PENDAHULUAN
Di Indonesia pelayanan air bersih dalam skala besar masih terpusat di daerah perkotaan
dandikelola oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) kota yang bersangkutan. Pelayanan
penyediaanair bersih secara nasional masih jauh dari kata mencukupi dan dapat dikatakan
relatif kecil. Untuk daerah yang belum mendapatkan pelayanan air bersih dari PDAM
umumnya mereka menggunakan air tanah (sumur), air sungai, air hujan, sumber mata air dan
lainnya. Di Provinsi Maluku Utara, khususnya di Kota Tidore Kepulauan Kecamatan Tidore
Timur, untuk pelayanan air bersih dari PDAM belum sampai ke daerah tersebut. Pelayanan
air bersih dari PDAM Kota Tidore Kepulauan masih terpusat pada daerah yang tingkat
kepadatan penduduknya relatif tinggi. Masyarakat di Kecamatan Tidore Timur sehari-harinya
hanya menggunakan air hujan dan mata air.
BAB II
TINAJUAN PUSTAKA
Secara geografis, letak wilayah Kota Tidore Kepulauan berada pada batas astronomis
00-200Lintang Utara dan pada posisi 1270-127,450 Bagian Timur. Kecamatan Tidore Timur
terdapat 7Kelurahan, luas wilayah Kecamatan Tidore Timur menurut Kelurahan yaitu
Kelurahan Cobodoe 1,50km2, Kelurahan Kalaodi 8,00 km2, Kelurahan Dowora 3,00 km2,
Kelurahan Doyado 1,50 km2, KelurahanTosa 6,00 km2, Kelurahan Jikocobo 4,60 km2, dan
Kelurahan Mafututu 9,40 km2. Untuk batas geografiKecamatan Tidore Timur yaitu Bagian
Utara batas wilayah Laut Halmahera, Bagian Timur batas.
BAB III
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara, kebutuhan air bersih di Desa Kalaodi sebagian
besar bersumber dari air hujan dan mata air yang ditampung di dalam penampungan air hujan
(PAH) berupa tempayan dan tangki air.
Penduduk Desa Kalaodi menggunakan air yang bersumber dari air hujan dan mata air
dari pengunungan dalam melakukan aktivitas sehari-hari baik untuk MCK maupun konsumsi.
Dari segi kuantitas yang didapatkan dari hasil wawancara, sebagian penduduk merasa
tercukupi dan sebagian penduduk merasa tidak tercukupi karena ketersediaan sumber air
hujan dan mata air sangat dipengaruhi oleh karakteristik musim dengan ketahanan air yang
dapat digunakan masyarakat berkisar antara 2 sampai 7 hari.
Jika tidak terjadi hujan selama seminggu dan kemarau panjang, alternatif yang
digunakan penduduk dalam mencukupi kebutuhan air yaitu dengan cara mengambil air
pegunungan. Dilihat dari kondisi menyebutkan bahwa air hujan tidak berasa, tidak berbau,
tidak bewarna dan jernih sehingga aman untuk di konsumsi penduduk. Kondisi fisik air saat
musim kemarau panjang mengalami perubahan karena sumber air yang digunakan bukan dari
air hujan,
Mereka beranggapan bahwa air bersih menjadi masalah karena air di dalam bak
penampungan hanya mampu bertahan kurang dari 7 hari sehingga mengharuskan penduduk
mencari alternative untuk mendapatkan air bersih dan saat kemarau panjang. Agara dapat
mengatasi kelagkaan air.
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah di atas tentang kelangkaan air di Desa Kalaodi
berdasarkan observasi dan wawancara adalah sebagai berikut.
1. Kondisi sumber air bersih di Desa Kalaodi bersumber dari air hujan dan mata air
4.2. Saran
1) untuk melayani kebutuhan airbersih Kecamatan Tidore Timur dalam kurun waktu 10
tahun kedepan, perlu dilakukan penambahansuplay air dan penambahan kapasitas
reservoir. Dikarenakan jumlah penduduk yang setiap tahunnyameningkat;
2) agar tidak terjadi kebocoran/kehilangan air dalam proses penyaluran air
bersih,diharapkan untuk dapat memeriksa dan mengganti pipa-pipa yang sudah tua
dan
3) kepadamasyarakat Kecamatan Tidore Timur, diharapkan agar tidak melakukan hal-
hal yang dapat merugikanorang lain (menggunakan pompa tambahan) untuk
menyedot air secara berlebihan, karena melanggarUndang-Undang No. 7 Tahun 2004
Tentang Sumber Daya Air
DAFTAR PUSTAKA