Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“INDIVIDU DAN MASYARAKAT”

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Mata Kuliah Pengembangan


Model Pembelajaran IPS SD

Disusun Oleh :

1. Ica Amellya 2103011121


2. Vina Kusnul Azzarah 2103011151
3. Zuhrotul Azka nim 2103011157

Dosen Pengampu Mata Kuliah :


Yulia Darniyanti, M.Pd.
NIDN. 1021039301

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS DHARMAS INDONESIA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT. Karena atas rahmat dan
hidayah-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam
semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Saw, yang telah
menganjurkan umatnya untuk menuntut ilmu, sehingga manusia bisa
membedakan mana yang hak dan mana yang bathil.
Karya tulis dalam bentuk makalah ini dimaksudkan untuk mengetahui
tentang “INDIVIDU DAN MASYARAKAT ”. Penyusun menyadari bahwa
dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, masih banyak
kekurangan dan kesalahan,baik dari metodologi maupun analisis. Untuk itu
penyusun membutuhkan saran untuk perbaikan ke depan, agar dapat bermanfaat
bagi semua pembaca. Selama proses perbaikan karya tulis ini banyak pihak yang
telah memberikan kontribusi baik itu secara langsung maupun tidak langsung.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penyusun mengucapkan banyak terima
kasih kepada Ibu Yulia Darniyanti, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah
Pengembangan Model Pembelajaran IPS SD.
Demikian juga terima kasih kepada semua pihak yang tak bisa disebut
namanya satu persatu dalam lembaran ini. Semoga kontribusi semua dinilai disisi
Allah SWT dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Dharmasraya, 31 Mei 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.................................................................................1
1.3. Tujuan Masalah.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................2
2.1. Konsep Individu dan Masyarakat..........................................................2
2.2. Interaksi Sosial.....................................................................................7
BAB III PENUTUP...............................................................................................8
3.1. Kesimpulan...........................................................................................8
3.2. Saran......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masyarakat adalah sekelompok individu yang saling berinteraksi, saling


membutuhkan satu sama lain. Tidak ada satupun individu yang dapat hidup
tanpa individu lainnya. Walaupun seberapa banyak harta yang dimiliki oleh
seorang individu, itu sama sekali tidak berharga jika tidak ada individu lain
atau dengan kata lain tidak ada interaksi sosial yang terjadi di antara individu
atau masyarakat. Maka dari itu, jika kita ingin mengkaji tentang individu
maka kita tidak akan pernah bisa lepas dari masalah masyarakat itu sendiri.
Karena keduanya, antara individu dan masyarakat saling keterkaitan satu
sama lainnya.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa konsep individu dan masyarakat?
2. Apa itu interaksi sosial?

1.3. Tujuan Masalah


1. Mampu Menjelaskan tentang konsep individu dan masyarakat
2. Mampu menjelaskan apa itu interaksi sosial

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP INDIVIDU DAN MASYARAKAT


A. Pengertian Individu
Menurut Soediman Karto hadi prodjo, sebagaimana dikutip Soerjono
Sockanto (2003), individu adalah makhluk hidup ciptaan Tuhan yang di dalam
dirinya dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, ras, dan rukun.
Individu merupakan unit terkecil pembentuk masyarakat. Dapat pula dimaknai
sebagai bagian terkecil dari kelompok masyarakat yang tidak dapat dipisah lagi
menjadi bagian yang lebih kecil. Sebagai contoh, suatu keluarga terdiri dari ayah,
ibu, dan anak. Ayah merupakan individu dalam kelompok sosial tersebut, yang
sudah tidak dapat dibagi lagi ke dalam satuan yang lebih kecil. Pada dasarnya,
setiap individu memiliki ciri-ciri yang berbeda. Individu yang saling bergabung
akan membentuk kelompok atau masyarakat. Individu tersebut akan memiliki
karakteristik yang sama dengan kelompok dimana dirinya bergabung.
Setiap individu lahir ke dunia dengan membawa potensi diri masing-masing
yang dapat dikembangkan kemudian hari melalui proses balajar atau pendidikan.
Contohnya seseorang melakukan kegiatan menulis, hal tersebut merupaka
perintah dari jiwa atau psikisnya untuk menyuruh fisiknya untuk menulis sesuatu
dengan pulpen dan kertas. Setiap individu lazim memiliki ciri-ciri khas yang
melekat dalam dirinya, sehingga memberikan identitas khusus, yang disebut
kepribadian.
B. Pengertian Masyarakat
Kata masyarakat merupakan terjemahan dari kata (community atau
komunitas). Secara definitif dapat didefinisikan sebagai sekelompok manusia
yang terdiri dari sejumlah keluarga yang bertempat tinggal di suatu wilayah
tertentu baik di desa ataupun di kota yang telah terjadiinteraksi sosial antar
anggotanya atau adanya hubungan sosial (social relationship) yang memilki
norma dan nilai tertentu yang harus dipatuhi oleh semua anggotanya dan memiliki
tujuan tertentu pula. Masyarakat menurut J.L. Gillin & J.P. Gillin, adalah

