Anda di halaman 1dari 19

RUANG LINGKUP DAN KONSEP ESENSIAL SOSIOLOGI

Dosen Pengampu:
Husna Parluhutan Tambunan, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Kelompok 3

Dhea Ananda Br Barus : 1231111079


Nabila Syahara : 1232411038
Nazwa Afrida Putri : 1231111073
Nur Maisaroh Harahap : 1231111071
Siti Afiqa Rahman Manik : 1232411001

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
TA 2024/2025
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatnya sehingga kami masih di berikan kesempatan dan kesehatan untuk
dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini kami buat guna memenuhi
penyelesaian tugas pada mata kuliah pembelajaran Kajian Kebahasaan, semoga
Makalah ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca.
Dalam penulisan Makalah ini, kami tentu saja tidak dapat
menyelesaikannya sendiri tanpa bantuan dari pihak lain. Oleh karena itu, saya
mengucapkan terimakasih kepada : Bapak dosen pengampu “Husna Parluhutan
Tambunan, S.Pd., M.Pd”.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna karena
masih banyak kekurangan. Oleh karna itu, kami dengan segala kerendahan hati
meminta maaf dan mengharapkan kritik serta saran yang membangun guna
perbaikan dan penyempurnaan ke depannya.
Akhir kata kami mengucapkan selamat membaca dan semoga materi yang
ada di dalam Makalah ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya bagi para
pembaca.

Medan, 26 Februari 2024

Kelompok 3

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan........................................................................................................1
C. Tujuan...........................................................................................................2
BAB II.....................................................................................................................3
PEMBAHASAN.....................................................................................................3
A. Definisi dan Pengertian Sosiologi.................................................................3
B. Sejarah perkembangan sosiologi...................................................................5
C. Bidang Kajian Sosiologi Dan Hubungan Ilmu Sosiologi Dengan Ilmu
Sosial Lainnya....................................................................................................12
D. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosiologi................................................13
BAB III..................................................................................................................14
PENUTUP.............................................................................................................14
A. KESIMPULAN...........................................................................................15
B. SARAN.......................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Istilah Sosiologi pertama kali dikenalkan oleh Auguste Comte


(tetapi dalam catatan Sejarah, Emile Durkheim lah yang melanjutkan ‘istilah’
tersebut dan menerapkannya menjadi sebuah disiplin ilmu). Sosiologi berasal dari
gabungan 2 kata dalam bahasa Latin yaitu Socius yang artinya teman dan Logos
yang artinya ilmu. Secara keseluruhan, Sosiologi berarti ilmu yang mempelajari
masyarakat. Masyarakat sendiri adalah kelompok atau gabungan dari individu
yang saling berhubungan, berbudaya, dan memiliki kepentingan yang relatif sama.
Sosiologi bertujuan untuk mempelajari masyarakat dengan meneliti/mengamati
dan menarik kesimpulan dari perilaku masyarakat, khususnya perilaku
atau pattern sosial manusia.
Sosiologi tergolong ilmu yang fleksibel. Hal ini bisa dilihat dari sifatnya
yang tersusun dari penelitian-penelitian ilmiah yang bersifat kaku namun bisa
dikritik oleh publik karena sosiologi adalah ilmu yang berisi tentang pengetahuan
kemasyarakatan, oleh karena itu selalu dinamis dan dapat diubah-ubah sesuai dan
seiring dengan perkembangan yang terjadi di dalam objek penelitiannya
(masyarakat).
Sosiologi sendiri muncul akibat tekanan/ancaman yang dirasakan
oleh masyarakat terhadap hal-hal dan nilai-nilai yang selama ini sudah
dianggap benar dan nyaman dalam tatanan kehidupan mereka, khususnya dalam
bidang sosial. Renungan sosiologis dimulai ketika masyarakat mulai mengalami
goncangan/krisis terhadap nilai-nilai dan prinsip hidup yang mereka pegang, atau
“threats to the taken-for-granted world”, – Berger dan Berger.

B. Rumusan

Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1
1. Apa definisi sosiologi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan sosiologi
3. Apa bidang kajian sosiologi dan hubungan ilmu sosiologi dengan ilmu
sosial lainnya?
4. Bagaimana konsep esensial sosiologi?

C. Tujuan

Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan diantaranya :


1. Untuk MengetahuiDefinisi Sosiologi
2. Untuk Mengetahui Sejarah Perkembangan Sosiologi
3. Untuk Mengetahui Bagaimana Konsep Esensial Sosiologi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi dan Pengertian Sosiologi

Sosiologi merupakan salah satu rumpun dalam ilmu sosial. Sosiologi lahir dari
kekuatiran seorang ahli filsafat Perancis yang bernama Auguste Comte terhadap
maraknya anarki (tidak dipatuhinya aturan) dalam masyarakat Perancis setelah
pecahnya Revolusi Perancis. Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842 melalui
karya Auguste Comte yang berjudul Cours de Philosophie Positive.

Kata sosiologi diambil dari bahasa latin socius dan logos. Socius mempunyai arti
kawan/teman dan logos mempunyai arti ilmu pengetahuan/pikiran. Jadi, dilihat
dari akar katanya sosiologi dapat didefinisikan sebagai “ilmu pengetahuan yang
mempelajari tentang pergaulan hidup socius dengan socius atau teman dengan
teman, yaitu hubungan antara seorang dengan seorang, perseorangan dengan
golongan, atau golongan dengan golongan” (Ahmadi, 1984: 7). Pergaulan hidup
manusia dimaknai juga sebagai masyarakat, sehingga sosiologi diartikan juga
sebagai “ilmu yang mempelajari tentang masyarakat manusia dan tingkah laku
manusia di beberapa kelompok yang membentuk masyarakat” (Kornblum, 1988:
5).

Selain dua definisi di atas masih banyak terdapat definisi lain tentang sosiologi, di
mana definisi-definisi tersebut mempunyai beberapa perbedaan dalam
penjabarannya. Walaupun demikian, dari sekian definisi tersebut masih dapat
ditarik satu benang merah tentang pengertian sosiologi, yaitu sosiologi merupakan
1) hidup bermasyarakat dalam arti yang luas, 2) perkembangan masyarakat dalam
segala aspeknya, dan 3) hubungan antarmanusia dengan manusia lainnya dalam
segala aspeknya. Dari pengertian ini paling tidak terdapat dua unsur pokok dari
sosiologi, yaitu 1) adanya manusia, dan 2) adanya hubungan di dalam suatu
wadah hubungan yang disebut dengan masyarakat (Ahmadi, 1984: 10).

•Menurut Pitirim Sorokin

3
1. Ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara aneka
macam gejala-gejala sosial, contoh hukum dengan ekonomi.
2. Ilmu yang mempelajari hubungan dan pengaruh timbal balik antara gejala
sosial dengan gejala non-sosial, contoh geografis (gejala sosial) dengan
biologis (gejala non-sosial)

 Menurut Roucek & Waren

Ilmu yang mempelajari hubungan antara manusia dalam kelompok

 Menurut Emile Durkheim

Sosiologi ialah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Fakta sosial adalah cara-cara
bertindak & berperasaan, contohnya: kebiasaan, norma-norma, hukum.

 Menurut Selo Soemardjan & Soelaeman Soemardi

Ilmu yang mempelajari struktur sosial & proses-proses sosial

 Menurut Soerjono Soekanto

Ilmu sosial yang murni, abstrak, berusaha mencari pengertian umum, rasional,
serta empiris.

Contoh fenomena yang menjadi kajian sosiologi:

a. Tingkah laku religius individual maupun kelompok yang salah satunya


nampak dalam bentuk praktek-praktek peribadatan
b. interaksi mandor dengan pekerja di perusahaan rokok
c. Kampanye pemilu sebagai aktivitas dari partai politik;
d. Perubahan hubungan antara laki-laki dan perempuan, yang terlihat dari
adanya pergeseran nilai ketaatan istri terhadap suami sebagai akibat dari
kemandirian sosial ekonomi perempuan
e. Hubungan bertetangga dalam bentuk kegiatan gotong-royong
f. Aktivitas organisasi kriminal, misalnya aktivitas kejahatan dari “Geng
Motor”

4
g. Perbedaan tingkah laku berdasarkan kelas sosial, misalnya perbedaan gaya
hidup kelompok wanita kelas atas dengan kelompok wanita kelas bawah,
dan lain-lain.

B. Sejarah perkembangan sosiologi

Latar belakang sosial lahirnya sosiologi adalah perubahan masyarakat di


Eropa Barat akibat revolusi industri di Inggris dan revolusi Prancis yang
berlangsung pada akhir abad ke-18 dan awal abad ke-19. Banyak orang pada masa
itu berharap bahwa revolusi industri dan revolusi Prancis akan membawa
kemajuan bagi semua anggota masyarakat. Dengan munculnya revolusi industri,
pola-pola tradisional mulai ditinggalkan dan muncullah teknologi baru yang
mempermudah sekaligus meningkatkan produksi masyarakat, sehingga dapat
meningkatkan taraf hidupnya. Jika pada masa feodalisme sebelum revolusi
Prancis masyarakat terkotak-kotak dalam lapisan-lapisan sosial yang sangat
membatasi ruang bagi lapisan sosial yang lebih rendah, setelah revolusi semua
orang berharap bahwa akses terhadap semua sumber daya sosial dan ekonomi
seperti pendidikan dan pekerjaan harus terbuka lebar bagi semua lapisan.

Akan tetapi, apa yang diharapkan masyarakat tidak menjadi kenyataan. Revolusi
memang telah mendatangkan perubahan, namun pada saat yang sama juga telah
mendatangkan kekhawatiran yang lebih besar. Apa sesungguhnya yang terjadi?
Dalam masyarakat timbul anarki (situasi tanpa aturan) dan kekacauan yang lebih
besar setelah revolusi Prancis. Di samping itu, timbul kesenjangan sosial antara
golongan kaya dengan golongan miskin. Kelas-kelas sosial bukannya dihapus,
melainkan semakin nyata. Kaum buruh semakin ditekan oleh segelintir orang
yang memiliki modal dan perusahaan. Dengan demikian konflik antar kelas
menjadi tidak terhindarkan.

Tokoh yang menjadi perintis lahirnya ilmu sosiologi:

1. Auguste Comte (1798-1857)

Istilah ‘sosiologi pertama kali diciptakan pada tahun 1839 oleh Auguste Comte,
seorang ahli filsafat kebangsaan Prancis. Dialah yang pertama kali menggunakan.

5
Istilah tersebut sebagai pendekatan khusus untuk mempelajari masyarakat. Selain
itu. Dia juga memberi sumbangan yang begitu penting terhadap sosiologi. Oleh
karena itu para ahli sepakat untuk menyebutnya sebagai ‘Bapak Sosiologi’.
Mengapa? Memang harus diakui bahwa Comte sangat berjasa terhadap sosiologi.
Beberapa sumbangan pentingnya antara lain sebagai berikut.

1. Ia mengatakan bahwa ilmu sosiologi harus didasarkan pada pengamatan.


Perbandingan, eksperimen, dan metode historis secara sistematik. Objek
yang dikajipun harus berupa fakta, bukan harapan atau prediksi. Jadi,
harus objektif dan harus pula bermanfaat, serta bukan mengarah kepada
kepastian dan kecermatan.
2. Ia menyumbangkan pemikiran yang mendorong perkembangan sosiologi
dalam bukunya Cours de Philosophie Positive, yang dikenal dengan
hukum kemajuan manusia atau hukum tiga jenjang. Dalam menjelaskan
gejala alam dan gejala sosial, manusia akan melewati tiga jenjang berikut
ini.
 Jenjang teologi, bahwa segala sesuatu dijelaskan dengan mengacu pada
hal-hal yang bersifat adikodrati.
 Jenjang metafisika, bahwa manusia memahami sesuatu dengan
mengacu kepada kekuatan-kekuatan metafisik atau hal-hal yang
bersifat abstrak.
 Jenjang positif, bahwa gejala alam dan sosial dijelaskan dengan
mengacu pada deskripsi ilmiah (jenjang ilmiah).
3. la mengatakan pula bahwa sosiologi merupakan ratu ilmuilmu sosial, dan
3 menempati peringkat teratas dalam hierarki ilmu-ilmu sosial.
4. Ia membagi sosiologi ke dalam dua bagian besar, yaitu statika sosial
(social statics) yang mewakili stabilitas atau kemantapan, dan dinamika
sosial (social dynamic) yang mewakili perubahan.

6
2. Karl Marx (1818-1833)

Latar belakang pemikirannya adalah adanya eksploitasi besar-besaran yang


dilakukan oleh para pengusaha atau pemilik modal (kaum kapitalis atau yang
dikenal juga dengan kaum borjuis) terhadap kaum buruh (yang disebut juga
dengan kaum proletar). Para buruh bekerja dengan jam kerja yang ditetapkan oleh
para pengusaha dengan seenak hati mereka. Bukan hanya itu, upah yang diberikan
juga begitu rendah. Tidak sebanding dengan pekerjaannya. Menurut Marx, kaum
kapitalis atau pengusaha adalah lintah darat yang hidup dari keringat para buruh.
Dengan kata lain, ada ketidakadilan yang sangat besar dalam masyarakat. Ada
kelompok yang menguasai saranasarana produksi yaitu para kapitalis, dan ada
kelompok yang sama sekali tidak memiliki sarana produksi, sehingga sepenuhnya
menggantungkan hidup pada para kapitalis. Kelompok ini disebut dengan kaum
buruh.

Marx mengatakan bahwa sejarah masyarakat manusia adalah sejarah


perjuangan kelas, yang melahirkan kelompok borjuis dan kelompok proletar.
Sadar akan posisinya di masyarakat, yaitu sebagai kelompok yang dieksploitasi,
maka kaum proletar bersatu dan memberontak melawan kaum borjuis. Konflik
antarkelas inilah yang melahirkan perubahan dalam masyarakat. Menurut Marx,
suatu saat kaum. Proletar akan memenangkan perjuangan kelas ini yang kemudian
akan melahirkan masyarakat tanpa kelas.

3. Herbert Spencer (1820-1903)

Herbert Spencer adalah orang Inggris yang menguraikan materi sosiologi


secara rinci dan sistematis. Menurut Spencer, objek sosiologi yang pokok adalah
keluarga, politik, agama, pengendalian sosial, dan industri. Termasuk pula
asosiasi, masyarakat setempat, pembagian kerja, pelapisan sosial, sosiologi
pengetahuan dan ilmu pengetahuan, serta penelitian terhadap kesenian dan
keindahan. Pada tahun 1876 Spencer mengetengahkan sebuah teori tentang
‘evolusi sosial’, yang hingga kini masih dianut, walaupun di sana-sini ada
perubahan. Ia menerapkan secara analog Teori Darwin mengenai ‘Teori Evolusi

7
terhadap masyarakat manusia. In yakin bahwa masyarakat mengalami evolusi dari
masyarakat primitif ke masyarakat industri.

Spencer juga mengembangkan gagasan tentang sistem interaksi sosial,


khususnya pada masyarakat Inggris. La juga beranggapan bahwa keadaan
masyarakat akan berubah menuju ke situasi yang lebih aman dan tertib. Hal ini
terjadi karena di masyarakat sudah mulai terjadi sistem pembagian kerja secara
teratur. Berbagai penanganan pekerjaan di masyarakat mulai ditangani oleh orang-
orang yang memang ahli (profesional). Hubungan antarberbagai pekerjaan juga
terjalin dengan sangat kompak.

Herbert Spencer juga mengembangkan suatu sistematika penelitian


masyarakat dalam bukunya yang berjudul Principles of Sociology. Melalui buku
ini istilah sosiologi menjadi lebih populer. Berkat jasa Spencer, sosiologi
berkembang pesat pada abad ke-20, terutama di negara Prancis, Jerman, dan
Amerika Serikat, hingga sekarang sudah menyebar ke segala penjuru dunia.

4.Emile Durkheim (1858-1927)

Bagi Durkheim, fenomena sosial yang tumbuh berserakan dalam


kehidupan. Masyarakat ini adalah nyata. Oleh karena itu, gejala-gejala sosial yang
tumbuh dan berkembang dalam masyarakat sesungguhnya dapat dikaji dengan
metode-metode empiris, dan bukan secara filosofis. Pada prinsipnya Durkheim
menolak penjelasan ilmiah tentang tindakan (juga mengenai institusi sosial) yang
hanya mendasarkan analisis pada karakteristik individu, seperti insting, kemauan,
imitasi, dan kepentingann pribadi. Penjelasan semacam itu menurut Durkheim
hanyalah merupakan akibat dari kumpulan sifat dan tindakan individu.

Menurut Durkheim, sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial. Tahukah
kamu apakah fakta sosial itu? Fakta sosial adalah setiap cara bertindak yang telah
baku ataupun tidak, yang dapat melakukan pemaksaan terhadap individu. Fakta
sosial bersifat eksternal terhadap individu. Fakta sosial bisa berupa cara bertindak.
Berpikir, dan berperasaan yang memperlihatkan ciri-ciri tertentu yang berada di
luar. Kesadaran individu. Fakta sosial bersifat umum, dalam arti tersebar merata
dan menjadi milik kolektif, bukan sekadar hasil penjumlahan beberapa fakta

8
individu. Contohnya. Hukum, adat istiadat, dan cara berpakaian. Dalam mengkaji
masyarakat, Durkheim lebih menekankan pada kesadaran kolektif (collective
consciousness) sebagai dasar dari suatu keteraturan sosial atau lebih menekankan
pada kerja sama yang mencerminkan konsensus moral sebagai proses sosial yang
paling mendasar.

5.Max Weber (1864-1920)

Max Weber berpendapat bahwa sebagai ilmu, sosiologi berusaha memberikan


pengertian tentang aksi-aksi sosial. Sosiologi membantu mempelajari dan
memahami perilaku manusia dan sekaligus menelaah sebab-sebab terjadinya
interaksi sosial. Karya Weber tentang perkembangan sosiologi misalnya analisis
tentang wewenang. Birokrasi, sosiologi agama, organisasi-organisasi ekonomi,
dan sebagainya.

Weber berpendapat bahwa metode-metode yang digunakan dalam ilmu-ilmu alam


tidak dapat diterapkan begitu saja pada masalah-masalah yang dikaji dalam ilmu-
ilmu sosial. Menurut dia, karena para ilmuwan sosial mempelajari dunia sosial di
mana mereka hidup, tentu ada hal-hal yang subjektif dalam penelitian mereka.
Oleh karena itu, sosiologi seharusnya “bebas nilai (value free), tidak boleh
terdapat bias yang memengaruhi penelitian dan hasil-hasilnya. Ia menyebutkan
bahwa sosiologi adalah. Ilmu yang berupaya memahami tindakan sosial.

Sosiologi Modern

Timbulnya sosiologi modern diawali dengan proses perubahan bentuk dari


cabang filsafat sosial ke suatu cabang ilmu. Hal ini memang terasa lambat, namun
dapat di- bedakan bahwa sosiologi pertengahan abad 19 dan 20 menunjukan
adanya perubahan. Dan beberapa orang yang dianggap berpengaruh di dalam hal
ini antara lain: Sosiolog Perancis Emile Durkheim (1858-1917) dan W.I, Thomas
(1863-1947).

Keseimbangan sistem dapat tercipta dan terjaga ketika setiap bagian dari sisem
tersebut menjalankan fungsinya masing -masing. Tiap -tiap bagian terhubung dan

9
saling tergantung satu sama lain, sehingga ketika satu saja bagian tidak berfungsi,
maka akan tercipta keadaan yang bersifat patologis, di mana keseimbangan sistem
akan terganggu.

Sosiologi di Indonesia

Sosiologi di Indonesia telah diperkenalkan pada masa penjajahan Belanda


yaitu pada lembaga pendidikan zaman Hindia Belanda. Diperkenalkannya sosio-
logi pada lembaga pendidikan tersebut, walau tidak melalui pengajaran secara
formal, tapi cukup mempengaruhi perkembangan sosiologi Indonesia. Prof. DR.
Soerjono Soekanto membagi perkembangan sosiologi di Indonesia dalam 2
periode yaitu:

1. Perkembangan sosiologi sebelum perang dunia II (PD.II).


Dapat dikatakan bahwa sebelum perang dunia II atau katakanlah sebelum
prok- lamasi 17-08-1945, ternyata para pujanggga dan pemimpin
Indonesia telah memasukan unsur-unsur sosiologi ke dalam ajaran-
ajarannya, walaupun mereka belum mempelajari teori-teori formal
sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Bukti-buktinya dapat kita lihat
anatara lain: SRI PADUKA MANGKUNEGARA IV dari Surakarta yang
terkenal dengan ajaran WULANG REH, disini beliau mengajarkan tata
hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari
golongan-golongan berbeda. Pada ajaran tersebut banyak mengandung
aspek-aspek sosiologi terutama dalam bidang hubungan antar golong- an.
(Inter group relation).
Almarhum KI HAJAR DEWANTARA seorang pelopor utama yang
meletakan dasar- dasar bagi pendidikan nasional di Indonesia. Beliau
memberi banyak sekali sumbangan pada sosiologi Indonesia dengan
konsep-konsepnya mengenai kepemimpinan dan ke- keluargaan Indonesia
yang nyata dipraktekan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa. Dari
dua keterangan di atas ternyata bahwa sosiologi tidak digunakan dalam

10
suatu ajaran atau teori murni sosiologi, tetapi sebagai landasan untuk
tujuan lain yaitu: Ajaran Tata Hubungan Antar Manusia Dan Pendidikan.

2. Sosiologi setelah Perang dunia ke II.


Di alam kemerdekaan setelah Proklamasi 17-08-1991, pada Akademi Ilmu
Politik Yokyakarta yang sekarang dikenal Fakultas Sosial Politik Gajah
Mada, mulai diajarkan mata kuliah sosiologi. Dan ketika pada tahun 1950
dibuka kesempatan bagi mahasiswa dan sarjana untuk belajar ke Luar
Negeri, maka mulailah beberapa orang Indonesia memperdalam
pengetahuannya tentang sosiologi dan bahkan ada yang mempelajarinya
secara khusus.
Munculnya buku sosiologi karangan M.R. Djody Gondokusuma dengan
judul Sosiologi Indonesia, dan karangan Hassan Shadily dengan judul
Sosiologi untuk masyarakat Indonesia, yang merupakan buku pertama
berbahasa Indonesia, begitu juga Social Changes in Yokyakarta dari Selo
Socmardjan. Buku tersebut ditulis dalam bahasa Inggris yang merupakan
disertasinya untuk mencapai Doctor pada Cornell University. Ini semua
mendapat sambutan yang baik. Karena di alam suasana Revolusi fisik,
terasa kehausan dari golongan terpelajar akan ilmu pengetahuan yang
tentunya akan dapat membantu usaha-usaha mereka dalam hal memahami
perubahan-perubahan yang terjadi di masyarakat Indonesia. Saat ini telah
ada sejumlah Universitas negeri yang mempunyai fakultas sospos dan
fakultas ilmu sosial, dimana sosiologi dikuliahkan sampai tingkat lebih
tinggi. Disamping itu telah ada beberapa universitas mempunyai fakultas
yang mempunyai jurusan sosiologi, misalnya Universitas Gajah Mada.

11
C. Bidang Kajian Sosiologi Dan Hubungan Ilmu Sosiologi Dengan Ilmu
Sosial Lainnya

Sosiologi memang memiliki hubungan dengan berbagai ilmu sosial lainnya


seperti ilmu ekonomi, ilmu politik, ilmu sejarah, ilmu psikologi, dan ilmu
antropologi. Pertama, ilma ekonomi. Ilmu ekonomi merupakan kajian untuk
memperoleh barang-barang dan jasa produksi, distribusi, serta konsumsi. Suatu
hubungan ataupun mata rantai penting antara ekonomi dan sosiologi adalah dua-
duanya merupakan basis sosial tenlang perilaku ekonomi. Uang tidak akan mudah
berpindah keluar masuk bank dengan sendirinya atau sebagai jawalan atas
kekuatan yang semata-mata bukan perseorangan. Hal itu disimpan di sana oleh
orang-orang yang telah membuat keputusan sostal tentang antisipasi sesuatu
maupun menabung untuk kepentingan pendidikan bagi anak-anak mereka,
maupun untuk membeli kondominium. Hal itu merupakan upaya yang sangat aktif
oleh orang-orang yang ingin memiki kepastain masa depan yang lebih cerah.
Hubungan antara ekonomi dan sosiologi bahwa ekonomi yang merupakan hasis
perilaku sosial yang ikut menentukan tipe dan benink interaksi mereka. Para ahli
sostologi mengakui bahwa ekomomi dan material itu memiliki pengaruh atas
minat serta motivasi kerja pada masyarakat. Kertat, ilmu politik. Ilmu politik lebih
memusatkan perhatiarmya pada pemerintah dan penggunaan keknasaan politis.
Para akademisi tentang ilmu politis melihatnya terutama dadazi gagasan di
belakang, sistem pemerintah pada operasi proses-proses politik itu. Para ahli
sosiologi, pada sisi lain, menjači lebih tertarik padu pertanyaan-pertanyaan
perilaku politik alasan orang orang ikut serta berpolitik bergabung dalam
pergerakan politik atau mendukung isu-isu politik hubungan antara politik dan
institusi sosial lainnya. Di tahun terakhir, ilmu politis dan sosiologi sudah
berkembang semakin mendekat bersama-sama dalam metode, pokok kajian, dan
konsep, dan hal itu terus makin meningkat sukar untuk menggambarkan suatu
garis ketiga, ilmu sejarah. Ilmu sejarah melihat ke belakang, dalam suatu
usahanya untuk menggambarkan suatu peristiwa, urutan, dan maknai tentang
peristiwa yang lampau itu. Penyelidikan sejarah telah bergeser dari laporan
tentang orang-orang dan tempat-tempat untuk menggambarkan kecenderungan
sosial yang luas dari waktu ke waktu.

12
D. Konsep Dasar Ilmu Pengetahuan Sosiologi

Konsep dasar ilmu pengetahuan Sosiologi meliputi :

1. Poses Sosial/ Interaksi


2. Struktur Sosial
3. Kebudayaan dan Masyarakat
4. Perubahan Sosial
5. Sosialisasi
6. Kelompok Sosial
7. Lembaga Sosialisasi
8. Kekuasaan dan Wewenang

Materi sosiologi dipelajari di setiap jenjang studi yang membahas sosiologi. Prinsip
relevansi harus diperhatikan oleh guru/dosen pendidikan sosiologi agar bahan yang
diberikan benar-benar relevan dengan pokok materi dan kompetensi yang ingin dicapai.
Guru/dosen harus mencari bahan dan contoh-contoh yang sangat relevan dengan materi
pokok yang disampaikan, dan prinsip contextual learning harus dilaksanakan. Proses
pencapaian kompetensi dasar dikembangkan melalui pemilihan strategi pembelajaran
yang meliputi tatap muka dan pengalaman (seperti diskusi, penelitian).

Pengalaman belajar merupakan kegiatan fisik maupun mental yang dilakukan siswa
dalam berinteraksi dengan bahan ajar. Pembelajaran harus dilakukan dengan metode yang
bervariasi dan disesuaikan pula dengan materi yang disampaikan. Contoh: ketika akan
menyampaikan materi “status dan peran”, siswa dapat diajak bermain “role playing”
(bermain peran). Beberapa siswa diminta memerankan status yang berbeda-beda yang ada
di masyarakat; guru memberi kertas yang bertuliskan peran apa yang harus dimainkan
yang dikalungkan pada siswa.

Pembelajaran dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas. Guru/dosen sosiologi setiap
hari perlu membaca koran, buku, majalah, jurnal juga mampu membaca fenomena yang
ada di masyarakat, di samping perlu mendengarkan TV/radio, juga mendengar isu-isu
aktual di masyarakat. Materi sosiologi sangat kaya informasi/konsep sebab fokusnya
masyarakat dengan budayanya. Hal ini penting untuk dicermati oleh guru/dosen
pendidikan sosiologi.

Bahan-bahan harus dicari mana bahan yang sangat relevan untuk dapat mencapai
kompetensi dasar. Misalnya bila ingin berbicara mengenai stratifikasi sosial, maka harus

13
dicari bahan yang sangat jelas bisa membedakan lapisan atas dan bawah. Diusahakan
dekat dengan kehidupan sehari-hari di lingkungan siswa dan dapat diamati kebenarannya
(up to date). Masyarakat dinamis, banyak hal yang berubah, banyak
norma/nilai/tradisi/kebiasaan berganti sehingga guru/dosen harus mampu mencari bahan
dan contoh-contoh relevan dengan materi pokok disampaikan.

Dalam menyampaikan materi dan pemahaman dalam pendidikan sosiologi


Banyak cara yang dapat dilakukan, dan hal yang memudahkan guru/dosen adalah Apa
yang disampaikan sebagian besar sudah dialami dan ada di sekitar kehidupan Siswa.
Selain melalui permainan (game) banyak lagi yang bisa dipakai sebagai Pengalaman
belajar seperti curah pendapat (brain storming) yang dipadu dengan Mencari solusi
(problem solving). Misalnya ingin membahas materi “konflik sosial”, Siswa diminta
berkelompok untuk mengidentifikasi “konflik vertikal” dan “konflik Horizontal”; konflik
agama; konflik politik, dan sebagainya. Selanjutnya merekaDiminta mengidentifikasikan
penyebab terjadinya konflik tersebut dan bagaimana Mengatasinya. Masing-masing
kelompok diminta mempresentasikannya. Setelah Pengalaman belajar ini, guru harus
memberi konsep-konsep yang benar sesuai Dengan materi dan bahan yang formal harus
diberikan termasuk teori-teori tentang Hal teori “kelas”; teori manajemen konflik, dan
sebagainya (Farida, 2005).

BAB III

PENUTUP

14
A. KESIMPULAN

Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tentang seluruh aspek pada manusia
hingga segala perilakunya dalam berkehidupan. Ilmu ini pertama kali muncul
pada pertengahan abad 18 Masehi dan dikenalkan oleh Auguste Comte Perancis.
Sosiologi juga memfokuskan kajiannya pada peran dan kedudukan individu dalam
masyarakat serta hubungan di antara keduanya.

Ruang lingkup sosiologi mencakup berbagai aspek, seperti sosialisasi, struktur


sosial, diferensiasi sosial, kelompok sosial, penyimpangan sosial, stratifikasi
sosial, mobilitas sosial, dan kelas sosial. Selain itu, sosiologi juga mempelajari
kedudukan dan peran sosial individu dalam keluarga, kelompok sosial, serta
masyarakat dan nilai serta norma sosial yang mendasari atau memengaruhi sikap
dan perilaku anggota masyarakat dalam hubungan sosial.

B. SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna serta minimnya
sumber yang dimiliki oleh penulis,maka penulis akan selalu menerima kritik dan
saran yang membangun untuk menjadikan Makalah ini menjadi lebih baik.

15
DAFTAR PUSTAKA

BUDIWATI, Yulia. Ruang Lingkup Sosiologi. 2021

Farida, Hanum.2011.KONSEP , MATERI DAN PEMBELAJARAN


SOSIOLOGI1.Dipaparkan pada Seminar Regional Pembelajaran dan
Pendidikan Karakter Mata Pelajaran Sosiologi di Aula Fisip UNS

MAUNAH, Binti, et al. Sosiologi pendidikan. 2016.

SUMARTONO, Sumartono. Dinamika perubahan sosial dalam teori konflik.


Jurnal Ilmu Komunikasi dan Bisnis, 2019, 5.1: 1-17.

16

Anda mungkin juga menyukai