Anda di halaman 1dari 23

TATANAN SOSIAL (STRUKTUR DAN INSTITUSI SOSIAL)

(Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Sistem Sosial Budaya)

Dosen pengampu: Cut Dhien Nourwahida, M.A

Disusun Oleh Kelompok 6:

Chika Leonitha Suherman 11200150000060

Fuji Salsabila Rusiana 11200150000071

SEMESTER 7

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2023

1
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami haturkan kehadiraat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami bias menyelesaikan tugas Makalah dengan judul “Tatanan Sosial
(Struktur dan Institusi Sosial)”. Makalah ini di susun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Sistem
Sosial Budaya.
Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada ibu Cut Dhien Nourwahida, M.A dan
semua pihak yang telah turut memberikan kontribusi dalam penyusunan makalah ini. Sebagai
penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari penyusunan maupun tata
bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena itu, kami dengan rendah hati menerima saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Kami berharap semoga makalah yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
insprasi untuk pembaca.
Depok, 21Oktober 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. 2


DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................................ 4
1.3 Tujuan ................................................................................................................................................ 5
BAB 2 PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 6
2.1 Tatanan Sosial ................................................................................................................................... 6
2.2 Struktur Sosial .................................................................................................................................. 7
2.3 Institusi Sosial.................................................................................................................................. 17
2.4 Kasus Masalah ................................................................................................................................ 19
BAB 3 PENUTUP ..................................................................................................................................... 21
3.1 Kesimpulan ...................................................................................................................................... 21
3.2 Saran ................................................................................................................................................ 22
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 23

3
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang berinteraksi menurut suatu sistem adat
istiadat tertentu yang bersifat kontinyu dan terikat oleh rasa identitas bersama. Masyarakat
adalah golongan besar atau kecil yang terdiri dari beberapa manusia yang dengan sendirinya
bertalian secara golongan dan mempengaruhi satu sama lain. Saling mempengaruhi artinya
pengaruh dan pertalian kebathinan yang terjadi dengan sendirinya yang menjadi unsur yang
harus ada bagi masyarakat.1
Istilah kemasyarakatan sering dikaitkan dengan aspek-aspek kelembagaan masyarakat
modern, seperti pemerintah, hukum dan struktur sosial. Di dalam antropologi sosial, konsep
struktur sosial sering kali dipergunakan sebagai sinonim dari organisasi sosial, dan terutama
dipergunakan dalam analisa terhadapmasalah kekerabatan, lembaga politik dan lembaga
hukum dari masyarakat sederhana. Organisasi sosial berkaitan dengan pilihan dan keputusan
dalam hubungan-hubungan sosial aktual. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan
sosial yang lebih fundamental yang memberikan bentuk dasar pada masyarakat, yang
memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang mungkin dilakukan secara organisatoris.2
Dalam literatur antropologi telah diperlihatkan bahwa sejumlah masyarakat yang
digolongkan sebagai berkebudayaan primitive, yang biasanya hidup dalam kesatuan-kesatuan
atau kelompok-kelompok sosial yang kecil, mempunyai serangkaian aturan-aturan yang
dipakai unntuk mengorganisasi kegiatan-kegiatan warganya terutama berdasarkan atas sistem
kekerabatan. Kelompok-kelompok kekerabatan dan aturan-aturan yang dalam sistem
kekerabatan menjadi amat paling penting. 3

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa Definisi dari Tatanan Sosial?
2. Apa Definisi dari Struktur Sosial?
3. Apa Ciri-ciri dari Struktur Sosial?
4. Apa Fungsi dari Struktur Sosial?

1
Mustanir, A. (2017). Partisipasi masyarakat dalam musyawarah rencana pembangunan di kelurahan kanyuara
kecamatan watang sidenreng kabupaten sidenreng rappang. Jurnal Politik Profetik, 5(2), 247-261.
2
Systemissing. (2017). “Makalah Struktur Sosial”. Scribd.
3
Suparlan, P. (1986). Masyarakat Struktur Sosial. Dalam Manusia Indonesia Individu Keluarga Dan Masyarakat
(AW Widjaja, Penyunting), Akademika Pressindo, Jakarta.

4
5. Apa itu Elemen atau Komponen dari Struktur Sosial?
6. Apa Definisi dari Institusi Sosial?
7. Bagaimana kasus kasus masalah tentang tatanan sosial?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Definisi dari Tatanan Sosial
2. Untuk mengetahui Definisi dari Struktur Sosial
3. Untuk mengetahui Ciri-ciri dari Struktur Sosial
4. Untuk mengetahui Fungsi dari Struktur Sosial
5. Untuk Mengetahui Elemen atau Komponen dari Struktur Sosial
6. Untuk mengetahui Definisi dari Institusi Sosial
7. Untuk mengetahui kasus kasus masalah tentang tatanan sosial

5
BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Tatanan Sosial


A. Definisi Tatanan Sosial
Tatanan sosial merupakan suatu lingkunggan sosial dimana individu-individunya
saling berinteraksi atas dasar status dan peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma
dan nilai.4 Manusia hidup dalam suatu lingkungan sosial yang bukan apa adanya.
Lingkungan sosial tersebut mempunyai sejumlah prasyarat yang menjadikannya dapat
terus berjalan dan bertahan. Prasyarat-prasyarat inilah yang kita sebut tatanan sosial (osial
order). Konsep tatanan sosial merupakan konsep dasar yang harus ddipahami dengan baik
oleh mereka yang mempelajari sosiologi. Karena tatana sosial ini berkaitan erat dengan
konsep dasar lainnya. 5
Menurut Michael Hechter dan Christine Home (2003), dalam buku ‘Theories of
Social Order” setidaknya terdapat tujuh tema sentral dalam kajian mengenai ‘tatanan
sosial’ (social order) di dalam konteks masyarakat moderen tingkat lanjut dimana
perubahan sosial terjadi secara pesat melalui globalisasi. Ketujuh tema sentral tersebut
adalah; (1) Kelompok, Jaringan dan Masyarakat Jejaring; (2) Status Sosial; (3) Nilai dan
Norma; (4) Kekuasaan dan Otoritas; (5) Tatanan yang bersifat Spontan (sementara); (6)
Penghargaan atau Pencapaian (attainments); (7) Kehornatan Sosial (social honor).Secara
epistemologis, kajian tatanan sosial berakar dari pemikiran Thomas Hobes tentang
“kontrak sosial’. Para pemikir “Sosiologi Klasik” seperti Durkheim, Marx dan Weber juga
mengembangkan perhatian mereka tentang tema ini. Durkheim menganggap tatanan sosial
berakar dari “nilai dan norma” yang berkembang di dalam suatu masyarakat. Marx, menilai
bahwa tatanan sosial berkembang dalam sejarah material peradaban manusia. Oleh karena
itulah, menurutnya tatanan sosial harus dilihat sebagai suatu “hubungan” (relasi) sosial
dalam konteks produksi dan reproduksi perkembangan kapitalisme. Sementara Weber
melihat tatanan sosial sebagai kombinasi antara pelembagaan norma dan nilai sosial yang

4
Dr. Benjamin,M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur Sosial”, Pusaka
Media: Bandarlampung. Halaman 10
5
Akbarr Asfihan, “Struktur Sosial,”jabarsatu.id, September 3, 2023, https://jabarsatu.id/struktur-sosial/

6
berdampak pada relasi kuasa dan otoritas hingga status sosial. Para pemikir Sosiologi
moderen seperti Talcott Parsons, Jurgen Habermas, dan Pierre Bourdieu menekankan
pentingnya mengkaji tatanan sosial dan perubahan sosial dalam masyarakat kapitalis
tingkat lanjut. Menurut Parsons, tatanan sosial merupakan seperangkat institusi sosial yang
mengatur pola-pola tindakan dan fungsi sosial yang dipengaruhi oleh nilai dan norma
kultural. Sementara menurut Jurgen Habermas, tatanan sosial melampaui sekedar instusi
atau pelembagaan norma sosial, melainkan juga meliputi suatu “tindakan komunikatif”
dimana komunikasi dan kerjasama dilakukan berdasarkan kompromi dan kesepakatan-
kesepakatan antar individu di dalam masyarakat sehingga mengembangkan pola jejaring
dalam pelembagaannya.6

2.2 Struktur Sosial


A. Definisi Struktur Sosial
Struktur sosial merupakan suatu tingkatan dalam masyarakat. Bisa juga diartikan
sebagai pola perilaku berulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antara
kelompok masyarakat7.
Douglas mengatakan seseorang menjalankan peranan jika ia menjalankan hak dan
kewajiban yang merupakan statusnya. Suatu contoh untuk membedakan antara status dan
peranan guru. Status guru terdiri atas sekumpulan kewajiban tertentu seperti mendidik,
mengajar, membimbing dan melatih siswa. Dan sekumpulan hak, seperti menempati
jabatan fungsional dan menerima imbalan jasa. Peranan seorang guru mengacu pada
bagaimana seseorang yang berstatus sebagai guru menjalankan hak dan kewajibannya,
antara lain bagaimana ia mengajar, membimbing dan mengevaluasi siswanya. Menurutnya
struktur sosial adalah sesuatu yang terdiri atas bagian-bagian masyarakat yang saling
tergantung dan membentuk satu pola tertentu. Bagian dari sesuatu itu dapat terdiri atas pola
perilaku individu, pola perilaku kelompok, pola perilaku institusi, maupun pola perilaku
masyarakat luas (misalnya pola perilaku masyarakat solo). Dalam membahas struktur
sosial, dikenal dua konsep penting,yakni (1) status dan (2) peranan. Menurut Ralph Linton,
status adalah suatu kumpulan hak dan kewajiban (a collection of rights and duties),

6
“Pengantar Redaksi: Menganalisis Konsep, Lembaga dan Pengorganisasian tatanan sosial di Indonesia”. Jurnal
Pemikiran Sosiologi Volume 7 No. 1 Januari-Juli 2020.
7
Dr. Benjamin,M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur Sosial”, Pusaka
Media: Bandarlampung. Halaman 10

7
sedangkan peranan adalah aspek dinamis dari sebuah status (the dynamic aspect of a
status).8
Struktur sosial dalam makna yang lain adalah setiap pola berulang dari perilaku
sosial, baik perilaku-perilaku yang kurang penting dan atau penting. Smelser (1998)
menegaskan bahwa hampir semua ahli strukturalisme menyatakan bahwa struktur sosial
merupakan motif dan keinginan yang berada di luar individu. Namun demikian, struktur
sosial ini sangat kuat karena menentukan pola perilaku individu sehingga dalam kerangka
ini penting untuk dikaji karena dapat menjelaskan penyebab pola perilaku tertentu dalam
masyarakat. Pola perilaku sosial yang terorganisasi disebut sebagai institusi sosial oleh
sebagian sosiolog, terutama aliran fungsionalisme. Dalam konteks ini, struktur sosial
merupakan hubungan fungsional lembaga-lembaga sosial (Abercrombie et al. 2010: 525).
Perbincangan tentang struktur sosial dalam perspektif sosiologis tidak bisa melepaskan dari
sistem sosial. Keduanya merupakan konsep dalam sosiologi untuk memahami dan
menjelaskan dinamika sosial sebagai pokok kajian dan pendekatan. Namun demikian
sistem bukanlah sesuatu yang khas dalam sosiologi, tetapi peranti konseptual yang diterima
secara luas dalam ilmu alam dan sosial (Abercrombie et al. 2010: 526). Sistem sosial
merupakan interaksi antar dua aktor sosial atau lebih yang bersifat stabil dalam lingkungan
terbatas. Fokus perhatian sistem sosial tidak hanya dalam konteks hubungan antar personal,
tetapi juga kelompok, lembaga, masyarakat, dan entitas inter-sosial (Abercrombie et al.
2010: 526). Sistem sosial merupakan hubungan sosial, kelompok atau masyarakat sebagai
seperangkat unsur yang saling berhubungan yang berfungsi untuk mempertahankan batas-
batas atau kesatuan bagianbagiannya.9
Sastridiningrat,dkk. (1986:2.19) menyatakan struktur adalah jalinan antara unsur-
unsur sosial yang pokok, yaitu diantaranya: kelompok kelompok sosial, lembaga-lembaga
sosial, norma-norma sosial, dan lapisan-lapisan sosial. Smelser (1984:3-4) mengemukakan
struktur sosial sebagai suatu ide yang digunakan untuk memberikan ciri pada interaaksi
yang teratur dan berulang-ulang antara dua manusia atau lebih serta struktur sosial
mengarah pada pengorganisasian ikatan aktivitas-aktivitas manusia yang cenderung

8
Subadi, T. (2008). Sosiologi.
9
Kusmanto, T. Y., & Elizabeth, M. Z. (2018). Struktur dan sistem sosial pada aras wacana dan praksis. JSW: Jurnal
Sosiologi Walisongo, 2(1), 39-50.

8
berorientasi kea rah suatu sistim. Merton (1965: 369) menyatakan bahwa ciri dasar dari
suatu struktur sodial adalah adanya status yang tidak hanya melibatkan satu peranan yang
terkait melainkan dengan sejumlah peranan terkait atau dikenal sebagai role set
(seperangkat peranan) merupakan pelengkap hubungan peranan yang dimiliki oleh
seseorang di dalam menduduki suatu status sosial tertentu.10
Struktur sosial merupakan keseluruhan susunan status, peran, dan aturan-aturan
yang mengikat status dan peran tersebut dalam sebuah interaksi sosial. Dengan demikian
struktur sosial terdiri dari susunan status dan peran sosial tertentu serta sistem nilai dan
sistem norma yang mengikat status dan peran sosial tersebut dalam interaksi sosial. Max
Weber mengemukakan pendapatnya bahwa struktur sosial identik dengan peluang atau
kesempatan hidup (life chanche) sehingga seseorang yang berkedudukan atau berstatus
sosial yang tinggi akan lebih memiliki peluang dan kesempatan hidup dibandingkan
dengan seseorang yang berkedudukan dan berstatus sosial yang rendah. 11

Definisi Struktur Sosial menurut para ahli sebagai berikut:

a. George C. Homan Mengaitkan struktur sosial dengan perilaku elementer


(mendasar) dalam kehidupan sehari-hari.
b. Talcott Parsons Berpendapat bahwa struktur sosial adalah keterkaitan
antarmanusia.
c. Coleman Melihat struktur sosial sebagai sebuah pola hubungan antarmanusia dan
antarkelompok manusia.
d. Kornblum Menekankan konsep struktur sosial pada pola perilaku individu dan
kelompok, yaitu pola perilaku berulang-ulang yang menciptakan hubungan
antarindividu dan antarkelompok dalam masyarakat.
e. Soerjono Soekanto Melihat struktur sosial sebagai sebuah hubungan timbal balik
antara posisi-posisi sosial dan antara peranan-peranan.
f. Abdul Syani Melihat struktur sosial sebagai sebuah tatanan sosial dalam kehidupan
masyarakat. Tatanan sosial dalam kehidupan masyarakat merupakan jaringan dari

10
Dr. Benjamin,M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur Sosial”, Pusaka
Media: Bandarlampung. Halaman 3
11
Wida,Widianti. (2009). “Sosiologi 2”. Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

9
unsur-unsur sosial yang pokok, seperti kelompok sosial, kebudayaan, lembaga
sosial, stratifikasi sosial, kekuasaan, dan wewenang.
g. Gerhard Lenski Mengatakan bahwa struktur sosial masyarakat diarahkan oleh
kecenderungan panjang yang menandai sejarah.
B. Ciri-Ciri Struktur Sosial
Segala sesuatu pasti memiliki ciri-ciri tersendiri yang membedakan dengan sesuatu
yang lain. Misalnya masyarakat desa mempunyai ciri-ciri tersendiri, seperti bersifat gotong
royong, mengutamakan kebersamaan, tidak ada spesialisasi dalam pembagian kerja, dan
lain-lain yang membedakan dengan masyarakat perkotaan yang cenderung individualistis
dan adanya pembagian pekerjaan sesuai dengan keahlian. Begitupun juga dalam struktur
sosial.
Abdul Syani menyebutkan bahwa ada beberapa ciri struktur sosial, di antaranya
adalah sebagai berikut.
a. Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang dapat memberikan
bentuk dasar pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang
kemungkinan besar dilakukan secara organisatoris.
b. Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial di antara individu-individu pada
saat tertentu. Artinya segala bentuk pola interaksi sosial dalam masyarakat telah
tercakup dalam suatu struktur sosial.
c. Struktur sosial merupakan seluruh kebudayaan masyarakat. Artinya semua karya,
cipta, dan rasa manusia sebagai anggota masyarakat merupakan aspek dari struktur
sosial. Misalnya komputer, alat-alat pertanian modern, mobil, pesawat, kesenian,
ilmu pengetahuan, dan lain-lain.
d. Struktur sosial merupakan realitas sosial yang bersifat statis, sehingga dapat dilihat
sebagai kerangka tatanan dari berbagai bagian tubuh yang membentuk struktur.
Misalnya dalam sebuah organisasi terdapat ketua, wakil ketua, sekretaris,
bendahara, dan seksi-seksi yang kesemuanya membentuk suatu struktur.
e. Struktur sosial merupakan tahapan perubahan dan perkembangan masyarakat yang
mengandung dua pengertian, yaitu sebagai berikut. 1) Pertama, di dalam struktur
sosial terdapat peranan yang bersifat empiris dalam proses perubahan dan
perkembangan. 2) Kedua, dalam setiap perubahan dan perkembangan tersebut

10
terdapat tahap perhentian, di mana terjadi stabilitas, keteraturan, dan integrasi sosial
yang berkesinambungan sebelum kemudian terancam oleh proses ketidakpuasan
dalam tubuh masyarakat.12
C. Fungsi Struktur Sosial

Dengan semakin berkembangnya zaman, sangat penting adanya pembagian


tugas yang jelas di masyarakat. Fungsi struktur sosial dibagi menjadi dua, yaitu:13

1. Struktur sosial sebagai kontrol sosial bagi masyarakat, yang dimaksud adalah
dengan adanya struktur sosial yang jelas dan didalamnya terdapat norma maupun
peraturan yang jelas guna mengatur setiap individunya dapat menghindarkan
resiko adanya perselisihan maupun konflik antar tingkatan atau kelompok.
2. Struktur sosial dapat membuktikan bahwa setiap individu yang ada di masyarakat
memiliki fungsi dan kelas yang berbeda satu sama lain, seperti yang kita ketahui
bahwa setiap individu memiliki keunikannya dan kelebihannya masing-masing,
begitu pula ketika menjadi bagian dari suatu kelompok.
D. Elemen atau Komponen
Konteks jaringan sosial memperlihatkan bagaimana manusia-manusia di dalam
kelompok sosial maupun di dalam institusi sosial mengembangkan dan memelihara
hubungan sosial bahkan hubungan antar komponen di dalam struktur sosial. Dalam
mempelajari struktur sosial, hubungan antar komponen-komponen pokok dari struktur
masyarakat adalah merupakan dasar untuk memahami tentang masalah-masalah
struktural yang muncul di masyarakat.14
Jalinan antara komponen-komponen sosial yang pokok di dalam struktur
masyarakat mencakup, antara lain: 1). Kelompok- kelompok sosial; 2). Institusi-
institusi sosial; 3). Kaidah atau norma- norma sosial, dan 4). Stratifikasi Sosial
(Taneko,1984:47).
Dalam mempelajari masyarakat, komponen-komponen pokok dari suatu
masyarakat merupakan dasar untuk memahami mengenai masalah-masalah struktural

12
Warahatmala, Bondet. (2009). “Sosiologi 2 : untuk SMA dan MA Kelas XI”.Jakarta : Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
13
Aris. https://www.gramedia.com/literasi/struktur-sosial/#Fungsi_Struktur_Sosial
14
Dr. Benjamin,M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur Sosial”, Pusaka
Media: Bandarlampung. Halaman 20.

11
yang disebabkan oleh aktivitas-aktivitas berbagai bidang kehidupan. Di satu pihak
proses aktivitas berbagai bidang memberikan pengaruh positif bagi kemajuan
masyarakat, diantaranya peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
Di lain pihak, kemajuan dan perubahan sosial masyarakat memunculkan permasalahan
baru bagi struktur sosial masyarakat, diantaranya munculnya kelompok-kelompok
sosial baru, munculnya institusi-institusi sosial baru, perubahan kaidah dan norma-
norma sosial serta munculnya stratifikasi sosial yang lebih cenderung mengarah pada
perbedaan status klas sosial di masyarakat.
Berdasarkan berbagai penjelasan tersebut, yang hanya berbeda dari segi
kuantitasnya saja. Maka untuk selanjutnya penjelasan mengenai komponen-komponen
struktur sosial seperti apa yang telah dikemukakan pada kali.
1. Elemen Kelompok Sosial
Kelompok sosial adalah merupakan salah satu perwujudan dari pergaulan
hidup di masyarakat dalam kehidupan bersama. Seperti halnya apa yang
disampaikan oleh Mac Iver dan dikutip oleh Soerjono Soekanto, bahwa kelompok-
kelompok sosial merupakan himpunan atau kesatuan-kesatuan manusia yang hidup
bersama, oleh karena adanya hubungan diantara mereka. Hubungan tersebut antara
lain menyangkut hubungan timbal balik yang saling pengaruh-mempengaruhi dan
juga suatu kesadaran untuk saling tolong menolong (1977:94).15
Dengan demikian kelompok sosial diperlukan keberadaannya, sebab di
dalam kelompok itulah sebagian besar kegiatan manusia berlangsung. Tanpa
disadari oleh manusia, setiap manusia menjadi anggota suatu kelompok atau
berbagai kelompok dari sejak lahir sampai menjelang ajalnya.
Di dalam bukunya Freedman yang berjudul "Principles of Sociology A
Texts with Reading (1969) dikemukakan bahwa kelompok sosial itu dibagi ke
dalam lima (5) bentuk kelompok, yaitu:
a. Primary Groups
Konsep primary group pada awalnya diperkenalkan oleh Charles H.
Cooley di mana didefinisikannya sebagai kelompok yang "characterized by

15
Dr. Benjamin,M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur Sosial”, Pusaka
Media: Bandarlampung. Halaman 26.

12
intimate face to face association and cooperation". Ruang lingkup utama
dari kelompok primer ini, yaitu keluarga, teman bermain pada anak kecil,
rukun warga dan komunitas pada orang dewasa. Ciri hubungan intim dalam
pergaulan ini mewujudkan keterpaduan individu dalam satu-kesatuan
sehingga dalam banyak hal diri manusia menjadi hidup dengan tujuan
bersama kelompok. Keterpaduan tersebut, simpati dan identifikasi bersama
terwujud dalam kata milik bersama atau milik "kita" (Charles H Cooley,
primary groups, dalam Sunarto,1993:91-92).

b. Community (Komunitas)
Osborn dan Neumeyer sendiri mengutarakan komunitas merupakan
suatu kelompok yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu
dengan batas-batas tertentu pula di mana kelompok tersebut dapat
memenuhi kebutuhan hidup dan di lindungi oleh perasaan kelompok serta
interaksi yang lebih besar di antara para anggotanya (Sastrodiningrat dkk.,
1986:2.5).

Ukuran mengenai besar kecilnya suatu komunitas dapat ditentukan


berdasarkan wilayah maupun berdasarkan jumlah anggotanya. Komunitas
besar mempunyai jumlah anggota kelompok yang lebih banyak dengan
wilayah yang cukup luas. Sedangkan komunitas kecil jumlah anggotanya
tidak terlalu besar dan dengan wilayah yang relatif kecil. Ukuran yang tepat
mengenai besaran jumlah anggota dan luasnya wilayah tidak dapat
dipastikan. Yang jelas komunitas besar dapat dinyatakan seperti suatu kota,
propinsi ataupun negara. Sedangkan komunitas kecil berupa suatu desa,
dusun, kampung, rukun warga, rukun tetangga dan lain-lain.

c. Asosiasi
Asosiasi merupakan organisasi formal, maka dari itu asosiasi
merupakan kelompok dengan sasaran yang tegas dan susunan yang resmi.
Maksudnya asosiasi dengan sasaran yang tegas, sebagai badan organisatoris
harus ada koordinasi terhadap aktivitas anggotanya, dengan rumusan
prosedur hubungan-hubungan diantara anggotanya semacam peraturan-

13
peraturan, ketentuan-ketentuan hukum, jabatan-jabatan formal dan resmi,
serta prosedur kerja dan lain-lain. Oleh karena itu sebagai badan
organisatoris, asosiasi memerlukan semacam peralatan administrasi, staf
administrasi yang bertanggung jawab dalam memelihara dan menjalankan
organisasi.
d. Society
Society merupakan kelompok-kelompok fungsional yang
menempati suatu daerah geografis yang jelas. Daerah geografis yang
ditempati tidak terbatas pada suatu daerah yang sempit, akan tetapi meliputi
berbagai daerah yang terbentang lebih dari ribuan atau bahkan jutaan mil
persegi.
Di dalam society terdapat komunitas-komunitas sehingga society
dapat di artikan sebagai super komunitas atau bentuk kelanjutan dari
komunitas. Ronald Freedman sendiri menyatakan society merupakan
sekelompok orang yang sudah menjadi satu- kesatuan wilayah, fungsional
dan kultural. Artinya sebagai satu- kesatuan sosial yang menempati suatu
daerah geografis dan juga merupakan satu-kesatuan sosial yang anggotanya
di ikat oleh ikatan-ikatan ketergantungan satu sama lain. Dengan demikian
society adalah merupakan suatu kelompok yang anggota- anggotanya sama-
sama memiliki warisan kultural, sehingga suatu bangsa yang di dalamnya
terdapat berbagai suku bangsa atau sebagai suatu negara yang di dalamnya
terdapat propinsi dan atau negara bagian.
e. Ephemeral Gorups
Ini merupakan bentuk dari kelompok sementara, misalkan adanya
bentuk kerumunan (crowds), yaitu kelompok pembeli atau penjual di pasar.
Kelompok pengamen atau pun pencopet di pasar, kelompok peserta seminar
dan lain-lain. Kelompok ephemeral ini tidak lazim dipakai di dalam
membahas bentuk-bentuk kelompok sosial, sebab kurang sesuai dengan
standar sosiologi.
2. Komponen Institusi Sosial

14
Alvin L. Bertrand sendiri mengutarakan bahwa institusi- institusi sosial ini
merupakan kumpulan-kumpulan dari norma- norma sosial yang telah diciptakan
untuk dapat menjalankan fungsi masyarakat. Institusi-institusi yang meliputi
kumpulan-kumpulan norma-norma dan bukan norma-norma yang berdiri sendiri
(dikutip dari bukunya Soleman B. Taneko, 1984: 72).16

Dengan demikian institusi merupakan persetujuan dari pola- pola kegiatan


untuk memenuhi kebutuhan manusia dan juga merupakan pola-pola hubungan
antar institusi. Institusi bila ditinjau berdasarkan dimensi abstrak di dalamnya
terkandung nilai-nilai atau norma-norma, dan bila ditinjai berdasarkan dimensi
konkrit ada keluarga, organisasi dan lain-lain. Keberadaan institusi dalam
masyarakat merupakan sesuatu hal yang tidak direncanakan. Pada awalnya manusia
mencari cara-cara yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
kemudian menemukan pola-pola kegiatan yang cocok dan dibakukan.

Kebutuhan manusia-manusia ini beragam dan oleh karena kebergaman


kebutuhan manusia, maka muncullah berbagai institusi di masyarakat, antara lain:

1) Kebutuhan akan mengembangkan dan melestarikan keturunan, maka institusi


keluarga.
2) Kebutuhan akan sandang, pangan dan lain-lain, maka muncullah institusi
ekonomi.
3) Kebutuhan akan kekuatan yang berhubungan dengan Yang Maha Kuasa, maka
muncullah institusi agama.
4) Kebutuhan akan pendidikan, maka muncullah institusi pendidikan.
5) dan masih banyak lagi ragam kebutuhan masyarakat ini.
3. Komponen Kaidah dan Norma Sosial
Berbicara tentang kaidah atau nilai dan norma-norma sosial di mana
manusia-manusia hidup di dalam kelompok-kelompok atau di dalam masyarakat
tentu dengan aturan-aturan yang berlaku agar teratur, sehingga ada keteraturan
masyarakat atau keteraturan sosial berdasarkan aturan-aturan moral yang bersifat

16
Dr. Benjamin,M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur Sosial”, Pusaka
Media: Bandarlampung. Halaman 30.

15
abstrak. Maksudnya keteraturan moral dari kehidupan sosial atau masyarakat
dengan mempertimbangkan akan : 1) aturan-aturan sosial yang ditetapkan oleh
masyarakat dan 2) aturan-aturan prosedural untuk mengatur kenyataan sosial yang
kemudian disebut sebagai Norma.17

Secara sosiologis antara norma dan nilai itu dapat dibedakan. Norma lebih
mencerminkan peraturan moral atau keteraturan moral yang langsung mengatur
prilaku atau tindakan manusia. Norma dapat ditaati dan dapat dilanggar oleh
manusia dan norma bersifat sekunder terhadap nilai yang artinya norma itu
merupakan alat untuk pencapaian nilai-nilai. Contoh: Orang yang selalu bekerja
membanting tulang pagi, siang dan malam tentu akan mencapai "sukses" sebagai
imbalan nilainya.

Kalau nilai atau kaidah itu lebih menunjukkan tujuan dari tindakan sosial di
mana manusia tersebut terlibat (tindakan manusia yang hidup di dalam
masyarakat).

4. Komponen Stratifikasi Sosial


Stratifikasi sosial merupakan pelapisan-pelapisan yang terjadi di dalam
kehidupan sosial atau masyarakat karena bersumber pada ketidaksamaan sosial
atau menurut Sunarto (1993: 105) karena inequality di antara status individu dan
kelompok yang terdapat di dalamnya, di mana konsep status-status utama (master
status). status yang diraih (achieved status) dan status yang diperoleh (ascribed
status).18
Menurut para ahli sosiologi, bahwa setiap manusia yang hidup di dalam
masyarakat secara alamiah telah memiliki ketidaksamaan sosial antar manusia. Kita
ketahui sumber ketidaksamaan secara alamiah, yaitu 1).perbedaan jenis kelamin/
sex, 2) perbedaan warna kulit dan 3) perbedaan bentuk/ struktur tubuh.
Struktur stratifikasi sosial dalam setiap masyarakat akan dijumpai dalam
bentuk "pecking order" atau struktur kekuasaan yang akan memperlihatkan kepada

17
Dr. Benjamin,M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur Sosial”, Pusaka
Media: Bandarlampung. Halaman 32.
18
Dr. Benjamin,M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur Sosial”, Pusaka
Media: Bandarlampung. Halaman 35.

16
kita di dalam masyarakat siapa yang mempengaruhi siapa. Urut-urutan antara siapa
yang mempengaruhi siapa tersebut akan membentuk suatu hierarkhi, berupa
stratifikasi sosial.

2.3 Institusi Sosial


A. Definisi Institusi Sosial
Selo Soemarjan dan Soelaiman (1964) menggunakan istilah institusi dengan istilah
lembaga, kemasyarakatan (social Institution). Sedangkan Koentjaraningrat dan Harsja
Bachttar menggunakan istilah pranata. Menurut Harry M. Johnson (1960) institusi adalah
seperangkat aturan yang terinstitusionalisasi, yaitu: (1) telah diterima sejumlah besar
anggota masyarakat; (2) ditanggapi secara sungguh-sungguh (internalized); (3)
diwajibkan, dan terhadap pelanggarnya dikenakan sanksi tertentu. Yang dimaksud Johnson
dalam definisinya adalah bahwa pernikahan, misalnya, suatu institusi yang oleh sejumlah
besar anggota masyarakat diterima sebagai cara yang benar untuk melangsungkan
hubungan antara pria dan wanita. Jabal Tarik Ibrahim (2002: 87) menjelaskan pranata
sosial adalah suatu sistem norma khusus yang manata suatu rangkaian tindakan berpola
mantap guna memenuhi suatu keperluan khusus dari manusia dalam kehidupan
masyarakat. Dari definisi Koentjoroningrat ini ada tiga hal penting dalam lembaga
sosial/pranata sosial, yaitu; (1) adanya sistem norma, (2) sistem norma itu mengatur
tindakan berpola (3) tindakan berpola itu untuk memenuhi kahidupan manusia dalam
kehidupan masyarakat. Dalam hal ini pranata sosial juga dijelaskan oleh Soejono Soekanto
yakni sebagai himpunan dari norma-norma segala tindakan yang berkisar pada suatu
kebutuhan pokok manusia di dalam kehidupan masyarakat. Definisi ini ada dua hal yang
penting, yaitu adanya himpunan norma-norma dan norma-norma itu mengatur manusia
memenuhi kebutuhan hidupnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam
institusi sosial/lembaga sosial/pranata sosial ada empat unsur penting yaitu; sistem norma,
sejumlah norma, pelaksanaan norma, dan terpenuhinya kebutuhan manusia dalam
kehidupan masyarakat.19

19
Subadi, T. (2008). Sosiologi.

17
Institusi sosial atau lembaga kemasyarakatan sebagai salah satu jenis lembaga yang
mengatur rabgkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan hubungan natar manusia saat
mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan tujuan mendapat keteraturan hidup.20
Istilah komponen institusi sosial dapat diartikan sebagai (1). Cara berperilaku yang
telah dibakukkan, (2) kompleks kegiatan-kegiatan kooperatif (3) norma-norma dari segala
tingkatan yang berkisar pada kebutuhan pokok manusia (soerjono soekanto kamus
sosiologi, (1983). Alvin l. Betrand sendiri mengutarakan bahwa institusi –institusi soial ini
merupakan kumpulan-kumpulan dari norma-norma sosial yang telah diciptakan untuk
dapat menjalankan fungsi masyarakat. Institusi-institusi yang meliputi kumpulan-
kumpulan norma-norma dan bukan norma yang berdiri sendiri. (dikutip dari bukunya
Soleman B.Taneko, 1984:72). Dengan demikian institusi merupakan persetujuan dari
pola-pola kegiatan untuk memenuhi kebutuhan manusia dan juga merupakan pola-pola
hubungan antar institusi. Institusi bila ditinjau berdasarkan dimensi abstrak di dalamnya
terkandung nilai-nilai atau norma-norma dan bila ditinjau berdasarkan dimensi konkrit ada
keluarga, organisasi dan lain-lain. Keberadaan instritusi dalam masyarakat merupaka
sesuatu hal yang tidak direncanakan. Pada awalnya manusia mencari cara- cara yang dapat
digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, kemudian menemukkan pola-pola
kegiatan yang coock dilakukan. Kebutuhan manusia ini beragam dan oleh karena itu
keberagaman kebutuhan manusia, maka muncullah berbagai institusi di masyarakat antara
lain:
1. Kebutuhan akan mengembangkan dan melestarikan keturunan, maka mucullah institusi
keluarga.
2. Kebutuhan akan sandang, pangan dan lain-lain, maka muncullah institusi ekonomi.
3. Kebutuhan akan kekuatan yang berhubungan dengan Yang Maha Kuasa, maka
muncullah institusi agama.
4. Kebutuhan akan pendidikan, maka muncullah onstitusi pendidikan.
5. Dan masih banyak lagi kebutuhan masyarakat ini.21

20
Dr. Benjamin,M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur Sosial”, Pusaka
Media: Bandarlampung. Halaman 8
21
Dr. Benjamin,M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur Sosial”, Pusaka
Media: Bandarlampung. Halaman 30

18
2.4 Kasus Masalah
 Struktus Sosial Yang Timpang
Pembangunan perkotaan yang telah menyebabkan terjadinya gerak penduduk dari
desa ke kota tanpa disadari telah membentuk struktur sosial yang timpang. Megahnya
kota Jakarta dengan perencanaan yang modern baik dari segi fisik bangunan dan
maupun tata perencanaan kotanya telah memunculkan wajah ganda dalam struktur
sosialnya.22
Terbentuknya perkampungan-perkampungan menunjukkan adanya entitas
hubungan kekerabatan seperti yang ada dalam kampung Jawa, Kampung Bali,
kampung Makasar, Kampung Madura sehingga dengan sendirinya terdapat "desa di
kota". Hal ini tidak terlalu merisaukan jika akulturasi budaya tidak menyebabkan
tercerabutnya budaya asli Jakarta bahkan terkikisnya sedikit demi sekidit masyarakat
asli dari kota kelahirannya.
Hal ini bisa kita lihat dengan semakin terpinggirkannya mereka dari tanah
kelahirannya. Kini warga asli Jakarta banyak yang tinggal di daerah-daerah pinggiran
Jakarta seperti Bekasi, Ciputat, Citayam, Bogor dan lain sebagainya.
Isu otonomi daerah di satu sisi memang telah menggugah semangat patriotic warga
asli Jakarta untuk membangun kotanya. Namun di sini lain semangat tersebut juga
membentuk satu gerakan primordial "tandingan" yang justru kerap merisaukan karena
kerap hadir dalam setiap persoalan konflik sosial seperti Forum Betawi Rempug dan
sebagainya.
Urbanisasi dan pembangunan wilayah perkotaan bak dua sisi mata uang yang saling
terkait. Pembentukan elit baru juga bagian dari proses dan dinamika sosial perkotaan
selain permasalahan usang yang kerap mengiringi urbanisasi yakni berupa kemiskinan,
tata ruang kota yang amburadul sehingga menimbulkan permasalahan seperti macet,
banjir, sampah yang menumpuk dan kepadatan hunian.

22
Affandy, Susianah. 2015.”Urbanisasi dan Struktur Sosial yang Timpang”. https://news.detik.com/opini/d-
1666705/urbanisasi-dan-struktur-sosial-yang-timpang.

19
Dan masalah yang sering terlupakan dalam kajian sosial perkotaan adalah luruhnya
budaya local masyarakat Jakarta dan terpinggirkannya mereka dari kampung nenek
moyangnya.

20
BAB 3 PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Tatanan sosial merupakan suatu lingkunggan sosial dimana individu-individunya saling
berinteraksi atas dasar status dan peranan sosial yang diatur oleh seperangkat norma dan nilai.
Manusia hidup dalam suatu lingkungan sosial yang bukan apa adanya. Lingkungan sosial tersebut
mempunyai sejumlah prasyarat yang menjadikannya dapat terus berjalan dan bertahan. Prasyarat-
prasyarat inilah yang kita sebut tatanan sosial (osial order). Konsep tatanan sosial merupakan
konsep dasar yang harus ddipahami dengan baik oleh mereka yang mempelajari sosiologi. Karena
tatana sosial ini berkaitan erat dengan konsep dasar lainnya.

Struktur sosial merupakan suatu tingkatan dalam masyarakat. Bisa juga diartikan sebagai
pola perilaku berulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antara kelompok
masyarakat. Douglas mengatakan seseorang menjalankan peranan jika ia menjalankan hak dan
kewajiban yang merupakan statusnya. Suatu contoh untuk membedakan antara status dan peranan
guru. Status guru terdiri atas sekumpulan kewajiban tertentu seperti mendidik, mengajar,
membimbing dan melatih siswa. Dan sekumpulan hak, seperti menempati jabatan fungsional dan
menerima imbalan jasa.

Abdul Syani menyebutkan bahwa ada beberapa ciri struktur sosial, di antaranya yaitub
Struktur sosial mengacu pada hubungan-hubungan sosial yang dapat memberikan bentuk dasar
pada masyarakat dan memberikan batas-batas pada aksi-aksi yang kemungkinan besar dilakukan
secara organisatoris, Struktur sosial mencakup semua hubungan sosial di antara individu-individu
pada saat tertentu, Struktur sosial merupakan seluruh kebudayaan masyarakat, Struktur sosial
merupakan realitas sosial yang bersifat statis, sehingga dapat dilihat sebagai kerangka tatanan dari
berbagai bagian tubuh yang membentuk struktur, Struktur sosial merupakan tahapan perubahan
dan perkembangan masyarakat.

Dengan semakin berkembangnya zaman, sangat penting adanya pembagian tugas yang
jelas di masyarakat. Fungsi struktur sosial dibagi menjadi dua, yaitu: Struktur sosial sebagai
kontrol sosial bagi masyarakat, Struktur sosial dapat membuktikan bahwa setiap individu yang ada
di masyarakat memiliki fungsi dan kelas yang berbeda satu sama lain.

21
Jalinan antara komponen-komponen sosial yang pokok di dalam struktur masyarakat
mencakup, antara lain: 1). Kelompok- kelompok sosial; 2). Institusi-institusi sosial; 3). Kaidah
atau norma- norma sosial, dan 4). Stratifikasi Sosial (Taneko, 1984: 47).

3.2 Saran
Kami, sebagai penulis berharap kepada masyarakat diharapkan tidak bersifat tertutup,
namun lebih bersifat terbuka dalam melakukan gerak sosial agar tercipta kehidupan sosial
yang selaras tanpaadanya diskriminasi. Dan perlu kita perhatikan bahwa stratifikasi
sosial bukan halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup
dalam hal ini sangat diperlukan.

22
DAFTAR PUSTAKA

“Pengantar Redaksi: Menganalisis Konsep, Lembaga dan Pengorganisasian tatanan sosial di


Indonesia”. Jurnal Pemikiran Sosiologi Volume 7 No. 1 Januari-Juli 2020.

Affandy, Susianah. 2015.”Urbanisasi dan Struktur Sosial yang Timpang”.


https://news.detik.com/opini/d-1666705/urbanisasi-dan-struktur-sosial-yang-timpang.
Akbarr Asfihan, “Struktur Sosial,”jabarsatu.id, September 3, 2023, https://jabarsatu.id/struktur-
sosial/
Aris. https://www.gramedia.com/literasi/struktur-sosial/#Fungsi_Struktur_Sosial
Dr. Benjamin, M.Si., Drs. Susetyo, M.Si., dan Dra. Handi Mulyaningsih, M.Si, (2020) “Struktur
Sosial”, Pusaka Media: Bandarlampung.
Kusmanto, T. Y., & Elizabeth, M. Z. (2018). Struktur dan sistem sosial pada aras wacana dan
praksis. JSW: Jurnal Sosiologi Walisongo, 2(1), 39-50.
Mustanir, A. (2017). Partisipasi masyarakat dalam musyawarah rencana pembangunan di
kelurahan kanyuara kecamatan watang sidenreng kabupaten sidenreng rappang. Jurnal
Politik Profetik, 5(2), 247-261.
Subadi, T. (2008). Sosiologi.

Suparlan, P. (1986). Masyarakat Struktur Sosial. Dalam Manusia Indonesia Individu Keluarga
Dan Masyarakat (AW Widjaja, Penyunting), Akademika Pressindo, Jakarta.
Systemissing. (2017). “Makalah Struktur Sosial”. Scribd.
Warahatmala, Bondet. (2009). “Sosiologi 2: untuk SMA dan MA Kelas XI”.Jakarta: Pusat
Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

Wida, Widianti. (2009). “Sosiologi 2”. Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan
Nasional.

23

Anda mungkin juga menyukai