Anda di halaman 1dari 16

PROSES SOSIAL & INTERAKSI SOSIAL

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengantar Sosiologi


Dosen Pengampu:
Drs. Heldi M.Pd

Disusun oleh Kelompok 13:

Sari Febrianti 1238040065


Septino Ilham Sutopo 1238040089
Tirta Nur Fadillah 1238040108

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI
BANDUNG
2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan YME yang telah memberikan rahmat dan
kuasa-Nya sehingga dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Proses
Sosial & Interaksi Sosial”. Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pengantar Sosiologi. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang ilmu sosiologi yang
lebih dalam sehingga dapat menjadi sebuah ilmu bagi para pembaca dan penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Heldi M.Pd selaku
dosen pengampu mata kuliah Pengantar Sosiologi yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi
yang ditekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membagi sebagian pengetahuannya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini. Penulis menyadari, bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Bandung, 7 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ......................................................................... i

DAFTAR ISI ....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ..................................................................... 2

C. Tujuan....................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN..................................................................... 3

A. Definisi (Terjadinya Interaksi Sosial) ........................................ 3

B. Faktor (Terjadinya Interaksi Sosial)……………………..……....3

C. Bentuk-Bentuk (Terjadinya Interaksi Sosial)……………………6

D. Penghalang (Terjadinya Interaksi Sosial) ....................................9

E. Dampak (Terjadinya Interaksi Sosisal).......................................10

BAB III PENUTUP ............................................................................ 8

A. Kesimpulan………………………………………......................11

B. Saran............................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………13

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi merupakan induk dari berbagai ilmu tentang hubungan sosial.


Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata socius yang berarti kawan atau
teman dan logos yang memiliki arti ilmu pengetahuan. Di dalam pembahasannya
Sosiologi mempelajari setiap kehidupan di masyarakat. Pada Sosiologi itu sendiri
terdapat berbagai hal yang dikemukakan, yaitu tentang sifat, perilaku, dan
perkembangan masyarakat.

Sosiologi adalah salah satu induk ilmu pengetahuan sosial yang ikut
mempelajari tentang segala perilaku, konflik, hingga hubungan di dalam
masyarakat. Sosiologi lahir ataupun berkembang di Eropa yang didasari akibat
adanya guncangan sosial, dari efek Revolusi Industri di Inggris dan Revolusi di
Prancis. Efek tersebut mengakibatkan banyak terjadi eksploitasi tenaga kerja dan
kekhawatiran masyarakat karena urbanisasi yang tidak terkontrol. Atas dasar
tersebut, seorang tokoh ilmuan yang bernama August Comte merancang sebuah
penelitian sosial yang digunakan untuk mempelajari segala perilaku ataupun pola
hidup dalam masyarakat pada masa itu yaitu abad ke-19. Penelitian yang
dilaksanakan tersebut kemudian berkembang menjadi keilmuan secara ilmiah, yang
kemudian dikenenal sebagai sebuah ilmu yang mempelajari tentang kehidupan dan
hubungan manusia yaitu Sosiologi.

Pada ilmu Sosiologi terdapat beberapa topik yang dibahas di dalamnya, dari
masing-masing topik tersebut memiliki penjelasan yang berbeda-beda antara satu
dengan yang lainnya. Salah satu topiknya yakni “Proses Sosial & Interaksi Sosial”,
yang menjelaskan bahwa dalam setiap interaksi manusia di dalam masyarakat tidak
hanya terjadi begitu saja, namun dibalik itu semua terdapat berbagai macam proses
yang dilalui terlebih dahulu sehingga dapat terjadi sebuah hubungan yang dapat kita
sebut sebagai interaksi sosial antar manusia.

1
B. Rumusan Masalah
Adapun permasalahan yang perlu dibahas yaitu:

1. Apa definisi dari proses interaksi sosial ?


2. Apa saja faktor atau syarat terjadinya interasi sosial ?
3. Apa saja bentuk-bentuk interaksi sosial ?
4. Apa saja yang menjadi pengahalang interaksi sosial ?
5. Apa saja dampak terjadinya proses interaksi sosial ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui definisi proses interaksi sosial


2. Untuk mengetahui faktor terjadinya interaksi sosial
3. Untuk mengetahui berbagai macam bentuk interaksi sosial
4. Untuk mengetahui halangan apa saja yang ada dalam berinteraksi sosial
5. Untuk mengetahui dampak yang didapat akan proses interaksi sosial

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi (Terjadinya Interaksi Sosial)

Proses sosial adalah cara-cara berhubungan yang dilihat apabila orang-


perorangan dan kelompok-kelompok sosial saling bertemu dan menentukan
sistem serta bentuk-bentuk hubungan tersebut atau apa yang akan terjadi apabila
ada perubahan-perubahan yang menyebabkan goyahnya pola-pola kehidupan
yang telah ada. Dengan perkataan lain, proses sosial diartikan sebagai pengaruh
timbal-balik antara pelbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh-
memengaruhi antara sosial dengan politik, politik dengan ekonomi, ekonomi
dan hukum, dan seterusnya.
Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia (Sulistyowati and Soekanto 2013).

B. FAKTOR (Terjadinya Interaksi Sosisal)


Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang
menyangkut hubungan antara orang-orang-perorangan, antara kelompok-
kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia.' Apabila dua orang bertemu, interaksi sosial dimulai pada saat itu.
Mereka saling menegur, berjabat tangan, saling berbicara atau bahkan mungkin
berkelahi. Aktivitas-aktivitas semacam itu merupakan bentuk-bentuk interaksi
sosial.
Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi pula di dalam
masyarakat. Interaksi tersebut lebih mencolok ketika terjadi perbenturan antara

3
kepentingan perorangan dengan kepentingan kelompok. Misalnya, di kalangan
banyak suku bangsa di Indonesia berlaku suatu tradisi yang telah melembaga
dalam diri masyarakat bahwa dalam perkawinan, pihak laki-laki diharuskan
memberikan mas kawin kepada pihak wanita, yang sering kali jumlahnya besar
sekali. Dasar adanya mas kawin tersebut antara lain berasal dari alam pikiran
bahwa dengan berpisahnya wanita dari keluarganya (karena dibawa oleh
suaminya), maka timbul ketidakseimbangan magis dalam keluarga si wanita
tersebut. Keseimbangan akan dicapai kembali apabila syarat-syarat mas kawin
tadi dipenuhi. Beratnya syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pihak laki-laki
sering kali menyebabkan terjadinya kawin lari, yang dalam hal ini disetujui oleh
calon istri. Biasanya persoalan kawin lari tersebut diselesaikan oleh seluruh
masyarakat, karena menyangkut kepentingan umum dan tata tertib seluruh
masyarakat.
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada berbagai faktor,
antara lain :
• (Faktor Imitasi) mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses
interaksi sosial. Salah satu segi positifnya adalah bahwa imitasi dapat
mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah- kaidah dan nilai-nilai yang
berlaku.
• (Faktor Sugesti) berlangsung apabila seseorang memberi suatu
pandangan atau sesuatu sikap yang berasal dari dirinya yang kemu- dian
diterima oleh pihak lain.
• (Faktor Identifikasi) merupakan kecenderungan-kecende- rungan atau
keinginan-keinginan dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak
lain. Identifikasi sifatnya lebih mendalam daripada imitasi, karena kepribadian
seseorang dapat terbentuk atas dasar proses ini.
• (Faktor Simpati) merupakan suatu proses di mana sese- orang merasa
tertarik pada pihak lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang
sangat penting, walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk
memahami pihak lain dan untuk bekerja sama dengannya.

4
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut
hubungan antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan
kelompok. Adapun dua syarat terjadinya interaksi sosial, yaitu :

1. Adanya Kontak Sosial (Social Contact)

• Antara Orang-Perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari kebiasaan-
kebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi melalui sosialisasi
(socialization), yaitu suatu proses, di mana anggota masyarakat yang baru
mempelajari norma-norma dan nilai- nilai masyarakat di mana dia menjadi
anggota.'
• Antara Orang-Perorangan Dengan Kelompok Manusia Atau Sebaliknya.
Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang merasakan bahwa
tindakan- tindakannya berlawanan dengan norma-norma masyarakat atau
apabila suatu partai politik memaksa anggota-anggotanya untuk menyesuaikan
diri dengan ideologi dan programnya.
• Antara Suatu Kelompok Manusia Dengan Kelompok Manusia Lainnya
Umpamanya adalah dua partai politik mengadakan kerja sama untuk
mengalahkan partai politik yang ketiga di dalam pemilihan umum. Atau apabila
dua buah perusahaan bangunan mengadakan suatu kontrak untuk membuat
jalan raya, jembatan, dan seterusnya di suatu wilayah yang baru dibuka.

2. Adanya Komunikasi

Yaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain, perasaan- perasaan
apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang bersangkutan
kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan oleh orang
tersebut. Hubungan ini mengedepankan pada aspek saling mengobrol satu sama
lain melalui lisan maupun tulisan, sehingga terjadi sebuah kegiatan saling
memberikan reaksi. Hal ini yang menjadikan timbulnya sebuah interaksi sosial
karena berawal dari sebuah komunikasi itu sendiri.

5
C. BENTUK-BENTUK (Terjadinya Interaksi Sosial)
Bentuk-bentuk interaksi sosial ada berbagai macam yakni Kerja-Sama
(cooperation), Persaingan (compe-tition), Akomodasi (accomodation), dan
bahkan dapat juga berbentuk Pertentangan atau Pertikaian (conflict). Bentuk-
bentuk interaksi sosial tersebut dapat dijelaskan lebih dalam, seperti :

 Kerja Sama (Cooperation)


Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang
bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian
terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-kepentingan
tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-kepentingan yang
sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting
dalam kerja sama yang berguna.
Beberapa bentuk kerja sama yang biasa diberi nama kerja
sama (cooperation). Kerja sama tersebut lebih lanjut dibedakan lagi
dengan: kerja sama spontan (spontaneous cooperation), kerja sama
langsung (directed cooperation), kerja sama kontrak (contractual
cooperation) dan kerja sama tradisional (traditional cooperation).
Kerja sama spontan adalah kerja sama yang serta-merta.
Kerja sama langsung merupakan hasil dari perintah atasan atau
penguasa, sedangkan kerja sama kontrak merupakan kerja sama atas
dasar tertentu, dan kerja sama tradisional merupakan bentuk kerja
sama sebagai bagian atau unsur dari sistem sosial. Ada lima bentuk
kerja sama, yaitu sebagai berikut :
1.Kerukunan, yang mencakup gotong-royong dan tolong-
menolong.
2.Bargaining, yaitu pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran
barang-barang dan jasa-jasa antara dua organisasi atau lebih.
3.Kooptasi (cooptation), yakni suatu proses penerimaan unsur-
unsur baru dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam
suatu organisasi sebagai salah satu cara untuk menghindari

6
terjadinya kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang
bersangkutan.
4.Koalisi (coalition), yakni kombinasi antara dua organisasi atau
lebih yang mempunyai tujuan- tujuan yang sama. Koalisi dapat
menghasilkan keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu
karena dua organisasi atau lebih tersebut kemungkinan mempunyai
struktur yang tidak sama antara satu dengan lainnya. Akan tetapi,
karena maksud utama adalah untuk mencapai satu atau beberapa
tujuan bersama, maka sifatnya adalah kooperatif.
5.Joint Ventrue, yaitu kerja sama dalam pengusahaan proyek-
proyek tertentu, misalnya, pengeboran minyak, pertambangan
batubara, perfilman, perhotelan, dan seterusnya.

 Persaingan (Compe-tition)
Persaingan atau competition dapat diartikan sebagai suatu
proses sosial. di mana individu atau kelompok-kelompok manusia
yang bersaing mencari keuntungan melalui bidang-bidang
kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat perhatian
umum (baik perseorangan maupun kelompok manusia) dengan cara
menarik perhatian publik atau dengan mempertajam prasangka yang
telah ada tanpa mempergunakan ancaman atau kekerasan.
Persaingan mempunyai dua tipe umum, yakni yang bersifat pribadi
dan tidak pribadi. Persaingan yang bersifat pribadi, orang-
perorangan, atau individu secara langsung bersaing untuk, misalnya,
memperoleh kedudukan tertentu di dalam suatu organisasi. Tipe ini
juga dinamakan rivalry. Ada berbagai macam jenis Persaingan,
antara lain :
 Persaingan Ekonomi (Perusahaan/Uang)
 Persaingan Kebudayaan (Budaya & Adat Istiadat)
 Persaingan Kedudukan (Tingkatan Kekuasaan)
 Persaingan Ras (SARA)

7
 Akomodasi (Acomodation)
Akomodasi dipergunakan dalam dua arti, yaitu untuk
menunjuk pada suatu keadaan dan untuk menunjuk pada suatu
proses." yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu
(equilibrium) dalam interaksi antara orang-perorangan atau
kelompok-kelompok manusia dalam kaitannya dengan norma-
norma sosial dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam
masyarakat. Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada usaha-
usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan yaitu usaha-
usaha untuk mencapai kestabilan. Akomodasi dipergunakan dalam
dua arti, yaitu sebagai berikut :
 . Akomodasi yang menunjuk pada suatu keadaan,
berarti kenyataan adanya suatu keseimbangan
(equilibrium) dalam interaksi antara individu dan
kelompok sehubungan dengan norma-norma sosial
dan nilai-nilai sosial yang berlaku di dalam
masyarakat.
 Akomodasi yang menunjuk pada suatu proses.
Sebagai suatu proses, akomodasi menunjuk pada
usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu
pertentangan yaitu usaha-usaha untuk mencapai
kestabilan.

 Pertentangan (Conflict)
Pribadi maupun kelompok menyadari adanya perbedaan-
perbedaan misalnya dalam ciri-ciri badaniah, emosi, unsur-unsur
kebudayaan, pola pola perilaku, dan seterusnya dengan pihak lain.
Ciri tersebut dapat mempertajam perbedaan yang ada hingga
menjadi suatu pertentangan atau pertikaian (conflict). Pertentangan
atau pertikaian (conflict) merupakan suatu proses sosial di mana
individu atau kelompok berusaha untuk memenuhi tujuannya

8
dengan jalan menantang pihak lawan yang disertai dengan ancaman
dan/atau kekerasan.
Walaupun pertentangan merupakan suatu proses disosiatif
yang agak tajam, pertentangan sebagai salah satu bentuk proses
sosial juga mempunyai fungsi positif bagi masyarakat. Pertentangan
di dalam bentuk yang lunak dan dapat dikendalikan biasanya
digunakan dengan sengaja di dalam seminar atau diskusi-diskusi
ilmiah, misalnya, di mana dua atau beberapa pendapat yang berbeda
diketengahkan dan dipertahankan oleh berbagai pihak. Dengan jalan
itu dapat diusahakan agar aspek-aspek yang semula masih agak
gelap menjadi lebih terang dan pengertian-pengertian yang tidak
tepat mendapat perbaikan semestinya atau penyerasian yang
proporsional.
Pertentangan dalam kelompok mungkin membantu
menghidupkan kembali norma-norma sosial atau sebaliknya
menimbulkan norma-norma sosial yang baru. Dalam hal demikian,
pertentangan merupakan suatu alat untuk menyesuaikan norma-
norma dengan keadaan dan kondisi baru sesuai dengan
perkembangan masyarakat. Dalam masyarakat dengan struktur
sosial yang luwes, pertentangan menolong norma-norma yang
berlaku tetap bertahan, walau keadaan berubah. Conflict itu sendiri
memiliki beberapa macam, yaitu :
 Pertentangan Pribadi
 Pertentangan Rasial
 Pertentangan Antar Kelas
 Pertentangan Politik
 Pertentangan Internasional

D. PENGHALANG (Terjadinya Interaksi Sosial)


Dalam sebuah proses dalam melaksanakan Interaksi Sosial pasti
tidak selalu berjalan mulus. Banyak sekali halangan yang harus dihadapi

9
dalam terjalinya hubungan itu sendiri, sehingga tidak akan mudah untuk
melakukan sebuah hubungan (Interaksi). Namun jika segala halangan
tersebut dapat dihadapi, hubungan (Interaksi) yang diinginkan dapat terjalin
dengan baik kedepannya. Berbagai halangan tersebut, antara lain :
 Hambatan Ideologis (Perbedaan Keyakinan)
 Adat & Kebiasaan Masyarakat (Perbedaan Budaya)
 Tidak Menghargai Perbedaan (Tidak Saling Mengerti)
 Kesenjangan Sosial & Ekonomi (Perbedaan Tingkat Sosial)
 Teknologi (Sulitnya Alat Untuk Berkomunikasi)

E. DAMPAK (Terjadinya Interaksi Sosial)


Selain memiliki penghalang, proses interaksi sosial juga terdapat
dampak positif didalamnya. Dampak positif ini memberikan kesan yang
begitu baik di dalam sebuah masyarakat ataupun manusia itu sendiri,
sehingga timbul perasaaan yang aman dan damai. Dampak positif proses
interaksi sosial tersebut, yakni :
 Terpenuhinya Kebutuhan
Kebutuhan antar makhluk sosial dapat terjalin, sehingga
individu satu dengan yang lainnya dapat saling membantu
dan memenuhi kebutuhannya satu sama lain.
 Hubungan Sosial Semakin Kuat
Terjadinya keeratan dalam hubungan sosial, sehingga segala
perbedaan akan dapat terintegrasi lebih baik.
 Terbentuknya Kerja Sama
Jika sebuah hubungan yang terjalin sudah baik, pasti akan
terus untuk melanjutkan hubungan tersebut sehingga
menjadi saling butuh yang menjadikan adanya kerja sama
 Kehidupan Bermasyarakat Menjadi Damai
Disaat proses interaksi sosial terjalin dengan baik, timbul
rasa aman dan damai di dalam masyarakat. Sehingga
mencegah terjadinya konflik di masyarakat.

10
BAB III
Kesimpulan
A. Simpulan
Berdasarkan pembahasan di atas, maka simpulan makalah ini adalah
sebagai berikut:

1. Definisi (Proses Interaksi Sosial)


Proses Sosial & Interaksi Sosial merupakan hubungan antar individu ke
individu, individu ke kelompok, ataupun kelompok ke kelompok lainnya sehingga
terciptanya sebuah aktivitas sosial yang stabil di dalamnya.

2. Faktor (Proses Interaksi Sosial)


• (Faktor Imitasi) mendorong seseorang untuk mematuhi kaidah- kaidah dan
nilai-nilai yang berlaku.
• (Faktor Sugesti) memberi suatu pandangan atau sesuatu sikap yang berasal
dari dirinya yang kemu- dian diterima oleh pihak lain.
• (Faktor Identifikasi) merupakan kecenderungan atau keinginan-keinginan
dalam diri seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain.
• (Faktor Simpati) merupakan suatu proses di mana seseorang merasa tertarik
pada pihak lain.

3. Bentuk-Bentuk (Proses Interaksi Sosial)


Bentuk-bentuk interaksi sosial ada berbagai macam yakni Kerja-Sama
(cooperation), Persaingan (compe-tition), Akomodasi (accomodation), dan bahkan
dapat juga berbentuk Pertentangan atau Pertikaian (conflict).

4. Penghalang (Proses Interaksi Sosial)


Ada berbagai macam penghalang ataupun hambatan dalam melaksanakan
proses interaksi sosial seperti, perbedaan keyakinan, teknologi kurang memadai,
perbedaan budaya, dan sebagainnya. Hal ini yang memberikan kesulitan dalam

11
melakukan interaksi sosial ataupun berhubungan antar individu kepada individu
lainnya.

5. Dampak (Proses Interaksi Sosial)


Dampak yang dapat ditemui disaat telah terjalinnya proses interaksi sosial
seperti, kehidupan menjadi lebih damai, tidak adanya konflik, berhubungan
menjadi lebih baik, mempererat tali pertemanan ataupun persaudaraan.

B. Saran
Pada pembelajaran Sosiologi khususnya BAB II tentan Proses Sosial &
Interaksi Sosial segala aktivitas semasa hidup pasti penuh akan interaksi antar
sesama. Dimana interaksi tersebut merupakan jembatan dalam mempererat sikap
toleran, kerja sama, dan hubungan baik di dalam masyarakat yang terintegrasi,
Maka dari itu mulailah dari sekarang mencoba melakukan interaksi sosial dengan
baik agar tidak mudah terjadi konflik diantara masyarakat ataupun individu itu
sendiri.

12
DAFTAR PUSTAKA

Sulistyowati, Dra.Budi, and Soerjono Soekanto. 2013. Sosiologi Suatu Pengantar. PT. Raja
Grafindo Persada.
(BAB II)

13

Anda mungkin juga menyukai