Anda di halaman 1dari 15

Makalah

DEFINISI, UNSUR-UNSUR, PRANATA SOSIAL DAN INTEGRASI


MASYARAKAT

Makalah ini disusun untuk mata kuliah Pendidikan Kebudayaan Daerah

Dosen pengampu: Ratri Shinta Wardhani, M. Pd

Disusun oleh:

Murtini (21013103)
Ilfa linda Apriliana (21013037)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

IKIP PGRI WATES

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Definisi, Unsur-
unsur, pranata sosial, dan Integrasi Masyarakat” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari Ibu
Ratri Shinta Wardhani, M. Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan
Kebudayaan Daerah. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan
tentang Definisi, Unsur-unsur, pranata sosial, dan Integrasi Masyarakat bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Ratri Shinta Wardhani, M. Pd


selaku dosen pengampu mata kuliah Pendidikan Kebudayaan Daerah yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada
semua pihak yang telah membagikan sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami berharap pembaca dapat meninggalkan jejak berupa
kritik dan saran bersifat membangun yang nantinya dapat menyempurnakan makalah
ini.

Kulon Progo, 20 Maret 2023

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................1
C. Tujuan.......................................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
PEMBAHASAN................................................................................................................2
A. Definisi Masyarakat................................................................................................2
B. Unsur-Unsur Masyarakat........................................................................................3
C. Pranata Sosial............................................................................................................3
D. Integrasi Masyarakat.................................................................................................7
BAB III............................................................................................................................10
PENUTUP.......................................................................................................................10
A. Kesimpulan...........................................................................................................10
B. Saran.....................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masyarakat merupakan konsep dasar dalam ilmu sosial dan antropologi.
Namun konsep ini sangat sulit untuk didefinisikan secara pasti karena sifatnya yang
kompleks dan heterogen. Masyarakat sendiri terdiri dari berbagai unsur yang saling
berkaitan dan berinteraksi satu sama lain. Pranata sosial adalah suatu sistem norma
dan aturan yang mengatur perilaku sosial dalam masyarakat dalam
mempertahankan stabilitas dan integrasi masyarakat. Integrasi masyarakat sendiri
adalah suatu proses penyatuan masyarakat yang berbeda-beda menjadi satu
kesatuan yang utuh.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang pembuatan makalah di atas dapat disimpulkan
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini, diantaranya:
1. Apa yang dimaksud dengan masyarakat?
2. Apa saja unsur-unsur masyarakat?
3. Apa itu pranata sosial?
4. Apa itu integrasi masyarakat?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
tujuan dari pembahasan ini, antara lain:
1. Untuk mengetahui maksud dari masyarakat.
2. Untuk mengetahui apa saja unsur-unsur masyarakat.
3. Untuk mengetahui pranata sosial.
4. Untuk mengetahui integrasi masyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Masyarakat
Secara umum, masyarakat diartikan sebagai sejumlah manusia yang
merupakan satu kesatuan golongan yang berhubungan tetap dan memiliki
kepentingan yang sama, atau dapat pula diartikan sebagai salah satu satuan sosial
sistem sosial/kesatuan hidup manusia.1

Dalam ilmu sosiologi, masyarakat dibagi menjadi dua, yaitu masyarakat


paguyuban dan masyarakat patembayan. Masyarakat paguyuban ditandai dengan
adanya hubungan pribadi diantara anggotanya sehingga menimbulkan ikatan batin
antara mereka. Sedangkan, masyarakat patembayan ditandai dengan adanya
hubungan pamrih diantara anggotanya.

Terdapat beberapa definisi masyarakat menurut para ahli, diantaranya:

1. Menurut Selo Sumarjan (1974) dalam buku Sosiologi Suatu Pengantar (Soerjono
Soekanto. 2006, 22) mengemukakan bahwa masyarakat adalah orang-orang
yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Koentjaraningrat (1994) mengemukakan bahwa masyarakat adalah
kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat
tertentu yang bersifat kontinue dan terikat oleh suatu rasa identitas yang sama.
3. Menurut Ralph Linton (1968) masyarakat merupakan setiap kelompok manusia
yang hidup dan bekerja sama dalam waktu yang relatif lama sehingga mampu
membuat keteraturan dalam kehidupan bersama dan dianggap sebagai satu
kesatuan sosial.

Dari beberapa definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa masyarakat


merupakan suatu kesatuan sosial dalam sistem sosial atau kesatuan hidup manusia
yang saling berhubungan, terjadi interaksi antar anggota hingga terjadilah
kerjasama dalam kurun waktu relatif lama dan dengan tujuan yang sama sehingga
terbentuklah tata keteraturan di dalamnya.
1
Gunsu Nurmansyah, dkk. (2019). PENGANTAR ANTROPOLOGI: Sebuah
Ikhtisar Mengenal Antropologi. Bandar Lampung: CV Anugerah Utama Raharja
B. Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto (1984), unsur-unsur pembentuk suatu
masyarakat diantaranya:

1. Beranggotakan minimal dua orang/lebih.


2. Anggota di dalamnya sadar sebagai satu kesatuan.
3. Telah berhubungan dalam kurun waktu cukup lama sehingga telah
menghasilkan manusia baru yang saling berkomunikasi dan membuat aturan
terhadap hubungan antar anggota masyarakat.
4. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta
keterkaitan satu sama lain sebagai anggota masyarakat.

Terdapat pula ciri-ciri masyarakat menurut Soejono Soekanto (2003) dalam


buku Sosiologi Suatu Pengantar, yakni:

1. Manusia yang hidup berkelompok,


2. Manusia yang melahirkan kebudayaan,
3. Manusia yang mengalami perubahan,
4. Manusia yang berinteraksi,
5. Terdapat kepemimpinan, dan
6. Adanya spesifiasi sosial.

C. Pranata Sosial
Menurut I Gede A.B Wiranata, Pranata adalah sistem norma atau aturan
– aturan yang mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus, sedangkan
lembaga atau institute adalah badan atau organisasi yang melaksanakan aktivitas
itu.2
Menurut Robert Melver dan C.H. Page, pranata sosial adalah lembaga
sosial sebagai proedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur
hubungan antar manusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.3
Leopold Von Wiese dan Becker, lembaga sosial adalah jaringan proses
hubungan antar manusia dan antar kelompok yang berfungsi memelihara

2
I Gede A.B Wiranata, 2002, Op Cit, hlm. 74.
3
Dikutip dalam buku Soerjono Soekanto, 1984, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat,
Jakarta : Rajawali, hlm. 49.
hubungan itu serta pola-polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu
dan kelompoknya.4
W.G. Sumner, melihat lembaga dari sudut pandang kebudayaan. Pranata
sosial adalah lembaga sosial yang merupakan perbuatan, cita-cita, sikap, dan
perlengkapan kebudayaan yang mempunyai sikap kekal serta yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan masyarakat. 5
Koentjaraningrat, dimana lembaga sosial adalah suatu sistem tata
kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi
kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia.6
Soerjono Soekanto, pranata sosial adalah himpunan norma dari segala
tindakan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok dalam kehidupan
masyarakat.7
Berdasarkan dari beberapa pendapat diatas maka dapat disimpulkan
bahwa pranata sosial adalah sekumpulan norma atau tata aturan yang diciptakan
untuk mengatur hubungan antar manusia dalam suatu kelompok masyarakat.

Pranata sosial memiliki beberapa unsur. Unsur-unsur pranata sosial


dalam masyarakat, yaitu:
1. Kaidah atau Norma
Norma adalah aturan yang dibentuk dengan tujuan untuk
menciptakan keselarasan dan mengatur hubungan sosial dalam
masyarakat. Kaidah berfungsi untuk melindungi dan menjamin
hak dan mengatur pelaksanaan kewajiban individu. Menurut
Prof. Notonogoro, norma dalam masyarakat terdiri atas norma
agama (pedoman), norma adat dan kebiasaan (tidak
tertulis/tertulis), norma kesusilaan dan norma kesopanan (tidak
tertulis) serta norma hukum (tertulis).

4
Dikutip dalam buku Soerjono Soekanto, 1984, Ibid, hlm. 51.
5
Dikutip dalam buku Soerjono Soekanto, 1984, Ibid, hlm. 69.
6
Koentjaraningrat, 1980. Pengantar Antropologi, Jakarta: Aksara Baru, hlm. 75.
7
Gunsu Nurmansyah, dkk. (2019). PENGANTAR ANTROPOLOGI: Sebuah
Ikhtisar Mengenal Antropologi. Bandar Lampung: CV Anugerah Utama Raharja
2. Lembaga Sosial
Lembaga kemasyarakatan yang mengatur rangkaian tata cara
dan prosedur dalam melakukan hubungan antar manusia saat
mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan
mendapatkan keteraturan hidup. Contoh: Puskesmas, LBH
(Lembaga Bantuan Hukum), Komnas HAM, dan KPK.
3. Aparat penegak ketertiban masyarakat
Aparat penegak ketertiban adalah petugas yang mengeluarkan
perintah yang merupakan hukum. Aparat penegak ketertiban
masyarakat terdiri dari Polisi, Pengadilan, Tokoh Masyarkat,
Lembaga Pendidikan.

Pranata sosial memiliki karakteristik atau kekhasan tersendiri yang


membedakannya dengan suatu sistem norma yang bukan pranata sosial.
Karakteristik tersebut adalah:
1. Memiliki simbol
Setiap pranata sosial memiliki simbol tersendiri sebagai tanda ciri
khas dari sebuah pranata sosial. Contohnya adalah dalam pranata
keluarga terdapat simbol cincin pernikahan; dalam pranata politik
terdapat simbol logo atau bendera, Simbol Mahkamah Agung/
Pengadilan-Pengadilan, Simbol Polri.
2. Memiliki tata tertib dan tradisi
Setiap pranata sosial memiliki tata tertib yang dijadikan sebagai
pedoman bagi anggota masyarakat yang ada di dalamnya. Contohnya
adalah dalam pranata agama, terdapat aturan bagaimana
melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Contoh lainnya, dalam
pranata kesehatan terdapat aturan tidak tertulis bahwa untuk menjaga
kesehatan maka terdapat aturan tidak tertulis bahwa untuk menjaga
kesehatan maka kita harus olahraga.
3. Memiliki ideologi
Setiap pranata sosial memiliki ideologi tersendiri. Ideologi dimiliki
secara bersama-sama dan dianggap ideal bagi anggota masyarakat
yang ada di dalamnya. Contohnya bangsa Indonesia memiliki
ideologi Pancasila.
4. Memiliki daya tahan
Setiap pranata sosial terbentuk tidak akan hiang begitu saja.
Contohnya pranata pendidikan terdapat kurikulum yang mengatur
kompetensi minimal yang harus dicapai siswa pada mata pelajaran
dan rentang kelas tertentu. Contoh lainnya, adanya adat istiadat yang
dijadikan pedoman perilaku dalam kehidupan masyarakat.
5. Memiliki usia lebih lama
Setiap pranata sosial memiliki usia yang lama bahkan melebihi usia
manusia. Contoh adalah pranata keluarga, masih digunakan sistem
pertunangan dan waris sejak zaman dahulu hingga sekarang
6. Memiliki alat kelengkapan
Alat kelengkapan yang digunakan untuk mewujudkan tujuan pranata
sosial. Contoh traktor dalam pranata ekonomi.

Menurut Koentjaraningrat , semua pranata dapat dikelaskan ke dalam paling


sedikit 8 (delapan) golongan tujuan, yaitu sebagai berikut:

1. pranata sosial yang memiliki tujuan untuk memenuhi keperluan kekerabatan


(kinship atau domestic institution). Contohnya perkawinan, pengasuhan
anak, tolong menolong kerabat, dan sopan santun dalam pergaulan antar
kerabat.
2. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan untuk mata pencarian,
memproduksi, menimbun, menyimpan, dan mendistribusikan harta
(economic institution). Contohnya pertanian, peternakan, dan pergudangan.
3. Pranata yang memiliki tujuan memenuhi kebutuhan pendidikan dan
penerangan (Educational institution). Contohnya pemberantasan buta huruf
dan perpustakaan umum.
4. Pranata yang bertujuan memenuhi keperluan ilmiah (Scientific Intitutions.
Contohnya: metodologi ilmiah, penelitian, dan pendidikan ilmiah.
5. Pranata yang memiliki tujuan memenuhi kebutuhan rekreasi dan menghayati
rasa keindahannya (Aesthetic and recreational institutions). Contohnya: seni
rupa, seni gerak, seni suara, seni drama, kesusateraan, dan olahraga.
6. Pranata yang bertujuan memenuhi kebutuhan yang berhubungan dengan
Tuhan atau alam gaib (Religious institutions). Contohnya: penyiaran agama,
pantangan, ilmu gaib, ilmu dukun, semadi dan tapa beratha.
7. Pranata yang bertujuan untuk mengatur dan mengelola keseimbangan
kekuasaan dalam kehidupan masyarakat (Political Institutions). Contohnya
pemerintahan, demokrasi, kehakiman, kepartaian, kepolisian, dan
ketentaraan.
8. Pranata yang bertujuan memenuhi keperluan fisik dan kenyamanan hidup
manusia (Somatic Institutions). Contohnya pemeliharaan kesehatan dan
kedokteran.

D. Integrasi Masyarakat
Menurut Koentjaraningrat dalam buku Pengantar Ilmu Antropologi
(1985) Integrasi masyarakat adalah proses penyatuan atau penggabungan
berbagai unsur-unsur yang berbeda dalam suatu kesatuan sosial yang utuh dan
berfungsi. Proses ini terjadi melalui berbagai bentuk interaksi antara individu
atau kelompok masyarakat yang berbeda-beda. Proses ini sangat penting karena
melalui integrasi masyarakat akan mencapai kesatuan dan keharmonisan dalam
kehidupan sosialnya. Proses integrasi meliputi aspek sosial, ekonomi, politik,
dan budaya. Integrasi dapat terjadi melalui beberapa cara antaralain:
a. Assimilasi, yaitu proses penyerapan unsur-unsur budaya baru ke dalam
budaya yag sudah ada sehingga terjadi penyatuan budaya yang homogen.
b. Akulturasi, yaitu proses saling mempengaruhi antara budaya yang baru
datang dengan budaya yang sudah ada sehingga terjadi penyatuan budaya
yang heterogen.
c. Akomodasi, yaitu proses penyesuaian antara individu dengan lingkungan
sosialnya.
d. Konsolidasi, yaitu proses penyatuan kekuatan dan sumber daya dalam
rangka mencapai tujuan yang sama.
Integrasi masyarakat juga dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Faktor tersebut antaralain:
a. Kebudayaan
Kebudayaan mempengaruhi cara individu berinteraksi satu sama lain
sehingga dapat mempengaruhi terciptanya kesatuan dalam masyarakat.
b. Ekonomi
Masyarakat yang memiliki kehidupan ekonomi yang stabil cenderung
lebih mudah mencapai integrasi karena memiliki kebutuhan yang
terpenuhi dan tak terlalu terpengaruh oleh tekanan sosial dan ekonomi.
c. Politik
Masyarakat yang mmemiliki sistem politik yang stabil dan demokratis
cenderung lebih mudah mencapai integrasi.
d. Sosial
Masyarakat yang memiliki struktur sosial yang jelas dan teratur
cenderung lebih mudah untuk mencapai integrasi.

Integrasi masyarakat tidak mudah dicapai, terdapat berbagai tantangan


yang harus dihadapi dalam proses integrasi masyarakat seperti perbedaan
budaya, agama, bahasa, dan nilai-nilai yang dimiliki oleh masyarakat yang
berbeda-beda. Integrasi masyarakat merupakan proses yang terjadi secara terus-
menerus karena masyarakat selalu mengalami perubahan dan perkembangan.
Dalam melakukan analisa masyarakat dapat diperinci dari berbagai unsur
masyarakat, yaitu pranata sosial, kedudukan sosial, dan peranan sosial.
Kemudian semua hal tersebut dapat dihubungkan mislanya dengan tipe
masyarakatnya yang bersangkutan. Contohnya tipe masyarakat agraria,
masyarakat perdesaan, masyarakat perkotaan, dan lain-lain. Adapun kerangka
yang dapat menggambarkan kaitan-kaitan, ilmu antropologi adalah struktur
sosial dari suatu masyarakat
Pangkal dan pusat segala penelitian masyarakat memusatkan pada
susunan hubungan antara individu-individu yang menyebabkan adanya berbagai
sistem masyarakat. Perumusan dari berbagai susunan hubungan antara individu
dalam masyarakat disebut struktur sosial. Struktur sosial merupakan pengendali
tindakan manusia dalam masyarakat, tetapi tak nampak dengan sekilas
pandangan dan harus diabstraksikan secara induksi dari kenyataan kehidupan
yang konkret. Hubungan antar individu dalam masyarakat merupakan hal yang
konkret yang dapat diobservasi dan dapat dilihat. Struktur sosial seolah berada
dibelakang hubungan konkret tersebut dan hal ini menjadi jelas bila
memperhatikan bahwa struktur itu hidup langsung sedangkan individu bergerak
nyata didalamnya dapat silih berganti.dengan mempelajari struktur sosial maka
akan mengetahui latar belakang seluruh kehidupan masyarakat. Namun untuk
mempelajari struktur sosial suatu masyarakat dibutuhkan penelitian di lapangan
dengan mendatangi sendiri masyarakat tersebut. Struktur sosial digunakan
sebagai kriteria untuk menentukan batasan dari suatu masyarakat tertentu.
Metode untuk mengabstraksikan struktur sosial yang paling umum
adalah mencari kerangka dari kehidupan kekerabatan. Dalam masyarakat kecil
dan lokal, kehidupan kekerabatan adalah suatu sistem yang seringkali bersifat
amat ketat yang memang mempengaruhi suatu lapangan kehidupan yang sangat
luas sehingga menyangkut banyak sektor kehidupan masyarakat. Meneliti sistem
kekerabatan dalam suatu masyarakat dapat memberi pengertian mengenai
banyak pranata sosial lain. Demikian juga dengan menganalisa prinsip-prinsip
sistem kekerabatan dalam masyarakat kecil dapat diartikan sebagai menganalisa
kerangka dasar dari seluruh masyarakat. Antropologi yang lama justru dalam
meneliti masyarakat lokal telah mengembangkan berbagai metode dan konsep
yang mengenai berbagai sistem kekerabatan yang beraneka warna. Oleh karena
itu banyak sarjana antropologi mempelajari struktur sosial melalui analisa dari
sistem kekerabatan dalam masyarakat yang bersangkutan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masyarakat merupakan suatu kesatuan sosial dalam sistem sosial atau
kesatuan hidup manusia yang saling berhubungan, terjadi interaksi antar anggota
hingga terjadilah kerjasama dalam kurun waktu relatif lama dan dengan tujuan yang
sama sehingga terbentuklah tata keteraturan di dalamnya. Unsur-unsur masyarakat,
diantaranya: beranggota minimal 2 orang, adanya kesadaran sebagai satu kesatuan,
telah berhubungan dalam waktu yang lama, dan telah menjadi sistem hidup
bersama.
Pranata sosial adalah sekumpulan norma atau tata aturan yang diciptakan
untuk mengatur hubungan antar manusia dalam suatu kelompok masyarakat.
Unsur-unsur pranata sosial dalam masyarakat yaitu norma, lembaga sosial, dan
aparat penegak ketertiban masyarakat. Karakteristik pranata sosial yaitu memiliki
simbol, tata tertib dan tradisi, ideologi, daya tahan, usia lebih lama, dan alat
kelengkapan. Pranata sosial memiliki beberapa macam diantaranya, pranata untuk
kekerabatan, pranata untuk ekonomi, pranata untuk pendidikan, pranata untuk
ilmiah, pranata untuk keindahan dan rekreasi, pranata untuk ketuhanan, pranata
untukk politik, dan pranata untuk keerluan fisik dan kenyamanan hidup manusia.
Integrasi masyarakat adalah proses penyatuan masyarakat yang berbeda-beda
menjadi satu kesatuan utuh. Integrasi masyarakat sangat penting dalam kehidupan
karena melalui integrasi masyarakat dapat mencapai kesatuan dan keharmonisan
dalam kehidupan sosial. Proses ini terjadi melalui berbagai bentuk interaksii antara
individu atau kelompok masyarakat yang berbeda-beda. Misalnya assimilasi,
akulturasi, akomodasi, dan konsolidasi. Selain itu integrasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, faktor tersebut antara lain, kebudayaan, ekonomi, politik, dan
sosial.
Ilmu antropologi adalah ilmu tentang struktur sosial. Struktur sosial sendiri
merupakan pengendali tindakan manusia dalam masyarakat, tetapi tak nampak
dengan sekilas pandangan dan harus diabstraksikan secara induksi dari kenyataan
kehidupan yang konkret. Hubungan antar individu dalam masyarakat merupakan
hal yang konkret yang dapat diobservasi dan dapat dilihat. Struktur sosial seolah
berada dibelakang hubungan konkret tersebut dan hal ini menjadi jelas bila
memperhatikan bahwa struktur itu hidup langsung sedangkan individu bergerak
nyata didalamnya dapat silih berganti.dengan mempelajari struktur sosial maka
akan mengetahui latar belakang seluruh kehidupan masyarakat. Namun untuk
mempelajari struktur sosial suatu masyarakat dibutuhkan penelitian di lapangan
dengan mendatangi sendiri masyarakat tersebut. Struktur sosial digunakan sebagai
kriteria untuk menentukan batasan dari suatu masyarakat tertentu. Antropologi yang
lama justru dalam meneliti masyarakat lokal telah mengembangkan berbagai
metode dan konsep yang mengenai berbagai sistem kekerabatan yang beraneka
warna.
B. Saran
Setiap masyarakat memiliki keunikan dan perbedaan budaya, sehingga
penting untuk menghargai perbedaan tersebut. Jangan terjebak dalam stereotip atau
prasangka negatif terhadap masyarakat yang berbeda dengan kita.
DAFTAR PUSTAKA

Gunsu Nurmansyah, dkk. (2019). PENGANTAR ANTROPOLOGI: Sebuah Ikhtisar


Mengenal Antropologi. Bandar Lampung: CV Anugerah Utama Raharja
I Gede A.B Wiranata, 2002, Op Cit, hlm. 74.
Koentjaraningrat, 1980. Pengantar Antropologi, Jakarta: Aksara Baru, hlm. 75.
Koentjaraningrat, 1985. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: Aksara Baru
Koentjaraningrat, 2000, Kebudayaan Mentalitas dan Pembangunan, Jakarta : PT
Gramedia Pustaka, hlm. 16.
Setiadi, Elly M dan Usman Kolip, 2011, Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan
Gejala Permasalahan Sosial: Teori, Aplikasi, dan Pemencahannya, Jakarta :
Kencana Prenada Group hlm. 124-125.
Soerjono Soekanto, 1984, Beberapa Teori Sosiologi Tentang Struktur Masyarakat,
Jakarta : Rajawali, hlm. 49.
Soerjono Soekanto, 1984, Ibid, hlm. 51
Soerjono Soekanto, 1984, Ibid, hlm. 69.

Anda mungkin juga menyukai