Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

KONSEP PERUBAHAN SOSIAL DAN BENTUK-BENTUK PATOLOGI SOSIAL

Dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Patologi Sosial

Dosen Pengampu :

Achmad Rudi M., M.Pd

Disusun oleh :

1. Ali Mashan Abbas (2144510140)


2. Naily Nur Rochmah (2144510151)

FAKULTAS TARBIYAH PRODI BKPI


UNIVERSITAS AGAMA ISLAM AL-FALAH AS-SUNNIYYAH
(UAS) KENCONG-JEMBER
2023

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.


Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan ke hadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Tuhan
seluruh alam karena atas berkat rahmat dan kasih sayang-Nya penulis dapat menyelesaikan
Makalah berjudul “KONSEP PERUBAHAN SOSIAL DAN BENTUK-BENTUK
PATOLOGI SOSIAL”. Shalawat serta salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad ‫ﷺ‬
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
walaupun penulis telah berusaha menyajikan yang terbaik bagi pembaca. Oleh karena itu,
kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini dengan senang hati penulis terima.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca. Aamiin.

Kencong ,11 Mei 2023

Penulis

ii
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................... ii
Daftar Isi..................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang.............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 1
C. Tujuan........................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
A. Definisi perubahan sosial............................................................................... 2
B. Tipe-Tipe Perubahan...................................................................................... 2
C. Faktor pendorong dan Penghambat perubahan sosial.................................... 3
D. Pengertian Patologi Sosial............................................................................. 4
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Patologi Sosial..................................... 7
BAB III PENUTUP.................................................................................................... 10
A. Kesimpulan.................................................................................................... 10
Daftar Pustaka............................................................................................................ 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia adalah makhluk individu yang tidak dapat melepaskan diri dari hubungan
dengan manusia lain. Sebagai akibat dari hubungan yang terjadi di antara individu-individu
(manusia) kemudian lahirlah kelompok-kelompok sosial (social group) yangdilandasi oleh
kesamaan-kesamaan kepentingan bersama. Namun bukan berarti semuahimpunan manusia
dapat dikatakan kelompok sosial. Untuk dikatakan kelompok sosialterdapat persyaratan-
persyaratan tertentu. Dalam kelompok social yang telah tersusunsusunan masyarakatnya akan
terjadinya sebuah perubahan dalam susunan tersebut merupakansebuah keniscayaan. Karena
perubahan merupakan hal yang mutlak terjadi dimanapun tempatnya. Perubahan bisa terjadi
pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang mempengaruhi sistem
sosialnya, termasuk didalam nilai-nilai, sikap dan pola perilaku diantara kelompok-kelompok
dalam masyarakat.

Penyakit sosial atau penyakit masyarakat merupakan segala bentuk tingkah laku yang
di anggap tidak sesuai dan melanggar norma-norma umum, adat istiadat, hukum serta
Agama. Disebut sebagai penyakit karena gejala sosialnya yang terjadi di tengah masyarakat
terus meletus dan semakin hari semakin menjadi-jadi. Dapat pula disebut sebagai
struktur sosial yang terganggu fungsinya, disebabkan oleh faktor-faktor sosial. Masalah sosial
yang biasa juga disebut sebagai disintegrasi sosial atau disorganisasi sosial adalah salah satu
diskursus polemic lama yang senantiasa muncul di tengah-tengah kehidupan social yang di
sebabkan dari produk kemajuan teknologi, industrialisasi, globalisasi, dan urbanisasi.
Polemik tersebut berkembang dan membawa dampak tersendiri
sepanjang masa. Masalah sosial yang dimaksud adalah gejala-gejala yang normal dalam
masyarakat, seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat (stratifikasi
sosial), pranata sosial, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan,serta realitasnya.
Tentunya secara alamiah tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal dan disebut
sebagai gejala abnormal atau gejala patologis. Hal itu disebabkan komponen-komponen
masyarakat yang tidak dapat berfungsi (di fungsi) sebagaimana mestinya sehingga
menimbulkan kekecewaan yang besar bahkan penderitaan. Gejala-gejala tersebut disebut
masalah sosial.

iv
Al-qur’an sebagai kitab suci ummat Islam memuat seluruh aturan berkehidupan
manusia baik yang berhubungan dengan Allah (ibadah) , dan sesama manusia (muamalah),
dan alam semesta. Islam sebagai agama yang mengatur segala bentuk aktivitas orang muslim
memberikan rambu-rambu, pembatas akan perkara-perkara yang dilarang dan tidak boleh
dilanggar oleh para orang muslim. Rambu dan aturan ini adalah ketetapan Allah yang
disampaikan oleh utusan yang mulia, Nabi Muhammad Saw. sebagai suri teladan manusia,
sampai hari akhir nantinya. Pelajaran yang Rasul sampaikan adalah akhlak, kepada Allah dan
makhluk-Nya. Kepada Allah manusia beribadah, kepada makhlauk-Nya munusia dan alam
semesta saling mengenal dan menjaga dalam berbagai hubungan, politik, budaya, seni,
ekonomi dan pengetahuan.

Hubungan antar manusia yang terjalin dalam ikatan sosial masyarakat menimbulkan
berbagai persoalan baru, dipercepat dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan
teknologi saat ini. Perkembangan tersebut selain membawa kemudahan dalam berkehidupan
dengan manfaat-manfaatnya yang positif, juga membawa dampak dampak yang negatif
seperti penyimpangan atau penyalahgunaan teknologi, korupsi, pergaulan bebas, miras, dll.

Hubungan sosial yang tidak sehat adalah dampak dari tidak mampunya diri
menempatkan posisi dalam perkembangan yang cepat ini. Seseorang dikatakan sakit jika ia
tidak lagi mampu beraktivitas seperti biasanya dalam berkehidupan sehari-hari, baik dirumah,
sekolah, tempat kerja atau lingkungan sosialnya. Hal tersebut akan berdampat pada
penghabat aktivitas pembangunan, karena tidak lagi produktif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dengan perubahan sosial dan pembangunan?
2. Sebutkan tipe-tipe dari perubahan sosial?
3. Faktor-faktor apa yang dapat mendorong dan menghambat perubahan sosial?
4. Apakah pengertian patologi sosial?
5. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi patologi sosial?
C. Tujuan
1. ingin mengetahui macam-macam definisi dari perubahan social dan pembangunan.
2. ingin mengetahui tipe-tipe deri perubahan sosial dari masyarakat.
3. ingin mengetahui factor pendorong dan penghambat perubahan social dan
pembangunan. 
4. Untuk mengetahui pengertian patologi sosial.
5. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi patologi sosial.

v
BAB II
PEMBAHASAN

A.Definisi Perubahan Sosial
Berikut ini ialah beberapa pengertian perubahan sosial menurut pendapat ahli social.
1. Selo Soemardjan
Perubahan sosial merupakan perubahan-perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga
kemasyarakatan dalam suatu masyarakat yang memengaruhi sistem sosialnya, termasuk
nilai,sikap-sikap sosial, dan pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam
masyarakat.
2. Mac Iver
Perubahan sosial adalah perubahan-perubahan yang terjadi dalam hubungan (social
relation),atau perubahan terhadap keseimbangan hubungan social.
3. Gillin dan Gillin
Perubahan sosial adalah perubahan yang terjadi sebagai suatu variasi dari cara hidup yang
telah diterima karena adanya perubahan kondisi geografi, kebudayaan material,
komposisi penduduk, ideologi, maupun adanya difusi atau penemuan penemuan baru
dalam masyarakat.
4. William F. Ogburn
Perubahan sosial adalah perubahan yang mencakup unsur-unsur kebudayaan baik material
maupun immaterial yang menekankan adanya pengaruh besar dari unsur-unsur
kebudayaan material terhadap unsur-unsur immaterial.Dapat disimpulkan bahwa
perubahan sosial adalah perubahan yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat yang
termasuk perubahan sistem nilai dan norma sosial,
sistem pelapisan sosial, struktur sosial, proses-proses sosial, pola
dan tindakan sosial warga masyarakat serta lembaga-lembaga kemasyarakatan. Perubahan
sosial adalah proses di mana terjadi perubahan struktur dan fungsi suatu sistem sosial.
Perubahan tersebut terjadi sebagai akibat masuknya ide-ide pembaruan yang diadopsi oleh
para anggota sistem sosial yang bersangkutan. Proses perubahan sosial biasa tediri dari
tiga tahap:
1. Invensi, yakni proses di mana ide-ide baru diciptakan dan dikembangkan.
2. Difusi, yakni proses di mana ide-ide baru itu dikomunikasikan ke dalam sistem sosial.
3. Konsekuensi, yakni perubahan-perubahan yang terjadi dalam sistem sosial sebagai
akibat pengadopsian atau penolakan inovasi. Perubahan terjadi jika penggunaan
atau penolakan ide baru itu mempunyai akibat.
B. Tipe-Tipe Perubahan
Terdapat tiga tipe perubahan yaitu: perubahan peradaban, perubahan, budaya dan perubahan
sosial.
1.Perubahan peradaban
 Ada seorang arkeolog yang bernama V. Gordon Childe, ia mendefinisikan peradaban sebagai
suatu transformasi elemen-elemen budaya manusia, yang berarti transformasi dalam
penguasaan tulis-menulis, metalurgi, bangunan arsitektur monumental, perdagangan jarak

vi
jauh, standar pengukuran panjang dan berat, ilmu hitung, alat angkut, cabang-cabang seni
dan para senimannya, surplus produksi,system pertukaran atau barter dan penggunaan
bajak atau alat bercocok tanam lainnya. Perubahan peradaban yang dimaksud pada alinea
sebelumnya, prosesnya harus didesain dengan kesadaran, kesengajaan, kebersamaan, dan
komitmen, yang didasarkan atas nilai-nilai kehidupan yang benar. Selanjutnya melalui
pendidikanlah, kita dapat berharap wujudnya yaitu dengan mencerdaskan kehidupan bangsa.
Kehidupan yang cerdas inilah yang patut menjadi dasar sebuah peradaban yang kokoh dan
sehat. Pendidikan adalah syarat mutlak berkembangya peradaban. Tanpa pendidikan yang
memadai, tidak aka nada SDM yang mampu membawa perubahan peradaban ke arah yang
lebih baik.
2.Perubahan kebudayaan
  Pengertian perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi
karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda sehingga
tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.Contoh: Masuknya mekanisme
pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian tradisional seperti teknik
menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller” dipabrik penggilingan padi.
Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi kehilangan pekerjaan. Semua terjadi karena
adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak berfungsi lagi,sehingga
menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat. Perubahan dalam kebudayaan
mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan, teknologi danfilsafat bahkan
perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan organisasi social. Perubahan kebudayaan akan
berjalan terus-menerus tergantung dari dinamika masyarakatnya.
C. Faktor pendorong dan Penghambat perubahan sosial
Berikut adalah penjelasan faktor-faktor perubahan sosial berdasarkan arah timbulnya
pengaruh.
1. Faktor Internal
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari dalam masyarakat (sebab
intern).
a. Dinamika penduduk, yaitu pertambahan dan penurunan jumlah penduduk. b. Adanya
penemuan-penemuan baru yang berkembang di masyarakat. Munculnya berbagai bentuk
pertentangan (conflict ) dalam masyarakat.
c. Terjadinya pemberontakan atau revolusi sehingga mampu menyulut
terjadinya perubahan- perubahan besar.
2. Faktor Eksternal
Berikut ini sebab-sebab perubahan sosial yang bersumber dari luar masyarakat (sebab
ekstern). a. Adanya pengaruh bencana alam. b. Adanya peperangan, baik perang saudara
maupun perang antar negara dapat menyebabkan perubahan, rubahan yang sangat berarti.
c. Adanya pengaruh kebudayaan masyarakat lain. Adapun fakator-faktor yang
mendorong dan menghambat perubahan sosialialah sebagai berikut:
1. Faktor Pendukung Proses Perubahan

