DI
OLEH ;
KELAS : XI IIS 2
KELOMPOK 4
HARDIYANTI
MUH. FAJAR
NAJAMUDDIN
Puji syukur kami penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Demokrasi Pancasila”.
Penulisan makalah ini merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 1 Sapuran. Dalam
Penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik pada teknis penulisan
maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki. Untuk itu, kritik dan saran
dari semua pihak sangat kami harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini. Dalam
penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini, khususnya kepada
guru kami yang telah memberikan tugas dan petunjuk kepada kami, sehingga kami dapat
menyelesaikan tugas ini.
Wonosobo,
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................................
DAFTAR ISI..........................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................................
C. Tujuan ............................................................................................................................
D. Manfaat ..........................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN.....................................................................................................
Kesimpulan .........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Semua negara mengakui bahwa demokrasi sebagai alat ukur dari keabsahan politik.
Kehendak rakyat adalah dasar utama kewenangan pemerintahan menjadi basis tegaknya
sistem politik demokrasi. Demokrasi meletakkan rakyat pada posisi penting, hal ini
karena masih memegang teguh rakyat selaku pemegang kedaulatan. Negara yang tidak
memegang demokrasi disebut negara otoriter. Negara otoriter pun masih mengaku
dirinya sebagai negara demokrasi. Ini menunjukkan bahwa demokrasi itu penting dalam
kehidupan bernegara dan pemerintahan. Sejak merdeka, perjalanan kehidupan
demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang surut. Dari Demokrasi
Parlementer/Liberal (1950–1959), Demokrasi Terpimpin (1959–1966) dan Demokrasi
Pancasila (1967–1998). Tiga model demokrasi ini telah memberi kekayaan pengalaman
bangsa Indonesia dalam menerapkan kehidupan demokrasi. Setelah reformasi demokrasi
yang diterapkan di Indonesia semakin diakui oleh dunia luar. Reformasi telah
melahirkan empat orang presiden. Mulai dari BJ Habibie, Abdurrahman Wahid,
Megawati hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Demokrasi yang diterapkan saat ini
masih belum jelas setelah pada masa Presiden Soeharto dikenal dengan Demokrasi
Pancasila. Ir Soekarno dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi (1965) pernah
mengungkapkan pendapatnya tentang demokrasi bagi bangsa Indonesia. “Apakah
demokrasi itu? Demokrasi adalah ’pemerintahan rakyat’. Masyarakat bebas berpendapat
dan berorganisasi dan rakyat juga memilih langsung atau memilih sendiri pemimpinnya.
Komisi negara dibentuk oleh negara.
B. Perumusan Masalah
Adapun yang menjadi fokus permasalahan yang akan dibahas dalam makalah ini dapat
dirumuskan sebagai berikut: 1. Apa pengertian dari demokrasi itu ? 2. Apa pengertian
dari demokrasi Pancasila ? 3. Bagaimana perkembangan demokrasi di Indonesia ? 4.
Bagaimana implementasi demokrasi Pancasila sebagai perwujudan kedaulatan rakyat di
Era Reformasi ?
B. Tujuan Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah:
A. Pengertian Demokrasi Pancasila Istilah “demokrasi” berasal dari Yunani Kuno yang
diutarakan di Athena kuno pada abad ke-5 SM. Negara tersebut biasanya dianggap
sebagai contoh awal dari sebuah sistem yang berhubungan dengan hukum demokrasi
modern. Namun, arti dari istilah ini telah berubah sejalan dengan waktu, dan definisi
modern telah berevolusi sejak abad ke-18, bersamaan dengan perkembangan sistem
“demokrasi” di banyak negara. Kata “demokrasi” berasal dari dua kata, yaitu demos
yang berarti rakyat, dan kratos/cratein yang berarti pemerintahan, sehingga dapat
diartikan sebagai pemerintahan rakyat, atau yang lebih kita kenal sebagai
pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Konsep demokrasi menjadi
sebuah kata kunci tersendiri dalam bidang ilmu politik. Hal ini menjadi wajar, sebab
demokrasi saat ini disebut-sebut sebagai indikator perkembangan politik suatu
negara. Menurut Wikipedia Indonesia, demokrasi adalah bentuk atau mekanisme
sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat
(kekuasaan warga negara) atas negara untuk dijalankan oleh pemerintah negara
tersebut. Demokrasi yang dianut di Indonesia yaitu demokrasi berdasarkan
Pancasila, masih dalam taraf perkembangan dan mengenai sifat-sifat dan ciri-cirinya
terdapat berbagai tafsiran serta pandangan. Tetapi yang tidak dapat disangkal ialah
bahwa beberapa nilai pokok dari demokrasi konstitusionil cukup jelas tersirat di
dalam Undang Undang Dasar 1945. Selain dari itu Undang-Undang Dasar kita
menyebut secara eksplisit dua prinsip yang menjiwai naskah itu dan yang
dicantumkan dalam penjelasan mengenai Sistem Pemerintahan Negara, yaitu:
2.4 Fasisme Fasisme merupakan tipe nasionalisme yang romantis dengan segala
kemegahan upacara dan symbolsimbol yang mendukungnya untuk mencapai
kebesaran negara. Hal itu akan dapat dicapai apabila terdapat seorang pemimpin
kharismatis sebagai symbol kebesaran negara yang didukung oleh massa rakyat..
dukungan massa yang fanatik ini tercipta berkat indoktrinasi, slogan-slogan dan
symbol-simbol yang ditanamkan sang pemimpin besar dan aparatnya. Fasisme ini
pernah diterapkan di Jerman (Hitler), Jepang, Italia (Mossolini), dan Spanyol.
Dewasa ini pemikiran fasisme cenderung muncul sebagai kekuatan reaksioner (right
wing) dinegara-negara maju, seperti skin ilead dan kluk-kluk klan di Amerika
Serikat yang berusaha mencapai dan mempertahankan supremasi kulit putih. 1. 2.
Pengertian tentang reformasi Makna serta pengertian reformasi dewasa ini banyak
disalah artikan sehingga gerakan masyarakat yang melakukan perubahan yang
mengatasnamakan gerakan reformasi juga tidak sesuai dengan gerakan reformasi itu
sendiri.
. Maka reformasi akan mengembalikan pada dasar serta sistem negara demokrasi,
bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat sebagaimana terkandung dalam pasal 1
ayat (2) UUD 1945. Reformasi harus mengembalikan dan melakukan perubahan ke
arah sistem negara hukum dalam arti yang sebenarnya sebagaimana terkandung
dalam penjelasan UUD 1945, yaitu harus adanya perlindungan hak-hak asasi
manusia, peradilan yang bebas dari pengaruh penguasa, serta legalitas dalam arti
hukum. Oleh karena itu reformasi itu sendiri harus berdasarkan pada kerangka
hukum yang jelas. Selain itu reformasi harus diarahkan pada suatu perubahan ke
arah transparasi dalam setiap kebijaksanaan dalam penyelenggaraan negara karena
hal ini sebagai manesfestasi bahwa rakyatlah sebagai asal mula kekuasaan negara
dan rakyatlah segaa aspek kegiatan negara. Atau dengan prinsip, bahwa “Tiada
Reformasi dan Demokrasi tanpa supremasi hukum dan tiada supremasi hukum tanpa
reformasi dan demokrasi”. Keempat, Reformasi diakukan ke arah suatu perubahan
kearah kondisi serta keadaan yang lebih baik dalam segala aspeknya antara lain
bidang politik, ekonomi, sosial budaya, serta kehidupan keagamaan. Dengan lain
perkataan reformasi harus dilakukan ke arah peningkatan harkat dan martabat rakyat
Indonesia sebagai manusia democrat, egaliter dan manusiawi. Kelima, Reformasi
dilakukan dengan suatu dasar moral dan etik sebagai manusia yang berketuhanan
yang maha esa, serta terjaminnya persatuan dan kesatuan bangsa. Atas dasar lima
syarat-syarat di atas, maka gerakan reformasi harus tetap diletakkan dalam kerangka
perspektif pancasila sebagai landasan cita-cita dan ideology, sebab tanpa adanya
suatu dasar nilai yang jelas, maka reformasi akan mengarah kepada disintegrasi,
anarkisme,brutalisme, dengan dmikian hakekat
reformasi itu adalah keberanian moral untuk membenahi yang masih terbengkalai,
meluruskan yang bengkok, mengadakan koreksi dan penyegaran secara terus-
menerus, secara gradual, beradab dan santun dalam koridor konstitusional dan atas
pijakan/tatanan yang berdasarkan pada moral religius.
Budiardjo, Miriam. 2002. Dasar-dasar Ilmu Politik. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama.
Israil, Idris. 2005. Pendidikan Pembelajaran dan Penyebaran Kewarganegaraan. Malang:
Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya. Sharma, P. 2004. Sistem Demokrasi Yang
Hakiki. Jakarta : Yayasan Menara Ilmu.