Anda di halaman 1dari 21

Teknologi

pasca panen
Muhammad
Ratna kumala
wildan
dewi
thoyibi

Gervasius Tanti indira


R.Daput dewilestari
KONTRAK PERKULIAHAN

• Manfaat Mata Kuliah

Mata kuliah pascapanen membekali mahasiswa agar


memahami pemahaman dasar dan berbagai
penanganan komoditas pertanian nabati untuk
mendukung tujuan Prodi dalam menghasilkan Sarjana
yang mampu mengembangkan berwawasan
lingkungan. Pertanian berkelanjutan dan
Depskripsi Mata kuliah
● Mata kuliah Pascapanen membahas
materi tentang pengertian, lingkup dan
sasaran pascapanen; pengertian (kualitas)
produk segar dalam antarmukanya
dengan susut kualitas sebagai dasar
penanganan pascapanen; Tanaman
sayuran dan buah-buahan serta tanaman
pangan dan perkebunan sebagai dasar
penanganan penanganan pascapanen
dalam konteks mengurangi bobot, umur
simpan dan mempertahankan mutu
produk
Kompetensi
umum
Setelah menempuh mata kuliah pascapanen
mahasiswa diharapkan mampu segar tanaman
sayuran dan buah-buahan serta tanaman pangan
dan perkebunan dalam rangka menopang susut
pascapanen dan memperpanjangkan umur simpan
dengan tingkat mutu yang masih dapat diterima
konsumen, berdasarkan konsep penanganan
pascapanen yang baik dan benar menentukan
perlakuan untuk
Strategi pembelajaran
● Pembelajaran pascapanen
menggunakan dua metode yaitu
tatap muka dan non tatap muka.
Metode tatap muka dilakukan
dengan cara ceramah pada
perkuliahan, mengerjakan kuis,
mempresentasikan dan
mengumpulkan makalah kajian.
Metode non tatap muka dengan
melakukan praktikum yang relavan
dengan materi pembelajaran
Penanganan pasca panen
• Adalah semua kegiatan yang dilakukan sejak
produk dipanen hingga siap digunakan (untuk
produk segar) atau sampai siap diolah (sebagai
bahan produk olahan). • Suatu jenis kegiatan
harus diperhitungkan dan dikaji dengan baik
ketika kegiatan tersebut menimbulkan dampak
yang buruk terhadap produk, yaitu penurunan
mutu. Pada tahap pemanenan, kondisi, ketuaan,
dan cara panen adalah faktor-faktor penting yang
harus dicoba untuk mendapatkan mutu produk
yang prima.
● Penanganan Primer Meliputi
● Kegiatan penanganan pasca
pengelolaan komoditas ini
panen didefinisikan sebagai
menjadi produk setengah jadi
kegiatan penanganan produk
atau produk siap olah, dimana
hasil pertanian, sejak
perubahan / tranformasi produk
pemanenan hingga siap dimeja
hanya terjadi secara kimiawi
konsumen, dimana didalamnya
biasanya tidsak terjadi pada
juga termasuk pada kegiatan
tahap ini.
distribusi dan pemasarannya.
● Penanganan Sekunder Yakni
Sedangkan dari rentang
sebagai kelanjutan dari
kegiatannya, cakupan
penanganan primer, dimana
lingkungan yang menjadi dua
pada tahap ini akan terjadi
kelompok kegiatan yang besar.
perubahan bentuk fisik dan
komposisi kimia dari produk
akhir
● • Termasuk kedalam penangana primer antara lain adalah belajar
di kebun, pengangkutan dari kebun ke tempat (rumah
pengemasan / packing house), penampungan kantor dan pencucian
(pembersihan dan pencucian), pemilihan dan penggolongan
(sortasi dan penilaian), pemberian perlakuan misalnya fumigasi,
air panas (pengolahan air panas) atau uap panas buah-buahan
(vapor heat tretment atau VHT), pelapisan lilin penyimpanan,
pemasaran, tempat pengolahan atau langsung ke konsumen
(transportasi dan distribusi). untuk (waxing), pelabelan, dan
pengemasan, tempat pemeraman pengakutan ke Tempat
pemasaran,tempat pengolahan atau langsung ke konsumen
(transportation And distribution)
Kegiatan penanganan sekunder adalah seluruh
kegiatan yang mengolah lebih lanjut penanganan
primer menjadi bahan olahan, misalnya
pembuatan sari buah, pengalengan, pembuatan
keripik pisang, pembuatan cabe kering,
pembuatan tepung beras, pengolahan sause
tomat dan sejenisnya.
Kegiatan penanganan primer biasanya dilakukan
di daerah sentra produksi, sedangkan pengolahan
pada tahap penanganan sekunder umunya
dilakukan dekat daerah pemasaran dan dilakukan
oleh suatu perusahaan / industri pengolahan.
Pada tahap pemanenan, kondisi ketuaan, dan cara panen
adalah faktor-faktor penting yang harus dicoba untuk
mendapatkan mutu produk yang prima. Setelah dipanen,
dilakukan penanganan di lapangan sortasi dan pemutuan dan
juga pengemasan, atau produk langsung dibawa ke rumah
pengemasan dimana prapendinginan, pencucian, pelilinan,
pematangan, sortasi dan pemutuan, pengemasan,
penyusunan kemasan, dan penyimpanan dilakukan, dengan
mengguanakan peralatan mungkin merupakan bagian dari
fasilitas di rumah pengemasan. Produk yang dikemas
kemudian ke industri pengolahan pangan untuk diolah, ke
gudang untuk disimpan, atau langsung dipasarkan oleh
pedagang pengecer.
1.PANEN
2.PEMBERSIHAN
3.PENGUMPULA
N
4.PENGEMASAN
5.PENGANGKUTA
N
6.KONSUMEN
INDIVIDU/INDUSTRI
PENGOLAHAN
. Di Indonesia teknolgi pascapanen
dalam pengguanaan produk hortikultura
belum diterapkan dengan baik,
meskipun secara teknis teknologi
tersebut mudah untuk diterapkan oleh
para palaku agribisnis hortikultura.
.Teknologi pascapanen masih diterapkan
secara parsial, yaitu dipilih hanya yang
biaya investasinya kecil atau hampir
tidak ada, atau bila ekonomis
menguntungkan.
-Secara umum, penanganan masalah pasca panen hasil
perkebunan masih banyak ditemui di sekitar mata rantai
pemasaran dan lebih banyak lagi ditemui pada tingkat
daerah sentra produksi pertanian penerapan teknologi
maju dalam
-Di negara maju, penerapan teknologi pascapanen ini
hampir secara penuh dapat diintrodusir mulai dari
tingkat pada seluruh mata rantai produksi hingga
tingkat pemasaran / konsumen.
Beberapa masalah ini yang erat kaitan dengan
teknologi Pascapanen antara lain:

1.Kesenjangan dan keterbukaan dalam memproduksi bibit / benih unggul di dalam negeri
2.Kesenjangan dalam inovasi teknolgi, baik dalam teknologi pengembangan peralatan
pascapanen maupun informasi teknologi penanganan pascapanen itu sendiri
3.Rendahnya pengertian masyarakat dalam hal-hal yang berkaitan dengan penanganan
pascapanen, misalnya tentang susut pascapanen sehingga berakibat Kurang perhatian terhadap
masalah mutu
4.Belum sempurnanya infrastruktur yang mendukung distribusi dan transportasi hasil
perkebunan rakyat
5.Masih kecil margin yang diperoleh untuk menutupi biaya operasi penanganan masalah
6.Keterbatasan pengetahuan dan ketrampilan petani dan petugas penyuluh lapang akan teknologi
pascapanen.
●Ciri Ciri Usaha ● Produk berorientasi ekspor /
pasar internasional sehingga
perkebunan akan menghadapi sistem pasar
bebas sehingga diperlukan
● Biasanya tanaman bersifat tahunan
kebijakan yang berpihak pada
sehingga diperlukan waktu yang lama masyarakat perkebunan
untuk memproduksi, sementara ● Diperlukan tata ruang yang
peralatan pascapanen tidak beroperasi bebas dan melibatkan petani /
sehingga pada saat diperlukan sudah perkebunan dalam jumlah besar,
tidak optimal lagi. karena itu kegitan pascapanen
● Komoditas bersifat curah (bulk
dapat dilakukan sebagai usaha
product) dan dalam kaulitas yang besar pedesaan.
sehingga diperlukan diasin alat
bongkar-muat dan angkut yang besar
dan kuat
Pentingnya teknologi saat pasca panen

Teknologi pascapanen merupakan suatu


perangkat yang digunakan dalam upaya
peningkatan kualitas penanganan dengan
tujuan mengurangi susut karena fisiologi
normal dan atau rePentinpascapanengnya
teknologi saat pasca panenspon terhadap
kondisi yang tidak cocok akibat perubahan
lingkungan fisik, kimia, dan biologis.
Teknologi pascapanen diperlukan untuk
menurunkan atau bila mungkin
menghilangkan susut pascapanen.
FAKTOR PENYEBAB SUSUT
akibt faktor fisik, susut yang terjadi kerusakan fisik dapat terjadi
akibat benturan selama panen, pengangkutan, perontokan atau
akibat suhu tinggi selama pengeringan dan penyimpanan Susut
akibat faktor biologis, Susut yang terjadi akibat serangan hama
yang berupa tikus, serangga , mikroba dan jamur. Hal ini dapat
terjadi selama penundaan dan penyimpanan digudang Susut akibat
fakto fidiologis, Susut yang terjadi akibat aktifitas sel-sel penyusun
produk secara kimiawi karena produk masih mengandung cukup
kandungan air. Dapat terjadi selama penanganan dan
penyimpanan.
Ketindakmampuan dalam menyediakan
TeknologiPascapanen, mengakibatkan :
• Produk pertanian seperti buah-buahan cepat
jenuh,sehingga pengembangannya secara
intensif secara besar-besaran tidak
dimungkinkan karena harga akan jatuhsaat
panen raya.
• Daya tawar petani sangat lemah terhadap
tengkulak,sehingga daya beli pada teknologi
akan selalu tetap lemah
• Sulit menghasilkan produk kualitas eksport
sehinggahanya tergantung pada pasardalam
negeri saja.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai