Makalah
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Antropologi
Dosen Pengampu: Bu Hj.Lisnawati Yupartini, S.KM.,M.Kes(K)
Oleh:
Rizki Maulana Nursam (8801220024)
Kinanty Ira Lestari (8801220047)
Siti Nurul Fitriyani(8801220051)
1B - Kelompok 3
D3 KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.
Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................... i
DAFTAR ISI................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
Interaksi Sosial.......................................................................... 4
3.1 Kesimpulan............................................................................... 10
3.2 Saran.......................................................................................... 11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Mengetahui apa-apa saja faktor-faktor yang mendasari interaksi sosial,
4. Dapat mengetahui syarat-syarat terjadinya interaksi sosial
5. Mengenal bentuk-bentuk proses interaksi sosial.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2) Berbagai segi kehidupan tersebut adalah penerapan aspek-aspek utama
dalam kehidupan sosial yang mewarnai bahkan menentukan
perkembangan dalam kehidupan bersama. Interaksi sosial sendiri
diartikan sebagai hubungan-hubungan social timbal balik yang dinamis,
yang menyangkut hubungan antara orang-orang secara perorangan,
antara kelompok-kelompok manusia,maupun antara orang dengan
kelompok-kelompok manusia.
d. Gillin dan Gillin: proses-proses sosial adalah cara berhubungan yang dapat
dilihat apabila orang perorangan dan kelompok- kelompok manusia saling
bertemu dan menentukan system serta bentuk-bentuk hubungan tersebut
atau apa yang akan terjadi apabila peubahan-perubahan yang menyebabkan
goyahnya cara-cara hidup yang telah ada.
f. Robert M.Z; mengemukakan Definisi perubahan sosial yaitu prosesdimana
dalam suatu sistem sosial terdapat perbedaan yang dapat diukur yang terjadi
dalam suatu kurun waktu tertentu.
4
2.3 Faktor-Faktor yang Mendasari Proses Terbentuknya Interaksi Sosial
a. Faktor Internal
Adapun yang menjadi dorongan dari dalam diri seseorang untuk berinteraksi
sosial meliputi hal-hal berikut :
1) Dorongan untuk meneruskan keturunan
2) Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
3) Dorongan untuk mempertahankan kehidupan
4) Dorongan untuk berkomunikasi
b. Faktor Eksternal
Terdiri dari:
1) Faktor Imitasi
Yaitu proses sosial atau tindakan seseorang untuk meniru oranglain, baik
sikap penampilan, gaya hidupnya, bahkan apa-apa yangdimilikinya.
imitasi pertama kali muncul dilingkungan tetangga danlingkungan
masyarakat.
2) Faktor Sugesti
Adalah rangsangan, pengaruh, stimulus yang diberikan seorang individu
kepada individu lain sehingga orang yang diberi sugesti menuruti atau
melaksanakan tanpa berpikir kritis dan rasional.
3) Faktor Identifikasi
Adalah upaya yang dilakukan oleh seseorang individu untuk menjadi
sama (identik) dengan individu lain yang ditirunya. Proses identifikasi
tidak hanya terjadi melalui serangkaian proses peniruan pola perilaku
saja, tetapi juga melalui proses kejiawaan yang sangat mendalam.
5
ikaian atau pertentangan (conflict), dan akomodasi (acomodation).Bentuk-
bentuk proses sosial tersebut dapat terjadi secara berantai terus-menerus,
bahkan dapat berlangsung seperti lingkaran tanpa berujung. Proses sosial
tersebut bisa bermula dari setiap bentuk kerja sama,
persaingan, pertiakian ataupun akomodasi; kemudian dapat berubah lagi menja
di kerjasama, begitu seterusnya. Misalnya suatu pertikaian, untuk sementara
waktu dapat selesaikan (akomodasi); kemudian dapat bekerja sama; berubah
menjadi persaingan; apabila persaingan ini memuncak, maka dapat terjadi
pertikaian.
a. Kerja sama
Kerjasama adalah suatu bentuk proses sosial, dimana di dalamnyaterdapat
aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersamadengan
saling membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing.
Roucek dan Warren, mengatakan bahwa kerjasama berarti bekerja bersama-
sama untuk mencapai tujuan bersama. Ia adalah satu proses sosialyang
paling dasar. Biasanya, kerja sama melibatkan pembagian tugas,dimana
setiap orang mengerjakan setiap pekerjaan yang merupakantanggung
jawabnya demi tercapainya tujuan bersama. Menurut CharlesHorton
Cooley, kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa
merekamempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat
yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap
dirisendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan tersebut melalui
kerjasama; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang sama
danadanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam kerja
samayang berguna. Pada dasarnya kerja sama dapat terjadi apabila
seseorangatau sekelompok orang dapat memperoleh keuntungan atau
manfaat dariorang atau kelompok lainnya; demikian pula sebaliknya. Kedua
belah pihak yang mengadakan hubungan sosial masing-masing menganggap
kerja sama merupakan suatu aktivitas yang lebih banyak
mendatangkankeuntungan daripada bekerja sendiri.Sehubungan dengan
6
pelaksanaan kerjasama, dalam buku sosiologisuatu pengantar karangan
Soerjono Soekanto, ada tiga bentuk kerja sama,yaitu :
1) Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang- barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
2) Co-optation, yakni suatu proses penerimaan unsur-unsur baru dalam
kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi,sebagai
salah satu cara untuk menghindari terjadinya keguncangan dalam
stabilitas organisasi yang bersangkutan.
3) Coalition, adalah kombinasi antara dua organisasi atau lebih yang
mempunyai tujuan yang sama. Coalition dapat menghasilkan keadaan
yang tidak stabil untuk sementara waktu, oleh karena dua organisasiatau
lebih tersebut kemungkinan mempunyai struktur yang berbeda- beda
satu dengan lainnya. Akan tetapi maksud utamanya adalah untuk
mencapai satu atau bebeberapa Tujuan bersama, maka sifatnya
kooperatif
b. Persaingan
Persaingan merupakan suatu usaha dari seseorang untuk mencapaisesuatu
yang lebih daripada yang lainnya. Sesuatu itu bisa berbentuk harta benda
atau popularitas tertentu. Persaingan biasanya bersifat individu,apabila hasil
dari persaingan itu dianggap cukup untuk memenuhikepentingan pribadi.
Akan tetapi apabila hasilnya dianggap tidakmencukup bagi seseorang, maka
persaingan bisa terjadi antar kelompok,yaitu antara satu kelompok kerja
sama dengan kelompok kerja sama yanglainnya. Dengan kata lain, bahwa
terjadinya persaingan oleh karena ada perasaan atau anggapan seseorang
bahwa ia akan lebih beruntung jikatidak bekerja sama dengan orang lain;
orang lain dianggap dapatmemperkecil hasil suatu kerja. Persaingan ini
dapat dibedakan menjadiduamacam, yaitu persaingan pribadi dan
persaingan kelompok. Persaingan pribadi adalah persaingan kelompok.
Persainganpribadi adalah persainganyang berlangsung antara individu
dengan individu atau individu dengankelompok adalah persaingan yang
berlangsung antara kelompok dengankelompok. Menurut Soedjono
7
Dirdjosisworo, persaingan merupakan suatukegiatan yang merupakan
perjuangan sosial untuk mencapai tujuan, dengan bersaing terhadap yang
lain, namun secara damai atau setidak-tidaknya tidak saling menjatuhkan.
Bentuk kegiatan ini biasanya didorong oleh motivasi sebagai berikut :
1) Mendapatkan status sosial
2) Memperoleh jodoh
3) Mendapatkan kekuasaan
4) Mendapatkan nama baik
5) Mendapatkan kekayaan
6) Perbedaan agama dan lain-lain
c. Pertikaian atau Pertentangan
Pertikaian adalah bentuk persaingan yang berkembang secaranegatif, artinya
di satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau palingtidak berusaha
untuk menyingkirkan pihak lainnya. Singkatnya pertikaiandapat diartikan
sebagai usaha penghapusan keberadaan pihak lain.Menurut Soedjono,
pertikaian adalah suatu bentuk dalam interaksi sosialdi mana terjadi usaha-
usaha pihak yang satu berusaha menjatuhkan pihakyang lain, atau berusaha
mengenyahkan yang lain yang menjadi rivalnya.Hal ini terjadi mungkin
karena perbedaan pendapat antara pihak-pihak tersebut. Pertikaian ini bisa
berhubungan dengan masalah-masalahekonomi, politik, kebudayaan, dan
sebagainya. Soerjono Soekantomenjelaskan bahwa pertentangan adalah
suatu proses sosial di mana orang perorangan atau kelompok manusia
berusaha untuk memenuhi tujuannyadengan jalan menentang pihak lawan
yang disertai dengan ancaman danatau kekerasan. Penjelasan Soerjono
tersebut pertikaian tidak selama disertaikekerasan, bahkan ada pertikaian
yang berbentuk lunak dan mudah untukdikendalikan : misalnya
pertentangan antara orang-orang dalam seminar,dimana perbedaan pendapat
bisa diselesaikan secara ilmiah, atau sekurang-kurangnya tidak emosional.
Pertentangan atau pertikaian dapat memungkinkan penyesuaiankembali, jika
fungsi norma-norma sosial dan toleransi antara pribadi masihcukup kuat.
Kecuali itu, pertikaian dapat pula membantu memperkuatkembali norma-
8
norma sosial yang hampir tidak berfungsi dalamkehidupan masyarakat.
Dalam hal ini, pertikian merupakan proses penyesuaian antara norma-norma
sosial yang lama dengan norma-normasosial yang baru sesuai dengan
kepentingan yang dibutuhkan masyarakat pada saat tertentu. Jika pertikaian
dapat diselesaikan, maka keseimbanganakan ditemukan kembali atau oleh
karena ada pihak mampu melerai pertikaian tersebut paling tidak untuk
sementara. Penyelesaian pertikaiansementara dapat di sebut akomodasi dan
dalam proses ini memungkinkan terjadi suatu kerjasama kembali. Pertikaian
yang dapat diselesaikan,apabila masing-masing pihak dapat
mengintrokspeksi diri berusahamenyadari kesalahan atau kelemahan
masing-masing. Alternatif yangterjadi kemudian adalah pertama, dapat
hidup berdampingan dengan bekerja sama, atau kedua, masing-masing
menjauhkan diri secara tegaskarena tidak mungkin dilakukan kerjasama.
d. Akomodasi
Akomodasi adalah suatu keadaan hubungan antara kedua belah pihak yang
menunjukkan keseimbangan yang berhubungan dengan nilaidan norma-
norma sosial dalam masyarakat. Akomodasi sebenarnya suatu bentuk proses
sosial yang merupakan perkembangan dari bentuk pertikaian, dimana
masing-masing pihak melakukan penyesuaian dan berusaha mencapai
kesepakatan untuk tidak saling bertentangan. MenurutSoedjono, akomodasi
adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian ataukonflik, mendapat
penyelesaian, sehingga terjalin kerja sama yang baikkembali.Tujuan
akomodasi dapat berbeda sesuai dengan situasi yangdihadapinya, yaitu :
1) Untuk mengurangi pertentangan antara orang perorangan ataukelompok-
kelompok manusia sebagai akibat perbedaan paham. Akomodasi di sini
bertujuan untuk menghasilkan suatu sintesa ataukedua pendapat tersebut,
agar menghasilkan suatu pola yang baru.
2) Untuk mencegah meledaknya suatu pertentangan, untuk sementara waktu
atau secara temporer. Dari kedua bentuk proses sosial sebagaimana telah
diuraikan di atas, merupakan siklus yang senantiasa terjadi dalam
kehidupan masyarakat. Mengenai proses keseluruhan, tidak selamanya
9
selalu diawal lain oleh bentuk kerjasama, atau bentuk-bentuk yang
lainnya; bahkan biasa terjadi pertikaian dapat diselesaikan, sampai terjadi
kerja sama.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/30059543/PROSES_SOSIAL_DAN_INTERAKSI_
SOSIAL Diakses pada tanggal 29 Agustus 2022
https://www.academia.edu/6363026/PROSES_DAN_INTERAKSI_SOSIAL
Diakses pada tanggal 29 Agustus 2022
11