vii
Faktor pendorong tersebut menurut Soerjono Soekanto antara lain: a. Kontak dengan
kebudayaan lain. b. Sistem pendidikan formal yang maju. c. Sikap menghargai hasil karya
seseorang dan keinginan untuk maju. d. Toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang
menyimpang (deviation). e. Sistem terbuka pada lapisan masyarakat. f. Adanya penduduk
yang heterogen. g. Ketidak puasan masyarakat terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu.
h. Adanya orientasi ke masa depan.
2. Faktor Penghambat Proses Perubahan
Ada faktor penghambat terjadinya proses perubahan tersebut. Faktor penghalang tersebut
antara lain: a. Perkembangan ilmu pengetahuan yang lambat. b. Sikap masyarakat yang
tradisional. c. Adanya kepentingan yang telah tertanam dengan kuatnya. d. Adanya prasangka
buruk terhadap hal-hal baru. e. Adat atau kebiasaan.
D. Pengertian Patologi Sosial
1.Secara Bahasa
Secara bahasa berasal dari bahasa Yunani yaitu dari kata Phatos yang berarti penderitaan atau
penyakit, dan Logos yang berarti ilmu. Patologi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
diartikan dengan ilmu tentang Penyakit.Jadi, patologi berarti ilmu tentang penyakit.
Sementara itu, sosial adalah tempat atau wadah pergaulan hidup antar manusia
yang perwujudannya berupa kelompok manusia atau organisasi, yakni individu atau manusia
yang berinteraksi atau berhubungan
secara timbal balik, bukan manusia dalam arti fisik. Olehkarena itu, pengertian patologi sosial
adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap“sakit”, disebabkan oleh faktor sosial
atau ilmu tentang asal usul dan sifat-sifatnya, penyakityang berhubungan dengan hakikat
adanya manusia dalam hidup masyarakat. Hal ini senadadengan apa yang dikemukakan oleh
Kartini Kartono bahwa patologi sosial adalah semuatingkah laku yang bertentangan
dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan,moral,
hak milik, solidaritas keluarga, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, dan hukum
formal.
2.Secara Istilah
Secara Istilah Menurut istilah patologi merupakan cabang bidang kedokteran yang berkaitan
dengan ciri-ciri dan perkembangan penyakit melalui analisis perubahan fungsi atau keadaan
bagian tubuh. Bidang patologi terdiri atas patologi anatomi dan patologi klinik. Sedangkan
kata sosial adalah berkenaan dengan masyarakat, istilah sosial sering dikaitkan dengan hal-
hal yang berhubungan manusia dan masyarakat, seperti kehidupan kaum miskin di kota,
kehidupan kaum berada, kehidupan nelayan dan seterusnya. Sedangkan ilmusosial adalah
ilmu yang mempelajari tentang hubungan antar individu dengan individu, individu dengan
kelompok, individu dengan masyarakat serta kelompok dengan kelompok lainya. Jadi,
patologi sosial adalah sebagai ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap sakit yang
disebabkan oleh faktor-faktor sosial yang dapat membuat kondisi sosial mengalami instabil.
3.Patologi Sosial Menurut Para Ahli
Menurut Kartini Kartono Patologi sosial adalah semua tingkah laku yang bertentangan
dengan norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik,solidaritas
kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplinkebaikan dan hukum formal. Sedangkan

viii
menurut Sigmund Freud (1856-1939), Patologi sosial adalah perilaku menyimpang yang
ditandai adanya pola-pola kepribadian yang inadekuat disertai dengan pengalaman-
pengalaman atau konflik-konflik ketidak sadaran antata komponen-komponen
kepribadian ide, ego dan super ego. Dollard juga berpendapat bahwa Patologi sosial adalah
penyimpangan perilaku yang disebabkan oleh adanya agresif sebagai akibat rasa frustasi yang
muncul karena ketidak puasan dalam diri sendiri. Di era globalisasi dan informasi ini,
perubahan masyarakat lebih cepat jika dibandingkan dengan pemecahan permasalahan
masyarakat.
Manusia sekarang ini tengah disibukkan dengan kebutuhan untuk semakin bersaing
kompetitif dalam aneka ragam tantangan, bahkan sampai berkorban jiwa dan raga.
Perkembangan ilmu pengetahuan juga melahirkan berbagai macam penemuan dan
pembaruan di bidang teknologi dan informasi yang nantinya akan mengajak manusia
berubah untuk mengikuti kepentingan diri sendiri. Dalam ilmu sosial, perubahan yang terjadi
dalam masyarakat inilah yang disebut dengan perubahan sosial. Perubahan sosial dapat
berupa perubahan sosial ke arah positif dan negatif. Kedua bentuk perubahan ini sangat
rentan terjadi di masyarakat. Perubahan sosialyang cenderung ke positif adalah suatu
hal yang harus dimiliki oleh setiap masyarakat,namun perubahan sosial yang mengarah ke
negatif seperti penyakit masyarakat adalah suatu masalah yang harus dihindari. Dalam hal ini,
Simuh mengatakan bahwa perubahan sosialyang bersifat negatif ini timbul
dari kenyataan akan adanya unsur-unsur yang saling bertentangan di dalam kehidupan
bermasyarakat. Semakin meningkatnya gejala patologi sosial di suatu masyarakat, kondisi
masyarakatakan semakin tidak stabil. Berbagai macam permasalahan sosial yang kita baca di
media cetak dan disaksikan di media elektronik seakan-akan mengancam ketenteraman
kita bersama. Hassan Shadily mengatakan bahwa gangguan masyarakat ini merupakan
kejahatan. Kenakalan remaja, kemiskinan, dan lain sebagainya merupakan hal yang harus
dicarikansolusinya. Gillin dan Gillin sebagaimana yang diungkapkan oleh Salmadanis,
memberikan batasan tentang patologi sosial, yaitu pertama, patologi sosial adalah salah satu
kajian tentang disorganisasi sosial atau maladjustment yang dibahas dalam arti luas, sebab,
hasil, dan usaha perbaikan atau faktor-faktor yang dapat mengganggu atau
mengurangi penyesuaian sosial, seperti kemiskinan, pengangguran, lanjut usia, penyakit
rakyat, lemah ingatan atau pikiran, kegilaan, kejahatan,perceraian,pelacuran,ketegangan-
ketegangan dalam keluarga,dan lain sebagainya. Kedua, patologi sosial berarti penyakit
penyakit masyarakat atau keadaan abnormal pada suatu masyarakat. Banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya penyakit di dalam masyarakat. Hal ini dibuktikan dengan hasil
penelitian yang menyatakan bahwa gangguan mental cukup besar kontribusinya terhadap
waktu produktif dan ekonomi. Menurut Vebrianto, patologi sosial mempunyai dua arti.
Pertama, patologi sosial berarti suatu
penyelidikan disiplin ilmu pengetahuan tentang disorganisasi sosial dan social maladjustment
, yang di dalamnya membahas tentang arti, eksistensi, sebab, hasil, maupun tindakan
perbaikan (treatment)terhadap faktor-
faktor yang mengganggu atau mengurangi penyesuaian sosial (social adjustment).
Kedua, patologi sosial berarti keadaan sosial yang sakit atau abnormal padasuatu masyarakat.
Indonesia sedang mengalami perubahan sosial yang sangat cepat akibat pertemuan
dua kebudayaan masyarakat dunia. Hal ini memungkinkan karena perkembangan teknologi
yang begitu cepat. Hakikat perubahan dari percepatan itu mempunyai konsekuensi-
konsekuensi pribadi, psikologis, serta sosial. Hakikat perubahan adalah faktor kekuatan yang

ix
dapat menjadi integrasi dan disorganisasi. Pertentangan dua kekuatan ini perlu dicermati.
Menurut Pembukaan UUD 1945, dijelaskan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar
dipelihara oleh negara. Akan tetapi, bentuk pelaksanaan dan penerapan undang-undang ini
tidak begitu jelas adanya sehingga orang orang yang dijelaskan dalam kalimat Pembukaan
UUD 1945 ini masih banyak terlihat dengan kehidupan yang sangat menyedihkan.
Adapun istilah atau konsep lain untuk patologi sosial adalah masalah sosial,disorganisasi
sosial/social disorganization/disintegrasi sosial, social maladjustment,sociopathic,
abnormal, atau sociatry/sosiatri. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa patologi adalah sem
ua tingkah laku sosial (masyarakat) yang bertentangan dengan norma kebaikan, stabilitas
lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik,solidaritas kekeluargaan,hidup rukun
bertetangga, disiplin, kebaikan, dan hukum formal. Berbagai bentuk patologi sosial yang
diungkapkan oleh para pakar ilmu sosial, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya,
merupakan masalah yang sering terjadi di negeri ini. Patologi sosial belakangan ini bukan
saja dilakukan oleh masyarakat miskin,namun para pejabat
juga telah membuat penyakit kepada masyarakat, seperti melakukan KKN(korupsi,kolusi,
dan nepotisme), yang sangat merugikan masyarakat dan negara. Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi ikut serta mengancam jiwa masyarakat, yang nantinya
menimbulkan berbagai macam masalah negatif yang meresahkan masyarakat.
Perkembangan teknologi membuat semakin mudahnya akses ke berbagai sumber informasi,
termasuk informasi yang terkait dengan pornografi. Pornografi ini dapat mengarahke
terjadinya perzinaan, pemerkosaan, prostitusi, pelecehan seksual terhadap anak kecil, dan
lainlain. Dengan demikian, masalah ini harus dicegah sedini mungkin agar tidak
menjalar kepada masyarakat lainnya.
4. Konsep patologi dalam Al-Qur’an
Konsep patologi sosial dalam al-qur’an adalah segala penyakit sosial yang tidak
sesuai dengan isi kandungan al-quran, yakni apa-apa yang dilarang oleh Allah dalam al-
qur’an, yakni yang berbuat fasik, durhaka, kerusakan. Al-Fasiq.

Fasiq, orang yang menyimpang dari kebenaran, melakukan perbuatan maksiat, atau
mengerjakan dosa besar. Pengertian fasiq secara esensial terkandung dalam kata kafir.
Sehingga disepakati dalam teologi Islam bahwa setiap kafir pasti fasiq.
Ayat terkait patologi sosial

Al-baqarah (2): 11-12

‫]َأاَل ِإنَّ ُه ْم ُه ُم‬٢:١١[ ‫صلِ ُحو َن‬


ْ ‫ض قَالُوا ِإمَّنَا حَنْ ُن ُم‬
ِ ‫اَأْلر‬
ْ ‫يِف‬ ‫وا‬‫د‬ُ ِ ‫وِإ َذا قِيل هَل م اَل ُت ْف‬
‫س‬ ُْ َ َ
]٢:١٢[ ‫ال ُْم ْف ِس ُدو َن َوٰلَ ِكن اَّل يَ ْشعُُرو َن‬
11. Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka
bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan".
12. Ingatlah, sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi
mereka tidak sadar.

x
Al-Baqarah :26-27
ِ َّ
ُ‫ين َآمنُ وا َفَي ْعلَ ُم و َن َأنَّه‬
َ ‫ فَ ََّأما الذ‬ ۚ‫وض ةً فَ َم ا َف ْو َق َها‬
َ ُ‫ب َمثَاًل َّما َبع‬ ْ َ‫ِإ َّن اللَّهَ اَل يَ ْس تَ ْحيِي َأن ي‬
َ ‫ض ِر‬
ِ ‫ ي‬ ۘ ‫ و ََّأما الَّ ِذين َك َف روا َفي ُقولُ و َن م اذَا َأراد اللَّه هِب ٰ َذا مثَاًل‬ ۖ‫احْل ُّق ِمن َّرهِّبِم‬
‫ض ُّل بِ ِه َكثِ ًريا‬ ُ َ َ ُ ََ َ َ ُ َ َ ْ َ
‫ض و َن َع ْه َد اللَّ ِه ِمن َب ْع ِد‬
ُ ‫ين يَن ُق‬
ِ َّ
َ ‫]الذ‬٢:٢٦[ ‫ين‬
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫ َو َم ا يُض ُّل بِ ه ِإاَّل الْ َفاس ق‬ ۚ‫َو َي ْه دي بِ ه َكث ًريا‬
ِ ‫ك هم اخْل‬
[ ‫اس ُرو َن‬ ‫ِميثَاقِ ِه وي ْقطَع و َن م ا َأم ر اللَّه بِ ِه َأن يوص ل وي ْف ِس ُدو َن يِف اَأْلر ِ ِٰئ‬
َ ُ ُ َ َ‫ ُأول‬ ۚ‫ض‬ ْ َُ َ َ ُ ُ ََ َ ُ ََ
]٢:٢٧
26. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih
rendah dari itu. Adapun orang-orang yang beriman, maka mereka yakin bahwa
perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: "Apakah
maksud Allah menjadikan ini untuk perumpamaan?". Dengan perumpamaan itu banyak
orang yang disesatkan Allah, dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang
diberi-Nya petunjuk. Dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik,
27.(yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan
memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan
membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi.

Ali-Imron (3): 63

ِِ ِ‫فَِإن َتولَّوا فَِإ َّن اللَّه عل‬


َ ‫يم بِال ُْم ْفسد‬
]٣:٦٣[ ‫ين‬ ٌ َ َ َْ
63. Kemudian jika mereka berpaling (dari kebenaran), maka sesunguhnya Allah Maha
Mengetahui orang-orang yang berbuat kerusakan.

Al-Maidah (5): 49

‫َأنز َل‬ َ ُ‫اح َذ ْر ُه ْم َأن َي ْفتِن‬


ِ ‫وك َعن َب ْع‬
َ ‫ض َما‬ ْ ‫َأنز َل اللَّهُ َواَل َتتَّبِ ْع َْأه َواءَ ُه ْم َو‬
‫مِب‬
َ ‫اح ُكم َبْيَن ُهم َا‬
ِ
ْ ‫َوَأن‬
ِ ‫ َوِإ َّن َكثِ ًريا ِّم َن الن‬ ۗ‫ض ذُنُوهِبِ ْم‬
‫َّاس‬ ِ ‫يد اللَّه َأن ي‬
ِ ‫ص َيب ُهم بَِب ْع‬ ْ َ‫ فَِإن َت َولَّْوا ف‬ ۖ‫ك‬
ُ ُ ُ ‫اعلَ ْم َأمَّنَا يُِر‬ َ ‫اللَّهُ ِإلَْي‬
ِ ‫لََف‬
]٥:٤٩[ ‫اس ُقو َن‬

xi
49. Dan hendaklah kamu memutuskan perkara di antara mereka menurut apa yang
diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan berhati-hatilah
kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari sebahagian apa yang
telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling (dari hukum yang telah diturunkan
Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya Allah menghendaki akan menimpakan
mushibah kepada mereka disebabkan sebahagian dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya
kebanyakan manusia adalah orang-orang yang fasik.

Interpretasi ayat

Ayat tersebut adalah sebagian dari ayat-ayat yang menjelaskan tentang ancaman bagi
mereka yang berbuat fasik. Perbuatan fasik tibul dari berpalingnya manusia dari wahyu,
menuruti hawa nafsu, menyalahi ketentuan hukum Allah. Berpalingnya manusia dari wahyu,
jalan yang telah Allah tunjukkan melalui Nabi. Menjadikan manusia terjerumus dalam
kefasikan dan tersesat dengan kemaksiatan karena mengikuti hawa nafsu. Maka muncullah
sikap mental korupsi, penyakit jiwa atau psikis stres, prostitusi, dll.

Tafsir Ibnu Katsir

Tafsir dari ayat 12-13 surat al baqarah, menurut Ibnu Katsir, dari As-Suddi
menceritakan, dari Abu Malik dan dari Abu Shalih, dari Ibnu Abbas, dari Murrah ath-Thabib
al-Hamdani, dari Ibnu Masud, dari beberapa sahabat Nabi , mengenai firman Allah: wa idzaa
qiila laHum laa tufsiduu fil ardli qaaluu innamaa nahnu mush-lihuun (“Dan bila dikatakan
kepada mereka: “Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi “. Mereka menjawab:
“Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan”) ia mengatakan: “Mereka itu
adalah orang-orang munafik. Sedangkan kerusakan yang dimaksud adalah kekufuran dan
kemaksiatan.”

Mengenai firman-Nya, wa idzaa qiila laHum laa tufsiduu fil ardli; dan jika dikatakan
kepada mereka: ‘Janganlah kalian membuat kerusakan di muka bumi,”) Abu Ja’far
menceritakan, dari ar-Rabi’ bin Anas, dari Abu al-‘Aliyah, ia mengatakan: “Artinya,
janganlah kalian berbuat maksiat di muka bumi ini. Kerusakan yang mereka buat itu berupa
kemaksiatan kepada Allah, karena barangsiapa yang berbuat maksiat kepada Allah atau
memerintahkan orang lain untuk bermaksiat kepada-Nya, maka ia telah berbuat kerusakan di
bumi, karena kemaslahatan langit dan bumi ini terletak pada ketaatan.”

“sesungguhnya kami (orang munafik), orang-orang yang berbuat kebaikan” dengan


makna lain “kami hendak bermaksud menjadi juru penengah antara kedua golongan, muslim

xii
dan kuffar” menurut Muhammad ibnu Ishaq, dari Muhammad ibnu Abu Muhammad, dari
Ikrimah atau Sa’id ibnu Jubair, dari Ibnu Abbas, dan anggapan itu dibantah dengan ayat
berikutnya.

Hanya saja hal yang mereka duga sebagai perbaikan dan perdamaian itu, adalah
kerusakan itu sendiri, tetapi karena kebodohan mereka, mereka tidak merasa, hal itu sebagai
kerusakan.

Ayat 26 Ab Ja’far Ar-Razi dari ar-Rabi’ ibnu Anas menjelaskan bahwa ayat ini
menjelaskan tentang nyamuk sebagai perumpamaan dunia, saat telah kenyang dengan
kenikmatan maka ia mati, atau saat berlimpah ruah dengan dunia Allah mengazabnya. Ayat
27 menjelaskan tentang orang-orang yang melanggar perjanjian Allah, adayang mengatakan
mereka adalah golongan Khawrij. Fasik secara bahasa sama dengan khawarij yakni
membangkang.

Surat Ali- Imron 63, menjelaskan bahwa Allah pasti akan membalas segala perbuatan
itu dengan balasan yang seburuk-buruknya.

Surat al-Maidah 49, waspadalah terhadap musuh orang-orang yahudi itu, jangan biarkan
mereka memalsukan perkara yang hak melalui berbagai perkara yang mereka ajukan
kepadamu, jangan kamu terperdaya oleh mereka, karena mereka adalah orang pendusta, kafir
lagi khianat.
A.Kajian Teori
Untuk mengawali kajian teori ini, berikut akan dijelaskan secara singkat beberapa pendapat
ahli tentang masalah patologi sosial dan masalah sosial.
a. Patologi sosial adalah suatu gejala ketika tidak ada persesuaian antara berbagai
unsur dari suatu keseluruhan sehingga dapat membahayakan kehidupan kelompok
atau merintangi pemuasan keinginan fundamental dari anggota
anggotanya. Akibatnya, pengikatan sosial patah sama sekali.
b. Blackmar dan Billin (1923) menyatakan bahwa patologi sosial merupakan kegagalan
individu dalam menyesuaikan diri terhadap kehidupan sosial dan ketidak mampuan
struktur dan institusi sosial melakukan sesuatu bagi perkembangan kepribadian.
c. Menurut Soerjono Soekanto, masalah sosial adalah suatu ketidak sesuaian antara
unsur-unsur kebudayaan atau masyarakat yang membahayakan kelompok sosial.
d. Blumer (1971) dan Thompson (1988), menyatakan bahwa masalah sosial adalah suatu
kondisi yang dirumuskan atau dinyatakan oleh suatu entitas berpengaruh yang
mengancam nilai-nilai suatu masyarakat dan kondisi itu diharapkan dapat diatasi
melalui kegiatan bersama.

xiii
Jadi, yang memutuskan bahwa sesuatu itu merupakan masalah sosial atau bukan adalah
masyarakat yang kemudian disosialisasikan melalui suatu entitas. Tingkat keparahan
sosial yang terjadi dapat diukur dengan membandingkan antara sesuatu yang ideal dan
realitas yang terjadi. Contohnya adalah masalah kemiskinan yang dapat didefinisikan
sebagai suatu standar tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya tingkat kekurangan suatu
materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan
umum yang berlakudi masyarakat yang bersangkutan.

Selanjutnya, masalah sosial dibedakan menjadi tiga macam sebagai berikut.


a. Konflik dan kesenjangan, seperti kemiskinan, kesenjangan, konflik antar kelompok,
pelecehan seksual, dan masalah sosial.
b. Perilaku menyimpang, seperti kecanduan obat terlarang, gangguan mental, kejahatan,
kenakalan remaja, dan kekerasan pergaulan.
c. Perkembangan manusia, seperti masalah keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti
urbanisasi), dan kesehatan seksual.
Salah satu penyebab utama timbulnya masalah sosial adalah pemenuhan akan kebutuhan
hidup. Maksudnya adalah bahwa jika seseorang gagal memenuhi kebutuhan hidupnya, ia
akan cenderung melakukan tindakan kejahatan dan kekerasan seperti mencuri, berjudi,
dan lain sebagainya.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Patologi Sosial
Berbagai macam pendapat dari para ahli tentang masalah-masalah sosial, pada intinya
mengacu pada penyimpangan dari berbagai bentuk tingkah laku yang dianggap sebagai
sesuatu yang tidak normal dalam masyarakat. Dari berbagai pendapat para ahli, dapat
disimpulkan bahwa patologi sosial adalah semua tingkah laku yang bertentangan dengan
norma kebaikan, stabilitas lokal, pola kesederhanaan, moral, hak milik, solidaritas
kekeluargaan, hidup rukun bertetangga, disiplin, kebaikan, dan hukum formal. Sementara itu,
masalah sosial ialah penyakit masyarakat yang diartikan sebagai semua tingkah laku yang
melanggar norma-norma dalam masyarakat dan dianggap mengganggu,merugikan, serta tidak
dikehendaki oleh masyarakat. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa masalah sosial
adalah:
a. semua bentuk tingkah laku yang melanggar atau memerkosa adat-istiadat
masyarakat(dan adat-istiadat tersebut diperlukan untuk menjamin kesejahteraan hidup
bersama);
b. situasi yang dianggap oleh sebagian besar dari warga masyarakat
sebagaimengganggu, tidak dikehendaki, berbahaya, dan merugikan orang banyak.
Apabila dicermati dari simpulan di atas, adat-istiadat dan kebudayaan itu mempunyai
nilai pengontrol dan nilai sanksional terhadap tingkah laku anggota masyarakatnya. Oleh
karena itu, tingkah laku yang dianggap tidak cocok,melanggar norma dan adat-istiadat,

xiv
atau tidak terintegrasi dengan tingkah laku umum dianggap sebagai masalah sosial. Pada
dasarnya permasalahan penyakit masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor  berikut.
a. Faktor Keluarga
Keluarga merupakan cermin utama bagi seorang anak. Faktor keluarga disini meliputi
bagaimana orang tua dalam mendidik seorang anak, perhatian orang tua terhadap
anak, interaksi orang tua dengan anak, keadaan ekonomi keluarga, serta kepedulian
orang tua terhadap anak. Di sini, orang tua sangat berperan penting dalam mendidik
seorang anak untuk menjadikan anak tumbuh dengan baik dan tidak
terjerumus ke dalam penyakit-penyakit masyarakat. Keluarga merupakan tempat
dimana anak atau orang pertam kali melakukan
interaksi dengan orang lain. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat kuat
dalam pembentukkan watak (perangai) seseorang.
Oleh karena itulah keadaan keluarga sangat mempengaruhi perilaku orang yang
menjadi anggota keluarga tersebut. Dalam keluarga yang broken
home biasanya hubungan antar angota keluarga menjadi tidak harmonis. Keadaan
keluarga tidak memberikan ketentraman dan kebahagiaan pada anggota keluarga.
Akibatnya setiap anggota keluarga cenderung berperilaku semaunya, dan mencari
kebahagiaan di luar keluarga. Sehingga norma norma sudah
tidak lagi menjadi pijakkan dalam setiap perbuatannya.Oleh karena itu, sangat
dianjurkan kepada semua orang tua untuk mendidik anak-anaknya dengan baik dan
memberikan perhatian yang penuh terhadap anak.
b. Faktor Lingkungan
Lingkungan merupakan faktor kedua yang berpengaruh terhadap munculnya penyakit
-penyakit masyarakat. Misalnya, seseorang yang berada di lingkungan yang tidak  bai
k, seperti lingkungan pemabuk, pemain judi, dan senang berkelahi, cepat atau lambat
akanmudah terjerumus ke dalam kumpulan orang-orang tidak baik itu. Norma
(aturan) yang tidak ditegakkan di dalam masyarakat juga ikut menyumbang
munculnya penyakit-penyakit sosial.
c. Faktor Persoalan Ekonomi
Tidak terpenuhinya kebutuhan ekonomi dapat mendorong orang melakukan
kegiatanapa saja, asal bisa memperoleh sesuatu yang dapat digunakan untuk
memenuhi kebutuhan ekonominya. maka Tidak jarang orang menghalalkan segala
cara untuk mendapatkan uang atau sesuatu yang dianggap data memenuhi keinginan
nafsunya.
d. Faktor Pelampiasaan
Rasa Kekecewaan Sering kali orang yang kecewa dapat menimbulkan perilaku di luar
kendali orang yang bersangkutan tersebut,bahkan tidak lagi menghiraukan norma-
norma-norma maupun aturan kemasyarakatan. Misalnya: orang putus cinta, seorang
anak yang ingin memiliki sepedamotor tetapi terpenuhi karena keadaan ekonomi yang
tidak menjamin dan lain sebagainya.
e. Faktor Ketidak Sanggupan
Menyerap Nilai dan Norma yang Berlaku Hal ini umumnya terjadi pada para
pendatang baru (penduduk baru) di lingkungan yang baru. Karena ketidap
sanggupannya menyerap dan memahami nilai dan norma yang berlaku dilingkungan
barunya, sehingga akibat cenderung untuk melakukan sesuatu yang tidak diharapkan
oleh masyarakat setempat.

xv
f. Faktor Pengaruh Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi selain membawa efek yang positif juga banyak menimbulkan
dampak yang negative terutama bagi anak-anak yang masih labil yang belum bisa
memanfaatkan Teknologi secara bijak. Televisi misalnya sering kali menayangkan
film-film yang tidak  pantas di tonton oleh anak-anak misalnya: Porno, film kekerasan
dan lain sebagainya, belum lagi internet yang di era ini sudah sangat terbuka dan tidak
ada dinding pemisah antara tayangan yang positif dan tayangan yang negative.
g. Faktor Pendidikan
Pendidikan merupakan modal utama yang sangat diperlukan bagi seseorang
untuk menjalankan hidupnya dengan baik, baik itu pendidikan
formal (pendidikan di sekolah) maupun nonformal (pendidikan dalam keluarga,
lingkungan masyarakat dan pergaulan). Dengan pendidikan, seseorang akan
mengetahui mana yang baik dan buruk, mengetahui mana yang harus
dilakukan dan yang tidak seharusnya dilakukan sehingga tidak akan terjerumus ke
dalam permasalahan penyakit-penyakit masyarakat.
Kenakalan remaja, seperti perkelahian, pencurian, dan lainnya yang ada di
daerah biasanya dilakukan oleh anak-anak yang kurang mendapat perhatian dari orang tua
, terpengaruh oleh lingkungan yang buruk dan kurangnya pendidikan yang mereka miliki.
Anak-anak yang tidak melanjutkan sekolah (hanya lulus SD atau SMP), tidak bekerja,
dan ditinggal oleh orang tua juga rentan terjerumus ke dalam penyakit-penyakit
masyarakat. Sebagian orang berpendapat bahwa pertimbangan dan nilai (value dan
judgement mengenai baik dan buruk atau jahat) itu sebenarnya bertentangan dengan ilmu
pengetahuan yang objektif. Pada dasarnya, penilaian itu sifatnya sangat subjektif. Oleh
karena itu, ilmu pengetahuan murni harus meninggalkan generalisasi-generalisasi etis
dan penilaian etis(susila, baik dan buruk atau jahat). Sebaliknya, kelompok lain
berpendapat bahwa dalam kehidupan sehari-hari, manusia dan kaum ilmuwan
tidak mungkin tidak menggunakan pertimbangan nilai, sebab opini mereka
merupakan keputusan yang dimuati dengan penilaian-penilaian tertentu.
Untuk menjawab dua pendirian yang kontroversial dan bertentangan ini, marilah kita
tinjau masalah ini lebih dalam.
Pertama, ilmu pengetahuan itu sendiri selalu mengandung nilai-nilai tertentu,
sebab jika menyangkut masalah mempertanyakan serta memecahkan kesulitan hidup
secara sistematis maka selalu dilakukan dengan jalan penggunaan metode dan teknik-
teknik yang berguna dan bernilai. Disebut berguna dan bernilai karena bisa memenuhi
kebutuhan manusiawi. Semua usaha untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan
manusiawi yang universal, baik yang individual maupun komunal sifatnya,selalu
diarahkan untuk mencapai tujuan yang berguna dan bernilai.
Kedua, ada keyakinan etis pada diri manusia bahwa pengunaan teknologi dan
ilmu pengetahuan modern untuk menguasai alam (kosmos, jagad) itu diperlukan sekali
demi kesejahteraan dan pemuasan kebutuhan hidup pada umumnya. Jadi, ilmu
pengetahuan dengan sendirinya memiliki sistem nilai. Lagi pula, kelompok ilmuwan
selalu saja memilih dan mengembangkan usaha/ aktivitas yang menyangkut kepentingan
orang banyak memilih masalah dan usaha yang mempunyai nilai praktis.

xvi
Ketiga, falsafah yang demokratis sebagaimana tercantum dalam Pancasila
menyatakan bahwa baik individu maupun kelompok dalam masyarakat Indonesia mampu
memformulasikan,menentukan sistem nilai masing-masing,dan mampu menentukan
tujuan serta sasaran yang dianggap bernilai bagi hidupnya.
George Lundberg, tokoh yang dianggap dominan dalam aliran neopositivisme dalam
sosiologi, berkeyakinan bahwa ilmu pengetahuan itu sifatnya otoriter. Oleh karena itu,
ilmu pengetahuan harus mengandung dan memiliki moralitas ilmiah atau hukum moral, yang
seimbang dengan hukum alam. C.C. North, seorang sosiolog dalam bukunya Social
Problemsand Social Planning, menyatakan bahwa dalam usaha pencapaian tujuan serta
sasaran hidupyang bernilai bagi satu kebudayaan atau satu masyarakat, harus disertakan etika
sosial guna menentukan cara pencapaian sasaran tadi. Jadi, cara dan metode pencapaian itu
secara etis-susila harus bisa dipertanggung jawabkan. Manusia normal dibekali oleh alam
dengan budidaya dan hati nurani sehingga ia dianggap mampu menilai baik dan buruknya
setiap peristiwa.
Ilmu patologi sosial bersifat dinamis dan berkembang. Adapun perkembangan patologi sosial
melalui tiga fase berikut.
1) Fase masalah sosial (social problem) Pada fase ini yang menjadi penyelidikan
patologi sosial adalah masalah sosial yang timbul melalui peristiwa-peristiwa
yang bersifat negatif dalam masyarakat, seperti pengangguran, pelacuran, kejahatan,
dan lain sebagainya.
2) Fase disorganisasi sosial Pada fase ini yang menjadi objek penyelidikan patologi
sosial adalah disorganisasi sosial. Fase ini merupakan fase koreksi.
3) Fase sistematis Fase ini merupakan perkembangan dari dua fase sebelumnya.
Pada fase ini patologi sosial berkembang menjadi ilmu pengetahuan yangmemiliki
sistem yang bulat.

xvii
BAB III
PENUTUP

A, Kesimpulan
Suatu perubahan sosial dalam kehidupan masyarakat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang
bertindak sebagai pendukung dan penghambat jalannya proses perubahan social tersebut.
Faktor-faktor tersebut dapat berasal dari dalam masyarakat itu sendiri (internalfactor) serta
juga dapat berasal dari luar lingkupan masyarakat (External factor). Faktor-faktor yang
berhubungan dengan perubahan masyarakat berdasarkan arah antara lain, faktor internal yang
didalamnya terdapat berbagai factor seperti Dinamika Penduduk, Penemuan- penemuan
baru, munculnya pertentangan, dan Terjadinya Pemberontakan. Sedangkan faktor yang kedua
adalah faktor eksternal yang terdiri dari Bencana Alam, Perang dan Kebudayaan masyarakat
lain.

Faktor pendukung perubahan sosial antara lain, kontak dengan kebudayaan lain,sistem
pendidikan formal yang maju, sikap menghargai hasil karya seseorang dan keinginanuntuk
maju, toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation), sistemterbuka
pada lapisan masyarakat, adanya penduduk yang heterogen, ketidakpuasanmasyarakat
terhadap bidang-bidang kehidupan tertentu dan adanya orientasi ke masa depan.

Faktor penghambat perubahan social antara lain, perkembangan ilmu pengetahuan yang


lambat, sikap masyarakat yang tradisional, adanya kepentingan yang telahtertanam dengan
kuatnya, kurangnya hubungan dengan masyarakat lain, adanya prasangka buruk terhadap hal-
hal baru, dan faktor kebiasaan.

Sedangkan Patologi sosial adalah ilmu tentang gejala-gejala sosial yang dianggap
“sakit”, disebabkan oleh faktor sosial atau ilmu tentang asal usul dan sifat-sifatnya, penyakit
yang berhubungan dengan hakikat adanya manusia dalam hidupmasyarakat. Patologi sosial
dalam al-qur’an dikenal dengan fasiq dan mafsadah yang disebabkan karena kemaksiatan
kepada Allah, dengan menjahui hukum-Nya, dan mengikuti hawa nafsu.

xviii
Faktor-faktor yang mempengaruhi patologi sosial yaitu Faktor Keluarga, Faktor Keluarga,
Faktor Persoalan Ekonomi, Faktor Pelampiasaan Rasa Kekecewaan,Faktor Ketidak
Sanggupan Menyerap Nilai dan Norma yang Berlaku, Faktor Pengaruh Kemajuan Teknologi,
Faktor Pendidikan

xix
DAFTAR PUSTAKA

Wijaya. E. Juhana. 2007.Memahami Sosiologi. Bandung: Armico


Soekanto, S. 1982.Sosiologi Suatu Pengantar . Jakarta: Grafindo.
Hendropuspito. 1989.Sosiologi Sistematik. Yogyakarta: Kanisius.
Burlian, Paisol. 2016. Patologi Sosial. Jakarta: Bumi Aksara
Ridwan dan Abdul Kader. 2019.PATOLOGI SOSIAL MASYARAKAT (Studi Kasus di Kecam
atan Wera-Ambalawi).Sangaji Jurnal Pemikiran Syariah dan Hukum Volume3, Nomor 2,
Maret 2019.
Wuryati. 2012.FENOMENA PERILAKU MENYIMPANG REMAJA DI KECAMATAN  ROW
OSARI KABUPATEN KENDAL. Journal of Educational Social Studies 1 (2)(2012) ISSN
2252 – 6390.
Dikutip dari http://zilfaroni-putratanjung.blogspot.co.id/2012/10/konsep-islam-terhadap-
patologi.html diakses pada 29/03/2017 , 15:36 WIB.

xx

Anda mungkin juga menyukai