1.2 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas , maka permasalahan yang dibahas
dalam rancangan ini adalah , Proses pasca panen dan pemasaran tanaman hortikultura
1.3 TUJUAN MASALAH
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian penulisan ini adalah sebagai berikut :
a. Mengetahui Cara penanganan yang baik dan sesuai dengan standar
b. Mengetahui pemanfaatan tanaman hortikultura pasca panen
c. Mengetahui proses pemasaran tanaman hortikultura
1.4 MANFAAT PENULISAN
Manfaat dari penulisan karya ilmiah ini adalah untuh memenuhi tugas Pengantar ilmu
pertanian. Selain itu, penulisan karya ilmiah ini juga bertujuan untuk memberikan pengetahuan
kepada masyrakat atupun mahasiswa tentang proses pasca panen dan pemasaran tanaman
hprtikultura
BAB II
PEMBAHASAN
Hortikultura berasal dari kata “hortus” (= garden atau kebun) dan “colere” (= to cultivate
atau budidaya). Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan
tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Sehingga Hortikultura merupakan suatu
cabang dari ilmu pertanian yang mempelajari budidaya buah-buahan, sayuran dan tanaman hias.
Sedangkan dalam GBHN 1993-1998 selain buah-buahan, sayuran dan tanaman hias, yang
termasuk dalam kelompok hortikultura adalah tanaman obat-obatan. Ditinjau dari fungsinya
tanaman hortikultura dapat memenuhi kebutuhan jasmani sebagai sumber vitamin, mineral dan
protein (dari buah dan sayur), serta memenuhi kebutuhan rohani karena dapat memberikan rasa
tenteram, ketenangan hidup dan estetika (dari tanaman hias/bunga)(Anonim, 2011)
Peranan hortikultura adalah :
a). Memperbaiki gizi masyarakat,
b) memperbesar devisa negara,
c) memperluas kesempatan kerja,
d) meningkatkan pendapatan petani, dan
e)pemenuhan kebutuhan keindahan dan kelestarian lingkungan.
Namun dalam kita membahas masalah hortikultura perlu diperhatikan pula mengenai
sifat khas dari hasil hortikultura, yaitu : a). Tidak dpat disimpan lama, b) perlu tempat lapang
(voluminous), c) mudah rusak (perishable) dalam pengangkutan, d) melimpah/meruah pada suatu
musim dan langka pada musim yang lain, dan e) fluktuasi harganya tajam. Dengan mengetahui
manfaat serta sifat-sifatnya yang khas, dalam pengembangan hortikultura agar dapat berhasil
dengan baik maka diperlukan pengetahuan yang lebih mendalam terhadap permasalahan
hortikultura tersebut.
Kerugian yang terjadi pada produk hortikultura segar perlu diperhatikan dengan
mengetahui langkah-langkah yang benar pada tindakan panen dan pascapanen. Kerugian
meliputi hilangnya sebagian atau total, kehilangan kualitas, kehilangan air, membusuk dan
kerusakan fisik.
Hortikultura adalah komoditas yang akan memiliki masa depan sangat cerah menilik dari
keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimilikinya dalam pemulihan perekonomian
Indonesia waktu mendatang. Oleh karenanya kita harus berani untuk memulai
mengembangkannya pada saat ini. Seperti halnya negara-negara lain yang mengandalkan
devisanya dari hasil hortikultura, antara lain Thailand dengan berbagai komoditas hortikultura
yang serba Bangkok, Belanda dengan bunga tulipnya, Nikaragua dengan pisangnya, bahkan
Israel dari gurun pasirnya kini telah mengekspor apel, jeruk, anggur dan sebagainya.
2.2 PASCA PANEN
Dalam bidang pertanian istilah pasca panen diartikan sebagai berbagai tindakan atau perlakuan
yang diberikan pada hasil pertanian setelah panen sampai komoditas berada di tangan konsumen.
Istilah tersebut secara keilmuan lebih tepat disebut Pasca produksi (Postproduction) yang dapat
dibagi dalam dua bagian atau tahapan, yaitu pasca panen (postharvest) dan pengolahan
(processing). Penanganan pasca panen (postharvest) sering disebut juga sebagai pengolahan
primer (primary processing) merupakan istilah yang digunakan untuk semua perlakuan dari
mulai panen sampai komoditas dapat dikonsumsi “segar” atau untuk persiapan pengolahan
berikutnya Winarno (2001).
Umumnya perlakuan tersebut tidak mengubah bentuk penampilan atau penampakan,
kedalamnya termasuk berbagai aspek dari pemasaran dan distribusi. Pengolahan (secondary
processing) merupakan tindakan yang mengubah hasil tanaman ke kondisi lain atau bentuk lain
dengan tujuan dapat tahan lebih lama (pengawetan), mencegah perubahan yang tidak
dikehendaki atau untuk penggunaan lain. Ke dalamnya termasuk pengolahan pangan dan
pengolahan industri.Gambaran umum karakteristik komoditas hortikultura bersifat volumunios
(membutuhkan tempat yang besar) dan perishable (mudah rusak) sehingga dibutuhkan
penanganan pasca panen yang cepat dan tepat. Hal utama yang timbul akibat penanganan yang
kurang tepat dan cepat tersebut adalah tingginya kehilangan atau kerusakan hasil
(Dhalimi,1990).
Berbagai ragam proses selanjutnya diberikan seperti pendinginan sebelum didistribusikan.
Teknik pascapanen khusus terkadang digunakan tergantung pada bagaimana produk tersebut
dipersiapkan untuk pasar.
Faktor yang sebenarnya sangat penting berpengaruh terhadap mutu keseluruhan produk
hortikultura adalah waktu. Karena mutu produk adalah puncaknya pada saat panen, semakin
lama periode antara panen dan konsumsi, maka semakin besar susut mutunya. Dengan demikian
dalam pendistribusiannya harus dilakukan dengan baik karena kerusakan mutu berlangsung
cepat.
2.3 Kematangan Produk Hortikultura
Kematangan suatu produk akan menentukan: Kematangan hortikultura adalah berdasarkan pada
mana produk telah mencapai stadia perkembangan tertentu yang dapat memuaskan konsumen
dalam penggunaannya.
Perlu adanya pembedaan yang jelas antara kematangan fisiologis dan kematangan hortikultura.
Untuk lebih jelasnya maka berikut ini adalah definisi dari beberapa terminasi yang sering
digunakan para ahli dibidang pascapanen hortikultura.
· Perkembangan (development): seri dari proses mulai dari awalnya pertumbuhan atau inisiasi
pertumbuhan sampai pada kematian tanaman atau bagian tanaman.
· Pertumbuhan (growth): Peningkatan atribut-atribut (karakteristik) fisik dari tanaman atau
bagian tanaman yang berkembang.