaran – ajaran
yag terkandung dalam ideology tersebut tidak dirumuskan secara sistematis dan
terinci, melainkan dirumuskan secara umum (prinsupprinsipnya saja). Dalam hal ini,
ideology itu tidak diindoktrinasikan, tetapi disosisalisasikan secara fungsional
melalui kehidupan keluarga, sistem pendidikan, sistem ekonomi, kehidupan agama
dan sistem politik. Individualisme (liberalisme) merupakan salah satu contoh
ideology pragmatis. Untuk memahami lebih dalam lagi contoh-contoh ideology,
maka berikut ini kita mencoba mengenal pijakan pemahaman terhadap empat
ideology yang kita kenal dalam wacana politik, yaitu : Pertama,liberalisme
Kedua,konservatisme

Ketiga,sosialismedankomunisme Keempat, fasisme 2.Ideologi-ideologiDunia


2.1Liberalisme Liberalisme tumbuh dari konstek masyarakat Eropa pada abad
pertengahan feudal, dimana sistem sosial ekonomi dikuasai oleh kaum aristrokasi
feodal dan menindas hak-hak individu. Liberalisme tidak diciptakan oleh golongan
pedagang dan industri, melainkan diciptakan oleh golongan intelektual yang
digerakan oleh keresahan ilmiah (rasa ingin tahu da keinginan untuk mencari
pengetahuan yang baru) dan artistic umum pada zaman itu. Ciri-ciri ideology
libertalisme sebagai berikut : Pertama, demokrasi merupakan bentuk pemerintahan
yang lebih baik, Kedua, anggota masyarakat memiliki kebebasan intelektual penuh,
termasuk kebebasan berbicara Ketiga, pemerintah hanya mengatur kehidupan
masyarakat secara terbatas. Keputusan yang dibuat hanya sedikit untuk rakyat
sehingga rakyat dapat belajar membuat keputusan untuk diri sendiri. Keempat,
kekuasaan dari seseorang terhadap orang lain merupakan hal yang buruk. Oleh
karena itu pemerintahan dijalankan sedemikian rupa sehingga penyalahgunaan
kekuasaan dapat dicegah. Kelima, suatu masyarakat dikatakan berbahagia apabila
setiap individu atau sebagian terbesar individu berbahagia, kalau masyarakat secara
keseluruhan berbahagia, kebahagiaan sebagian besar individu belum tentu
maksimal. 2.2 Konservatisme Ketika liberalisme menggoncang struktur masyarakat
feudal yang mapan, golongan feudal berusaha mencari ideology tandingan untuk
menghadapi kekuasaan persuasive liberalisme. Dari sinilah muncul ideology
konservatisme sebagai reaksi atas paham liberalisme. Paham konservatisme itu
ditanda dengan gejala-gejala sebagai berikut : Pertama, masyarakat yang terbaik
adalah masyarakat yang tertata. Masyarakat harus memiliki struktur (tata) yang
stabil sehingga setiap orang mengetahui bagaimana ia harus berhubungan dengan
orang lain.seseorang akan lebih memperoleh kebahagiaansebagai anggota suatu
keluarga anggota gereja daan anggota masyarakat daripada yang dapat diperoleh
secara individual. Kedua, untuk menciptakan masyarakat yang tertata dan stabil
diperlukan suatu pemerintah yang memiliki kekuasaan yang mengikat tetapi
bertanggung jawab. Paam konservatif berpandangan pengatura yang tepat atas
kekuasaan akan menjamin perlakuan yang samaterhadap setiap orang. Ketiga,
paham ini menekankan tanggung jawab pada pihak penguasa dalam masyarakat
untuk membantu pihak yang lemah. Posisi ini bertentangan dengan pahamliberal
yang berpandangan pihak yang lemah harus bertanggung jawab atas urusan dan
hidupnya. Sisi konservatif inilah yang menimbulkan untuk pertama kali negara
keseahteraan (welfare state) dengan program-program jaminan sosial bagi yang
berpenghasilan rendah. Ciri lain yang membedakan antara liberalisme dan
konservatisme adalah menyangkut hubungan ekonomi dengan negara lain. Paham
konservatif tidak menghendaki pengaturan ekonomi (proteksi), melainkan menganut
paham ekonomi internasional yang bebas (persaingan bebas), sedangkan paham
liberal cenderung mendukung pengaturan ekonomi internasional sepanjang hal itu
membantu buruh, konsumen dan golongan menengah domestik. 2.3 Sosialisme dan
komunisme Sosialisme merupakan reaksi terhadap revolusi industri dan akibat-
akibatnya. Awal sosialisme yang muncul pada bagian pertama abad ke-19 dikenal
sosialis utopia. Sosialisme ini lebih didasarkan pada pandangan kemanusiaan
(humanitarian), dan meyakini kesempurnaan watak manusia. Penganut paham ini
berharap dapat menciptakan masyarakat sosialis yang dicita-citakan dengan
kejernihan dan kejelasan argumen, bukan dengan cara-cara kekerasan dan revolusi.
Sedang paham komunisme berkeyakinan perubahan system kapitalis harus dicapai
dengan revolusi, dan pemerintahan oleh dictator proletariat sangat diperlukan pada
masa transisi. Dalam masa transisi dengan bantuan negara dibawah dictator
proletariat, seluruh hak milik pribadi dihapuskan dan diambil untuk selanjutnya
berada pada kontrol negara. Perbedaan sosialisme dan komunisme terletak pada
sarana yang digunakan untuk mengubah kapitalisme menjadi sosialisme. Paham
sosialis berkeyakinan perubahan dapat dan seyogyanya dilakukan dengan caracara
damai dan demokratis.

2.4 Fasisme Fasisme merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala
kemegahan upacara dan symbolsimbol yang mendukungnya untuk mencapai
kebesaran negara. Hal itu akan dapat dicapai apabila terdapat seorang pemimpin
kharismatis sebagai symbol kebesaran negara yang didukung oleh massa rakyat..
dukungan massa yang fanatik ini tercipta berkat indoktrinasi, slogan-slogan dan
symbol-simbol yang ditanamkan sang pemimpin besar dan aparatnya. Fasisme ini
pernah diterapkan di Jerman (Hitler), Jepang, Italia (Mossolini), dan Spanyol.
Dewasa ini pemikiran fasisme cenderung muncul sebagai kekuatan reaksioner (right
wing) dinegara-negara maju, seperti skin ilead dan kluk-kluk klan di Amerika
Serikat yang berusaha mencapai dan mempertahankan supremasi kulit putih. 1. 2.
Pengertian tentang reformasi Makna serta pengertian reformasi dewasa ini banyak
disalah artikan sehingga gerakan masyarakat yang melakukan perubahan yang
mengatasnamakan gerakan reformasi juga tidak sesuai dengan gerakan reformasi itu
sendiri.
. Maka reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem negara demokrasi,
bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat sebagaimana terkandung dalam pasal 1
ayat (2) UUD 1945. Reformasi harus mengembalikan dan melakukan perubahan ke
arah sistem negara hukum dalam arti yang sebenarnya sebagaimana terkandung
dalam penjelasan UUD 1945, yaitu harus adanya perlindungan hak-hak asasi
manusia, peradilan yang bebas dari pengaruh penguasa, serta legalitas dalam arti
hukum. Oleh karena itu reformasi itu sendiri harus berdasarkan pada kerangka
hukum yang jelas. Selain itu reformasi harus diarahkan pada suatu perubahan ke
arah transparasi dalam setiap kebijaksanaan dalam penyelenggaraan negara karena
hal ini sebagai manesfestasi bahwa rakyatlah sebagai asal mula kekuasaan negara
dan rakyatlah segaa aspek kegiatan negara. Atau dengan prinsip, bahwa “Tiada
Reformasi dan Demokrasi tanpa supremasi hukum dan tiada supremasi hukum tanpa
reformasi dan demokrasi”. Keempat, Reformasi diakukan ke arah suatu perubahan
kearah kondisi serta keadaan yang lebih baik dalam segala aspeknya antara lain
bidang politik, ekonomi, sosial budaya, serta kehidupan keagamaan. Dengan lain
perkataan reformasi harus dilakukan ke arah peningkatan harkat dan martabat rakyat
Indonesia sebagai manusia democrat, egaliter dan manusiawi. Kelima, Reformasi
dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang berketuhanan
yang maha esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa. Atas dasar lima
syarat-syarat di atas, maka gerakan reformasi harus tetap diletakkan dalam kerangka
perspektif pancasila sebagai landasan cita-cita dan ideology, sebab tanpa adanya
suatu dasar nilai yang jelas, maka reformasi akan mengarah kepada disintegrasi,
anarkisme,brutalisme, dengan dmikian hakekat
reformasi itu adalah keberanian moral untuk membenahi yang masih terbengkalai,
meluruskan yang bengkok, mengadakan koreksi dan penyegaran secara terus-
menerus, secara gradual, beradab dan santun dalam koridor konstitusional dan atas
pijakan/tatanan yang berdasarkan pada moral religius.

C. Pancasila sebagai ideologi terbuka pancasila sebgaai filsafat bangsa / negara


dihubungkan dengan fungsinya sebagai dasar negara, yang merupakan lndasan ideal
bangsa Indonesia dan negara republik Indonesia dapat disebut pula sebagai ideologi
nasional atau disebut juga sebagai ideologi negara. Artinya pancasila merupakan
ideologi yang dianut oleh negara (penyelenggaraan negara dan rakyat) Indonesia
secara keseluruhan, bukan milik atau monopoli seseorang atau sekelompok orang,
disamping masih adanya beberapa ideologi yang dianut oleh masyarakat Indonesia
yang lain, sepanjang tidak bertentangan dengan ideologi negara, sebab Pancasila
merupakan kristalisasi nilai-nilai kebenaran yang telah dipilih oleh para pendiri
negara ini, yang mana lima dasar atau lima silanya merupakan satu rangkaian
kesatuan yang tidak terpisahkan walaupun terbedakan sebagai dasar dan ideologi
pemersatu. Sebagai suatu rumusan dasar filsafat negara atau dalam kedudukan
sebagai ideologi negara yang dikandung oleh pembukaan UUD 1945 ialah pancasila.
Rumusan pancasila itu dapat pula disebut sebagai rumusan dasar cita negara
(staatidee) dan sekaligus dasar dari cita hokum (rechtidee) negara republik
Indonesia. Sebagai cita negara, ia dirumuskan berdasarkan cita yang hidup di dalam
masyarakat (volksgeemenshapidee) yang telah ada sebelum negara itu didirikan.
Memang sebelum negara republik Indonesia berdiri, masyarakatnya telah ada sejak
berabad-abad silam. Terbentuknya suatu masyarakat pada umumnya terjadi secara
alamiah. Masyarakat itu kemudian mengembangkan citanya sendiri, yang berisi cita-
cita, harapan-harapan, keinginan-keinginan, norma-norma dan bentuk-bentuk ideal
masyarakat yang dicita-citakannya. Cita negara dirumuskan berdasarkan cita yang
hidup dalam masyarakat tadi sebagai hasil refleksi filosofis. Pertanyaan yang
mendasar dan ilmiah adalah Apakah pancasila itu sebagai Ideologi ? dan jika
sebagai ideologi apakah sebagai ideologi tertutup atau ideologi terbuka dan dimana
letak terbukanya ? Secara wacana akademik istilah ideologi pada walnya digunakan
oleh seorang filsuf Prancis, ANTOINE DESTUTT DE TRACY, yang diartikannya
“ilmu pengetahuan mengenai gagasan-gagasan (science of ideas). Istilah ini mula-
mula mengandung konotasi politik karena penggunaanya berhubungan dengan
epistmologi ilmu pengetahuan. Dalam sejarahnya istilah ideologi baru berhubungan
dengan kehidupan politik setelah Napoleon Bonaparte dari Prancis menamakan
semua orang yang menentang gagasan-gagasan “patriotic” yang dikemukakannya
sebagai kaum “ideologis”. Bagi Napoleon, ideologi adalah pemikiran-pemikiran
khayali kaum idealis yang menghalang-halangi pencapaian tujuan-tujuan
revolusioner. Istilah ini semakin popular pada abad pertengahan ke 19 setelah
KARL MARX menerbitkan buku German Ideology. Menurut ideologi hanyalah
kesadaran yang palsu, ideologi adalah kesadaran sebuah kelas sosial dan ekonomi
dalam masyarakat demi mempertahankan kepentingan-kepentingan mereka. Dan
sejarah mencatat, berbagai akibat yang ditimbulkan oleh ideologi KARL MARX,
sejak kemenangan revolusi kaum Bolsjevik di Rusia pada tahun 1926 sampai masa
keruntuhan kemunisme pada tahun-tahun belakangan ini. Kajian komprehensif dari
segi sosiologi pengetahuan mengenai ideologi dipelopori oleh KARL MANNHEIM.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Demokrasi Pancasila adalah sebuah sistem demokrasi pemerintahan, yang
keduanya bisa dipakai di negara manapun, dengan cara masing masing di indonesia
sendiri demokrasi pancasila sudah mendarah daging disetiap warga nya, karena
demokrasi itu mencerminkan kehidupan bermasyarakat, sistem demokrasi /
pemerintahan liberal tidak akan cocok untuk diterapkan di indonesia karena adat dan
budaya negara indonesia bertolak belakang dengan negara barat, NKRI harga mati,
demokrasi pancasila harus dibudayakan kepada anak cucu kita. Makna Demokrasi
Pancasila bisa bermakna keikutsertaan rakyat kehidupan bermasyarakat dan
kehidupan bernegara ditentukan peraturan perundang-undangan. Dalam demokrasi
Pancasila Rakyat adalah Subjek demokrasi, yaitu rakyat sebagai keseluruhan berhak
ikut serta aktif menentukan keinginan-keinginan dan juga sebagai pelaksana dari
keinginan-keinginan itu. Keinginan rakyat tersebut disalurkan melalui lembaga-
lembaga perwakilan yang ada yang dibentuk melalui Pemilihan Umum. Menurut
beberapa pakar, demokrasi merupakan system pemerintahan yang paling baik
hingga sekarang ini. Demokrasi sendiri lahir atas adanya kesadaran bahwa dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara segala kebijakan dan pengambil kebijakan harus
berasal dari rakyat dan untuk rakyat. Namun apabila dilihat dari kenyataan,
keterpurukan dari berbagai sector kehidupan Negara penganut demokrasi masih
sangat besar, termasuk Indonesia. Indonesia menggunakan system demokrasi
pancasila yang dianggap merupakan perwujudan nilainilai dan falsafah hidup bangsa
Indonesia yang berasaskan kekeluargaan. Implementasi demokrasi pancasila sendiri
telah di buktikan dengan sebuah proses pemilihan umum yang langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur dan adil.
DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang:
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang
Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai