Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

KONSEP DASAR IPS

“INDIVIDU DAN MASYARAKAT, STRUKTUR, PRANATA, DAN PROSES


SOSIAL BUDAYA”

Dosen Pengampu : Samsur Rizal, M.Pd

OLEH KKELOMPOK : 3

1. FEBRIANTI HIDAYATI PAJRI


2. METI YOHANA
3. INTAN AULIA ZUHRO

PROGRAM STUDI :

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH PALAPA NUSANTARA

TA : 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan berkah dan rahmat-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
makalah ini dengan judul “Individu Dan Masyarakat, Struktur, Pranata, Dan
Proses Social Budaya”. Adapun tujun dari penyusunan dalam tugas makalah ini yaitu
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Konsep Dasar IPS”.

Dalam penyusunan makalah ini penyusun menyadari bahwa, makalah ini


tidak akan selesai dengan lancar dan tepat waktu tanpa adanya bantuan, dorongan dan
bimbingan dari dosen pengampu mata kuliah “Konsep Dasar IPS” Bpk Samsur
Rizal, M.Pd ”. penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan
yang perlu diperbaiki maka penyusun meminta kritik dan saran yang sifatnya
membangun.

Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah wawasan bagi kita
semua didalam dunia pendidikan.

Selebung, 29 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................1
C. Tujuan.............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Individu Dan Masyarakat.............................................................2
B. Struktur, Pranata Dan Proses Sosial Budaya..................................................4
BAB III PENUTUP
A. Simpulan........................................................................................................15
B. Saran...............................................................................................................16

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu adalah seorang manusia
yang khas, ia mempunyai kemampuan dan kebutuhan yang berbeda antara satu dengan yang
lainnya. Untuk mengembangkan kemampuan dan memenuhi kebutuhannya, ia tidak bisa
berdiri sendiri, ia membutuhkan orang lain. Karena itulah ia hidup berkelompok membentuk
masyarakat. Dalam mengatur kehidupan berkelompok di buatlah norma atau aturan-aturan
tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan, dengan tujuan untuk menjaga kestabilan,
keamanan, dan ketertiban bersama.

Setiap individu dalam masyarakat mempunyai kedudukan dan peranan yang berbeda,
sehingga memungkinkan untuk saling bekerja sama, saling membentuk, saling mendukung
untuk mencapai tujuan yang sama. Individu senantiasa berhubungan dengan individu
lainnya. Dalam melakukan hubungan tersebut mereka saling pengaruh-mempengaruhi dan
saling menyesuaikan diri sehingga timbul proses sosial. Proses sosial yang terus berlanjut
dan teratur akan menyebabkan perubahan sosial budaya dalam kelompok.

Dalam makalah ini kami berusaha menjelaskan tentang pengertian indifidu dan
masyarakat, struktur pranata dan proses sosial budaya serta mengetahui bahwa masyarakat
Adalah Unsur Dari Sebuah Pemerintahan Dan Negara.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian indifidu dan masyarakat serta hubunganya?

2. Memahami struktur pranata dan proses sosial budaya?

C. Tujuan

1. Mengetahui lebih jauh tentang pengertian indifidu dan masyarakat serta hubunganya.

2. Memahami struktur pranata dan proses sosial budaya.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Individu Dan Masyarakat

1. Individu

Individu berasal dari kata individium (latin), yaitu satuan kecil yang tidak dapat
dibagi lagi. Individu menurut konsep sosiologi, artinya manusia yang hidup berdiri
sendiri, tidak mempunyai kawan (sendiri). Individu sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang
Maha Esa, di dalam dirinya selalu dilengkapi dengan kelengkapan hidup meliputi raga,
rasa, rasio, dan rukun.1

a. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas dapat membedakan antara individu
yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan cirri dan hakikat yang sama.

b. Rasa, merupakan perasaan individu yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-
benda isi alam semesta, seperti merasakan panas, dingin atau merasakan makanan yang
lezat. Perasaan juga dapat dikembangkan menjadi perasaan senang dengan kehidupan
sebaliknya.

c. Rasio, atau akal pikiran merupakan kelengkapan manusia untuk menegmbangkan diri,
mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap individu.

d. Rukun, atau pergaulan hidup merupakan bentuk sosialiasi dengan sesame manusia dan
hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi.
Rukun ini merupakan perangkat individu yang dapat membentuk suatu kelompok sosial
yang sering disebut sebagai masyarakat.

2. Masyarakat

Istilah masyarakat berasal dari bahasa Arab “syaraka” yang berarti ikut serta,
berpartisipasi, atau “masyaraka” yang berarti saling bergaul. Di dalam bahasa Inggris
dipakai istilah “society”, yang sebelumnya berasal dari kata lain “socius” berarti “kawan”

1
http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2014/12/individu-dan-masyarakat-struktur.html?m=1

2
(koentjoroningrat,1980). Pendapat sejenis juga terapat dalam buku “Sosiologi Kelompok
dan Masalah Sosial” karangan Abdul Syani (1987), dijelaskan bahwa perkataan
masyarakat berasal dari kata musyarak (Arab), yang artinya berkumpul bersama, hidup
bersama dengan saling berhubungan dan saling mempengaruhi, selanjutnya mendapat
kesepakatan menjadi masyarakat (Indonesia).

Dalam bahasa Inggris, kata masyarakat diterjemahkan menjadi dua penegrtian,


yaitu society dan community.2

Menurut Abdul Syani (1989), masyarakat sebagai community dapat dilihat dari dua
sudut pandang.

1) Memandang community sebagai unsure statis, artinya community terbentuk dalam


suatu wadah atau tempat dengan batas-batas tertentu, maka ia menunjukkan
bagiandari kesatuan-kesatuan masyarakat sehingga ia dapat pula disebut sebagai
masyarakat setemnpat, misalnya kampong, dusun atau kota-kota kecil. Masyarakat
setempat adalah suatu wadah dan wilayah dari kehidupan sekelompok orang yang
ditandai oleh adanya hubungan sosial. Disamping itu, dilengkapi pula oleh adanya
perasaan sosial, nilai-nilai dan norma-norma yang timbul atas akibat dari adanya
pergaulan hidup atau hidup bersama manusia.

2) Community dipandang sebagai unsure yang dinamis, artinya menyangkut suatu


proses (nya) yang terbentuk melalui faktor psikologi dan hubungan antar manusia,
maka di dalamnya ada yang sifatnya fungsional. Dalam hal ini dapat diambil contoh
tentang masyarakat pegawai negeri sipil, masyarakat ekonomi, masyarakat,
mahasiswa dan sebagainya.

Dari kedua ciri khusus yang dikemukakan di atas, berarti dapat diduga bahwa
apabila suatu masyarakat tidak memenuhi ciri-ciri tersebut, maka ia dapat disebut
masyarakat society. Masyarakat dalm pengertian society terdapat interaksi sosial,
perhitungan-perhitungan rasional dan like interest, hubungan-hubungan menjadi bersifat
pamrih dan ekonomis

2
http://rinitarosalinda.blogspot.com/2014/03/pengertian-individu-masyarakat-struktur.html

3
Menurut Soejono Soekanto (1987) beberapa ciri masyarakat perkotaan yang
menonjol adalah:

1) Kehidupan keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan pedesaan Hal ini


disebabkan adanya cara berpikir yang rational, yang berdasarkan pada
perhitungan-perhitungan eksak.

2) Orang kota umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus tergantung pada
orang lain.

3) Pembagian kerja lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang nyata.

4) Kemungkinan untuk mendapatkan pekerjaan lebih banyak diperoleh dari pada


warga desa.

5) Jalan pikiran yang rational menyebabkan interaksi sosial berdasar kepentingan


dari pada faktor pribadi.

6) Jalan kehidupan yang cepat mengakibatkan pentingnya faktor waktu.

7) Perubahan sosial tampak jelas dan cepat sebagai akibat terbukanya pengaruh dari
luar.

B. Struktur, Pranata Dan Proses Sosial Budaya

1. Struktur sosial budaya

Pola perilaku dari setiap individu dalam masyarakat yang bersusun sebagai suatu
sistem disebut struktur sosial Struktur asal kata dari structum yang artinya menyusun
membagi atau mendirikan. Contoh di sekolah terdapat struktur sebagai berikut ada kepala
sekolah, guru-guru, murid, pegawai administrasi, dan penjaga sekolah. Semua orang yang
ada di sekolah tersebut saling berinteraksi, saling berhubungan dan saling mempengaruhi
sehingga sekolah sebagai lembaga pendidikan dapat berfungsi dengan baik. Kalau salah
satu unsur dari sekolah tersebut tidak ada misalnya guru, maka proses pendidikan tidak
dapat berjalan dengan baik. Di sekolah juga mempunyai norma, misalnya murid barns
datang pukul 7.00, harus memakai seragam dan sepatu yang telah ditentukan, tidak boleh

4
merokok dalam lingkungan sekolah dan sebagainya. Kepala Sekolah, guru, pegawai
administrasi, penjaga sekolah, juga mempunyai aturan-aturan yang hendak dipatuhi,
kalau tidak akan ada sanksi yang akan mereka terima. Dalam sistem sosial selalu
berhubungan dengan peran (role) dan kedudukan (status).

Kepala sekolah, guru, murid dan pegawai administrasi di atas, mempunyai


kedudukan yang berbeda, karena itu tugas dan peran yang harus dilakukannya pun
berbeda pula, tetapi merupakan satu kesatuan yang saling mendukung dalam
memperlancar proses belajar mengajar di sekolah. Setiap individu mempunyai ciri dan
kemampuan tersendiri, seperti jenis kelamin, bentuk fisik, perasaan. bakat, minat
kemampuan berpikir dan berkarya. Perbedaan ini menyebabkan timbulnya perbedaan
social (diferensiasi sosial). Perbedaan sosial bersifat universal artinya dimiliki oleh setiap
masyarakat dimanapun. Hanya bentuk dan derajatnya saja yang berbeda. contoh pada
masyarakat pemburu dan peramu, perbedaan sosial berdasarkan jenis kelamin, usia dan
keterampilan berburu. Berburu dilakukan oleh laki-laki, sedangkan meramu atau
mengumpulkan tumbuhan lebih banyak dilakukan oleh kaum wanita. Laki-laki yang
mempunyai keterampilan tinggi dalam berburu umumnya lebih dihargai. Hasil buruan
mereka bagi-bagikan dan yang usianya lebih tua mendapatkan bagian yang paling baik,
hati misalnya. Bagian-bagian tertentu dari binatang seperti gigi taring, seringkali
dianggap sebagai lambang keberanian, sehingga siapa yang paling banyak
mendapatkannya semakin dihargai.

Pada masyarakat yang teknologinya sudah maju, perbedaan sosial lebih banyak
disebabkan oleh adanya perbedaan keahlian, sehingga timbul keanekaragaman pekerjaan
atau profesi seperti dokter, guru, perawat, supir, petani dan sebagainya. Perbedaan bentuk
fisik manusia yang meliputi warna kulit, warna rambut, bentuk rambut (keriting atau
lurus), bentuk badan, bentuk bibir, bentuk hidung, bentuk kepala, dan sebagainya.
Menyebabkan timbulnya perbedaan ras, ada

a. Ras Negroid dengan ciri warna kulit hitam, mata hitam, keriting, pendek, hidung
lebar, dan bentuk bibir yang tebal.

5
b. Ras Mongoloid dengan ciri warna kulit coklat, rambut lurus tubuh pendek, hidung
datar dan tulang pipi menonjol;

c. Ras Caocasoid dengan ciri kulit dan mata terang, rambut bergelombang, hidung
mancung, bibir tipis, muka oval, dan badan tinggi.

Selain itu perbedaan sosial dapat pula disebabkan oleh perbedaan agama seperti
Islam, Kristen, Hindu, dan Budha; perbedaan suku seperti suku Sunda, Batak,
Minangkabau dan sebagainya; perbedaan marga seperti Simatupang, Simalungun dan
sebagainya. Perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat seringkali menunjukkan
lapisan-lapisan yang bertingkat. Lapisan-lapisan yang bertingkat ini disebut dengan
stratifikasi sosial. Ukuran yang dipergunakan untuk menggolongkan penduduk dalam
lapisan-lapisan tertentu adalah:

a. Ukuran kekayaan, timbul golongan kaya atau ekonomi kuat; golongan miskin atau
ekonomi lemah; dan golongan tengah atau sedang. Pada masyarakat petani,luas
pemilikan lahan menjadi ukuran utama timbul tuan tanah, penyewa dan buruh tani. Pada
masyarakat industri seringkali tampak dalam kekayaan berupa material seperti luas dan
bentuk rumah, mobil, pakaian, dan gaya hidup.

b. Ukuran kekuasaan, timbul golongan penguasa dan yang dikuasai. Mereka yang termasuk
kelompok penguasa menjadi kelompok teratas dan biasa wewenangnya pun menjadi
Iebih tinggi.

c. Ukuran kehormatan; timbul golongan yang berpengaruh dan dihormati dan golongan
yang terpengaruh biasanya ukuran ini umumnya terdapat pada masyarakat tradisional, di
mana pimpinan informal masyarakat mendapatkan kedudukan yang tinggi di masyarakat,
seperti para Kyai, kepala adat dan sebagainya.

d. Ukuran ilmu pengetahuan: timbul golongan cendekiawan dan masyarakat biasa. Dalam
hal ini yang menjadi ukuran adalah kepintaran atau kemampuan menyelesaikan jenjang
pendidikan tertentu, seperti seorang sarjana lebih dihargai daripada yang berpendidikan
SMA, atau yang berpendidikan SMA lebih dihargai daripada SD.

6
Dasar dari pelapisan sosial di atas dapat timbul dan berkembang secara otomatis
atau tidak disengaja oleh masyarakat. Selain itu ada pula pelapisan sosial yang memang
sengaja dibuat. Misalnya dalam organisasi, perusahaan instansi pemerintah dibuat strata-
strata. Ada ketua, wakil ketua, sekretaris, bendahara, ketua seksi, dan anggota.
Penyusunan ini dibuat dengan maksud:

a. Mengatur tugas dan wewenang.

b. untuk mendorong meningkatkan produktivitas karena setiap Individu

c. ditempatkan pada posisi yang sesuai dengan keterampilan dan keahliannya.

d. Lebih memudahkan pencapaian tujuan bersama.

Dengan demikian pelapisan sosial selalu berkaitan dengan peranan dan


kependudukan seseorang dalam masyarakat. Setiap orang diharapkan berperan sesuai
dengan kedudukannya sehingga timbul kerja sama yang saling menguntungkan. Karena
itu pula maka pelapisan sosial diperlukan selama hak dan kewajiban setiap orang dalam
tiap lapisan diterima secara seimbang dan adil.

Ada dua sifat pelapisan sosial yang berkembang di masyarakat.

a. Bersifat tertutup (closes social stratification) yaitu tiap anggota tidak dimungkinkan untuk
pindah lapisan baik ke atas maupun ke bawah, satunya jalan untuk masuk ke dalam
lapisan ini adalah melalui kelahiran. Contoh lapisan tertutup ini adalah sistem kasta.

b. Bersifat terbuka (oven social stratification) setiap anggota masyarakat mempunyai


kesempatan untuk masuk dan keluar pada tiap lapisan. Contoh berdasarkan kekayaan dan
kekuasaan.

2. Pranata sosial budaya

Pranata sosial berasal dari istilah Inggris social institution Istilah social institution
ini diterjemahkan secara berbeda-beda oleh para ahli ilmu sosial di Indonesia, ada yang
mengartikannya sebagai lembaga kemasyarakatan (Selo Soemardjan dan Soemardi, 1964;
Soerjono Soekanto, 1982), lembaga sosial (Abdul Syani, 1994), pranata sosial

7
(Koentjaraningrat, 1985), dan bangunan sosial. Istilah yang akan digunakan di sini adalah
pranata sosial, karena social institution menunjuk pada adanya unsur-unsur yang
mengatur perilaku para anggota masyarakat.

Menurut Koentjaraningrat pranata sosial adalah satu sistem tata kelakuan dan
hubungan yang berpusat kepada. aktivitas-aktivitas untuk memenuhi kompleks-kompleks
kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan menurut Soerjono Soekanto
(dengan menggunakan istilah lembaga kemasyarakatan) adalah himpunan dari norma-
norma dari segala tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam
kehidupan masyarakat. Pranata sosial dalam pengertian ilmu sosial tidaklah sama persis
dengan istilah lembaga dalam arti wadah atau badan. Pranata sosial pada dasarnya
bermula dari adanya kebutuhan-kebutuhan manusia yang perlu dipenuhi. Pemenuhan-
pemenuhan kebutuhan tersebut perlu dalam keteraturan, sehingga akhirnya diperlukan
adanya norma-norma yang menjamin keteraturan tersebut.

Norma-norma tersebut akhirnya berkembang menjadi pranata sosial, yang pada


dasarnya diciptakan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia itu. Kebutuhan
manusia sangatlah beraneka ragam, sehingga pranata sosial yang mendukungnya pun
beraneka ragam pula. Manusia misalnya mempunyai kebutuhan untuk berkembang biak
atau mengembangkan keturunan. Manusia memerlukan aturan dalam menyalurkan: nafsu
seks dalam menghasilkan keturunan itu, supaya tidak sama seperti kelakuan binatang.
Oleh karena itumanusia membentuk pranata keluarga yang akan mengatur pemenuhan
kebutuhan pokoknya itu.

Dalam pranata keluarga maka ada sejumlah norma yangmengaturnya mulai dari
kegiatan meminang, melamar, pernikahan, upacara adat,mas kawin, hubungan
kekerabatan, dan sebagainya. Manusia juga memiliki kebutuhan untuk berhubungan
dengan Tuhannya,maka lahirlah pranata agama. Pranata-pranata yang ada di bidang
agama ini misalnya Mesjid, zakat, wakaf, gereja, dan sebagainya. Kebutuhan manusia
lainnya, misalnya di bidang pendidikan, maka melahirkan pranata pendidikan yang dapat
berwujud dalam bentuk sekolah dasar, sekolah lanjutan, sekolahmenengah, universitas,
pondok pesantren, madrasah, dan sebagainya.

8
Kebutuhan untuk mendapatkan dan mendistribusikan barang (sandang, pangan,
jasa, dll) merupakan dasar bagi lahirnya pranata ekonomi. Kebutuhan di bidang politik
akan melahirkan pranata politik yang berkaitan dengan pengaturan penggunaan
kekuasaan; Pranata politik ini akan berkaitan dengan pranata negara,
pemerintah,parlemen, desa dan sebagainya. Dari uraian di atas, anda dapat menemukan
beberapa contoh pranata sosial, misalnya : pranata keluarga, pranata agama, pranata
ekonomi, pranatapendidikaan pranata politik, dan sebagainya. Banyaknya pranata sosial
dalam masyarakat tergantung dari Kompleksitas masyarakat.

Semakin kompleks suatu masyarakat, maka semakin banyak kebutuhannya, berarti


semakin banyak pula pranata sosialnya. Apa sebenarnya fungsi pranata sosial itu bagi
kehidupan manusia. Pranatapranata sosial yang dibentuk oleh masyarakat dengan tujuan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok manusia, mempunyai fungsi-fungsi
sebagai berikut:

a. Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat bagaimana mereka harus


bertingkah laku atau bersikap di dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat
yang bersangkutan.

b. Menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan.

c. Memberikan pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial


(social control) yaitu sistem pengawasan :dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota-
anggotanya.

3. Proses sosial budaya

Manusia senantiasa saling berhubungan dengan manusia lain atau melakukan


kontak sosial. Hubungan antarindividu yang saling mempengaruhi dalam hal
pengetahuan, sikap dan perilaku disebut interaksi sosial. Interaktif sosial dapat terjadi
antarindividu, individu dengan kelompok, dan antarkelompok. Dua orang yang saling
bercakap-cakap adalah contoh interaksi antara individu dengan individu. Guru sedang
mengajar di depan kelas adalah contoh interaksi individu dengan kelompok, sedangkan
dua kelompok siswa sedang berdiskusi adalah contoh interaksi kelompok dengan

9
kelompok. Komunikasi tidak selamanya dalam bentuk langsung atau tatap muka (face to
face) seperti berbicara atau bersalaman. Ada pula komunikasi tidak langsung yaitu
melalui perantara seperti surat, telepon, surat kabar, televisi atau radio. Perantara itu
disebut sebagai media komunikasi.

Interaksi sosial dapat Juga terjadi tidak melalui percakapan atau persentuhan badan
(bersalaman). misalnya seseorang merokok- dalam bis mengganggu ketenangan hati,
sehingga keadaan ini mengundang reaksi orang-orang di sekitarnya dengan cara menutup
hidung atau pindah tempat duduk. Jadi interaksi sosial terjadi apabila tindakan atau
perilaku seseorang dapat mempengaruhi, mengubah, memperbaiki atau mendorong
perilaku, pikiran, perasaan/emosi orang lain. Contoh lain, seseorang menendang batu di
jalan atau menginjak tumbuhan, itu belum tindakan sosial karena batu atau tumbuhan
tidak dapat bereaksi, tapi apabila batu yang ditendang itu mengenai kepala orang lain,
atau tumbuhan yang di injak itu adalah tanaman yang dipelihara orang lain, sehingga
marah, itu termasuk tindakan sosial. Seorang guru memarahi seorang murid yang tidak
melaksanakan tugas, tindakan guru itu menyentuh dan mempengaruhi perasaan murid
sehingga perilakunya berubah. Seorang ibu atau anak menonton film di TV, pengaruh
film itu meresap ke dalam pikirannya sehingga terjadi perubahan emosi, sikap, dan
perilaku. Semua itu ada lab contoh tindakan sosial. Besar kecilnya pengaruh yang
diterima oleh individu tergantung kepada sifat interaksinya. Menurut Astrid Susanto
(1977) sifat interaksi sosial itu adalah:

a. Frekuensi interaksi, makin sering makin kenal dan makinbanyak pengaruhnya;

b. Keteraturan interaksi, semakin teratur, semakin jelas arahperubahannya;

c. Ketersebaran interaksi, semakin banyak dan tersebar, semakin banyak yang


dipengaruhinya;

d. Keseimbangan interaksi, semakin seimbang posisi kedua belah pihak yang


berinteraksi semakin besar pengaruhnya;

e. Langsung tidaknya interaksi, bila interaksi bersifat langsung kedua pihak, bersifat
aktif, maka pengaruhnya semakin besar.

10
Bila proses interaksi terus berlanjut sehingga menimbulkan perubahannya
perubahan dalam struktur masyarakat, maka dapat menimbulkan proses sosial. Dan bila
proses sosial inipun terus berlanjut dapat menyebabkan, perubahan sosial dan perubahan
kebudayaan. Contoh seorang dokter yang berlatarbelakang budaya kota ditempatkan di
sebuah desa. Dokter dan warga desa, berinteraksi, saling menyesuaikan diri. Dokter terus
berkomunikasi secara langsung baik per orang maupun per kelompok.

Karena intensifnya komunikasi itu, Ia ma kelamaan terjadi perubahan kebiasaan di


antara keduanya. Misalnya petani menjadi lebih tahu: tentang cara hidup sehat.
Perilakunya pun berubah misalnya membuang sampah pada tempatnya, mandi 2 kali
sehari, makan makanan yang bergizi berobat ke Puskesmas, anaknya disekolahkan dan
sebagainya. Sekarang warga desa merasa membutuhkan MCK, membutuhkan sarana
kesehatan seperti: Puskesmas, Posyandu, dan BKIA. membutuhkan sarana pendidikan;
listrik; jalan, dan peralatan lainnya. Sebaliknya dokter pun mengalami perubahan perilaku
misalnya tahu tentang cara bercocok tanam, senang berkebun, berpakaian sederhana
seperti orang desa, hidup bergotong-royong, dan mahir memainkan kesenian tradisional
yang ada di desa.Interaksi yang bersifat seimbang, terjadi antara dua individu yang
posisinya sama atau setingkat seperti teman sekolah dan teman sepermainan akan Iebih
besar pengaruh yang diterima oleh kedua belah pihak.

Menurut Soerjono Soekanto (1982: 58) suatu interaksi sosial hanya bisa terjadi jika
memenuhi dua syarat, yaitu adanya :

a. Kontak sosial

Hubungan antara satu pihak dan pihak lain yang merupakan awal terjadinya
interaksi sosial.

b. Komunikasi

Proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang-lambang yang bermakna bagi kedua pihak, dalam situasi yang
tertentu.

11
Kontak sosial memang terjadi, tetapi tidak terjadi komunikasi. Kontak tanpa
komunikasi tidak mempunyai arti apa-apa. Oleh karena itu syarat kedua dari interaksi
sosial adalah adanya komunikasi. Suatu komunikasi terjadi apabila seseorang
memberikan tafsiran pada perikelakuan orang lain (yang berwujud pembicaraan, gerak-
gerik jasmaniah atau sikap)bdan perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan oleh
orang tersebut. Orang yang bersangkutan kemudian memberikan reaksi terhadap perasaan
yang ingin disampaikan oleh orang tersebut.

Proses sosial yang timbul akibat adanya interaksi soasial bisa terjadi dalam berbagai
bentuk.Soerjono Soekanto (1982 : 64 ) mengemukakan adanya dua macam proses
sosial,yaitu:

a. Proses yang asosiatif (processes of association) yang terbagi ke dalam bentuk


khusus lagi yaitu :

1) Kerjasama

2) Akomodasi

3) Asimilasi

b. proses yang disosiatif (processes of dissociation ) yang mencakup :

1) Persaingan

2) Contravention

3) Pertentangan Atau Pertikaian (Conflict)

Proses-proses sosial yang asosiatif terjadi apabila orang-perorang atau satu


kelompok melakukan interaksiu sosial yang memiliki kesamaan atau keserasian
pandangan dan tindakan sehingga mengarah kepada kesatuan. Proses sosial yang
mengarah kepada kesatuan ini bisa dalam bentuk kerjasama, akomodasi, dan asimilasi.

 Kerjasama (cooporation) adalah suatu bentuk proses sosial dimana didalamnya terdapat
aktivitas tertentu yang ditujukan untuk mencapai tujuan bersanma dengan saling
membantu dan saling memahami terhadap aktivitas masing-masing.

12
 Akomodasi adalah usaha-usaha manusia untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu
usaha-usaha mencapai kestabilan.

 Asimilasi adalah suatu proses sosial ditandai dengan adanya usaha-usaha mengurangi
perbedaan-perbedaan yang terdapat antara orang-perorangan atau kelompok-kelompok
manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan
proses-proses mental dengan memperhatikan kepentingan-kepentingan dan tujuan-tujuan
bersama.

Seperti halnya proses-proses sosial yang asosiatif, maka proses-proses disosiatif


pun dapat ditentukan pada setiap masyarakat. Proses disosiatif ini terwujud dalam bentuk
persaingan atau kompetisi (competition), kontravensi (contravention), dan pertentangan
atau pertikaian (conflict)

 Persainagan adalah suatu proses orang perorangan atau kelompok-kelompok yang


bersaing mencari keuntungan untuk mencapai tujuan tertentu tanpa mempergunakan
ancaman atau kekerasan

 Kontravensi adalah proses sosial yang di tandai dengan gejala-gejala adanya


ketidakpastian mengenai diri seseorang atau suatu kelompok.

 Pertikaian atau konflik adalah bentuk persaingan yang berkembang secara negatif, artinya
satu pihak bermaksud untuk mencelakakan atau paling tidak berusaha untuk
menyingkirkan pihak lainnya.

Interaksi sosial dapat menimbulkan:

 Kerja sama (cooperation);

 Persaingan (competition);

 Pertikaian (conflict).

Kerja sama terjadi bila individu atau kelompok mempunyai kesadaran akan tujuan
yang sama, sehingga timbul aktivitas yang saling menunjang, membantu untuk bersama-
sama mencapai tujuan.

13
Ada 3 bentuk kerja sama yaitu:

 Bergantung yaitu perjanjian pertukaran barang atau jasa;

 Cooptation yaitu penerimaan unsur-unsur baru sebagai salah satu cara untuk menghindari
terjadinya keguncangan atau ketidakstabilan;

 Coalition yaitu penggabungan dua organisasi atau lebih yang mempunyai tujuan yang
sama.

Bila dua kelompok yang berbeda kebudayaannya saling berbaur menjadi satu
kesatuan hingga menghasilkan kebudayaan baru yang berbeda dengan kebudayaan
aslinya disebut asimilasi, contoh asimilasi adalah perkawinan campuran dua suku yang
berbeda menghasilkan satu kebudayaan yang baru dan khas. Bila dua kelompok yang
berbeda budaya saling bertemu dan melakukan kontak sosial yang intensif, sehingga
terjadi pembaruan tanpa menghilangkan ciri kebudayaan aslinya disebut dengan
akulturasi. Contoh datangnya pengaruh Hindu, Budha, dan Islam ke Indonesia berbaur
dengan kepercayaan asli. Persaingan adalah proses sosial di mana dua individu atau
kelompok berusaha mencari sesuatu yang menjadi pusat perhatian masyarakat tanpa
kekerasan atau ancaman. Misalnya dua orang siswa sama-sama memusatkan perhatian
untuk memperoleh nilai IPS tertinggi.

Pertikaian atau konflik adalah pertentangan antara individu atau kelompok, baik
yang terlihat dengan jelas dan terbuka (misalnya dalam bentuk perkelahian) maupun tidak
(misalnya hanya dalam sikap). Usaha untuk mencegah mengurangi. menghindari dan
menghentikan pertentangan disebut akomodasi. Akomodasi dapat melalui paksaan
(coercion) seperti dua murid yang berkelahi diancam akan dikeluarkan kalau terus
berkelahi; saling mengurangi perbedaan yang membuat mereka berselisih (compromise);
mempergunakan pihak ketiga sebagai wasit yang netral (mediation); menyelesaikan
pertikaian melalui pihak ketiga yang statusnya lebih tinggi (arbitration); mempertemukan
pihak yang berselisih untuk mencapai suatu persetujuan bersama (conciliation),
menyadari untuk menghindari pertikaian (toleransi); menyadari akan adanya kekuatan
yang seimbang sehingga kalau diteruskan tidak akan ada yang menang dan kalah
(stalemate) dalam penyelesaian perkara melalui pengadilan (adjudication).

14
BAB III

PENUTUP

A. Simpulan

Setiap orang dilahirkan sebagai makhluk individu. Individu merupakan suatu sebutan
yang dapat dipakai untuk menyebut suatu kesatuan yang paling kecil. Individu sering
digunakan sebutan “orang seorang” atau “manusia perseorangan” sebagai individu, manusia
merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem jasmani dan subsistem rohani. Jadi
individu adalah satu kesatuan utuh antara jasmani dan rohani. Setiap individu mempunyai
ciri khas dan kebutuhan yang tersendiri.

Dalam memenuhi kebutuhan tersebut, setiap individu membutuhkan individu lain.


Karena itulah individu selalu hidup berkelompok membentuk masyarakat. Masyarakat
adalah sejumlah orang yang hidup dalam suatu daerah saling berhubungan dan terikat satu
sama lain, sehingga memiliki rasa solidaritas dan menghasilkan kebudayaan. Setiap individu
dalam masyarakat mempunyai peran dan kedudukan yang berbeda. Setiap individu
diharapkan dapat berperan sesuai dengan kedudukannya sehingga tercipta ketertiban,
kenyamanan, kestabilan hidup bermasyarakat, yang akhirnya tujuan bersama dapat tercapai.
Dalam setiap masyarakat selalu ada nilai, moral dan norma yang dianut dan dipatuhi. Bagi
Bangsa Indonesia, Pancasila adalah sumber nilai, sumber moral dan merupakan seperangkat
norma yang harus menjadi pedoman bagi setiap individu dalam bersikap, berperilaku, dalam
bermasyarakat dan bernegara. Pancasila mengandung nilai Ketuhanan, kemanusiaan,
kebenaran, kebaikan, dan keindahan hidup bermasyarakat. Pancasila menuntut dan
mengarahkan hidup setiap penduduk Indonesia untuk memiliki keseimbangan, keserasian,
keharmonisan hubungan antara individu dengan Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta,
individu dengan individu dan individu dengan individu dalam kelompok masyarakatnya.

B. Saran

Mengingat keterbatasan sumber literatur penulis, maka untuk keakuratan data sejarah
yang diperoleh, disarankan kepada pembaca juga memiliki sumber literatur lain yang lebih
valid, di luar sumber bacaan dari internet yang belum dapat divalidasi seluruhnya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Samlawi, Faqih. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung: CV.Maulana.

Maftuh, Bunyamin. 2001. Konsep Dasar IPS. Bandung:CV.Maulana.

Rahmat dan M. Halimi (1996), Penuntun Belajar Tata Negara untuk SMU, Bandung, Ganeca
Exact.

Sumaatmadja, Nursid. 2006. Konsep dasar IPS. Jakarta:Universitas terbuka.

http://andriianty.blogspot.com/2013/05/individu-dan-masyarakat-dalam-proses.html

http://slriadi.blogspot.com/2013/01/struktur-sosial-budaya-pranata-sosbud.html

http://ramadhana11.blogspot.com/2013/06/konsep-konsep-dasar-ilmu-ilmu-sosial.html

http://rinitarosalinda.blogspot.com/2014/03/pengertian-individu-masyarakat-struktur.html

http://ulfahnurulwahdah.blogspot.com/2014/12/individu-dan-masyarakat-struktur.html?m=1

16

Anda mungkin juga menyukai