Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH PASCA PANEN

NAMA : FLORENSIANA O.RINA

NIM : 1904060246

Fakultas pertanian

Jurusan agroteknologi

Universitas Nusa Cendana

Kupang

2021
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Dalam biang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakanatau
perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditasberada di
tangan konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebutPasca produksi
(Postproduction) yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan,yaitu pasca panen
(postharvest) dan pengolahan (processing). Penanganan pascapanen (postharvest) sering
disebut juga sebagai pe ngolahan primer (primaryprocessing) merupakan istilah yang
digunakan untuk semua perlakuan dari mulaipanen sampai komoditas dapat dikonsumsi
“segar” atau untuk persiapanpengolahan ber ikutnya. Umumnya perlakuan tersebut tidak
mengubah bentukpenampilan atau penampakan, kedalamnya termasuk berbagai as pek
daripemasaran dan distrib usi. Pengolahan (secondary processing) merupakan
tindakanyang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan
dapattahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak dikehenda
kiatau untuk penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan danpengolahan
industri.
Penanganan pasca panen bertujuan agar hasil tanaman terseb ut dalamkondisi baik dan
sesuai/tepat untuk da pat segera dikonsumsi atau unt uk bahanbaku pengolahan.
Prosedur/perlakuan dari penanganan pasca panen berbeda untukberbagai bidang kajian
antara lain:Penanganan pasca panen pada komoditas perkebunan yang ditanam dalam
skalaluas seperti kopi, teh, tembakau dll., sering disebut pengolahan primer,
bertujuanmenyiapkan hasil tanaman untuk industri pengolahan, perlakuannya bisa
berupapelayuan, penjemuran, pengupasan, pencucian, fermentasi dll.Penanganan pasca
panen pada produksi benih bertujuan mendapatkan benih yangbaik dan mempertahankan
daya kecambah benih dan vigornya sam pai waktupenanaman. Teknologi benih mel
iputi pemilihan buah, pengambi lan biji,pembersihan, penjemuran, sortasi, pengemasan,
penyimpanan, dll.Penanganan pasca panen pada komoditas tanaman pangan yang berupa
biji-bijian(cereal/grains), ubi-ubian dan kacangan yang umumnya dapat tahan agak
lamadisimpan, bertujuan mempertaha nkan komoditas yang telah dipanen
dalam.kondisi baik serta layak dan tetap enak dikonsumsi. Penanganannya dapat berupap
emipilan/perontokan, pengupasan, pembersihan, pengeringan (curing /
drying),pengemasan, penyimpanan, pencegahan serangan hama dan
penyakit,dll.Penanganan pasca panen hasil hortikultura yang umumnya dikonsumsi
segardan mudah “rusak” (perishable), bertujuan mempertahankan ko ndisi segarnya
danmencegah perubahan-perubahan yang tidak dikehenda ki selama penyimpanan,seperti
pertumbuhan tunas, pertumbuhan akar, batang bengkok, buah keriput,polong alot,
ubi berwarna hijau (greening), terlalu matang, dll.
Perlakuan dapatberupa: pembersihan, pencucian ,
pengikatan, curing, sortasi, grading,pengemasan, penyimpanan dingin, pelilinan, dll.

B. TUJUAN
1) Untuk mengetahui pengertian dari penanganan pasca panen dan pengolahan
pasca panen.
2) Untuk mengetahui Prinsip penanganan pasca panen.
3)  Untuk mengetahui manfaat dari penanganan dan pengolahan pasca panen.
4)  Untuk mengetahui kegiatan penanganan pasca panen dan pengolahan pasca
panen.
BAB II

PEMBAHASAN

1.2 PENGERTIAN PENANGANAN PASCA PANEN  DAN PENGOLAHAN PASCA


PANEN.

Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau
perlakuan yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas  berada di tangan
konsumen. Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut Pasca produksi (Postproduction)
yang dapat dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan
( processing).

Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan primer
( primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai
panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan berikutnya.
Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan, kedalamnya
termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi.

Penanganan pasca panen adalah kegiatan yang penting yang masuk dalam sapta usaha tani.
Pentingnya penanganan pasca panen berdampak pada harga jual komoditas. Apabila penanganan
pasca panennya tepat maka kualitas hasil terjaga dan harga komoditas tetap mengikuti harga
pasar. Sedangkan jika kualitas menurun maka harga komoditas akan lebih rendah dari harga
pasar.

Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke


kondisi lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah
perubahan yang tidak dikehendaki atau untuk penggunaan lain, ke dalamnya termasuk
pengolahan pangan dan pengolahan industri.
B.  PRINSIP PENANGANAN PASCA PANEN

Prinsip dasar penanganan pasca panen yang baik adalah sebagai berikut :
1.    Mengenali sifat biologis hasil tanaman yang akan ditangani, yaitu :        
a)    Hasil pertanian yang telah dipanen masih hidup, masih melakukan respirasi,
dan transpirasi, sehingga penanganan pasca panen yang dilakukan harus
selalu memperhatikan hal ini.
b)   Sifat biologi setiap hasil pertanian berbeda, perlakuan pasca panen yang tepat
untuk tiap komoditas akan berbeda.
c)    Bagian tanaman yang dimanfaatkan juga berbeda-beda sifatnya (daun, batang,
bunga, buah, akar).
d)   Struktur dan komposisi hasil tanaman dari tiap bagian tanaman berbeda.
2.    Perubahan-perubahan yang terjadi dari bagian tanaman setelah panen, yaitu :
a)    Perubahan fisik / morfologis :
Daun – menguning Bunga – layu Batang – memanjang atau mengeras Buah
matang – ranum, - “bonyok” Buah muda – jagung manis – biji keriput mentimun
– keriput atau menguning polong – alot, menguning Umbi dan ubi – bertunas /
berakar
b)   Perubahan komposisi :
 kadar air – berkurang karbohidrat - pati menjadi gula dan sebaliknya protein –
terurai lemak - menjadi tengik vitamin dan mineral – hilang / berkurang timbul
aroma / bau.
3.    Mengetahui jenis kerusakan yang dapat terjadi
a)    Kerusakan Fisik – Fisiologis
            Perubahan-perubahan terjadi karena proses fisiologi (hidup) yang terlihat
sebagai perubahan fisiknya seperti perubahan warna, bentuk, ukuran, lunak,
keras, alot, keriput, dll. Juga bisa terjadi timbul aroma, perubahan rasa,
peningkatan zat-zat tertentu dalam hasil tanaman tersebut.
b)   Kerusakan Mekanis
Kerusakan disebabkan benturan, gesekan, tekanan, tusukan, baik antar hasil
tanaman tersebut atau dengan benda lain. Kerusakan ini umumnya disebabkan
tindakan manusia yang dengan sengaja atau tidak sengaja dilakukan.Atau
karena kondisi hasil tanaman tersebut (permukaan tidak halus atau merata,
berduri, bersisik, bentuk tidak beraturan, bobot tinggi, kulit tipis, dll.). Kerusakan
mekanis (primer) sering diikuti dengan kerusakan biologis (sekunder).
c)    Kerusakan Biologis
Penyebab kerusakan biologis dari dalam tanaman : pengaruh etilen Penyebab
kerusakan biologis dari luar : Hama dan penyakit.
4.    Melakukan penanganan yang baik, yaitu :
a)     Menggunakan teknologi yang baik dan menyesuaikan dengan tujuan
penanganan.
b)   Hindari kerusakan apapun penyebabnya dalam penanganan pasca
panen.Penanganan harus dilakukan dengan hati-hati dan mengikuti kaidah-
kaidah yang ditentukan.
c)     Mempertimbangkan hubungan biaya dan pemanfaatan.
5.     Faktor yang berpengaruh pada kerusakan hasil tanaman :
a)    Faktor biologis : repirasi, transpirasi, pertumbuhan lanjut, produksi etilen,
hamapenyakit
b)   Faktor lingkungan : Temperatur, kelembaban, komposisi udara, cahaya, angin,
tanah/media.

C.  MANFAAT PENANGANAN PASCA PANEN

Manfaat atau keuntungan melakukan penanganan pasca panen yang baik:


1.    Dibanding dengan melakukan usaha  peningkatan produksi  melakukan penanganan  pasca
panen yang baik mempunyai beberapa keuntungan antara lain:

a)    Jumlah pangan yang dapat dikonsumsi lebih banyak.

b)   Lebih murah melakukan penanganan pasca panen (misal dengan penangan yang hati-hati,
pengemasan) dibanding peningkatan produksi  yang membu tuhkan input tambahan (misal
pestisida, pupuk, dll).

c)    Risiko kegagalan  lebih kecil

Input yang diberikan pada peningkatan produksi bila gagal bisa berarti gagal panen.  Pada
penanganan pasca panen, bila gagal umumnya tidak menambah “kehilangan”.

d)   Menghemat energi

Energi yang digunak an untuk memproduksi hasil yan g kemudian “hilang” dapat dihemat.

e)    Waktu yang diperlukan lebih singkat (pengaruh perlakuan  untuk peningkatan produksi baru
terlihat 1  – 3 bulan kemudian, yaitu saat panen; pengaruh penanganan pasca panen dapat terlihat
1 – 7 hari setelah perlakuan).

2.    Meningkatkan nutrisi. Melakukan penanganan pasca panen yang baik dapat mencegah
kehilangan nutrisi, berarti perbaikan nutrisi bagi masyarakat.

3.    Mengurangi  sampah,  terutama di kota –kota dan  ikut mengatasi masalah  pencemaran
lingkungan.

D.  MANFAATPENGOLAHAN PASCA PANEN

Manfaat atau fungsi yang bisa didapat dengan melakukan pengolahan pasca panen ini

adalah sebagai berikut:

1. Memperpanjang waktu dan jumlah persediaan pangan


Bahan mentah yang diawetkan tentu dapat disimpan lama, oleh karena itu dapat menjadi

cadangan bahan pangan untuk kedepannya jika terjadi kriris bahan pengan mentah. contohnya

ikan asin.

2. Memudahkan penyimpanan dan distribusi

Semua bahan pangan yang diolah dapat dengan mudah disimpan dan dikirim ke daerah

lain. Manfaatnya, bahan pangan kita tidak akan busuk sebelum sampai di tujuan. contohnya

makanan kalengan.

3. meningkatkan nilai tambah ekonomis dan nilai tambah sosial

Bandingkan, lebih mahal mana ketika kamu membeli sayur di supermarket dengan pasar

tradisional? tentu lebih mahal di supermarket, padahal sayurnya sama. Namun, dapat dilihat

bahwa sayur disupermarket rata rata diberi sentuhan plastik warp dan diletakkan di lemari

pendingin sehingga sayur akan terlihat segar, selain itu sayur syur tersebut juga dipisah

berdasarkan ukuran maupun warna sehingga memudahkan pembeli. Di banyak pasar

tradisional, hal itu tidak berlaku. Padahal, sedikit sentuhan dapat meningkatkan nilai jual yang

begitu tinggi. contohnya pemberian kemasan pada produk. Selain itu, juga dapat menambah

nilai sosial, yaitu ketersediaan lowongan pekerjaan.

4. Memperoleh produk hasil pertanian yang menarik dari segi tampilan, rasa, dan sifat

fisik

5. Mengurangi tingkat kerugian

Hal ini jelas. Misalkan saja, tomat yang harganya jatuh dipasaran karena panen besar

besaran dapat sangat merugaikan, tapi jika tomat tersebut diolah jadi saus tomat, maka tidak

ada kata rugi. Oleh karena itu, kita juga harus dibekali ketrampilan mengolah bahan pangan ini.

6.    Tersedianya limbah yang mungkin masih dapat digunakan untuk memproduksi bahan

lain.
Ada banyak sekali contohnya, salah satunya adalah limbah hasil pertanian dapat

dijadikan pupuk kompos.

7. Mendorong tambahnya industri non pertanian yang menunjang industri pertanian dan

industri lainnya

Dengan melakukan pengolahan pasca panen, kita membutuhkan alat yang tentunya

banyak sekali alat tersebut bukan dari industri pertanian.

8. Mengurangi pencemaran lingkungan

Bahan pangan mentah yang diolah dengan benar, akan menekan porsi mubazir, oleh

karena itu tidak banyak sampai yang akan dihasilkan.

9. Meningkatkan nilai gizi

Dengan adanya pengolahan pasca panen maka akan meningkatkan nilai gizi dari hasil

pertanian tersebut. Sebagai contoh misalnya Susu yang diolah menjadi keju dan yogurt sudah

berbeda nilai gizinya. Begitu pula kedelai yang diolah menjadi tempe.

E.  TAHAP PENAGANAN PASCA PANEN HASIL PERTANIAN

1.    Pemanenan
Untuk menentukan saat panen yang tepat diperlukan petunjuk untuk
mengetahui waktu pemanenan komoditi hasil pertanian. Penentuan waktu panen
hasil pertanian yang siap di panen dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :
a)    Visual : melihat warna kulit, ukuran, masih adanya sisa tangkai putik, adanya
dedaunan tua di bagian luar yang kering dan penuhnya buah.
b)        Fisik : mudahnya buah terlepas dari tangkai / adanya tanda merekah,
ketegaran dan berat jenis.
c)      Analisis Kimia : mengukur kandungan zat padat, asam, perbanding zat padat
dengan asam dan kandungan zat pati.
d)      Perhitungan jumlah hari setelah bunga mekar dalam hubungannya dengan
tanggal berbunga dan unit panas.
e)      Metoda Fisiologis : pengukuran pola respirasi (perbandingan antara CO 2 dan
O2).
f)       Pada pemanenan hasil pertanian harus dilakukan secara hati - hati jangan
sampai terjatuh, tergores, memar, dan sebagainya, karena luka yang disebabkan
oleh hal tersebut akan menyebabkan terjadinya pembusukan akibat peningkatan
laju respirasi.
Untuk menghidari kerusakan hasil pertanian pada saat pemanenan perlu diperhatikan hal -
hal berikut :

a)    Jangan sampai hasil pertanian hasil panen terjatuh.

b)   Gunakan alat panen (gunting, pisau yang tajam.

c)    Wadah / Keranjang penampung hasil panen harus kuat, permukaan bagian dalamnya halus dan
mudah dibersihkan.

2.    Pengumpulan

Lokasi pengumpulan/penampungan harus didekatkan dengan tempat pemanenan agar tidak


terjadi penyusutan atau penurunan kualitas akibat pengangkutan dari dan ke tempat
penampungan yang teralu lama/jauh. Perlakuan/tindakan penanganan dan spesifikasi wadah
yang digunakan harus disesuaikan dengan sifat dan karakteristik komoditi yang ditangani.

3.    Sortasi

Hasil pertanian setelah dipanen perlu dilakukan sortasi dan pembersihan, dengan cara
memisahkan hasil pertanian yang berkualitas kurang baik (cacat, luka, busuk dan bentuknya
tidak normal) dari hasil pertanian yang berkualitas baik. Pada proses sortasi ini dapat sekaligus
dilakukan proses pembersihan (membuang bagian  bagian yang tidak diperlukan). Pembersihan
dapat dilakukan dengan pisau / parang.
Selama sortasi harus diusahakan agar terhindar dari kontak sinar matahari langsung karena akan
menurunkan bobot / terjadi pelayuan dan meningkatkan aktivitas metabolisme yang dapat
mempercepat proses pematangan / respirasi.

4.     Pembersihan / Pencucian

Pembersihan atau pencucian dimaksudkan untuk menghindari kerusakan yang tinggi pada


hasil pertanian, sebaiknya segera dilakukan pencucian agar hasil pertanian terbebas dari kotoran,
hama dan penyakit. Pencucian menggunakan air bersih yang mengalir untuk menghindari
kontaminasi.

Pencucian dengan air juga berfungsi sebagai pre-cooling  untuk mengatasi kelebihan panas
yang dikeluarkan produk saat proses pemanenan. Pencucian hasil pertanian dapat menggunakan
alat seperti sikat yang lunak.

Hasil pertanian yang telah dicuci selanjutnya ditiriskan agar terbebas dari sisa air yang mungkin
masih melekat dan ditempatkan pada tempat tertentu. Untuk mempercepat penirisan dibantu
dengan kipas angin.

5.    Grading

Penggolongan / pengkelasan (grading) dimaksudkan untuk mendapatkan hasil pertanian


yang bermutu baik dan seragam dalam satu golongan / kelas yang sama sesuai standar mutu yang
telah ditetapkan atau atas permintaan konsumen. Penggolongan / pengkelasan dilakukan
berdasarkan berat, besar, bentuk / rupa, warna dan bebas dari penyakit dan cacat lainnya.

Grading dapat dilakukan di tempat panen / tempat pengumpulan. Untuk memudahkan


pekerjaan penggolongan di tempat pengumpulan, sebaiknya menggunakan meja yang bertepi.
Pada tempat tersebut dilengkapi pula dengan peralatan lainnya, misal timbangan, alat pencuci,
alat penirisan / pengeringan, dll. Selama grading harus diusahakan terhindar dari kontak sinar
matahari langsung karena akan menurunkan bobot / terjadi pelayuan dan meningkatkan aktivitas
metabolisme yang dapat mempercepat proses pematangan / respirasi.
6.    Pengemasan

Pengemasan berfungsi untuk melindungi / mencegah komoditi dari kerusakan mekanis,


menciptakan daya tarik bagi konsumen dan memberikan nilai tambah produk serta
memperpanjang daya simpan produk, sehingga dalam pengemasan harus dilakukan dengan hati -
hati agar tehindar dari suhu dan kelembaban yang ekstrim (terlalu tinggi / terlalu rendah),
SSgoncangan, getran, gesekan dan tekanan yang tinggi terhadap kemasan hasil pertanian
tersebut.

Pertimbangan yang perlu diperhatikan dalam pengemasan adalah :

a)    Kemasan harus memberi perlindungan terhadap sifat mudah rusak dari hasil pertanian yang
menyangkut ukuran, bentuk kontruksi dan bahan yang dipakai.

b)   Kemasan harus cocok dengan kondisi pengankutan dan harus dapat diterima oleh konsumen.

c)    Harga dan tipe / bentuk kemasan harus sesuai dengan nilai hasil pertanian yang dikemas. Di
Indonesia pengemasan hasil pertanian pada umumnya menggunakan keranjang, karung, dus
karton dan plastik.

7.    Penyimpanan dan Pendinginan

Penyimpanan dilakukan untuk mempertahankan daya simpan komoditi dan melindungi


produk dari kerusakan serta terkait erat dengan kebijakan distribusi dan pemasaran seperti
pengankutan, pengeringan, penjualan dan pengolahan. Ruang penyimpanan umumnya tidak
mampu untuk mendinginkan hasil pertanian secara cepat, sehingga perlu dilakukan
prapendinginan.

Tujuan prapendinginan untuk menghilangkan dengan cepat panas dari lapang sebelum
penyimpanan / pengangkutan, terutama penting bagi hasil pertanian yang mudah rusak.

Prapendinginan dapat dilakukan berbagai cara yaitu :


a)    Pendinginan dengan udara (dingin) yang mengalir (air cooling).

b)   Pendinginan dengan air (hydro cooling) yaitu dengan merendam dalam air dingin mengalir atau
dengan pencucian dengan air dingin.

c)     Pendinginan dengan cara kontak dengan es (ice cooling), yaitu dengan menaburkan hancuran es
ke dalam tumpukan hasil pertanian atau dengan menaruh es di atas tumpukan peti kemas.

8.    Transportasi

Pengangkutan hasil pertanian menuntut penanganan yang cepat dan dapat dilakukan
dengan tiga cara : pengangkutan melalui jalan darat (dipikul, sepeda, pedati, kendaraan
bermotor, kereta api), pengangkutan melalui laut (perahu dan kapal laut) dan pengangkutan
melalui udara (pesawat udara). Hasil pertanian akan tetap dalam kondisi prima, segar dan baik
dikonsumsi oleh masyarakat bila penanganan pasca panen dilaksanakan secara baik, benar dan
tepat tanpa harus melupakan peranan proses sebelum panen yang juga sangat mempengaruhi
mutu produk yang dihasilkan.

F.   PENGOLAHAN PASCA PANEN HASIL PERTANIAN

Pengelolaan pasca panen yang tepat untuk dapat memberikan nilai tambah hasil produksi
pertanian dan meningkatkan daya saing hasil pertanian yang pada gilirannya akan memberikan
kesejahteraan pada para pelaku pertanian. Dimana  Karakteristik dari produk pertanian atau
komoditas pertanian yaitu : Sifat hasil pertanian umumnya mudah rusak atau busuk,  Sentra
produksi umumnya relatif jauh dari daerah pemasaran,  Konsumen menginginkan produk yang
berkualitas,  Hasil pertanian adakalanya bersifat musiman, harga di tingkat petani relatif rendah
sehingga belum memberikan nilai tambah bagi petani.

Kegiatan pengolahan pasca panen hasil pertanian meliputi beberapa kegiatan atau prinsip-
prinsip pengawetan tersebut yaitu :

1.      Pemanasan
Pemanasan merupakan tindakan atu perlakuan terhadap komoditas pertanian dengan
menggunakan suhu tinggi atau panas untuk mematikan bakteri atau kuman di dalam hasil
pertanian maupun mempertankan umur simpan. Sebagian bakteri dalam bentuk vegetatifnya
akan mati pada suhu 82-94°C, akan tetapi banyak spora bakteri yang masih tahan pada suhu air
mendidih yaitu 100°C selama 30 menit. Untuk sterilisasi yaitu pada mikroba mati diperlukan
suhu yang tinggi misalnya 121°C selama 15 menit atau lebih. Tergantung pada mutu dan jumlah
substratnya. Hal tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan uap panas, misalnya dalam
autoklaf atau rektor. Pemanasan tidak hanya bertujuan untuk membunuh mikrob atetapi juga
ditujukan untuk membunuh mikroba penyebab penyakit (patogenik).

2.      Pendinginan

Pendinginan merupakan tindakan atu perlakuan terhadap komoditas pertanian dengan


menggunakan suhu rendahatau dingin untuk mematikan bakteri atau kuman di dalam hasil
pertanian maupun umur simpan. Mikroba psikofilik tumbuh sampai suhu 0°C atau dibawahnya.
Pada suhu 10°C pertumbuhan mikroba tersebut terhambat. Jika air dalam makanan atu
komoditas pertanian telah sempurna membeku maka mikroba tidak dapat berkembang biak,
tetapi pada beberapa bahan pangan sebagian air belum membeku sampai suhu -9°C atau
dibawahnya. Hal tersebut disebabkan adanya kandungan gula, garam, dan bahan-bahan lainnya
yang menurunkan titik beku. Walupun suhu pendinginan dapat menghambat pertumbuhan
bakteri tetapi pendinginan tidak dapat membunuh semua bakteri.

3.      Pengeringan

Mikroba pada keadaan normal mengandung air kira-kira 80 persen, air ini diperoleh dari tempat
mereka tumbuh. Jika air dikeluarkan dari bahan pangan, maka dari dalam bakteri juga akan
keluar dan bakteri tidak dapat berkembang biak. Pengeringan bahan pangan ditujukan untuk
melawan kebusukan oleh mikroba, tetapi tidak dapat dilakukan untuk membunuh semua
mikroba. Oleh karena itu bahan pangan kering biasanya tidak steril. Bakteri dapat tumbuh
kembali apabila bahan pangan kering tersebut dibasahi oleh air kembali.
4.      Pengasapan

Pengasapan daging atau ikan terutama dijutukan untuk mengawetkan atau menambah cita rasa,
selain itu pengasapan juga menambah oksidadi lemak di dalam bahan pangan tersebut.
Pengasapan bianya menggunakan kayu keras yang mengandung bahan pengawet kimia yang
berasal dari asap pembakaran selulosa dan lignin. Pengasapan bisanya dilakukan menggunakan
suhu 57°C. Cara baru pengasapan dengan menambahkan asap buatan berupa larutan yang berisi
komponen-komponen asap dalam makanan dengan cara dioles untuk menambah cita rasa tanpa
proses pengasapan panas, dalam phal ini fungsi asap sebagai bahan pengawet sedikit sekali.

5.      Radiasi bahan-bahan kimia

Radiasi pengion yang digunakan untuk sterilisasi dan inaktifasi enzim jika dosisnya berlebihan
dapat mengakibatkan perubahan-perubahan cita rasa, warna, tekstur dan dapat membahayakan
kesehatan. Beberapa bahan kimia yang digunakan dan diizinkan dalam makanan yaitu seperti
natrium benzoat, asam sorbet, kalium propionate dan lain-lain

Beberapa hambatan pengelolaan pasca panen, yaitu :

a)      Fasilitas penunjang atau infrastruktur di daerah umumnya masih minim.

b)      Umumnya belum tersedianya fasilitas pengolahan hasil pertanian

c)      Hambatan proses pemasaran hasil pertanian atau produk olahan hasil pertanian

d)     Keterbatasan sumber daya manusia dan pengetahuan mengenai pengelolaan pasca panen hasil
pertanian

e)      Umumnya petani lebih terbiasa menjual dalam bentuk hasil pertanian belum dalam bentuk
olahan hasil pertanian
BAB III

KEIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil yaitu :

1. Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan primer ( primary
processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari mulai panen sampai
komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan berikutnya

2. Pengolahan (secondary processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi


lain atau bentuk lain dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah  perubahan
yang tidak dikehendaki atau untuk penggunaan lain, ke dalamnya termasuk pengolahan pangan
dan pengolahan industri.

3.  Manfaat penangana pasca panen yaitu jumlah komoditas yang dipanen lebih nayauk,
meningkakan nutrisi, mengurangi sampah dan lain lain.
4. Manfaat pengolahan pasca panen yaitu untuk menambah umur simpan atu ketahanan dari
komoditas, meningkatkan cita rasa dari bahan bangan dan lain-lain..

5. Kegiatan penanganan pasca panen meliputi penanenan, pencucian, sortasi, grading, pengemasan,
penyimpanan  dan transportasi.

6. Kegiatan pngolahan pasca panen meiputi pemanasan, pendinginan, pengasapan, pengerinagan


dan radiasi bahan kimia.

DAFTAR PUSTAKA

Dwiguna, Adi, 2015. http://adidwiguna.blogspot.co.id/2015/02/pasca-panen-hasil-


pertanian.html. Diakses tanggal tanggal 03 Desember 2017.

Karya tulis Ilmiah. 2014. http://karyatulisilmiah.com/laporan-teknik-pengolahan-hasil-pertanian/.


Diakses tanggal tanggal 30 November 2017.

Maulz. 2014. https://maulzxxx.wordpress.com/2014/10/08/9-manfaat-melakukan-pengolahan-
pasca-panen/. Diakses tanggal tanggal 30 November 2017.

Anda mungkin juga menyukai