Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH ORGANISASI SOSIAL 

 
Di tujukan untuk memenuhi tugas   
Makalah sosiologi pertanian 
 
Dosen pengampu:  
Eko Wahyu, SP., M.A 
 

 
 
 
   
Nama : M. WILDAN THOYIBI 
NIM : 20102220004 
 
 
 
UNIVERSITAS ISLAM BALITAR BLITAR 
Tahun ajaran 2020/2021 
 
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulisan makalah organisasi sosial ini dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang telah ditentukan. Dalam makalah ini saya
membahas mengenai pengertian , ciri-ciri organisasi sosial, organisasi formal
dan organisasi informal.
Makalah ini saya susun untuk memenuhi tugas mata kuliah sosiologi pertanian .
Makalah ini dapat terselesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini
penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama
kepada Bapak Dosen Eko Wahyu, SP., M.A yang telah
memberi bimbingan kepada saya.
Semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat bermanfaat bagi
pengembangan ilmu yang terkait, serta menambah wawasan bagi para
pembacanya. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah ini.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca akan saya terima dengan
senang hati demi perbaikan makalah ini.

Nganjuk, 16 November 2020

Penulis
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................
iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar belakang................................................................................................ 1
B.RumusanMasalah ............................................................................................ 2
C. Manfaat .......................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A.Pengertian organisasi sosial ……………….……………….…………….….3
B.Ciri-Ciri organisasisosial…………………………………………………..…4
C.Organisasi Formal…………….………………………………………….…..5
D.Organisasi informal………………...…………………………………….…. 6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………….………………………………………………….....7
B. Saran……………………..……………………………………………….…..8
DAFTAR
PUSTAKA…………………………………………………...………iv
A. LATAR BELAKANG
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, namun dalam kehidupannya
harus berkelompok dan bermasyarakat. Manusia tidak dapat berdiri sendiri,
namun bergantung kepada orang lain. Manusia tanpa manusia lainnya tidak
akan bisa bertahan hidup. Dalam kehidupannya dengan manusia lain manusia
berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya dan orang lain, karena manusia
mempunyai naluri untuk selalu hidup dengan orang lain. para anggotanya.
Keberadaan organisasi sosial tidak lepas dari adanya nilai dan norma dalam
masyarakat. Di mana nilai merupakan sesuatu yang baik, dicita- citakan, dan
dianggap penting oleh masyarakat. Oleh karenanya, untuk mewujudkan nilai
sosial, masyarakat menciptakan aturan-aturan yang tegas yang disebut norma
sosial. Nilai dan norma inilah yang membatasi setiap perilaku manusia dalam
kehidupan bersama. Sekumpulan norma akan membentuk suatu sistem norma.
Inilah awalnya lembaga sosial terbentuk.
Sekumpulan nilai dan norma yang telah mengalami proses menghasilkan
lembaga sosial. Organisasi sosial manusia mewujudkan diri dalam bentuk
kelompok sosial. Dalam hubungan antar manusia dengan manusia lain yang
terpenting adalah reaksi yang timbul akibat hubungan-hubungan timbal balik
antara sesama manusia. Reaksi tersebut menyebabkan tindakan seseorang
menjadi bertambah luas wawasannya. Manusia sejak dilahirkan sudah
mempunyai dua hasrat atau keinginan pokok yaitu Keinginan untuk menjadi
satu dengan manusia lain di sekelilingnya yaitu masyarakat, dan keinginan
untuk menyatu dengan alam yang ada disekelilingnya.untuk dapat menghadapi
dan menyesuaikan diri dengan kedua lingkungan tersebut, manusia
menggunakan akal, pikiran dan perasaannya. Organisasi sosial atau social
organization di dalam kehidupan manusiaini, merupakan himpunan atau
kesatuan-kesatuan manusia yang hidup bersama.
Organisasi sosial adalah dimana terdapat suatu struktur organisasi dan suatu
factor, dimana dimiliki bersama oleh anggota-anggota kelompok itu sehingga
hubungan antara mereka bertambah erat. Factor-faktor itu terdiri dari anggota
yang memiliki nasib yang sama, kepentingan yang sama, ideology yang sama,
dan politik yang sama. Hal ini merupakan ikatan yang bersifat poko untuk
jangka waktu tertentu. Diperlukan beberapa persyaratan tertentu, antara lain
yaitu adanya kesadaran pada setiap anggota kelompok bahwadia merupakan
sebagian dari kelompok yang bersangkutan, adanya hubungan timbal balik
antara anggota yang satudengan anggota yang lain, adanya faktor yang
dimilikibersama sehingga hubungan antara mereka bertambah erat, yang dapat
merupakan nasib yang sama, kepentingan yangsama, tujuan yang sama, ideologi
yang sama, berstruktur,berkaidah dan mempunyai pola perilaku, bersistem dan
berproses.
B. PERMASALAHAN
Berdasarkan latar belakang diatas maka dirumuskan masalah yang akan
dibahas dalam makalah ini adalah :
1. Apa yang dimaksud dengan organisasi sosial?
2. Apa saja ciri-ciri organisasi sosial?
3. Apa saja dinamika kelompok dan organisasi sosial?

C. LANDASAN TEORI
Para ilmuan sosial hingga saat ini masih berdiskusi tentang penggunaan istilah
yang berhubugnan dengan seperangkat aturan atau norma yang berfungsi untuk
anggota masyarakatnya. Istilah untuk menyebutkan seperangkat aturan atau
norma yang berfungsi untuk anggota masyarakatnya itu. Hanya saja ada
perbedaan penekanannya. Mereka yang menggunakan istilah social institution
pada umumnya adalah para antropolog, dengan menekankan sistem nilai-nya.
Sedangkan pada sosiolog, pada umumnya menggunakan istilah lembaga
kemasyarakatan atau yang dikenal dengan istilah lembaga sosial, dengan
menekankan sistem norma yang memiliki bentuk dan sekaligus abstrak. Pada
tulisan ini, akan digunakan istilah lembaga sosial dengan tujuan untuk
mempermudah tingkat pemahaman dan sekaligus merujuk pada kurikulum
sosiologi yang berlaku saat ini. Pada awalnya lembaga sosial terbentuk dari
norma-norma yang dianggap penting dalam hidup bermasyarakatan.
Terbentuknya lembaga sosial berawal dari individu yang saling membutuhkan ,
kemudian timbul aturan-aturan yang disebut dengan norma kemasyarakatan.
Lembaga sosial sering juga dikatakan sebagai sebagai Pranata sosial. Organisasi
sosial merupakan tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan
antar manusia dalam sebuah wadah yang disebut dengan Asosiasi. Lembaga
dengan Asosiasi memiliki hubungan yang sangat erat. Namun memiliki
pengartian yang berbeda. Asosiasi memiliki seperangkat aturan, tatatertib,
anggota dan tujuan yang jelas. Dengan kata lain Asosiasi memiliki wujud
kongkret, sementara Lembaga berwujud abstrak. Istilah lembaga sosial oleh
Soerjono Soekanto disebut juga lembaga kemasyarakatan. Istilah lembaga
kemasyarakatan merupakan istilah asing social institution. Akan
tetapi, ada yang mempergunakan istilah pranata sosial untuk menerjemahkan
social institution. Hal ini dikarenakan social institution menunjuk pada adanya
unsur-unsur yang mengatur perilaku para anggota masyarakat. Sebagaimana
Koentjaraningrat mengemukakan bahwa pranata sosial adalah suatu sistem tata
kelakukan dan hubungan yang berpusat pada aktivitas- aktivitas untuk
memenuhi kompleks-kompleks kebutuhan khusus dalam kehidupan masyarakat.
Istilah lain adalah bangunan sosial, terjemahan dari kata sozialegebilde (bahasa
Jerman) yang menggambarkan bentuk dan susunan institusi tersebut. Namun,
pembahasan ini tidak mem- persoalkan makna dan arti istilah-istilah tersebut.
Dalam hal ini lebih mengarah pada lembaga kemasyarakatan atau lembaga
sosial, karena pengertian lembaga lebih menunjuk pada suatu bentuk sekaligus
juga mengandung pengertian yang abstrak tentang adanya norma-norma dalam
lembaga tersebut. Menurut Robert Mac Iver dan Charles H. Page, mengartikan
lembaga kemasyarakatan sebagai tata cara atau prosedur yang telah diciptakan
untuk mengatur hubungan antarmanusia dalam suatu kelompok masyarakat.
Sedangkan Leopold von Wiese dan Howard Becker melihat lembaga dari sudut
fungsinya. Menurut mereka, lembaga kemasyarakatan diartikan sebagai suatu
jaringan dari proses- proses hubungan antarmanusia dan antarkelompok
manusia yang berfungsi untuk memelihara hubungan-hubungan tersebut serta
pola- polanya, sesuai dengan kepentingan-kepentingan manusia dan
sekelompoknya. Selain itu, seorang sosiolog yang bernama Summer melihat
lembaga kemasyarakatan dari sudut kebudayaan. Summer meng- artikan
lembaga kemasyarakatan sebagai perbuatan, cita-cita, dan sikap perlengkapan
kebudayaan, yang mempunyai sifat kekal serta yang bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Oleh karenanya, keberadaan lembaga sosial
mempunyai fungsi bagi kehidupan sosial. Fungsi-fungsi tersebut antara lain
memberikan pedoman kepada anggota masyarakat tentang sikap dalam
menghadapi masalah di masyarakat, terutama yang menyangkut kebutuhan
pokok, menjaga keutuhan dari masyarakat yang bersangkutan, dan memberi
pegangan kepada anggota masyarakat untuk mengadakan pengawasan terhadap
tingkah laku para anggotanya. Dengan demikian, lembaga sosial merupakan
serangkaian tata cara dan prosedur yang dibuat untuk mengatur hubungan
antarmanusia dalam kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu, lembaga sosial
terdapat dalam setiap masyarakat baik masyarakat sederhana maupun
masyarakat modern. Hal ini disebabkan setiap masyarakat menginginkan
keteraturan hidup.
BAB II
PEMBAHASAN MASALAH

1.PENGERTIAN

Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat,


baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi
sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara.
Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk
organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka
capai sendiri.
Pengertian organisasi sosial menurut Amitai Etzioni organisasi adalah unit
sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan dibentuk kembali
dengan penuh pertimbangan dalam rangka mencapai tujuan tertentu.

Etzioni menjelaskan umumnya organisasi ditandai ciri sebagai berikut :


pembagian kerja, kekuasaan, dan tanggung jawab komunikasi; ada satu atau
beberapa pusat kekuasaan yang berfungsi mengawasi usaha-usaha organisasi
serta mengarahkan organisasi dalam mencapai tujuan; ada pergantian tenaga
bila ada individu yang tak mampu menjalankan tugas-tugas organisasi.
Pengertian lainnya : Organisasi adalah suatu sistem sosial yang bersifat
langgeng, formal, memiliki identitas kolektif yang tegas, daftar anggotanya
terinci, dan mempunyai sifat hirarkis. Gagasan penting kedua dalam organisasi
adalah adanya tujuan atau maksud melakukan koordinasi. Selanjutnya, proses
pelaksanaan tugas dapat berjalan efektif bila dilakukan terpadu atau terintegrasi
yang dilaksanakan oleh anggota-anggotanya.

2.CIRI CIRI ORGANISASI

Sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :


a. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya
perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur,
kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
b. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu
pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada
orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang
yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.
c. Besarnya dan Kompleksnya, dalam hal ini pada umumnya organisasi sosial
memiliki banyak anggota sehingga hubungan sosial antar anggota adalah tidak
langsung (impersonal), gejala ini biasanya dikenal dengan gejala “birokrasi”.
d. Lamanya (duration), menunjuk pada diri bahwa eksistensi suatu organisasi
lebih lama daripada keanggotaan orang-orang dalam organisasi itu.

Ada juga yang menyatakan bahwa organisasi sosial, memiliki beberapa ciri
lain yang behubungan dengan keberadaan organisasi itu. Diantaranya adalah:
Rumusan batas-batas operasionalnya(organisasi) jelas. Seperti yang telah
dibicarakan diatas, organisasi akan mengutamakan pencapaian tujuan-tujuan
berdasarkan keputusan yang telah disepakati bersama. Dalam hal ini, kegiatan
operasional sebuah organisasi dibatasi oleh ketetapan yang mengikat
berdasarkan kepentingan bersama, sekaligus memenuhi aspirasi anggotanya.
Memiliki identitas yang jelas. Organisasi akan cepat diakui oleh masyarakat
sekelilingnya apabila memiliki identitas yang jelas. Identitas berkaitan dengan
informasi mengenai organisasi, tujuan pembentukan organisasi, maupun tempat
organisasi itu berdiri, dan lain sebagainya.
Keanggotaan formal, status dan peran. Pada setiap anggotanya memiliki peran
serta tugas masing masing sesuai dengan batasan yang telah disepakati bersama.
Jadi, dari beberapa ciri organisasi yang telah dikemukakan kita akan mudah
membedakan yang mana dapat dikatakan organisasi dan yang mana tidak dapat
dikatakan sebagai sebuah organisasi. Organisasi yang didirikan tentu memiliki
sasaran yang ingin dicapai secara maksimal. Oleh karenanya suatu organisasi
menentukan sasaran pokok mereka berdasarkan kriteria-kriteria organisasi
tertentu.

Adapun sasaran yang ingin dicapai umumnya menurut J Winardi adalah:


1. Organisasi berorientasi pada pelayanan, yaitu organisasi yang berupaya
memberikan pelayanan yang profesional kepada anggotanya maupun pada
kliennya. Selain itu siap membantu orang tanpa menuntut pembayaran penuh
dari penerima servis.
2. Organisasi yang berorientasi pada aspek ekonomi, yaitu organisasi yang
menyediakan barang dan jasa sebagai imbalan dalam pembayaran dalam bentuk
tertentu.
3. Organisasi yang berorientasi pada aspek religius
4. Organisasi-organisasi perlindungan
5. Organisasi-organisasi pemerintah
6. Organisasi-organisasi sosial
7. Organisasi-organisasi politik.

3.ORGANISASI FORMAL

Organisasi formal memiliki suatu struktur yang terumuskan dengan baik,


yang menerangkan hubungan-hubungan otoritasnya, kekuasaan, akuntabilitas
dan tanggung jawabnya. Struktur yang ada juga menerangkan bagaimana
bentuk saluran-saluran melalui apa komunikasi berlangsung. Kemudian
menunjukkan tugas-tugas terspesifikasi bagi masing-masing anggotanya.
Hierarki sasaran organisasi formal dinyatakan secara eksplisit. Status, prestise,
imbalan, pangkat dan jabatan, serta prasarat lainya terurutkan dengan baik dan
terkendali. Selain itu organisasi formal tahan lama dan mereka terencana dan
mengingat bahwa ditekankan mereka beraturan, maka mereka relatif bersifat
tidak fleksibel.

Contoh organisasi formal adalah perusahaan besar, badan-badan pemerintah,


dan universitas-universitas. Organisasi informal Keanggotaan pada
organisasi-organisasi informal dapat dicapai baik secara sadar maupun tidak
sadar, dan kerap kali sulit untuk menentukan waktu eksak seseorang menjadi
anggota organisasi tersebut. Sifat eksak hubungan antar anggota dan bahkan
tujuan organisasi yang bersangkutan tidak terspesifikasi.

4.ORGANISASI INFORMAL

Contoh organisasi informal adalah pertemuan tidak resmi seperti makan


malam bersama. Organisasi informal dapat dialihkan menjadi organisasi formal
apabila hubungan didalamnya dan kegiatan yang dilakukan terstruktur dan
terumuskan. Selain itu, organisasi juga dibedakan menjadi organisasi primer dan
organisasi sekunder menurut Hicks:
• Organisasi Primer, organisasi semacam ini menuntut keterlibatan secara
lengkap, pribadi dan emosional anggotanya. Mereka berlandaskan ekspektasi
yimbal balik dan bukan pada kewajiban yang dirumuskan dengan eksak. Contoh
dari organisasi semacam ini adalah keluarga-keluarga tertentu.
• Organisasi Sekunder, organisasi sekunder memuat hubungan yang bersifat
intelektual, rasional, dan kontraktual. Organisasi seperti ini tidak bertujuan
memberikan kepuasan batiniyah, tapi mereka memiliki anggota karena dapat
menyediakan alat-alat berupa gaji ataupun imbalan kepada anggotanya. Sebagai
contoh organisasi ini adalah kontrak kerjasama antara majikan dengan calon
karyawannya dimana harus saling setuju mengenai seberapa besar pembayaran
gajinya. Proses pembentukan Kelompok dan Organisasi Sosial Pada dasarnya,
pembentukan kelompok dan organisasi sosial dapat diawali dengan adanya
persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi
kebutuhannya.

Dalam proses selanjutnya didasarkan adanya hal-hal berikut:


Persepsi: Pembagian kelompok didasarkan pada tingkat kemampuan
intelegensi yang dilihat dari pencapaian akademis. Misalnya terdapat satu atau
lebih punya kemampuan intelektual, atau yang lain memiliki kemampuan
bahasa yang lebih baik. Dengan demikian diharapkan anggota yang memiliki
kelebihan tertentu bisa menginduksi anggota lainnya.
Motivasi: Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi anggota
kelompok untuk berkompetisi secara sehat dalam mencapai tujuan kelompok.
Perbedaan kemampuan yang ada pada setiap kelompok juga akan memicu
kompetisi internal secara sehat. Dengan demikian dapat memicu anggota lain
melalui transfer ilmu pengetahuan agar bisa memotivasi diri unuk maju.

Tujuan: Terbentuknya kelompok karena memiliki tujuan untuk dapat


menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu.

Organisasi: Pengorganisasian dilakukan untuk mempermudah koordinasi dan


proses kegiatan kelompok. Dengan demikian masalah kelompok dapat
diselesaikan secara lebih efesien dan efektif.

Independensi: Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok.


Kebebasan disini merupakan kebebasan setiap anggota untuk menyampaikan
ide, pendapat, serta ekspresi selama kegiatan. Namun demikian kebebasan tetap
berada dalam tata aturan yang disepakati kelompok.

Interaksi: Interaksi merupakan syarat utama dalam dinamika kelompok, karena


dengan interaksi akan ada proses transfer ilmu dapat berjalan secara horizontal
yang didasarkan atas kebutuhan akan informasi tentang pengetahuan tersebut
Dinamika Kelompok dan Organisasi Sosial.
a. dinamika kelompok: dinamika kelompok dengan pendekatan sosiologis
dapat diamati dari unsur-unsur pokok sistem sosial sebagai alat analisis
dinamika kelompok yaitu :
• Tujuan : segala sesuatu yang ingin dicapai oleh kelompok
• Keyakinan : aspek pengetahuan/kognitif yang dianggap benar
• Norma : perilaku standar yang dapat diterima
• Sanksi : sistem penghargaan dan hukuman terhadap perilaku anggota
kelompok
• Peranan kedudukan : hirarki hak dan kewajiban
• Kewenangan ambil keputusan dan mengontrol orang lain
• Jenjang sosial
• Fasilitas yang menyangkut alat untuk mencapai tujuan kelompok
b. dinamika organisasi sosial Pencermatan dinamika organisasi dapat
dilihat dari :
– sistem organisasi : tujuan, struktur, lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya
– struktur organisasi : kewenangan, komunikasi, tugas;
– proses organisasi : hubungan antar peranan, pengendalian, koordinasi,
sosialisasi, dan supervisi.
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan : Organisasi sosial adalah perkumpulan sosial yang dibentuk oleh


masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum,
yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan
bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia
membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak
dapat mereka capai sendiri.
Saran : Dalam membentuk organisasi sosial, sebaiknya harus benar-benar
memikirkan tujuan yang ingin dicapai. Apa itu benar-benar bermanfaat besar
bagi para anggota pada khususnya dan bagi masyarakat pada umumnya.
Sehingga organisasi sosial tersebut bisa sangat berguna bagi masyarakat sosial.
Dengan selesainya makalah ini diharapkan dapat menjadi suatu sumber
informasi dan kajian khususnya dalam masalah organisasi sosial dan kehidupan
masyarakat.

Sumber : http://shynta-mutiara.blogspot.com/2011/11/organisasi-sosial.html

Anda mungkin juga menyukai