Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MENJELASKAN PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL

Tugas Mata Kuliah Antarpologi Kesehatan

Dosen Pengampu: Akmad,SST.,M.Kes

Disusun Oleh kelompok 3 :

Nur Aini (P00320022063)

Anita Ratnasari (P00320022077)

Anis Rayanti (P00320022097)

Divany Tirza (P00320022074)

Hijrah (P00320022073)

Iin Aulia (P00320022099)

Ruslan (P003200220

Selviana (P00320022061)

Wd. Nurhanissa (P00320022

KEMENKES KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KENDARI PRODI D-III KEPERAWATAN

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirah Allah SWT karena atas

berkat rahmat dan karunia-Nyalah, makalah ini dapat terselesaikan dengan baik

dan tepat pada waktunya.Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah untuk

memenuhi tugas mata kuliah Metodologi Keperawatan dengan judul “Total

Recall”.

Dalam menyelesaikan makalah ini, kami cukup mengalami kesulitan,

terutama disebakan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang menunjang. Namun,

berkat bantuan dari teknologi, akhirnya makalah ini dapat terselesaikan dengan

cukup baik. Kami sadar, sebagai seorang pelajar yang masih dalam proses

pembelajaran, penulisan makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena

itu kami sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat positif, guna

penulisan makalah yang lebih baik lagi dimasa yang akan datang. Kemudian

apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................................................

DAFTAR ISI ........................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar belakang.......................................................................................................

2. Tujuan Penulisan ..................................................................................................

BAB 2 PEMBAHASAN

1. Berpikir Kritis .....................................................................................................

a. Defenisi Berpikir Kritis ................................................................................

b. Manfaat dan Fungsi Berpikir Kritis ............................................................


c. Analisis Berpikir Kritis ................................................................................

d. Karakteristik Berpikir Kritis ........................................................................

e. Pemecahan Masalah dengan Berpikir Kritis.............................................

f. Aplikasi Bepikir Kritis dalam Keperawatan ..............................................

2. Model Berpikir Kritis Total Recall ....................................................................

a. Konsep Model...............................................................................................

b. Contoh dalam Proses Keperawatan ..........................................................

BAB 3 PENUTUP

a. Kesimpulan...........................................................................................................

b. Saran......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proses sosial merupakan aspek dinamis dari kehidupan masyarakat. Dimana di dalamnya
terdapat suatu proses hubungan antara manusia dengan yang lainnya. Proses hubungan
tersebut berupa antar aksi sosial yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari secara terus
menerus. Antar aksi (interaksi) sosial, dimaksudkan sebagai pengaruh timbal balik antara dua
belah pihak, yaitu antara individu satu dengan individu atau kelompok lainnya dalam rangka
mencapai tujuan tertentu. Proses sosial pada dasarnya merupakan siklus perkembangan dari
struktur sosial yang merupakan aspek dinamis dalam kehidupan masyarakat.

Perkembangan inilah yang merupakan dinamika yang tumbuh dari pola-pola perilaku
manusia yang berbeda menurut situasi dan kepentingannya masing-masing, yang diwujudkan
dalam proses hubungan sosial. Hubungan-hubungan sosial itu pada awalnya merupakan
proses penyesuaian nilai-nilai sosial dalam kehidupan masyarakat. Kemudian meningkat
menjadi semacam pergaulan yang tidak hanya sekedar pertemuan secara fisik, melainkan
merupakan pergaulan yang ditandai adanya saling mengerti tentang maksud dan tujuan
masing-masing pihak dalam hubungan tersebut. Misalnya saling berbicara (komunikasi),
bekerja sama dalam memecahkan suatu masalah, atau mungkin pertemuan dalam suatu
pertikaian dan lain sebagainya. Secara singkat, dapat dikatakan bahwa proses sosial itu adalah
hubungan-hubungan sosial yang dinamis dalam kehidupan masyarakat.

1.2 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa pengertian/definisi dari proses sosial dan interaksi sosial,
2. Dapat mengenal ciri-ciri dan tujuan dari interaksi sosial,
3. Mengetahui apa-apa saja faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial,
4. Dapat mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial,
5. Mengenal bentuk-bentuk proses/interaksi sosial.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Proses Sosial dan Interaksi Sosial


Dalam membahas mengenai proses sosial dan interaksi sosial, sebelumnya perlu diketahui
apa itu pengertiannya. Berikut ini adalah beberapa pendapat para ahli mengenai pengertian
proses sosial dan interaksi sosial :

a. Adham Nasution; proses sosial adalah proses kelompok-kelompok dan individu-


individu saling berhubungan, yang merupakan bentuk antara aksi sosial, ialah bentuk-
bentuk yang nampak kalau kelompok-kelompok manusia atau orang perorangan
mengadakan hubungan satu sama lain. Kemudian ditegaskan lagi, bahwa proses sosial
adalah rangkaian sikap/tindakan manusia (human actions) yang merupakan aksi dan
reaksi atau challenge dan respons di dalam hubungannya satu sama lain.
b. Abu Ahmadi; Dengan proses sosial dimaksudkan cara-cara interaksi (aksi dan reaksi)
yang dapat diamati apabila perubahan-perubahan mengganggu cara hidup yang telah
ada. Dengan konsep interaksi sosial, ia memberikan batasan proses sosial sebagai
pengaruh timbal balik antara individu dan golongan di dalam usaha mereka untuk
memecahkan persoalan yang dihadapi dan di dalam usaha mereka untuk mencapai
tujuannya.
c. Soerdjono Dirdjosisworo; mengartikan proses sosial sebagai pengaruh timbal balik
antara berbagai segi kehidupan bersama. Ia kemudian memperinci pengertian
rumusan ini sebagai berikut :
1) Pengaruh timbal balik sebagai akibat hubungan timbal balik antara individu
dengan kelompok dan kelompok dengan kelompok mengenai berbagai aspek
kehidupan manusia seperti politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan.
2) Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek utama dalam
kehidupan sosial yang mewarnai bahkan menentukan perkembangan dalam
kehidupan bersama.

Interaksi sosial sendiri diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial timbal balik yang
dinamis, yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang dengan kelompok-kelompok manusia.

d. Roucek dan Warren; Interaksi adalah suatu proses melalui tindak balas tiap-tiap
kelompok berturut-turut menjadi unsur penggerak bagi tindak balas dari kelompok
yang lain. Ia adalah suatu proses timbal balik, yang mana satu kelompok dipengaruhi
tingkah laku reaktif pihak lain dan dengan berbuat demikian ia mempengaruhi tingkah
laku orang lain.
e. Gillin dan Gillin; proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat dilihat
apabila orang perorangan dan kelompok-kelompok manusia saling bertemu dan
menentukan sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi
apabila ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang
telah ada.
f. Robert M.Z.; mengemukakan Definisi perubahan sosial yaitu proses dimana dalam
suatu sistem sosial terdapat perbedaan yang dapat diukur yang terjadi dalam suatu
kurun waktu tertentu.
2.2 Ciri-Ciri dan Tujuan Interaksi Sosial

Menurut Charles P. Loomis, sebuah hubungan itu bisa dikatakan interaksi sosial jika
memiliki ciri-ciri hubungan sebagai berikut :

a. Jumlah pelakunya adalah dua orang atau lebih


b. Adanya komunikasi antar pelaku dengan menggunakan simbol atau lambang-lambang
c. Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lalu, masa kini dan masa yang akan
datang
d. Adanya tujuan yang hendak dicapai,

Sedangkan tujuan yang hendak dicapai dari interaksi sosial itu adalah sebagai berikut :

a) Terciptanya hubungan yang harmonis


b) Tercapainya tujuan hubungan dan kepentingan
c) Sebagai sarana dalam mewujudkan keteraturan hidup (kehidupan sosial masyarakat)
2.1 Faktor-Faktor yang Mendasari Proses Terbentuknya Interaksi Sosial
a. Faktor Internal

Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi sosial meliputi
hal-hal berikut :

1) Dorongan untuk meneruskan keturunan


2) Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
3) Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
4) Dorongan untuk berkomunikasi

b. Faktor Eksternal
Terdiri dari :

1) Faktor Imitasi

Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap penampilan,
gaya hidupnya, bahkan apa-apa yang dimilikinya. Imitasi pertama kali muncul di lingkungan
tetangga dan lingkungan masyarakat.

2) Faktor Sugesti

Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain
sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau melaksanakan tanpa berpikir kritis dan
rasional.

3) Faktor Identifikasi

Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi sama (identik) dengan
individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi tidak hanya terjadi melalui serangkaian
proses peniruan pola perilaku saja, tetapi juga melalui proses kejiawaan yang sangat
mendalam.

4) Faktor Simpati

Yaitu proses kejiwaan dimana seorang individu merasa tertarik kepada seseorang atau
kelompok orang dikarenakan sikapnya, penampilannya, wibawanya atau perbuatannya yang
sedemikian rupa.

5) Faktor Motivasi

Yaitu rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu kepada individu lain,
sehingga orang yang diberi motivasi menuruti atau melaksanakan apa yang dimotivasikan
secara kritis, rasional dan penuh rasa tanggung jawab. Motivasi biasanya diberikan oleh
orang yang memiliki status yang lebih tinggi dan berwibawa. Contohnya : motivasi dari
seorang ayah kepada anaknya dan dari seorang guru kepada siswa.

6) Faktor Empati

Faktor empati mirip dengan simpati, akan tetapi tidak semata-mata perasaan kejiwaan saja.
Empati dibarengi dengan perasaan organisme tubuh yang sangat dalam (intens).
2.2 Syarat-Syarat Terjadinya Interaksi Sosial

Terjadinya interaksi sosial sebagaimana dimaksud, karena adanya saling mengerti tentang
maksud dan tujuan masing-masing pihak dalam suatu hubungan sosial. Dalam proses sosial
baru dapat dikatakan terjadi interaksi sosial, apabila telah memenuhi persyaratan sebagai
aspek kehidupan bersama, yaitu adanya kontak sosial dan komunikasi sosial.

a. Kontak Sosial (Social Contact)

Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih, melalui percakapan dengan
saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam kehidupan masyarakat.
Kontak sosial dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung antara pihak satu dengan
pihak lainnya. Kontak sosial tidak langsung adalah kontak sosial yang menggunakan alat
sebagai perantaranya. Misalnya : melalui telepon, radio, surat, dan lain-lain.

b. Komunikasi (Communication)

Menurut Soerjono Soekanto, komunikasi adalah bahwa seseorang memberikan tafsiran pada
perilaku orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap) perasaan-
perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang lain tersebut. Dengan adanya komunikasi,
maka sikap dan perasaan di satu pihak orang atau sekelompok orang dapat diketahui dan
dipahami.

2.3 Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial

Interaksi sosial dapat terjadi dalam berbagai bentuk, yaitu kerja sama, persaingan, pertikaian
atau pertentangan dan akomodasi. Bentuk-bentuk tersebut dapat terjadi secara berantai terus-
menerus, bahkan dapat berlangsung seperti lingkaran tanpa berujung. Misalnya suatu
pertikaian untuk sementara waktu dapat diselesaikan (akomodasi), kemudian dapat bekerja
sama, berubah menjadi persaingan dan apabila persaingan ini memuncak maka dapat terjadi
pertikaian. Proses-proses interaksi yang pokok adalah sebagai berikut :

1. Proses-proses yang Asosiatif


a. Kerja Sama (Cooperation)

Kerja sama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnya terdapat aktivitas tertentu
yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersama dengan saling membantu dan saling
memahami terhadap aktivitas masing-masing. Roucek dan Warren mengatakan bahwa kerja
sama berarti bekerja bersama-sama untuk mencapai tujuan bersama.

Menurut Charles Horton Cooley, kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai
cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-
kepentingan tersebut melalui kerja sama.

Menurut James D. Thompson dan William J. Mc Ewen ada 5 (lima) bentuk kerja sama yaitu :

1) Kerukunan yang mencakup gotong-royong dan tolong-menolong.


2) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3) Kooptasi (Cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur
baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu
organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari terjadinya
kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
4) Koalisi (Coalition), yaitu kombinasi antara dua organisasi atau lebih
yang mempunyai tujuan-tujuan yang sama.
5) Joint Venture, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-proyek
tertentu. Misalnya pengeboran minyak, perhotelan perfilman,
pengelolaan pelabuhan dan lain sebagainya.
b. Akomodasi (Accomodation)

Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang menunjukkan
keseimbangan yang berhubungan dengan nilai dan norma-norma sosial yang berlaku dalam
masyarakat. Menurut Soedjono, akomodasi adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian
atau konflik mendapat penyelesaian sehingga terjalin kerja sama yang baik kembali.

Tujuan akomodasi (menurut Soerjono Soekanto) dapat berbeda-beda sesuai dengan situasi
yang dihadapi yaitu :

1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan atau kelompok-kelompok


manusia sebagai akibat perbedaan paham.
2) Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, baik sementara waktu maupun
secara temporer.
3) Untuk memungkinkan terjadinya kerja sama antara kelompok-kelompok sosial yang
sebagai akibat faktor-faktor sosial psikologis dan kebudayaan, hidupnya terpisah,
seperti misalnya yang dijumpai pada masyarakat-masyarakat dengan sistem berkasta.
4) Mengusahakan peleburan antara kelompok-kelompok sosial yang terpisah, misalnya
melalui perkawinan campuran.
c. Asimilasi (Assimilation)

Menurut Gillin & Gillin, Asimilasi merupakan proses sosial dalam taraf lanjut, ditandai
dengan adanya usaha-usaha mengurangi perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-
perorangan atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk
mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan
kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan bersama.

Koentjaraningrat berpendapat bahwa proses asimilasi timbul bila ada :

1) Kelompok-kelompok manusia yang berbeda kebudayaannya.


2) Orang-perorangan sebagai warga kelompok tadi saling bergaul secara
langsung dan insentif untuk waktu yang lama.
3) Kebudayaan-kebudayaan dari kelompok manusia tersebut masing-masing
berubah dan aling menyeseuaikan diri.
2.4 Contoh Kasus

Contoh kasus yang berhubungan dengan interaksi sosial yang akan disajikan ini dikutip dari
wap.vivanews.com Jum’at, 26 November 2010 pukul 17.18 WIB. Berikut ini adalah
pemaparannya:

 Gara-gara Ayam, 4 Tewas di Lampung

Empat warga tewas dalam bentrok antar warga di Lampung yang terjadi pada Kamis, 25
November 2010. Konflik yang melibatkan warga Kampung Wirabangun, Kecamatan
Simpang Pematang, Kabupaten Mesuji, Lampung dengan Kampung Pematang Panggang,
Kabupaten Oki, Sumatera Selatan itu dilatar belakangi pencurian ayam.

Keempat warga yang tewas adalah Sulisanto dan Hasan bin Bagus Ise yang merupakan warga
Rejobinangun, Suwarno alias Gano, dan Tumijan warga Wirabangun. Setidaknya dua warga
lain harus dirawat karena terluka.
Kapolda Lampung, Brigadir Jenderal Sulistyo Ishaq, mengatakan peristiwa itu terjadi pada
pukul 16.00 WIB. Bentrok berawal saat dua orang hendak mencuri ayam di Kampung
Wirabangun untuk diadu.

Mereka dipergoki warga Wirabangun. Karena ketahuan, para pelaku melarikan diri ke arah
PT SIP. Salah satu pelaku berinisial H dibacok warga. “Oleh warga, pelaku dibacok dan
ditemukan terkapar di kebun sawit,” kata kata Sulistyo Ishaq, Jumat, 26 November 2010.

Sementara itu, pelaku lain berhasil melarikan diri ke Kampung Pematang Panggang. Dia lalu
memberitahukan kejadian itu kepada keluarga H. “Sehingga masyarakat Pematang Panggang
Kabupaten Oki langsung menyerang balik warga Wirabangun,” kata Sulis.

Tak hanya memakan korban jiwa dan luka, bentrokan itu setidaknya mengakibatkan 10
rumah rusak, 1 rumah dibakar, dan 2 sepeda motor hangus.

Sulistyo mengatakan polisi telah berhasil mengendalikan keadaan. Tak kurang, satu peleton
Brimob diturunkan ke lokasi kejadian. “Tokoh masyarakat juga diberdayakan agar
masyarakat saling menahan diri,” kata dia.

2.5 Analisis Contoh Kasus

Dari contoh kasus yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat dilakukan berupa analisa-analisa
sebagai berikut :

a. Pola Hubungan

Dapat dengan jelas diketahui bahwa interaksi sosial yang terdapat pada contoh kasus tersebut
memiliki pola hubungan antara kelompok dengan kelompok, yaitu antara warga Kampung
Wirabangun dengan warga Kampung Pematang Panggang.

b. Faktor Penyebab Terjadinya Interaksi Sosial

Faktor yang menyebabkan terjadinya interaksi sosial dalam contoh kasus tersebut dapat
dianalisa sesuai dengan konsep teori yang telah dijelaskan sebelumnya, faktor tersebut adalah
berupa Faktor Sugesti (Suggestion), yaitu pada saat pelaku yang berhasil melarikan diri ke
Kampung Pematang Panggang lalu memberitahukan kejadian tersebut kepada keluarga
pelaku berinisial H yang tewas, sehingga masyarakat Pematang Panggang langsung
menyerang balik warga Wirabangun. Dari hal tersebut dapat dilihat adanya pengaruh yang
diberikan si pelaku terhadap warga Pematang Panggang sehingga warga menuruti begitu saja
penyampaian si pelaku dan langsung menyerang balik warga Wirabangun tanpa berpikir
secara kritis dan rasional terlebih dahulu.

c. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial yang Terjadi

Bentuk-bentuk interaksi sosial yang terjadi yang terdapat dalam contoh kasus tersebut bila
dianalisa sebagian besar merupakan proses sosial yang disosiatif, namun ada juga bagian
proses sosial yang sifatnya asosiasi, antara lain adalah sebagai berikut :

1) Proses Disosiatif

Adanya bentuk interaksi sosial yang berupa kontravensi (Contravention) dan Pertikaian
(Conflict), diantaranya seperti berikut:

- Perbuatan mencuri yang dilakukan oleh si pelaku


- Pelaku yang dibacok oleh warga saat tertangkap melakukan pencurian
- Penyampaian kabar yang tak sedap dari si pelaku yang berhasil
melarikan diri tentang pembunuhan terhadap pelaku yang berinisial H
kepada keluarganya
- Puncak dari kontravensi tersebut adalah bentrokan antara warga
Pematang Panggang dengan warga Wirabangun
2) Proses Asosiatif

Dalam contoh kasus tersebut juga timbul proses sosial yang bersifat asosiasi, diantaranya
sebagai berikut :

- Pengendalian keadaan oleh polisi


- Berperannya tokoh masyarakat agar masyarakat dapat saling menahan
diri
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari penjelasan-penjelasan dan pemaparan yang telah disebutkan sebelumnya dapat diamati
apabila sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat,
interaksi sosial akan berlangsung secara baik. Sebaliknya, apabila interaksi sosial tidak
dilakukan sesuai dengan norma-norma dan nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat maka
interaksi sosial akan berlangsung kurang baik bahkan bisa saja sangat buruk.

3.2 Saran

Hendaknya masyarakat (manusia) dapat menyadari, sebagai makhluk sosial tidak dapat untuk
berdiri sendiri dalam artian perlu berhubungan dengan individu atau pun kelompok lain yang
dalam ilmu sosiologi disebut proses sosial dan bentuk umum dari proses sosial itu adalah
interaksi sosial. Maka dari itu, terapkanlah interaksi sosial yang sesuai dengan norma-norma
dan nilai-nilai sosial yang berlaku dalam masyarakat agar hubungan-hubungan sesama
makhluk sosial dapat berlangsung dengan baik

Anda mungkin juga menyukai