Anda di halaman 1dari 12

Kata Pengantar

Puji syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
karuniaNya, sehingga makalah mata kuliah Sosiologi ini dapat diselesaikan tepat waktu tanpa
adanya kendala-kendala yang berarti. Makalah ini berisi kajian tentang penyimpangan sosial
dalam masyarakat. Di dalamnya dibahas tentang pengertian, teori-teori, ciri-ciri, jenis-jenis,
bentuk-bentuk, faktor-faktor, dampak, serta contoh kasus penyimpangan sosial yang terjadi di
masyarakat.

Terima kasih saya ucapkan kepada seluruh pihak yang telah sedikit banyak membantu dalam
proses pembuatan makalah ini, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Bantuan
tersebut sangat membantu penyelesaian makalah ini. Semoga Tuhan yan Maha Esa membalas
segala kebaikan pihak-pihak tersebut dan meridhoi atas selesainya makalah ini.

Akhir kata, semoga makalah ini berguna dan bermanfaat serta dapat membantu proses
belajar bagi siapa saja yang menggunakannya dengan baik dan benar. Amin.

Penulis

1
Daftar Isi

 Kata Pengantar ......................................................................................... 1


 Daftar Isi .................................................................................................. 2
 BAB I : PENDAHULUAN
1. Latar Belakang ......................................................................... 3
2. Tujuan Penulisan .................................................................... 3
 BAB II : PEMBAHASAN
1. Pengertian Penyimpangan Sosial ............................................. 4
2. Penyebab Penyimpangan Perilaku Sosial................................. 4
3. Teori Penyimpangan Sosial...................................................... 5
4. Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang............................ 6
5. Contoh penyimpangan Sosial.................................................. 8
6. Upaya Pencegahan Perilaku Penyimpangan Sosia................. 8
7. Gejala Sosial............................................................................. 8
 BAB III : PENUTUP
1. Kesimpulan .............................................................................. 11
2. Saran ........................................................................................ 11
 Daftar Pustaka .......................................................................................... 12

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang


       Sudah begitu banyak penyimpangan sosial di Indonesia, terlebih di masyarakat.
Penyimpangan sosial dalam era modern sudah menjadi krusial bahkan memprihatinkan
banyak pihak, baik pemerintah, akademisi, mapupun kalangan masyarakat biasa.
Penyimpangan sosial terjadi akibat berbagai faktor, salah satunya lingkungan keluarga dan
pergaulan. Masalah penyimpangan sosial bukanlah masalah yang baru muncul. Masalah ini
telah lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian, masalah-masalah
penyimpangan sosial ini tetap saja ada dan melekat dalam kehidupan masyarakat seolah tidak
ada tindakan yang menanganinya. Ada banyak jenis dan perilaku-perilaku menyimpang yang
dilakukan oleh masyarakat dan telah banyak pula aturan-aturan yang mengatur tentang
penyimpangan tersebut. Pada kenyataannya, hingga saat ini penyimpangan sosial masih terus
terjadi meskipun aturan atau bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini
mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan buruknya perilaku-perilaku
menyimpang, atau mungkin kurangnya sosialisasi tentang penyimpangan sosial.
     Ironisnya, ada banyak masyarakat yang merasa bangga ketika melakukan suatu perilaku
menyimpang, seperti merokok, padahal perilaku menyimpang jelas bukanlah hal yang patut
untuk dibanggakan. Keadaan seperti inilah yang akan memicu dan memperluas lingkup
terjadinya penyimpangan sosial. Selain itu, penyimpangan sosial akan selalu berpengaruh
terhadap masyarakat lain. Para pelaku penyimpangan sosial akan berinteraksi dengan
masyarakat lain dan secara tidak langsung ia akan memberikan sugesti-sugesti untuk
mengikuti perilakunya. Jika masyarakat tidak memiliki kesadaran yang kuat dan pengetahuan
yang lemah akan perilaku menyimpang, maka dengan mudah mereka akan terpengaruh dan
terbawa dalam kondisi menyimpang. Sebagian masyarakat awam mungkin menganggap
perilaku menyimpang sebagai perilaku yang normal dan wajar untuk dilakukan, hal itu
disebabkan karena masyarakat terlalu sering melakukan atau sekedar mengamati perilaku-
perilaku menyimpang tersebut dalam kehidupan sehari-hari, sehingga hal tersebut menjadi
biasa
          Dengan keadaan masyarakat seperti uraian di atas, penulis berharap makalah ini dapat
sedikit membantu meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pengetahuan tentang
perilaku menyimpang atau penyimpagan-penyimpangan sosial. Serta memberikan informasi-
informasi tentang apa yang dapat menjadi pemicu terjadinya penyimpangan sosial. Sehingga,
ke depannya dapat dibentuk masyarakat yang bermoral dan menghindari perilaku-perilaku
menyimpang. Karena hal tersebut juga akan mempengaruhi kualitas bangsa di mata dunia
internasional.

1.2 Tujuan Penulisan


          Dengan rumusan masalah yang telah diutarakan di atas, tujuan penulis dalam
pembuatan makalah tentang penyimpangan sosial ini adalah agar pembaca dapat :
Untuk mengetahui pengertian dari penyimpangan sosial ?
Untuk mengetahui penyebab perilaku menyimpang?
Untuk mengetahui teori penyimpangan sosial?
Untuk mengetahui proses pembentukan perilaku menyimpang?
Untuk mengetahui contoh penyimpangan sosial ?
Untuk mengetahui Upaya apa yang dapat dilakukan untuk mencegah penyimpangan sosial ?

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Penyimpangan Sosial


      Penyimpangan adalah segala bentuk perilaku yang tidak menyesuaikan diri dengan
kehendak masyarakat. Dengan kata lain, penyimpangan adalah tindakan atau perilaku yang
tidak sesuai dengan norma dan nilai yang dianut dalam lingkungan baik lingkungan keluarga
maupun masyarakat. Penyimpangan terjadi apabila seseorang atau kelompok tidak mematuhi
norma dan nilai yang berlaku dalam masyarakat. Penyimpangan terhadap nilai dan norma
dalam masyarakat disebut dengan deviasi (deviation), sedangkan pelaku atau individu yang
melakukan penyimpangan disebut divian (deviant). Berikut merupakan beberapa pengertian
penyimpangan sosial menurut para ahli:
1.James W van de Zanden, penyimpangan sosial sebagai perilaku yang oleh sejumlah
besar orang dianggap tercela dan di luar batas toleransi.
2.Bruce J. Cohen, penyimpangan sosial sebagai perbuatan yang mengabaikan norma
dan terjadi jika seseorang atau kelompok tidak mematuhi patokan baku dalam
masyarakat (dalam buku Sosiologi : Suatu Pengantar, Terjemahan).
3.Robert M.Z. Lawang, penyimpangan sosial sebagai semua tindakan yang
menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam suatu sistem sosial dan
menimbulkan usaha dari pihak yang berwenang dalam sistem itu untuk memperbaiki
perilaku yang menyimpang (dalam buku materi pokok pengantar sosiologi).
       Penyimpangan sosial terlihat dalam bentuk perilaku menyimpang. Perilaku menyimpang
disebut nonkonformitas. Jadi, pada dasarnya perilaku menyimpang adalah perilaku yang
menyimpang atau sifat sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang dianut masyarakat atau
kelompok, baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.

Gambar sedang terjadi penyimpangan sosial pada kalangan pelajar di sekolah

2.2  Penyebab Penyimpangan Perilaku Sosial


           Terjadinya perilaku menyimpang haruslah dilihat dari situasi dan kondisi masyarakat
yang ada. Adapun faktor-faktor penyebab timbulnya perilaku yang menyimpang adalah
sebagai berikut.
1.Perbedaan status (kesenjangan) sosial antara si kaya dan si miskin yang sangat
mencolok mengakibatkan timbulnya rasa iri dan dengki sehingga
2.Banyaknya pemuda putus sekolah (drop out) dan pengangguran. Mereka yang tidak
mempunyai keahlian tidak mungkin bisa bekerja di perkantoran, padahal mereka
membutuhkan sandang, pangan, dan tempat tinggal. Akhirnya, mereka mengambil jalan
pintas dengan menjadi pengamen atau pengemis jalanan.

4
3.Kebutuhan ekonomi untuk serba berkecukupan, tanpa harus bersusah payah bekerja,
mengakibatkan seseorang mengambil jalan pintas dengan cara mencuri, merampok,
menodong, dan lain-lain.
4.Keluarga yang berantakan (broken home) dapat menyebabkan adanya penyimpangan
sosial. Sebagai pelampiasan, mereka melakukan kegiatan¬kegiatan yang sifatnya
negatif seperti berjudi, narkoba, miras, terjun ke dalam kompleks prostitusi.
5.Pengaruh media massa seperti adanya berita dan gambar-gambar serta siaran TV yang
menyajikan tentang tayangan tindak kekerasan dan kriminalitas.

2.3   Teori Penyimpangan Sosial


        Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh karena itu,
muncullah beberapa teori tentang penyimpangan, antara lain sebagai berikut :
1. Teori Anatomi
Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah konsekuensi dari
perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin kompleks sehingga tidak ada
pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi warga masyarakat sebagai dasar dalam
memilih dan bertindak dengan benar. Robert K. Merton mengemukakan bahwa
penyimpangan perilaku itu terjadi karena masyarakat mempunyai struktur budaya dengan
sistem nilai yang berbeda-beda sehingga tidak ada satu standar nilai yang dijadikan suatu
kesepakatan untuk dipatuhi bersama sehingga masyarakat akan berperilaku sesuai dengan
standar.
Dalam suatu perombakan struktur nilai seringkali terjadi perbaharuan untuk meyempurnakan
tata nilai yang lama dan dianggap tidak sesuai. Dalam konteks ini terjadi inovasi nilai.
Inovasi adalah suatu sikap menerima tujuan yang sesuai dengan nilai budaya tetapi menolak
cara yang melembaga untuk mencapai tujuan.

2. Teori Pengendalian
Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi oleh dua faktor.
Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.
Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap konformitas dan sanksi
atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar norma tersebut.
Untuk mencegah agar perilaku menyimpang tidak berkembang lagi maka perlunya
masyarakat melakukan peningkatan rasa keterikatan dan kepercayaan terhadap lembaga dasar
masyarakat. Semakin kuat ikatan antara lembaga dasar dengan masyarakat, akan semakin
baik karena bisa menghayati norma sosial yang dominan yang berlaku dalam masyarakat.

3. Teori Reaksi Sosial


Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali mengubah
perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang, sehingga bila seseorang
melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan melakukan penyimpangan
sekunder.
Seseorang yang tertangkap basah mencuri, dan kemudian diberitakan di media massa
sehingga khalayak umum mengetahuinya maka beban pertama yang harus ia tanggung adalah
adanya stigma atau cap dari lingkungannya yang mengklasifikasikannya sebagai penjahat.
Cap sebagai residivis itu biasanya sifatnya abadi. Kendati orang tersebut telah menebus
kesalahannya yang diperbuat tadi, yaitu dengan dipenjara, namun hal itu tidak cukup efektif
untuk menumbuhkan kembali kepercayaan masyarakat akan dirinya.

4. Teori Sosialisasi
Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini, didasarkan
dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma dan nilai yang
dominan. Penyimpangan tersebut disebabkan adanya gangguan pada proses penghayatan dan
pengamalan nilai tersebut dalam perilaku seseorang.

5
Pada lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif bagi tumbuhnya perilaku menyimpang
adalah sebagai berikut.
a.       Jumlah penduduk yang berdesak-desakan dan padat.
b.      Penghuni berstatus ekonomi rendah.
c.       Kondisi perkampungan yang sangat buruk.
d.      Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.

Menurut pendapat Shaw, Mckay dan mcDonal (1938), menemukan bahwa di kampung-
kampung yang berantakan dan tidak terorganisasi secara baik, perilaku jahat merupakan pola
perilaku yang normal dan wajar.

2.4  Proses Pembentukan Perilaku Menyimpang


      Pembentukan perilaku menyimpang dapat terjadi karena proses sosialisasi yang tidak
sempurna dan nilai-nilai subkebudayaan menyimpang.
1.Proses sosialisasi yang tidak sempurna
2.Dalam proses sosialisasi yang sangat berperan adalah agents of sosialization atau
pihak-pihak yang melaksanakan sosialisasi. Adapun agen-agen sosialisasi terdiri
atas : keluarga, sekolah, kelompok pergaulan, dan media massa.
3.Para agen sosialisasi menyampaikan pesan-pesan yang berbeda antara orang tua
dengan lainnya. Hal-hal yang diajarkan oleh keluarga mungkin berbeda dengan yang
disampaikan oleh agen di sekolah. Contoh: Perilaku yang dilarang oleh keluarga dan
sekolah, seperti penyalahgunaan narkoba, pelecehan seksual, membolos, merokok,
berkelahi, dan lain-lain diperoleh dari agen sosialisasi, kelompok pergaulan dan media
massa.
4.Proses sosialisasi seolah-olah tidak sempurna karena tidak sepadan antara agen
sosialisasi satu dengan yang lain. Proses sosialisasi yang tidak sempurna antara lain
disebabkan oleh :
5.Terjadinya disorganisasi keluarga yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai satu unit,
karena anggota keluarga gagal dalam memenuhi kewajibannya yang sesuai dengan
perannya.
6.Peperangan mengakibatkan disorganisasi dalam berbagai aspek kemasyarakatan.
Dalam keadaan kacau, nilai dan norma tidak berfungsi sehingga banyak sekali
penyimpangan.

2.5  Contoh penyimpangan Sosial


       Ada berbagai jenis penyimpangan sosial yang terjadi dalam keluarga ataupun
masyarakat. Berikut ini beberapa contoh penyimpangan sosial, antara lain yaitu
penyalahgunaan narkotika, perkelahian pelajar, perilaku seksual di luar nikah, perilaku
kriminal, dan homoseksualitas.
1. Penyalahgunaan Narkotika
Penyalahgunaan narkotika dengan dosis teratur dapat bermanfaat seperti untuk keperluan
kesehatan, yaitu suntikan dalam proses pembedahan atau pada operasi¬operasi sehingga
orang tidak merasakan sakit ketika dilaksanakan suatu operasi. Namun, penggunaan dengan
dosis melampaui ukuran normal dapat menimbulkan efek negatif, yakni overdosis. Dalam
kondisi seperti ini orang akan mengalami penurunan kesadaran, yaitu setengah sadar dan
ingatannya menjadi kacau. Menurut hasil penelitian ilmiah Dr. Graham Baliane (psikiater),
mengemukakan bahwa alasan seorang remaja yang menggunakan narkotika adalah:
membuktikan keberaniannya dalam melakukan tindakan-tindakan yang berbahaya;
menunjukkan tindakan yang menentang otoritas orang tua, guru, dan norma sosial;
mempermudah penyaluran perilaku seks;
melepaskan diri dari kesepian;
mencari dan menemukan arti hidup;
mengisi kekosongan;
menghilangkan frustasi dan kegelisahan hidup;
mengikuti kawan-kawan, karena tidak ingin dikatakan sebagai pecundang;
sekadar iseng-iseng dan didorong rasa ingin tahu.

6
Penyalahgunaan narkotika dan zat-zat lain yang sejenisnya merupakan perbuatan yang
merusak dengan segala akibat negatifnya. Seseorang yang sudah merasa tergantung akan
narkotika bisa merugikan diri sendiri dan hancurnya kehidupan masa depan.
Beberapa jenis tanaman bahan narkotika dan obat bius, antara lain sebagai berikut.
Candu dan opium yang berasal dari tumbuhan Papaver somniferum.
Morfin merupakan zat yang diper¬oleh dari candu. Umumnya morfin berwarna putih dan
berwujud bubukan serta berasa pahit. Jenis lainnya adalah heroin dan kokain.
Alkohol mempunyai sifat me¬nimbulkan gangguan pada susunan saraf. Apabila diminum
pada awalnya akan merasa senang, akan tetap lama kelamaan dapat me¬nimbulkan
kesadarannya merendah, badan terganggu dan lain sebagainya.
Kokain diperoleh dari tumbuhan Erythroxylon coca, termasuk jenis tumbuhan semak yang
tingginya 2 cm. Daunnya mengandung zat pembius, banyak dipakai untuk operasi.
Ganja atau mariyuana diperoleh dari tumbuhan yang bernama Canabis Sativa. Cocok di
daerah tropis dan sub tropis.
Kafein yang terkandung dalam kopi memengaruhi susunan saraf dan jantung.
LSD (Lusergic acid Diethylamide) dapat menyebabkan halusinasi atau bayangan dengan
bermacam-macam khayalan.
Tembakau mengandung racun nikotin yang keras. Nikotin merangsang susunan urat saraf
sehingga dapat menimbulkan ketagihan.

2. Perilaku Seksual di Luar Nikah


Adanya gambar-gambar porno baik itu di media cetak dan media elektronik dapat mendorong
timbulnya perilaku seksual di luar nikah. Hubungan seksual di luar pernikahan dianggap
sebagai pelanggaran norma, baik itu norma agama maupun norma sosial yang ada. Oleh
karena itu, sejak dulu manusia telah membuat seperangkat aturan tata nilai dan norma-norma
yang mengatur hubungan perilaku seksual, agar fungsi reproduksi manusia dapat berlangsung
tanpa mengganggu ketertiban sosial.
Akibat penyimpangan seksual yang paling mengerikan saat ini adalah penyakit AIDS. AIDS
adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh adanya virus yang dapat merusak jaringan tubuh
manusia sehingga dapat menimbulkan kematian. Virus tersebut lebih dikenal dengan nama
HIV (Human Immuno Deciency Virus). Virus ini adalah suatu virus yang menyerang sel
darah putih manusia yang mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh sehingga mudah
diserang penyakit. Virus HIV dapat menular lewat tranfusi darah, pencangkokan organ tubuh,
pemakaian jarum suntik secara berlebihan, hubungan seks tidak aman, dan lain-lain.
Secara umum tanda-tanda seseorang terkena penyakit AIDS, yaitu sebagai berikut.
Demam tinggi lebih dari satu bulan.
Berat badan menurun lebih dari 10% dalam waktu singkat.
Diare lebih dari satu bulan.
Batuk berkepanjangan lebih dari satu bulan.

3. Perilaku Kriminal Lainnya


Perilaku kriminal seperti pencurian, perampokan, dan pembunuhan juga termasuk dalam
perilaku menyimpang yang sering dilakukan oleh orang-orang yang tidak mempunyai
tanggung jawab sosial. Pelakunya dapat dikenai hukuman mati, penjara, atau pencabutan hak-
hak oleh negara. Sanksi yang tegas tersebut dimaksudkan untuk menekan dan mengendalikan
tindakan kriminal yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak bertanggung jawab.
Pada dasarnya kriminalitas adalah semua bentuk perilaku warga masyarakat yang telah
dewasa dan bertentangan dengan norma-norma hukum, terutama adalah hukum pidana. Ada
beberapa hal yang menyebabkan timbulnya kriminalitas, yaitu dengan adanya kepincangan
sosial, tekanan mental, dan kebencian. Bisa juga karena adanya perubahan masyarakat dan
kebudayaan yang cepat tetapi tidak dapat diikuti oleh seluruh anggota masyarakat, sehingga
tidak terjadi penyesuaian yang sempurna.

7
4. Homoseksualitas
Homoseksualitas adalah kecenderungan seseorang untuk tertarik kepada sesama jenis
kelamin sebagai mitra seksualnya. Tindakan homoseksualitas bertentangan dengan norma
sosial dan norma agama.
5. Kenakalan Remaja
Masalah kenakalan remaja sering menimbulkan kecemasan sosial karena remaja sebagai
generasi penerus terperosot ke arah perilaku negatif. Menurut Prof. Dr. Fuad Hasan,
kenakalan remaja adalah perbuatan antisocial yang dilakukan oleh remaja, bila hal ini
dilakukan orang dewasa termasuk tindak kejahatan.
Pendapat lain menyatakan bahwa semua perbuatan penyelewengan norma yang menimbulkan
kerusakan masyarakat dan dilakukan remaja. Remaja yang dimaksud adalah mereka yang
berusia antara 12 tahun sampai dengan 18 tahun serta belum menikah.
6. Perkelahian Pelajar
Perkelahian pelajar sebenarnya termasuk dalam kenakalan remaja karena merupakan bentuk
perilaku menyimpang. Perilaku semacam ini sering disebut dengan istilah tawuran.
Tawuran berbeda dengan per-kelahian satu lawan satu. Perkelahian satu lawan satu tidak
mendatangkan akibat luas, bahkan sebagian masyarakat menganggap sebagai lambing
sportivitas dan kejantanan. Perkelahian pelajar berkaitan dengan krisis moral akrena
tindakannya berlawanan dengan norma agama atau norma sosial. Biasanya para pelajar yang
terlibat perkelahian tidak memikirkan risiko yang akan ditanggung kemudian.
7. Tindak Kenakalan
Suatu kelompok yang didonimasi oleh orang-orang yang nakal umumnya suka melakukan
sesuatu hal yang dianggap berani dan keren walaupun bagi masyarakat umum tindakan
trsebut adalah bodoh, tidak berguna dan mengganggu. Contoh penyimpangan kenakalan
bersama yaitu seperti aksi kebut-kebutan di jalan, mendirikan genk yang suka onar, mengoda
dan mengganggu cewek yang melintas, corat-coret tembok orang dan lain sebagainya.

2.6  Upaya Pencegahan Perilaku Penyimpangan Sosial


          Ada banyak upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah perilaku menyimpang. Upaya-
upaya pencegahan bisa dilakukan oleh semua orang yang bersangkutan, baik oleh
pemerintah, keluarga, teman, dan lingkungan sekitar. Upaya yang dapat dilakukan oleh
pemerintah adalah dengan memperluas sosialisasi tentang penyimpangan-penyimpangan
sosial. Pihak keluarga dapat melakukan kontrol sosial. Dan teman-teman lingkungan sekitar
dapat menghimbau untuk tidak melakukan penyimpangan sosial. Kontrol sosial dan
sosialisasi yang cukup akan membantu mencegah penyimpangan-penyimpangan sosial yang
terjadi di masyarakat. Keharmonisasian keluarga juga sangat mempengaruhi terjadinya
penimpangan sosial, sehingga perlu diciptakan keluarga yang harmonis.

2.7. GEJALA SOSIAL


Gejala sosial merupakan masalah sosial yang mempengaruhi dan di pengaruhi oleh Perilaku
manusia di dalam lingkungan kehidupannya.

Gejala sosial juga merupakan suatu fenomena yang di dalamnya terdapat beberapa
perubahan, dan bahkan beberapa konflik penyatuan dimensi sosial yang ada pada diri
manusia ketika berinteraksi antar sesama makhluk sosial.

FAKTOR –FAKTOR PENYEBAB GEJALA SOSIAL

Adanya berbagai gejala sosial di masyarakat, dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
diantaranya adalah sebagai berikut:

1.                  Faktor kultural merupakan nilai-nilai yang tumbuh dan berkembang di


lingkungan masyarakat/komunitas. Ada beberapa contoh gejala sosial berdasarkan faktor
kultural, antara lain kemiskinan, kerja bakti, prilaku menyimpang, dsb.

8
2.                  Faktor struktural merupakan suatu keadaan yang mempengaruhi struktur,
struktur yang dimaksud adalah sesuatu yang disusun oleh pola tertentu. Faktor struktural 
dapat dilihat dari pola-pola hubungan antar individu dan kelompok yang terjalin dilingkungan
masyarakat. Contoh gejala sosial yang dipengaruhi oleh faktor struktural seperti penyuluhan
sosial, interaksi dengan orang lain dsb.

MACAM –MACAM GEJALA SOSIAL

1.      Ekonomi

Ekonomi merupakan ilmu pengetahuan yang berhubunga dengan pendapatan. Tingkat


pendapatan yang dimiliki individu dapat menimbulkan gejala sosial dimasyarakat. Gejala
sosial yang dilihat dari aspek ekonomi sangat berkaitan dengan perekonomian masyarakat.
Bila ada seseorang yang kurang dapat mencukupi kebutuhan, maka akan terjadi beberapa
gejala sosial dilingkungan sekitarnya. Dilihat dari segi ekonomi, gejala sosial yang terjadi di
masyarakat dapat meliputi kemiskinan, pengangguran, masalah kependudukan dsb.

2.      Budaya

Indonesia memiliki budaya yang beraneka ragam sehingga kita harus saling menghormati
budaya lain. Adanya perbedaan jangan dijadikan sebagai alat pemecah persatuan, melainkan
kita harus bersyukur karena keanekaragaman tersebut dapat menambah kekhasan budaya
indonesia. Keanekaragaman budaya tidak hanya ada di Indonesia, tetapi setiap negara juga
memiliki budaya dengan karakteristik yang berbeda-beda. Kita juga harus menghormati
budaya asing. Keanekaragaman budaya di sekitar kita juga dapat menimbulkan gejala sosial,
misalnya tindakan peniruan budaya asing yang negatif, kenakalan remaja dsb.

3.      Lingkungan alam

Karakteristik gejala sosial dalam bidang lingkungan alam menyangkut aspek kondisi
kesehatan. Seseorang yang terkena penyakit dapat menimbulka gejala sosial di
lingkungannya sekitarnya. Contoh gejala yang ditimbulkan seperti munculnya, penyakit
menular, pencemaran lingkunngan dll.

4.      Psikologis

Prilaku seseorang/individu dalam kehidupan sehari-hari dipengaruhi oleh aspek


psikologisnya. Bila seseorang mengalami gangguan kejiwaan dapat menimbulkan gejala
sosial dimasyarakat, misalnya disorganisasi jiwa, aliran ajaran sesat dsb.

CONTOH GEJALA SOSIAL DI MASYARAKAT

1           Kemiskinan

a.       Kemiskinan absolut, yaitu seseorang atau sekelompok orang tidak dapat memenuhi
kebutuhan minimum hidupnya.Dalam sosiologi, kemiskinan merupakan suatu gejala sosial
yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Gejala sosial ini terjadi diberbagai
negara di dunia termasuk Indonesia.

b.       Kemiskinan relatif, yaitu   seseorang atau sekelompok orang dapat memenuhi


kebutuhan minimum hidupnya, namun dirinya masih merasa miskin bila dibandingakan
dengan orang lain atau kelompok lain.

9
Kemiskinan dapat dikarenakan tidak mampunya seseorang dalam memenuhi kebutuhan-
kebutuhan primer. Namun dalam sosiologi, salah satu faktor penyebab munculnya maslah
tersebut karena lembaga kemasyarakatan tidak berfungsi dengan baik, yaitu
lembagakemasyarakatan dibidang ekonomi. Permasalahan tersebut dapat menyebar kebidang
lainnya, seperti pendidikan, sosial, dsb.

2           Masalah remaja

Masa remaja adalah masa pencarian jati diri sehingga banyak remaja yang meniru tingkah
laku orang lain. Tindakan remaja bila tidak terkontrol dapat menjadi suatu masalah sosial
yang dapat merugikan diri sendiri dan orang lain. Masalah remaja ini ditandai oleh adanya 
keinginan untuk melawan ataupun sikap apatis. Pada masa ini seharusnya mereka mengenal
nilai dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat. Dengan mempelajari norma di
masyarakat, diharapkan mereka dapat berprilaku dan tidak melakukan perbuatan yang
menyimpang. Prilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja dapat beragam, sebagai
contoh membolos, mencontek, pelanggaran lalu lintas dan lain sebagainya.

3           Masalah kependudukan

Indonesia adalah negara dengan tingkat kepadatan penduduk yang padat. Penduduk
merupakan sumber penting bagi pembangunan. Hal ini dikarenakan penduduk menjadi
subjek dan obyek pembangunan. Dengan adanya pembangunan dapat meningkatkan
kesejahteraan penduduk disuatu negara. kesejahteraan penduduk juga mengalami gangguan
yang dipengaruhi oleh perubahan demografis yang sering sekali tidak dirasakan. Masalah
kependudukan dapat berupa kepadatan penduduk, pemerataan penduduk yang tidak rata,
ledakan penduduk dsb.

E.    Dampak Gejala Sosial di Masyarakat

Terjadinya perubahan sosial-budaya dimasyarakat merupakan salah satu akibat dari gejala
sosial. Dampak gejala sosial ada yang bersifat positif dan negatif.

1      Dampak positif

Gejala sosial yang ada di masyarakat harus kita sikapi dengan baik. Bila kita dapat terbuka
dan mengimbangi perubahan sosial-budaya yang ada. Maka perubahan tersebut akan
berdampak positif dan memberikan kita mamfaat. Hal ini dapat dilihat dengan kemajuan
bidang tekhnologi. Dalam bidang tekhnologi kita mengenal tekhnologi komunikasi, seperi
telepon, handphone, telegram, email, dsb. Dengan adanya alat komunikasi yang modern,
maka, maka kita dapat melakukan interaksi jarak jauh tanpa harus bertemu secara langsung.

2      Dampak negatif

Seseorang yang tidak dapat menerima perubahan yang terjadi akan mengalami keguncangan
culture shock. Ketidak sanggupan seseorang dalam menghadapi gejala sosial akan membawa
kearah prilaku menyimpang.

10
BAB III
PENUTUP

3.1    Kesimpulan
Adakalanya terjadi penyimpangan terhadap nilai dan norma yang ada. Tindakan manusia
yang menyimpang dari nilai dan norma atau peraturan disebut dengan perilaku
menyimpang.terutama pada kalangan remaja karena tingkat emosionalnya cukup tinggi dan
bulum mampu mengontrol diri dalam mengambil pergaulan .perilaku menyimpang ini tidak
memandang umur baik anak-anak sampai orang dewasa bisa melakukan  perilaku
menyimpang tersebut.

3.2    Saran
Sebaiknya kita harus lebih  memperhatikan dan mentaati segala aturan dan norma yang 
berlaku di lingkungan kita karena perilaku menyimpang dapat menyebabkan kerusakan moral
pada masyarakat terutama pada remaja ,apalagi pada zaman ini banyak terdapat perilaku
menyimpang sehingga kita harus lebih menjaga diri dari perilaku-perilaku tersebut agar tidak
merusak masa depan kita .

Daftar Pustaka
11
Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana.

http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-ervinakhoi-5700-2-babii.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai