Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Penyimpangan Sosial ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Sosiologi yang berjudul Makalah Penyimpangan Sosial ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan Makalah Penyimpangan Sosial ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Penyimpangan Sosial ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Indonesia, 23 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR ....................................................................................i
DAFTAR ISI ...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................2
A. Pengertian Penyimpangan Sosial .............................................................2
B. Teori Tentang Perilaku Menyimpang ......................................................3
1. Berdasarkan Sudut Pandang Sosiologi .................................................3
2. Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi .................................................4
3. Berdasarkan Sudut Pandang Biologi ....................................................5
4. Berdasarkan Sudut Pandang Kriminologi ............................................5
C. Sifat-sifat Perilaku Menyimpang .............................................................6
1. Penyimpangan yang bersifat positif .....................................................6
2. Penyimpangan yang bersifat negatif ....................................................6
D. Penyebab Perilaku Menyimpang .............................................................6
E. Macam-macam Perilaku Menyimpang ....................................................7
1. Tindakan Kriminal ................................................................................7
2. Penyimpangan Seksual .........................................................................7
3. Penyalahgunaan Narkoba .....................................................................8
4. Penyimpangan Gaya Hidup ..................................................................8
F. Pencegahan Penyimpangan Sosial ...........................................................9
1. Keluarga ...............................................................................................9
2. Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermainan ............................9
3. Media massa .........................................................................................9
BAB III PENUTUP ........................................................................................10
A. Kesimpulan ..............................................................................................10
B. Saran ........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................11

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah penyimpangan sosial bukanlah masalah yang baru muncul. Masalah
ini telah lama lahir dan hadir dalam masyarakat. Namun demikian, masalah-
masalah penyimpangan sosial ini tetap saja ada dan melekat dalam kehidupan
masyarakat seolah tidak ada tindakan yang menanganinya. Ada banyak jenis dan
perilaku-perilaku menyimpang yang dilakukan oleh masyarakat dan telah banyak
pula aturan-aturan yang mengatur tentang penyimpangan tersebut.
Pada kenyataannya, hingga saat ini penyimpangan sosial masih terus terjadi
meskipun aturan atau bahkan hukuman diberlakukan bagi para pelaku. Hal ini
mungkin disebabkan oleh kurangnya kesadaran masyarakat akan buruknya
perilaku-perilaku menyimpang, atau mungkin kurangnya sosialisasi tentang
penyimpangan sosial.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka rumusan
masalah yang akan dibahas adalah:
1. Apa pengertian dari penyimpangan sosial?
2. Apa teori-teori tentang perilaku menyimpang?
3. Bagaimana sifat-sifat perilaku menyimpang?
4. Apa penyebab perilaku menyimpang?
5. Apa saja macam-macam perilaku menyimpang?
6. Bagaimana upaya pencegahan penyimpangan sosial?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyimpangan Sosial
Perilaku menyimpang yang juga biasa dikenal dengan nama penyimpangan
sosial adalah perilaku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai kesusilaan atau
kepatutan, baik dalam sudut pandang kemanusiaan (agama) secara individu
maupun pembenarannya sebagai bagian daripada makhluk sosial. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia perilaku menyimpang diartikan sebagai tingkah laku,
perbuatan, atau tanggapan seseorang terhadap lingkungan yang bertentangan
dengan norma-norma dan hukum yang ada di dalam masyarakat.
Dalam kehidupan masyarakat, semua tindakan manusia dibatasi oleh aturan
(norma) untuk berbuat dan berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik
oleh masyarakat. Namun di tengah kehidupan masyarakat kadang-kadang masih
kita jumpai tindakan-tindakan yang tidak sesuai dengan aturan (norma) yang
berlaku pada masyarakat, misalnya seorang siswa menyontek pada saat ulangan,
berbohong, mencuri, dan mengganggu siswa lain. Penyimpangan terhadap norma-
norma atau nilai-nilai masyarakat disebut deviasi (deviation), sedangkan pelaku
atau individu yang melakukan penyimpangan disebut devian (deviant). Kebalikan
dari perilaku menyimpang adalah perilaku yang tidak menyimpang yang sering
disebut dengan konformitas. Konformitas adalah bentuk interaksi sosial yang di
dalamnya seseorang berperilaku sesuai dengan harapan kelompok.
Secara umum perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering
terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Berikut menurut pendapat para ahli
mengenai perilaku menyimpang:
1. Paul B. Horton, ia mendefinisikan bahwa perilaku menyimpang adalah
perilaku yang dinyatakan sebagai pelanggaran-pelanggaran terhadap norma-
norma kelompok ataupun masyarakat.
2. Bruce J. Cohen, ia berpendapat bahwa perilaku menyimpang adalah setiap
perilaku yang tidak berhasil menyesuaikan diri dengan kehendak-kehendak
masyarakat atau kelompok tertentu dalam masyarakat.

2
3. Robert M.Z. Lawang, ia menyatakan bahwa perilaku menyimpang adalah
semua tindakan yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku dalam
suatu sistem sosial dan menimbulkan usaha dari mereka yang berwenang
dalam sistem tersebut untuk memperbaiki perilaku tersebut.
4. James Van der Sander, ia berpendapat bahwa yang dimaksud perilaku
menyimpang adalah perilaku yang dianggap sebagai hal tercela dan di luar
batas-batas toleransi oleh sejumlah atau sebagian besar orang atau
masyarakat.

B. Teori Tentang Perilaku Menyimpang


1. Berdasarkan Sudut Pandang Sosiologi
a. Teori Labeling
Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert, menurutnya seseorang
berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat
kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada
seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu
sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena
adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai
penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itu pun menjadi suatu kebiasaan
atau gaya hidup bagi pelakunya.
b. Teori Sosialisasi
Teori Sosialisasi menyatakan bahwa seseorang biasanya menghayati nilai-
nilai dan norma-norma dari beberapa orang yang dekat dan cocok dengan dirinya.
Jadi, bagaimanakah seseorang menghayati nilai-nilai dan norma-norma sosial
sehingga dirinya dapat melahirkan perilaku menyimpang. Ada dua penjelasan
yang dapat di kemukakan. Pertama, Kebudayaan khusus yang menyimpang, yaitu
apabila sebagian besar teman seseorang melakukan perilaku menyimpang maka
orang itu mungkin akan berperilaku menyimpang juga. Sebagai contoh, beberapa
studi Amerika, menunjukkan bahwa di kampung-kampung yang berantakan dan
tidak terorganisir secara baik, perilaku jahat merupakan pola perilaku yang normal
(wajar).

3
c. Teori Pergaulan Berbeda (Differential Association)
Teori ini diciptakan oleh Edwin H. Sutherland dan menurut teori ini
penyimpangan bersumber dari pergaulan dengan sekelompok orang yang telah
menyimpang. Penyimpangan didapatkan dari proses alih budaya (cultural
transmission) dan dari proses tersebut seseorang mempelajari sub kebudayaan
menyimpang (deviant subculture). Contoh teori pergaulan berbeda: perilaku
tunasusila, peran sebagai tunasusila dipelajari oleh seseorang dengan belajar yaitu
melakukan pergaulan yang intim dengan para penyimpang (tunasusila senior) dan
kemudian ia melakukan percobaan dengan melakukan peran menyimpang
tersebut.
d. Teori Anomie
Konsep anomie dikembangkan oleh seorang sosiologi dari Perancis, Emile
Durkheim. Istilah anomie dapat diartikan sebagai ketiadaan norma. Konsep
tersebut dipakai untuk menggambarkan suatu masyarakat yang memiliki banyak
norma dan nilai yang satu sama lain saling bertentangan. Suatu masyarakat yang
anomis (tanpa norma) tidak mempunyai pedoman mantap yang dapat dipelajari
dan di pegang oleh para anggota masyarakatnya.
2. Berdasarkan Sudut Pandang Psikologi
Seorang tokoh psikolog asal Australia yang terkenal dengan teori
psikoanalisisnya bernama Sigmund Freud (1856-1939) menyatakan bahwa dalam
diri manusia terdapat tiga bagian penting, yaitu berupa hal-hal sebagai berikut:
 Id, adalah bagian dari yang bersifat tidak sadar, nalurilah, dan mudah
terpengaruh oleh gerak hati.
 Ego, adalah bagian diri yang bersifat sadar dan rasional yang berfungsi menjaga
pintu kepribadian.
 Supergo, adalah bagian dari diri yang telah mengabsorbsi (menyerap) nilai-nilai
kultural yang berfungsi sebagai suara hati. Menurut Fried perilaku menyimpang
dapat terjadi pada diri seseorang apabila id terlalu berlebihan sehingga tidak
terkontrol dan muncul bersamaan dengan superego yang tidak aktif, sementara
dalam waktu yang bersamaan ego tidak berhasil memberikan perimbangan.

4
3. Berdasarkan Sudut Pandang Biologi
Sheldon mengidentifikasikan tipe tubuh menjadi tiga tipe dasar, yaitu sebagai
berikut:
 Endomorph (bundar, halus, dan gemuk).
 Mesomorph (berotot dan atletis).
 Ectomorph (tipis dan kurus).
4. Berdasarkan Sudut Pandang Kriminologi
a. Teori Konflik Berdasarkan
Teori ini terdapat dua macam konflik, yaitu sebagai berikut:
1) Konflik Budaya. Dalam suatu masyarakat dapat terjadi konflik budaya etika
dalam masyarakat tersebut terdapat sejumlah kebudayaan khusus di mana setiap
kebudayaan khusus tersebut cenderung tertutup sehingga mengurangi
kemungkinan adanya kesepakatan nilai. Sejumlah norma yang bersumber dari
kebudayaan khusus yang berbeda saling bertentangan antara satu dengan yang
lainnya dan dapat menimbulkan kondisi anomie.
2) Konflik Kelas Sosial. Konflik kelas sosial dapat terjadi di masyarakat ketika
suatu kelompok membuat peraturan sendiri untuk melindungi kepentingan,
sehingga terjadilah eksploitasi kelas atas terhadap kelas bawah. Orang-orang yang
menentang hak-hak istimewa kelas atas dianggap berperilaku menyimpang dan di
cap sebagai penjahat.
b. Teori Pengendalian
Teori pengendalian beranggapan bahwa masyarakat sebenarnya memiliki
kesepakatan tentang nilai-nilai tertentu yang menjadi dasar suatu perilaku dapat
dikatakan menyimpang atau tidak. Pengendalian itu mencangkup dua bentuk,
yaitu pengendalian dari dalam dan pengendalian dari luar. Pengendalian dari
dalam berupa norma yang dihayati dan nilai yang dipelajari oleh seseorang
melalui proses sosialisasi.

5
C. Sifat-sifat Perilaku Menyimpang
1. Penyimpangan yang bersifat positif
Penyimpangan yang bersifat positif adalah suatu perbuatan yang tidak sesuai
dengan aturan atau norma yang berlaku umum yang mempunyai dampak positif
terhadap sistem sosial di mana ia tinggal. Seseorang dikatakan menyimpang
secara positif ketika ia merealisasikan cita-citanya akan tetapi masyarakat belum
bisa menerima cara yang ia pergunakan ataupun cita-cita yang ia inginkan.
Contoh penyimpangan yang bersifat positif adalah: seorang wanita yang
bercita-cita sekolah setinggi-tingginya dan menjadi dokter spesialis atau wanita
karier. Bagi sebagian masyarakat perbuatan sang wanita adalah suatu
penyimpangan, namun dari penyimpangan tersebut ada dampak positif yang
muncul dari dalam dirinya yaitu emansipasi wanita. Karena ia telah bersifat mulia
yaitu mau menjadi seorang dokter atau bersosial kepada orang lain atau
masyarakat dengan menjadi seorang dokter.
2. Penyimpangan yang bersifat negatif
Penyimpangan yang bersifat negatif adalah suatu perbuatan atau
kecenderungan bertindak ke arah nilai-nilai sosial yang dipandang rendah dan
berakibat buruk sehingga mengganggu sistem sosial yang ada. Penyimpangan
terhadap kaidah hukum positif maka akan nada hukum dan sanksi yang jelas dari
Negara. Contoh penyimpangan yang bersifat negatif adalah: pencurian,
pembunuhan, prostitusi, pemerkosaan, pemabuk, penjudi, dan lain-lain.

D. Penyebab Perilaku Menyimpang


Ada beberapa faktor yang menyebabkan individu atau kelompok melakukan
penyimpangan sosial. Faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Individu biasanya menghayati nilai-nilai dari beberapa orang yang cocok
dengan dirinya. Bilamana sebagian besar teman menyimpang, maka individu
tersebut kemungkinan besar akan menjadi menyimpang.

6
2. Adanya imitasi atau meniru perilaku orang lain. Peniruan perilaku ini banyak
dilakukan oleh individu yang masih berusia anak-anak.
3. Masyarakat yang memiliki banyak nilai dan norma, di mana di antara satu
dengan lainnya saling bertentangan. Tidak terdapat seperangkat nilai dan norma
yang dipatuhi secara teguh dan diterima secara luas. Kondisi ini terjadi pada
masyarakat yang sedang mengalami perubahan dari masyarakat tradisional ke
masyarakat modern.
4. Anggota masyarakat Indonesia yang mempunyai mental mengambil jalan
pintas. Anggota masyarakat yang ingin cepat memperoleh kedudukan atau
kekayaan dengan cara-cara yang melanggar norma-norma sosial.
5. Adanya pemberian cap atau label oleh masyarakat terhadap individu atau
kelompok. Pemberian cap atau label ini yang menyebabkan individu atau
kelompok melakukan penyimpangan.
6. Penyimpangan sosial terjadi disebabkan karena keterikatan individu terhadap
kelompoknya lemah.

E. Macam-macam Perilaku Menyimpang


1. Tindakan Kriminal
Tindakan kriminal/kejahatan ialah tindakan yang melanggar hukum.
Tindakan ini biasanya mendapat hukuman dari pihak yang berwajib.
a. Kejahatan tanpa korban
Kejahatan tanpa korban ialah kejahatan yang tidak merugikan orang lain
tetapi kejahatan yang merugikan diri sendiri. Contoh-contoh kejahatan ini adalah
merokok, mabuk, dll.
b. Kejahatan kerah putih
Kejahatan kerah putih ialah kejahatan yang menyalahgunakan jabatan.
Kejahatan ini biasanya dilakukan oleh orang-orang yang memiliki jabatan tinggi.
Contoh-contoh kejahatan ini adalah korupsi, suap, memasukkan saudara ke
sekolah dari jalur seludupan, dll.
2. Penyimpangan Seksual

7
Penyimpangan seksual adalah penyalahgunaan seks atau perilaku seksual
yang tidak lazim dilakukan.

a. Lesbian
Lesbian ialah kesalahan nafsu seks, pada orang penderita penyakit ini ia
menyukai sesama perempuan. Kelainan nafsu seks ini biasanya dikarenakan
pernah disakiti pria, pernah diperkosa, dll.
b. Homoseksual
Homoseksual ialah penyakit yang hampir mirip dengan lesbian hanya saja
pada penyakit ini yang terkena ialah pria. Pria yang terkena penyakit ini biasanya
menyukai sesama pria. Faktor-faktor penyebabnya ialah pernah disakiti wanita,
dll.
3. Penyalahgunaan Narkoba
Penyalahgunaan narkoba ialah orang-orang yang salah menggunakan
narkoba. Kalau di dunia kedokteran narkoba sangat digunakan untuk penenang
dan sebagainya. Tetapi, orang-orang zaman sekarang memakai narkoba untuk
bersenang-senang, santai, dll. Jenis-jenis narkoba ada banyak misalnya
ganja, narkotika, psikotropika, sabu-sabu, dll. Tetapi yang sangat banyak
digunakan orang-orang ialah ganja karena harganya terjangkau dan barangnya
mudah didapat. Tetapi kalau orang kaya biasanya memakai narkotika,
psikotropika, sabu-sabu, dll.
Narkoba kebanyakan dipakai oleh mahasiswa laki-laki maupun perempuan
terutama di pulau Jawa. Menurut data 60% mahasiswa sudah mengisap rokok dan
40% sudah memakai narkoba. Meskipun jikalau ketahuan bisa mendapat
hukuman yang tegas tetapi masih banyak mahasiswa maupun siswa memakai
narkoba. Alasan mereka memakai narkoba adalah untuk senang-senang,
melupakan masalah hidup, dll.
4. Penyimpangan Gaya Hidup
Penyimpangan gaya hidup ialah bergaya yang salah misalnya gaya ala anak
jalanan, gaya ala Bob Marley, gaya ala pemain seks dll. Penyimpangan gaya
hidup biasanya dilakukan orang karena orang tersebut sangat mengagumi tokoh

8
yang ditirunya. Penyimpangan gaya hidup biasanya terjadi akibat kurang
perhatian dari keluarganya. Penyimpangan gaya hidup dapat dicegah dengan
mengawasi segala kegiatan orang yang diawasi. Orang yang bergaya hidup buruk
dapat mempengaruhi banyak orang, karena banyak orang lain yang melihat
gayanya tertarik, walaupun gaya itu ialah gaya yang tidak bagus.

F. Pencegahan Penyimpangan Sosial


1. Keluarga
Keluarga merupakan awal proses sosialisasi dan pembentukan kepribadian
seorang anak. Kepribadian seorang anak akan terbentuk dengan baik apabila ia
lahir dan tumbuh berkembang dalam lingkungan keluarga yang baik begitu
sebaliknya.
2. Lingkungan tempat tinggal dan teman sepermainan
Lingkungan tempat tinggal juga dapat mempengaruhi kepribadian seseorang
untuk melakukan penyimpangan sosial. Seseorang yang tinggal dalam lingkungan
tempat tinggal yang baik, warganya taat dalam melakukan ibadah agama dan
melakukan perbuatan-perbuatan yang baik maka keadaan ini akan memengaruhi
kepribadian seseorang menjadi baik sehingga terhindar dari penyimpangan sosial
dan begitu juga sebaliknya.
3. Media massa
Media massa baik cetak maupun elektronik merupakan suatu wadah
sosialisasi yang dapat mempengaruhi seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Langkah pencegahan agar tidak terpengaruh akibat media massa adalah apabila
kamu ingin menonton acara di televisi dengan memilih acara yang bernilai positif
dan menghindari tayangan yang dapat membawa pengaruh tidak baik.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai
dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam
kehidupan kita. Teori ini dikemukakan oleh Edwin M. Lemert, menurutnya
seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan
masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun
kepada seseorang.
Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang
pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena
adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai
penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itu pun menjadi suatu kebiasaan
atau gaya hidup bagi pelakunya sehari-hari.
B. Saran
Kami sadari bahwa dalam penulisan makalah ini penulis masih banyak
kekurangan dan kesalahan dalam hal pengetahuan tentang Mata pelajaran
sosiologi. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik saran dari pembaca
tentunya yang bersifat membangun.

10
DAFTAR PUSTAKA
Narwoko, J. Dwi & Suyanto, Bagong. 2011. Sosiologi: Teks Pengantar dan
Terapan. Jakarta: Kencana.
https://id.wikipedia.org/wiki/Perilaku_menyimpang
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/114/jtptunimus-gdl-ervinakhoi-5700-2-
babii.pdf

11

Anda mungkin juga menyukai