2
kelompok manusia yang terbesar dan membunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan
perasaan persatuan yang sama serta meliputi pengelompokan- pengelompokan
yang lebih kecil.
C. Hubungan Antara Individu dan Masyarakat
Hubungan individu dan masyarakat yaitu bahwa hidup bermasyarakat
adalah ciptaan dan usaha manusia sendiri. Manusia berkeluarga, ia berkelompok.
Selalu membuat sesuatu dan berbuat Keluarga. kelompok, masyarakat dan negara
tidak merupakan kesatuan-kesatuan yang berdiri di luar. Mereka ada usaha
manusia, yangterus dipertahankan, dipelihara, ditunjang, atau apabila perlu-
diubahkan atau diganti oleh manusia. Mereka adalah bagian hidupnya. Mereka
adalah bentuk perilaku yang tergantung dari dia. Hidup bermasyarakat yang
diusahakan dan diciptakan sendiri bertujuan untuk memungkinkan
perkembangannya sebagai manusia. Sebab tanpa masyarakat tidak ada hidup
individual yang manusiawi. Jadi manusia sekaligusmembentuk dan dibentuk oleh
hasil karyanya sendiri, yaitu masyarakat. Manusia tidak bebas dalam arti bahwa ia
bebas memilih antara hidup sendiri atau hidup berbagai dengan orang lain. la
harus hidup berbagai agar tidak hancur. Tetapi cara danbentuk hidup berbagai itu
ditentukannya dengan bebas. Tidak ada satu polakebudayaan yang mutlak dan
universal. Jadi ada relasi timbal balik antara individu. Disatu pihak individu ikut
membentuk dan menegakkan masyarakat, dan iabertanggungjawab. Di lain pihak
masyarakat menghidupi individu dan oleh karenanya bersifat mengikat bagi dia.

2.2 INTERAKSI SOSIAL


A. Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang
dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu
yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok
lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat
simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya
diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya Proses Interaksi sosial
menurut Herbert Blumer adalah pada saat manusia bertindak terhadap sesuatu atas

3
dasar makna yang dimiliki sesuatu tersebut bagi manusia. Kemudian makna yang
dimiliki sesuatu itu berasal dari interaksi antara seseorang dengan sesamanya. Dan
terakhir adalah Makna tidak bersifat tetap namun dapat dirubah, perubahan
terhadap makna dapat terjadi melalui proses penafsiran yang dilakukan orang
ketika menjumpai sesuatu. Proses tersebut disebut juga dengan interpretative
process.
Interaksi sosial memiliki aturan, dan aturan itu dapat dilihat melalui dimensi
ruang dan dimensi waktu dari Robert T Hall dan Definisi Situasi dari W.I.
Thomas. Hall membagi ruangan dalam interaksi sosial menjadi 4 batasan jarak,
yaitu :
1. Jarak intim
2. Jarak pribadi
3. Jarak sosial
4. dan jarak publik.

B. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial


Suatu interaksi sosial tidak akan mungkin terjadi apabila tidak
memenuhi dua syarat (Soerjono Sukanto) yaitu: adanya kontak sosial, dan
adanya komunikasi.
1. Kontak sosial
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk (Soerjono
Soekanto 59) yaitu sebagai berikut :
a. Antara orang perorangan
Kontak sosial ini adalah apabila anak kecil mempelajari
kebiasaankebiasaan dalam keluarganya. Proses demikian terjadi
melalui komunikasi, yaitu suatu proses dimana anggota masyarakat
yang baru mempelajari norma-norma dan nilai-nilai masyarakat di
mana dia menjadi anggota.
b. Antara orang perorangan dengan suatu kelompok manusia atau
sebaliknya.Kontak sosial ini misalnya adalah apabila seseorang
merasakna bahwa tindakan-tindakannya berlawanan dengan

4
norma-norma masyarakat.
c. Antara suatu kelompok manusia dengan kelompok manusia
lainnya.
Umpamanya adalah dua partai politik yang bekerja sama
untuk mengalahkan partai politik lainnya. Kontak sosial memiliki
beberapa sifat, yaitu kontal sosial positif dan kontak sosial
negative. Kontak sosial positif adalah kontak sosial yang mengarah
pada suatu kerja sama, sedangkan kontak sosial negative mengarah
kepada suatu pertentangan atau bahkan sama sekali tidak
menghasilkan kontak sosial.
Selain itu kontak sosial juga memiliki sifat primer atau sekunder. Kontak
primer terjadi apabila yang mengadakan hubungan langsung bertemu dan
berhadapan muka, sebaliknya kontak yang sekunder memerlukan suatu perantara.
2. Komunikasi
Komunikasi adalah bahwa seseorang yang memberi tafsiran kepada orang
lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-gerak badaniah atau sikap), perasaan-
perasaan apa yang ingin disampaikan oleh orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin
disampaikan. Dengan adanya komunikasi sikap dan perasaan kelompok dapat
diketahui olek kelompok lain aatau orang lain. Hal ini kemudai merupakan bahan
untuk menentukan reaksi apa yang akan dilakukannya.

C. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang menyatukan (Integrasi).


1. Kerja sama (cooperation)
Kerjasama terbentuk karena masyarakat menyadari bahwa mereka
mempunyai kepentingan-kepentingan yang sama sehingga sepakat untuk
bekerjasama dalam mencapai tujuan bersama
2. Akomodasi
Akomodasi merupakan suatu proses penyesuaian antara individu
dengan individu, individu dengan kelompok, atau kelompok dengan
kelompok guna mengurangi, mencegah, atau mengatasi ketegangan dan

5
kekacauan.
3. Asimilasi
Proses asimilasi menunjuk pada proses yang ditandai adanya usaha
mengurangi perbedaan yang terdapat diantara beberapa orang atau
kelompok dalam masyarakat serta usaha menyamakan sikap, mental, dan
tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Asimilasi timbul bila ada
kelompok masyarakat dengan latar belakang kebudayaan yang berbeda,
saling bergaul secara intensif dalam jangka waktu lama, sehingga lambat
laun kebudayaan asli mereka akan berubah sifat dan wujudnya membentuk
kebudayaan baru sebagai kebudayaan campuran.
4. Akulturasi
Proses sosial yang timbul, apabila suatu kelompok masyarakat
manusia dengan suatu kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-
unsur dari suatu kebudayaan asing sedemikian rupa sehingga lambat laun
unsur-unsur kebudayaan asing itu diterima dan diolah ke dalam
kebudayaan sendiri, tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian dari
kebudayaan itu
D. Bentuk-bentuk interaksi sosial yang
memisahkan 1). Persaingan/kompetisi
Adalah suatu perjuangan yang dilakukanperorangan atau kelompok
sosial tertentu, agar memperoleh kemenangan atau hasil secara kompetitif.
tanpa menimbulkan ancaman atau benturan fisik di pihak lawannya.
2) Kontravensi,
Adalah bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan dan
pertentangan atau konflik. Wujud kontravensi antara lain sikap tidak
senang, baik secara tersembunyi maupun secara terang terangan seperti
perbuatan menghalangi, menghasut, memfitnah, berkhianat, provokasi,
dan intimidasi yang ditunjukan terhadap perorangan atau kelompok atau
terhadap unsur-unsur kebudayaan golongan tertentu. Sikap tersebut dapat
berubah menjadi kebencian akan tetapi tidak sampai menjadi pertentangan
atau konflik

6
3) Konflik.
Adalah proses sosial antar perorangan atau kelompok masyarakat
tertentu, akibat adanya perbedaan paham dan kepentingan yang sangat
mendasar, sehingga menimbulkan adanya semacam gap atau jurang
pemisah yang mengganjal interaksi sosial di antara mereka yang bertikai
tersebut.

7
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Setiap individu,keluarga dan masyarakat memiliki hubungan yang saling
berkaitan satu dengan yang lainnya,hubungan yang di dasari oleh nilai, norma,
dan aturan-aturan diantara komponen-komponen tersebut,dan juga Masyarakat
adalah sekelompok individu yang saling berinteraksi, saling membutuhkan
satu sama lain. Tidak ada satupun individu yang dpat hidup tanpa individu
lainnya. Walaupun seberapa banyak harta yang dimiliki oleh seorang
individu, itu sama sekali tidak berharga jika tidak ada individu lain atau
dengan kata lain tidak ada interaksi sosial yang terjadi di antara individu
atau masyarakat

3.2. Saran
Pada saat pembuatan makalah penyusun menyadari bahwa banyak
sekali kesalahan dan jauh dari kata kesempurnaan. Dengan sebuah
pedoman yang bisa dipertanggungjawabkan dari banyaknya sumber
penyusun akan memperbaiki makalah tersebut. Oleh sebab itu penyusun
harapkan kritik serta sarannya mengenai pembahasan makalah dalam
kesimpulan di atas.

8
DAFTAR PUSTAKA

Soerjono Seikanto, Sosiologi Suatu Pengantar (Cet. Ke-43: Jakarta:


PT. RajaGrafindo Persada, 2010)

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip, Pengantar Sosiologi Pemahaman


Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial. Teori, Aplikasi, dan
Pemecahannya (Cet.ke-2: Jakarta: Kencana, 2011),

Gerungan, W. A. 2004. Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.


Sitorus, M. 2001. Berkenalan dengan Sosiologi Edisi Kedua Kelas 2
SMA. Bandung: Erlangga.

Soekanto, Soerjono. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai