Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Pengendalian Sosial ini dapat
diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan
kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita
selaku umatnya.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan Makalah Sosiologi yang berjudul Makalah Pengendalian Sosial ini.
Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi internet
yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan
makalah. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan makalah
dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
dalam penulisan Makalah Pengendalian Sosial ini sehingga kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga Makalah
Pengendalian Sosial ini dapat bermanfaat bagi kita semuanya.

Aceh Besar, 16 Januari 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR ......................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
A. Latar Belakang .........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................2
A. Pengertian Pengendalian Sosial ...............................................................2
1. Rober M.Z. Lawang .............................................................................2
2. Joseph S. Roucek ..................................................................................2
3. Karel J. Veeger .....................................................................................2
4. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt .....................................................2
5. Peter L. Berger ......................................................................................2
6. Bruce J. Cohen ......................................................................................2
B. Ciri-ciri Pengendalian Sosial ...................................................................3
C. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Sosial ..................................................3
1. Untuk Menjaga Ketertiban Sosial......................................................... 3
2. Untuk Mencegah Terjadinya Penyimpangan Terhadap Nilai-nilai dan
Norma-norma Sosial di Masyarakat .........................................................3
3. Untuk Mengembangkan Budaya Malu .................................................3
4. Untuk Menciptakan dan Menegakkan Sistem Hukum .........................4
D. Macam-macam Pengendalian Sosial .......................................................4
1. Berdasarkan Waktu ..............................................................................4
2. Berdasarkan Cara ..................................................................................5
3. Berdasarkan Sifat ..................................................................................5
E. Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial .........................................................6
1. Gosip......................................................................................................6
2. Teguran ................................................................................................6
3. Sanksi atau Hukuman ...........................................................................7
4. Pendidikan ...........................................................................................7

ii
5. Agama ...................................................................................................7
F. Lembaga Pengendalian Sosial ..................................................................8
1. Lembaga Kepolisian .............................................................................8
2. Lembaga Kejaksaan ..............................................................................8
3. Lembaga Pengadilan ............................................................................8
4. Lembaga KPK ......................................................................................8
5. Lembaga Adat ......................................................................................8
6. Tokoh-tokoh Masyarakat ......................................................................8
BAB III PENUTUP ..........................................................................................9
A. Kesimpulan ..............................................................................................9
B. Kesimpulan ..............................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................10

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan
sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan
bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial
yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang/membangkang.
Telah dijelaskan bahwa pengendalian sosial terjadi karena adanya perilaku
yang menyimpang. Jadi, pengendalian sosial sangat berperan penting bagi
kehidupan kita masing-masing. Oleh karena itu, pengendalian sosial pun memiliki
fungsi dan tujuan. Sebagai pelajar ataupun masyarakat publik juga dapat
memahami ciri-ciri pengendalian sosial, macam-macam, bentuk-bentuk, serta
lembaga pengendalian sosial.
Jika tak ada penerapan pengendalian sosial bagi pelajar maupun masyarakat
publik tentunya negara kita cenderung drastis meningkatkan perilaku yang
menyimpang yang bersifat negatif. Dari sisi negatif tersebut itulah yang akan
membuat generasi penerus bangsa rusak atau tidak stabil karena perilaku yang
menyimpang tersebut. Jadi kita harus memahami pengendalian sosial.
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu pengendalian sosial?
2. Apa saja ciri-ciri pengendalian sosial?
3. Apa saja tujuan dan fungsi pengendalian sosial?
4. Apa saja macam-macam pengendalian sosial?
5. Apa saja bentuk-bentuk pengendalian sosial?
6. Apa saja lembaga-lembaga pengendalian sosial?

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengendalian Sosial
Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan
sosial serta mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan
bersikap sesuai norma dan nilai yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial
yang baik diharapkan mampu meluruskan anggota masyarakat yang berperilaku
menyimpang atau membangkang. Menurut para ahli pengendalian sosial adalah:
1. Rober M.Z. Lawang
Pengendalian sosial adalah semua cara yang dipergunakan suatu masyarakat
untuk mengembalikan si penyimpang pada garis yang normal atau yang
sebenarnya.
2. Joseph S. Roucek
Pengendalian sosial adalah segala proses, baik yang direncanakan maupun
tidak direncanakan yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa
warga masyarakat agar mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang
berlaku.
3. Karel J. Veeger
Pengendalian sosial adalah kelanjutan dari proses sosialisasi dan
berhubungan dengan cara-cara dan metode-metode yang digunakan untuk
mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau
masyarakat.
4. Paul B. Horton dan Chester L. Hunt
Pengendalian sosial adalah segenap cara dan proses yang ditempuh oleh
sekelompok orang atau masyarakat sehingga para anggotanya dapat bertindak
sesuai dengan harapan kelompok atau masyarakat itu sendiri.
5. Peter L. Berger
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk
menertibkan anggotanya yang membangkang.
6. Bruce J. Cohen

2
Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk
mendorong seseorang agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau
masyarakat luas.
Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian
sosial adalah proses yang digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk
memengaruhi, mengajak, bahkan memaksa individu atau masyarakat agar
berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat,
sehingga tercipta ketertiban di masyarakat.

B. Ciri-ciri Pengendalian Sosial


1. Suatu cara atau metode atau teknik tertentu untuk menertibkan masyarakat
atau individu.
2. Bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan
yang terus terjadi di dalam suatu masyarakat.
3. Dapat dilakukan oleh suatu kelompok terhadap kelompok lainnya atau oleh
suatu kelompok terhadap individu dan antara individu dengan individu
lainnya.
4. Dilakukan secara timbal balik meskipun terkadang tidak disadari oleh kedua
belah pihak.

C. Tujuan dan Fungsi Pengendalian Sosial


1. Untuk Menjaga Ketertiban Sosial
Apabila nilai-nilai dan norma-norma sosial dijalankan semua masyarakat,
maka ketertiban sosial dalam masyarakat dapat terpelihara. Salah satu cara
menanamkan nilai dan norma sosial adalah melalui lembaga pendidikan dan
keluarga. Melalui lembaga tersebut anak diarahkan untuk meyakini nilai dan
norma sosial.
2. Untuk Mencegah Terjadinya Penyimpangan Terhadap Nilai-nilai dan
Norma-norma Sosial di Masyarakat
Dengan adanya pengendalian sosial seseorang atau masyarakat mulai
berpikir (akibatnya) jika akan berperilaku menyimpang.

3
3. Untuk Mengembangkan Budaya Malu
Pada dasarnya setiap individu memiliki “rasa malu“, karena rasa malu
berhubungan dengan harga diri seseorang. Harga diri seseorang akan turun jika
seseorang melakukan kesalahan yang melanggar norma-norma sosial di dalam
masyarakat. Jika seseorang melakukan kesalahan maka masyarakat akan mencela.
Celaan tersebut menyadarkan seseorang untuk tidak mengulangi pelanggaran
terhadap norma. Jika setiap perbuatan melanggar norma dicela maka “budaya
malu“ akan timbul dalam diri seseorang.
4. Untuk Menciptakan dan Menegakkan Sistem Hukum
Sistem hukum merupakan aturan yang disusun secara resmi dan disertai
sanksi tegas yang harus diterima oleh seseorang yang melakukan penyimpangan.
Singkatnya, pengendalian sosial bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas
dengan perubahan-perubahan dalam masyarakat atau bertujuan untuk mencapai
keadaan damai melalui keserasian antara kepastian dengan keadilan.

D. Macam-macam Pengendalian Sosial


1. Berdasarkan Waktu
a. Pengendalian Preventif
Pengendalian sosial preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan
sebelum terjadinya penyimpangan perilaku, misalnya dapat berbentuk nasihat,
anjuran dan lain-lain.
b. Pengendalian Represif
Pengendalian sosial represif adalah pengendalian sosial yang dilakukan
setelah terjadinya pelanggaran atau penyimpangan perilaku. Misalnya, dapat
berbentuk teguran, peringatan lisan dan tertulis, sanksi administrasi, denda, dan
bahkan hukuman mati.
c. Pengendalian Kuratif
Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang
dilakukan pada saat terjadi penyimpangan sosial. Contohnya, seorang guru
menegur dan menasihati siswanya karena ketahuan menyontek pada saat ulangan.
Bertujuan untuk memberi penyadaran kepada perilaku dan memberi efek jera.

4
2. Berdasarkan Cara
Dilihat dari dimensi cara pelaksanaannya, pengendalian sosial bisa dibedakan
atas pengendalian sosial yang dilaksanakan secara persuasif dan pengendalian
sosial yang dilakukan secara koersif.
a. Cara Persuasif
Cara persuasif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan
menekankan pada tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing warga
masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Cara
persuasif cenderung menekankan pada upaya penyadaran masyarakat. Contoh,
sejumlah artis membagikan bunga sebagai ajakan untuk mewujudkan perdamaian;
seorang guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP) menegur dan menasihati seorang
siswa yang tertangkap basah merokok di sekolah.
b. Cara Koersif
Cara koersif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan
menekankan pada tindakan yang sifatnya memaksa warga masyarakat agar
bersedia bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Cara koersif cenderung
menekankan pada berbagai upaya pemaksaan masyarakat. Upaya ini semestinya
digunakan seminimal mungkin, yaitu bila upaya persuasif tidak memberikan hasil.
Contoh, petugas ketertiban kota memerintahkan dengan pengeras suara agar
semua PKL tidak berdagang di tempat yang dilarang (tekanan), namun kemudian
petugas ketertiban kota mengangkut lapak yang digunakan para pedagang kaki
lima yang berdagang di tempat-tempat terlarang. Hal itu dilakukan karena
peringatan yang telah diberikan beberapa kali tidak diindahkan.

3. Berdasarkan Sifat
a. Pengendalian Sosial Kuratif

5
Pengendalian sosial kuratif adalah pengendalian sosial dalam bentuk
pembinaan atau penyembuhan terhadap berbagai macam bentuk perilaku yang
menyimpang, misalnya penyembuhan kepada eks pemakai narkoba.
b. Pengendalian Sosial Partisipatif
Pengendalian sosial partisipatif adalah pengendalian sosial yang dilakukan
dengan mengikutsertakan pelaku untuk melakukan penyembuhan atau perbaikan
perilaku. Misalnya kepada mantan pencuri yang ditugaskan menjadi aparat
keamanan.

E. Bentuk-bentuk Pengendalian Sosial


Banyak sekali bentuk-bentuk pengendalian sosial yang dilakukan oleh
masyarakat untuk mencegah terjadinya perilaku menyimpang.
1. Gosip
Gosip sering juga diistilahkan dengan desas-desus. Gosip merupakan
memperbincangkan perilaku negatif yang dilakukan oleh seseorang tanpa
didukung oleh fakta yang jelas. Gosip tidak dapat diketahui secara terbuka,
terlebih-lebih oleh orang yang merupakan objek gosip. Namun demikian gosip
dapat menyebar dari mulut ke mulut sehingga hampir seluruh anggota masyarakat
tahu dan terlibat dalam gosip. Misalnya gosip tentang perselingkuhan yang
dilakukan oleh Si A dengan Si B. Gosip seperti ini dalam waktu singkat akan
segera menyebar. Warga masyarakat yang telah mendengar gosip tertentu akan
terpengaruh dan bersikap sinis kepada orang yang digosipkan. Karena sifatnya
yang laten, biasanya orang sangat menjaga agar tidak menjadi objek gosip.
2. Teguran
Teguran biasanya dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap
seseorang atau sekelompok orang yang dianggap melanggar etika dan/atau
mengganggu kenyamanan warga masyarakat. Teguran merupakan kritik sosial
yang dilakukan secara langsung dan terbuka sehingga yang bersangkutan segera
menyadari kekeliruan yang telah diperbuat. Di dalam tradisi masyarakat kita
teguran merupakan suatu hal yang tidak aneh lagi. Misalnya teguran terhadap
sekelompok pemuda yang begadang sampai larut malam sambil membuat

6
kegaduhan yang mengganggu ketenteraman warga yang sedang tidur, teguran
yang dilakukan oleh guru kepada pelajar yang sering meninggalkan pelajaran, dan
lain sebagainya.

3. Sanksi atau Hukuman


Pada dasarnya sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat negatif
yang diberikan kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap telah
melakukan perilaku menyimpang. Misalnya pemecatan yang dilakukan terhadap
polisi yang terbukti telah mengonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan lain
sebagainya. Adapun manfaat dari sanksi atau hukuman antara lain adalah:
 Untuk menyadarkan seseorang atau sekelompok orang terhadap
penyimpangan yang telah dilakukan sehingga tidak akan mengulanginya lagi.
 Sebagai peringatan kepada warga masyarakat lain agar tidak melakukan
penyimpangan.
4. Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau
sekelompok orang untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar
mencapai taraf kedewasaan. Melalui pendidikanlah seseorang mengetahui,
memahami, dan sekaligus mempraktikkan sistem nilai dan sistem norma yang
berlaku di tengah-tengah masyarakat.
5. Agama
Agama mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk menjaga hubungan
baik antara manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan makhluk
lain, dan antara manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang baik
dapat dibina dengan cara menjalankan segala perintah Tuhan dan sekaligus
menjauhi segala larangan-Nya. Melalui agama ditanamkan keyakinan bahwa
melaksanakan perintah Tuhan merupakan perbuatan baik yang akan
mendatangkan pahala. Sebaliknya, melanggar larangan Tuhan merupakan
perbuatan dosa yang akan mendatangkan siksa. Dengan keyakinan seperti ini,
maka agama memegang peranan yang sangat penting dalam mengontrol perilaku
kehidupan manusia.

7
F. Lembaga Pengendalian Sosial
Jenis-jenis lembaga pengendalian sosial ada 6 macam yang sangat mendasar
yaitu sebagai berikut:
1. Lembaga Kepolisian
Polisi merupakan aparat keamanan dan ketertiban masyarakat yang ada
dalam hal ini bertugas pelindung terhadap ketertiban masyarakat.
2. Lembaga Kejaksaan
Lembaga kejaksaan pada hakikatnya merupakan lembaga formal yang
bertugas sebagai penuntut umum yaitu pihak yang melakukan penuntutan
terhadap mereka-mereka yang melakukan pelanggaran hukum berdasarkan tertib
hukum yang berlaku.
3. Lembaga Pengadilan
Lembaga pengadilan pada hakikatnya juga merupakan lembaga pengadilan
sosial formal yang bertugas untuk memeriksa kembali hasil penyidikan dan BAP
dari kepolisian serta menindaklanjuti tuntutan dari kejaksaan terhadap kasus
pelanggaran itu sendiri.
4. Lembaga KPK
KPK merupakan lembaga yang dibentuk untuk memberantas para korupsi di
tanah air.
5. Lembaga Adat
Penyimpangan perilaku diselesaikan berdasarkan aturan hukum adat yang
berlaku di bawah penyelenggaraan tokoh-tokoh adat setempat.
6. Tokoh-tokoh Masyarakat
Tokoh-tokoh masyarakat ini merupakan panutan sekaligus pengendali yang
dipatuhi oleh warga masyarakat yang lain. Usaha warga masyarakat untuk
memberikan opini dan penekanan terhadap pihak-pihak yang dianggap melanggar

8
ketentuan perundang-undangan yang berlaku baik yang disampaikan secara
langsung maupun tidak langsung disebut kontrol sosial.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengendalian sosial adalah proses yang digunakan oleh seseorang atau
kelompok untuk memengaruhi, mengajak, bahkan memaksa individu atau
masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat. Sistem hukum merupakan
aturan yang disusun secara resmi dan disertai sanksi tegas yang harus diterima
oleh seseorang yang melakukan penyimpangan. Singkatnya, pengendalian sosial
bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan
dalam masyarakat atau bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui
keserasian antara kepastian dengan keadilan.
Apabila nilai-nilai dan norma-norma sosial dijalankan semua masyarakat,
maka ketertiban sosial dalam masyarakat dapat terpelihara. Salah satu cara
menanamkan nilai dan norma sosial adalah melalui lembaga pendidikan dan
keluarga. Melalui lembaga tersebut anak diarahkan untuk meyakini nilai dan
norma sosial.
B. Kesimpulan
Pengendalian sosial adalah proses yang digunakan oleh seseorang atau
kelompok untuk memengaruhi, mengajak, bahkan memaksa individu atau
masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat. Sistem hukum merupakan
aturan yang disusun secara resmi dan disertai sanksi tegas yang harus diterima
oleh seseorang yang melakukan penyimpangan. Singkatnya, pengendalian sosial
bertujuan mencapai keserasian antara stabilitas dengan perubahan-perubahan

9
dalam masyarakat atau bertujuan untuk mencapai keadaan damai melalui
keserasian antara kepastian dengan keadilan.

DAFTAR PUSTAKA
Kamanto, Sunarto 2000. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Narwoko J. Dwi, Bagong Suyanto. 2011. Sosiologi Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Kencana Pranada Media Group.
http://belajarpsikologi.com/pengendalian-sosial/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_sosial/

10

Anda mungkin juga menyukai