Anda di halaman 1dari 23

ANALISIS POTENSI SUMBER MATA AIR DLOPO UNTUK

KEBUTUHAN DOMESTIK MASYARAKAT DESA KARANGREJO


KECAMATAN NGASEM KABUPATEN KEDIRI

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air memiliki peranan yang penting dalam kehidupan manusia.


Peranan air yang pertama adalah air memiliki fungsi sebagai pemenuhan
kebutuhan individu manusia. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata
65% dari total berat badannya, dan volume tersebut sangat bervariasi
pada masing-masing orang, bahkan juga bervariasi antara bagian-bagian
tubuh seseorang. Beberapa organ tubuh manusia yang mengandung
banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%,
dan darah 83%. Selain untuk pemenuhan kebutuhan tubuh,dalam
kehidupan sehari hari manusia menggunakan air untuk berbagai
kebutuhan seperti mencuci, memasak ,mandi dll.

Peranan yang kedua Air memiliki fungsi sebagai perekonomian.


Masyarakat yang bekerja sebagai petani tentu membutuhkan air untuk
keperluan irigasi,masyarakat yang memiliki usaha seperti peternakan
ikan, rumah makan, warung kopi,laundry juga sangat bergantung pada
ketersedian air.

Bisa dikatakan manusia sangat bergantung pada air untuk hidup di


dunia ini, beruntung Indonesia kondisi bentang alamn yang mengandung
banyak air, karena kondisi ini Indonesia disebut sebagai Negara Maritim,
Indonesia diapit oleh dua benua, yaitu benua Asia dan Australia.
Indonesia terletak di daerah katulistiwa. Dengan demikian, Indonesia
terletak pada garis balik perpindahan letak matahari terhadap bumi; hal
inilah yang menyebabkan perbedaan suhu di antara ke dua benua.
Bilamana matahari berkedudukan di bagian belahan Utara Bumi (daratan
benua Asia), maka menyebabkan udara di daerah Asia bertekanan rendah

1
dan di belahan Selatan Bumi (daerah benua Australia) bertekanan tinggi,
sehingga bertiuplah angin dari Tenggara ke Barat Laut. Angin ini
melewati laut-laut yang sempit sehingga sangat sedikit membawa uap air;
akibatnya di Indonesia mengalami musim kemarau atau kurang air hujan.
Sebaliknya, bilamana posisi matahari pada Garis Balik Selatan, maka suhu
di daerah Australis panas, udaranya bertekanan rendah, dan di daerah
Asia bertekanan tinggi; akibatnya angin bertiup dari Barat Daya ke Timur
Laut. Karena angin ini melewati lautan yang luas

2
(Lautan Indonesia), sehingga banyak membawa uap air, akibatnya di
Indonesia mengalami musim penghujan atau banyak air. Oleh karena
Indonesia Barat memiliki banyak gunung yang tinggi-tinggi,
menyebabkan uap air yang dibawa oleh angin Barat Daya tadi sehingga di
daerah ini banyak hujan. Hal yang sebaliknya terjadi pada daerah
Indonesia bagian Timur, sehingga daerah ini curah hujannya sangat
rendah, terutama Nusa Tenggara. Adapun di Indonesia bagian Barat
banyak terjadi hujan sehingga sungai-sungai terairi dengan baik. Aliran
air sungai sangat penting bagi sumber air untuk daerah pertanian atau
pesawahan. Itulah sebabnya, penduduk Indonesia bagian Barat
mengkonsumsi padi sebagai bahan makanan pokoknya.

Akan tetapi kebutuhan air kian hari kain menipis, menurut laporan
Bappenas, ketersediaan air di sebagian besar wilayah Pulau Jawa dan Bali
saat ini sudah tergolong langka hingga kritis. Sementara itu, ketersediaan
air di Sumatera Selatan, Nusa Tenggara Barat, dan Sulawesi Selatan
diproyeksikan akan menjadi langka atau kritis pada tahun 2045.
Kelangkaan air bersih juga berlaku untuk air minum. Menurut RPJMN
2020-2024, hanya 6,87 persen rumah tangga yang memiliki akses air
minum aman. Adapun berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional
(Susenas) 2020 dari BPS juga menunjukkan ada sebesar 90,21 persen
rumah tangga yang memiliki akses air minum layak, meskipun
distribusinya tidak merata (Iswara, 2021). Krisis air bersih dinegara
maritim adalah kondisi yang mengkahwatirkan. Kurangnya kepedulian
manusia dan overproduksi terhadap air menjadi faktor utama dari krisis
air bersih.

Fenomena air bersih memungkinkan terjadi di semua wilayah


Indonesia, seperti halnya sumber mata air dlopo yang berada di desa
karang rejo kecamatan ngasem kabupaten Kediri. Sumber mata air
tersebut menjadi tumpuan utama masyarakat sekitar untuk pemenuhan
kebutuhan air sehari – hari. Menurut Kepala Bidang Pertamanan DLHKP

3
Kota Kediri Datik Indri Jaswati Adi Putri, akibat banyaknya pohon yang
tumbang dan kurangnya konservasi, debit air semakin berkurang
sehingga untuk mencapai 500 liter air perdetik masih kesulitan. Dari
keterangan tersebut bisa di artikan bahwa volume air di sumber dlopo
semakin menipis. Selain pemanfaatan air oleh masyarakat sekitar sumber
dlopo faktor lain yang mempengaruhi ketersediaan volume air adalah
adanya pabrik di daerah tersebut. Pabrik menggunakn air dengan skala
besar untuk keperluan operasional pabrik.

Aktivitas masyarakat terhadap sumber mata air dlopho dan adanya


pabrik berpengaruh terhadap kualitas air. Mengetahui kualitas air sangat
penting untuk pengelolaan maupun penggunaan kebutuhan hidup. Hal
ini sesuai dengan pernyataan (widada,2018) “Pentingnya informasi
kualitas air diperlukan sebagai cara adaptasi dalam rangka memenuhi
kebutuhan hidup dan sangat mempengaruhi pola penggunaan air,
dimana air merupakan kebutuhan dasar”. Kualitas dan kuantitas air juga
harus diperhatikan menurut (Boekoesoe:2010) Air bersih yang memenuhi
syarat kesehatan harus bebas dari pencemaran, sedangkan air minum
harus memenuhi standar yaitu persyaratan fisik, kimia dan biologis,
karena air minum yang tidak memenuhi standar kualitas dapat
menimbulkan gangguan Kesehatan. Untuk menguji kualitas air
digunakan dua parameter. Parameter yang pertama adalah mengetahui
nilai Daya Hantar Listrik (DHL). Pendekatan nilai daya hantar listrik
(DHL) mempunyai korelasi dengan nilai salinitas, yang disebabkan oleh
ion garam terlarut (Youger, 2007; Aries et al, 2013; Hounsinou, 2020).
Sehingga distribusi nilai daya hantar listrik (DHL) dapat digunakan
sebagai persebaran pengaruh intrusi air laut secara keruangan
(Hounsinou, 2020). Analisis salinitas adalah kadar garam terlarut dalam
air dengan satuan salinitas adalah per mil (‰). Selanjutnya yang diperiksa
meliputi bau, kekeruhan, rasa, warna, dan jumlah zat padat terlarut
(TDS). Sumber Air yang berbau, selain tidak estetis juga tidak disukai oleh

4
masyarakat. Bau air dapat memberi petunjuk terhadap kualitas air,
misalnya bau amis dapat disebabkan oleh adanya algae dalam air
tersebut. Kekeruhan menggambarkan sifat optik air yang ditentukan
berdasarkan banyaknya cahaya yang diserap dan dipancarkan oleh
bahan-bahan yang terdapat di dalam air. Kekeruhan disebabkan adanya
bahan organik dan anorganik yang tersuspensi dan terlarut. Air biasanya
tidak memberikan rasa (tawar). Air yang berasa menunjukkan kehadiran
berbagai zat yang dapat membahayakan kesehatan. Tingginya level TDS
memperlihatkan hubungan negatif dengan beberapa parameter
lingkungan air yang menyebabkan meningkatnya toksisitas pada
organism didalamnya. Parameter biologi umumnya digunakan untuk
melihat adanya koloni Eschericia coli dan mikroba yang lain (Timpano et
al., 2010).

Kualitas air yang baik tentu sangat berpengaruh terhadap segala


aspek termasuk untuk memenuhi salah satu fungsinya sebagai
pemenuhan kebutuhan manusia. Manusia membutuhkan air bersih untuk
kehidupan sehari – hari. Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan
yang tidak terbatas dan berkelanjutan. Peningkatan kebutuhan ini
disebabkan oleh peningkatan jumlah penduduk, peningkatan derajat
kehidupan warga serta perkembangan Kota/Kawasan pelayanan ataupun
halhal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial dan
ekonomi warga (Chaiddir dan Eveline, 2015).

Di sumber mata air dlopho diketahui bahwa ada distribusi air yang
kurang merata dan kurang terkelola dengan baik. Distribusi yang kurang
merata ini bisa diukur dari kedalaman sumber air yang di ambil
menggunakan mesin sanyo. Kurang terkelola dengan baik ini bisa dilihat
dari Tidak ada upaya dari masyarakat maupun pemerintah setempat
terkait sosialisasi hemat air atau memanfaatkan air seperlunya. Tidak ada
larangan bagi individu maupun kelompok dalam menggunakan air.
Bahkan masyarakat tidak terlalu peduli bahwa semakin hari debit air

5
semakin berkurang, bagi mereka setiap hari air mengalir dengan baik,
tanpa ada pemikiran jangka panjang bahwa debit, kuantitas,dan kualitas
air memiliki potensi untuk turun. Masyarakat sekitar tidak memiliki
pedoman mana air yang digunakan untuk kebutuhan pokok dan mana
yang masuk kategori menghambur – hamburkan. Masyarakat berasumsi
bahwa segala air yang digunakan setiap hari adalah bentuk kebutuhan
sehari – hari mereka. Selain itu mereka tidak mengetahui sama sekali
kualitas air yang mereka gunakan, parameter mereka masih sangat
konvensional dimana air yang berish adalah air yang tidak keruh, perihal
bau dan zat apa yang terkandung di dalam air mereka tidak mengetahui.
Berdasarkan hal tersebut maka dirasa perlu bagi peneliti melakukan
penelitian dengan judul “Potensi Sumber Mata Air Dlopo Kecamatan
Ngasem Kabupaten Kediri untuk Kebutuhan Domestik”. Agar bisa
diketahui sejauh mana potensi sumber mata air dlopho untuk kebutuhan
domestik.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah debit di sumber mata air yang dimanfaatkan oleh
penduduk di desa Karangrejo kecamatan ngasem kabupaten Kediri ?
2. Bagaiamanakah kualitas air di desa Karangrejo kecamatan ngasem
kabupaten Kediri bila di uji menggunakkan parameter DHL dan
TDS ?
3. Bagaimanakah Potensi sumber mata air di desa Karangrejo
kecamatan ngasem kabupaten Kediri untuk memenuhi kebutuhan
air domestik masyarakat desa Karangrejo ?

C. Tujuan Penelitian
Tujuan yangingin dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui debit air di sumber mata air desa Karangrejo kecamatan
ngasem kabupaten Kediri

6
2. Mengetahui kualitas air pada sumber mata air Dlopho desa
Karangrejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri
3. Mengetahui potensi sumber mata air dlopho untuk memenuhi
Kebutuhan air minum masyarakat sekitar

D. Manfaat Penelitian
Manfaat dan kegunaan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan bagi
peneliti khususnya dalam bidang geografi.
2. Sebagai sumbangan informasi khususnya kepada masyarakat
mengenai potensi sumber mata air.
3. Sebagai sumbangan pemikiran terhadap pemerintah daerah untuk
mengetahui masalah kekurangan air di desa karangrejo

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Air
1. Pengertian Air
Air adalah semua air yang terdapat pada, di atas atau di bawah
permukaan tanah, termasuk air laut yang berada di darat (PP No.
121 tahun 2015, pasal 1 ayat 2). Air bersih menurut (Kepmenkes
No.1405/MENKES/SK/XI/2002 halaman 4) adalah air yang
digunakan untuk keperluan sehari-hari dan kualitasnya memenuhi
persyaratan kesehatan air bersih sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku dan dapat diminum apabila
dimasak. Pengertian lain mengenai air minum menurut (Permenkes
RI No.492/MENKES/PER/IV/2010 pasal 1 ayat 1) adalah air yang
melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan (bakteriologis, kimiawi, radioaktif dan
fisik) dan dapat langsung diminum.
2. Sumber-sumber Air Baku
Sumber air adalah tempat atau wadah air alami dan/atau buatan
yang terdapat pada, di atas atau di bawah permukaan tanah (PP No.
121 tahun 2015 pasal 1 ayat 3).
Menurut (PP No. 122 tahun 2015 pasal 1 ayat 1) air baku untuk air
minum rumah tangga, yang selanjutnya disebut air baku adalah air
yang berasal dari sumber air permukaan, air tanah, air hujan dan air
laut yang memenuhi baku mutu tertentu sebagai air baku untuk air
minum.
a. Air permukaan
Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan
bumi. Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat
pengotoran selama pengalirannya, misalnya oleh lumpur, batang-

8
batang kayu, daun-daun dan sebagainya. Air permukaan ada 2
macam, yakni: air sungai dan air rawa/danau (Sutrisno, 2010:14).

1) Air Sungai
Dalam penggunaannya sebagai air minum, haruslah
mengalami suatu pengolahan yang sempurna, mengingat
bahwa air sungai ini pada umumnya mempunyai derajat
pengotoran yang tinggi sekali. Debit yang tersedia untuk
memenuhi kebutuhan akan air minum pada umumnya dapat
mencukupi (Sutrisno, 2010:15).
2) Air Rawa/Danau
Kebanyakan air rawa ini berwarna yang disebabkan oleh
adanya zatzat organis yang telah membusuk, misalnya asam
humus yang larut dalam air yang menyebabkan warna kuning
cokelat (Sutrisno, 2010:15).

b. Air Tanah
Air tanah terbagi atas tiga macam, yaitu: air tanah dangkal, air
tanah dalam dan mata air (Sutrisno, 2010:16).
1) Air tanah Dangkal
Terjadi karena daya proses peresapan air dari permukaan
tanah. Lumpur akan tertahan, demikian pula dengan sebagian
bakteri, sehingga air tanah akan jernih tetapi lebih banyak
mengandung zat kimia (garam-garam yang terlarut) karena
melalui lapisan tanah yang mempunyai unsur-unsur kimia
tertentu untuk masing-masing lapisan tanah. Lapis tanah di sini
berfungsi sebagai saringan (Sutrisno, 2010:17).
2) Air Tanah Dalam
Kualitas dari air tanah dalam pada umumnya lebih baik dari air
dangkal, karena penyaringnya lebih sempurna dan bebas dari

9
bakteri. Susunan unsur-unsur kimia tergantung pada lapis-
lapis tanah yang dilalui. Jika melalui tanah lumpur, maka air
itu akan menjadi sadah, karena mengandung Ca (HCO3)2 dan
Mg (HCO3)2. Jika melalui batuan granit, maka air itu lunak dan
agresif karena mengandung gas CO2 dan Mn (HCO3)
(Sutrisno, 2010:18).

3) Mata Air
Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya dari dalam
tanah menuju permukaan. Mata air yang berasal dari tanah
dalam hampir tidak berpengaruh terhadap perubahan musim
dan kualitasnya sama dengan air dalam (Sutrisno, 2010:19).

c. Air hujan
Dalam keadaan murni, air hujan adalah air yang sangat bersih,
karena dengan adanya pengotoran udara yang disebabkan oleh
kotoran-kotoran industri/debu dan lainnya dapat menyebabkan
air hujan menjadi terkontaminasi. Maka dari itu hendaknya jika
ingin menjadikan air hujan sebagai sumber air minum, jangan
menampung air hujan pada saat hujan baru turun, karena masih
banyak mengandung kotoran (Sutrisno, 2010:14).

d. Air Laut
Air laut ini mempunyai sifat asin, karena mengandung garam
NaCl. Kadar garam NaCl dalam air laut sebesar 3%. Dengan
demikian untuk menjadikan air laut sebagai sumber air bersih
haruslah melalui pengolahan khusus (Sutrisno, 2010:14).

B. Kualitas Air

10
1. Pengertian Kualitas Air
Kualitas adalah karakteristik mutu yang diperlukan untuk
pemanfaatan tertentu dari berbagai sumber air. Kreteria mutu air
merupakan suatu dasar baku mengenai sayaratat kualitas air yang
dapat dimanfaatkan. Baku mutu air adalah suatu peraturan yang
disiapkan oleh suatu negara atau suatu daerah yang bersangkutan.
Menurut Acehpedia (2010), kualitas air dapat diketahui dengan
melakukan pengujian tertentu terhadap air tersebut. Pengujian yang
dilakukan adalah uji kimia, fisik, biologi, atau uji kenampakan (bau
dan warna). Pengelolaan kualitas air adalah upaya pemeliharaan air
sehingga tercapai kualitas air yang diinginkan sesuai peruntukannya
untuk menjamin agar kondisi air tetap dalam kondisi alamiahnya.
Dalam Peraturan Pemerintah R.I. No. 82 Tahun 2001, mutu air
ditetapkan melalui pengujian parameter fisika, parameter kimia,
parameter mikrobiologi dan parameter radioaktivitas.

2. Parameter TDS (Total dissolved solid)

Total zat padat tersuspensi adalah kandungan larutan non-organik


dan organik yang terkandung dalam perairan alamiah yang di
dalamnya terdapat beberapa jenis mineral dan gas yang memegang
peranan dalam menentukan kualitas air. Pada larutan nonorganik
gas CO2 dan O2 memegang peranan dalam menentukan status
kualitas air. Sebagai contoh untuk mengetahui bahwa status kualitas
air untk pengguna tertentu memang dipengaruhi oleh mineral-
mineral terlarut ialah bila kalsium dalam jumlah yang sedikit dapat
mempengaruhi rasa enak pada air kemasan. Sedangkan bila
ditemukan magnesium dalam jumlah yang sama dalam air kemasan
tersebut makan akan memberikan efek rasa tidak enak bagi yang
mengkonsumsi air tersebut (Nuraini,2011). Menurut Arsadi, dkk
(2007) padatan terlarut anorganik umumnya berasal dari dedaunan,
limbah industri, lumpur, pupuk, limbah rumah tangga, dan lain-lain.
Sedangkan TDS organik pada dasarnya bisa berasal dari bebatuan,
nitrogen, oksigen, karbondioksida, serta mineral-mineral seperti ;
belerang, fosfor, sulfat. Jadi kosentrasi TDS dalam air yang
meruapkan zat padat terlarut dalam air atau ditambah lagi dengan

11
konsentrasi beberapa koloid yang lolos saringan, jika suatu air
mengandung partikelpertikel koloid.

Tabel 2.3
Nilai TDS untuk berbagai jenis air (Freeze & Cheery, 1979)

Kategori Nilai TDS (mg/L)


Air Tawar 0 – 1000
Air Payau 1000 – 10.000
Air Laut 10.000 – 100.000

Table 2.4
Parameter TDS menurut Peraturan Menkes
No.492/Menkes/Per/IV/2010

Parameter Jumlah Maksimal Satuan


TDS 5000 mg/l

3. Parameter DHL
Daya hantar listrik (DHL) atau konduktitas elektrik (EC) merupakan
parameter kapasitas air dalam mengalirkan arus listrik. Pemeriksaan
terhadap bahan terlarut dalam air, dapat dilakukan secara cepat
dengan penetapan Daya Hantar Listrik (DHL) suatu larutan.
Penetapan ini merupakan pengukuran terhadap kemampuan sampel
air untuk menghantarkan aliran listrik. Besar kecilnya hsil
pengukuran bergantung pada konsentrasi total saat terlarut yang
terionisasi dalam air pada suhu air. Pergerakan ion terlarut,
konsentrasi, dan valensi akan mempengaruhi daya hantar listrik
suatu larutan. Larutan yang mengandung ion-ion akan menghantar
listrik. Pada umumnya asam, basa, dan garam-garam anorganik
merupakan pengantar listrik yang baik. Sebaliknya senyawa-
senyawa organik yang tidak terionisasi dalam larutan merupakan
pengantar listrik yang lemah (Purwanti, dkk, 2006). Mendel (1981)

12
mengklasifikasikan beberapa jenis air berdasarkan daya hantar
listriknya seperti yang tertera pada tabel 2.1

Table 2.1 Nilai daya hantar listrik berbagai jenis air (Mendel, 1981)

Jenis air DHL


Air Destilasi 5 – 50
Air Hujan 50 – 300
Air tanah Segar 300 – 2000
Air Laut 45.00 – 55.000
Air Garam >90.000

Berdasarkan pertimbangan penurunan kualitas airtanah, tingkat


kerusakan kondisi dan lingkungan airtanah tertekan maupun tidak
tertekan dapat dibagi menjadi 4 tingkatan (Mendel, 1981), yaitu : a)
Aman, apabila penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan
zat padat terlarut kurang dari 1.000 mg/l atau DHL kurang dari
1.000 µmhos/cm. b) Rawan, apabila penurunan kualitas yang
ditandai dengan kenaikan zat padat terlarut antara 1.000-10.000
mg/l atau DHL antara 1.000-1.500 µmhos/cm. c) Kritis, apabila
penurunan kualitas yang ditandai dengan kenaikan zat padat
terlarut antara 1.000-100.000 mg/l atau DHL antara 1.500-5.000
µmhos/cm. d) Rusak, apabila penurunan kualitas yang ditandai
dengan kenaikan zat padat terlarut lebih dari 100.000 mg/l atau
tercemar logam berat dan atau bahan berbahaya dan beracun atau
DHL lebih dari 5.000 µmhos/cm.

C. Kebutuhan air
1. Teori Kebutuhan
Setiap manusia mempunyai kebutuhan, dorongan, faktor intrinsic
dan extrinsic yang pemunculannya sangat tergantung dari

13
kepentingan individu. Menurut Abraham Maslow dalam teorinya
Needs Hierarchy Theory, Maslow menyusun teori motivasi
manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun
dalam bentuk hierarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan
dapat dipenuhi setelah jenjang sebelumnya telah (relatif)
terpuaskan.
Kebutuhan manusia digolongkan menjadi lima, yaitu:
a. Kebutuhan-kebutuhan dasar fisiologis (phsycological needs),
adalah kebutuhan-kebutuhan manusia yang paling dasar.
Kebutuhan dasar fisiologis terdiri dari kebutuhan-kebutuhan
yang pemuasannya ditujukan pada pemeliharaan proses-proses
biologis dan kelangsungan hidup, misalnya kebutuhan akan
makanan, air, udara, seks dan lain sebagainya. Sebagai
kebutuhan yang paling mendasar dan menyangkut
kelangsungan hidup, maka kebutuhan-kebutuhan dasar
fisiologis pemuasannya paling didahulukan oleh individu
dibanding kebutuhan-kebutuhan lainnya.
b. Kebutuhan akan rasa aman (safety needs) adalah salah satu
kebutuhan yang akan muncul dominan pada diri individu
apabila kebutuhan-kebutuhan fisiologisnya telah terpuaskan.
Yang termasuk dalam kebutuhan akan rasa aman yaitu
stabilitas, proteksi, struktur, hukum, keteraturan, batas, dan
bebas dari rasa takut dan cemas.
c. Kebutuhan akan cinta dan rasa memiliki (love
needs/belongingness) adalah kebutuhan yang mendorong
individu untuk membangun hubungan afektif dengan orang
lain, baik di lingkungan keluarga, lingkungan pergaulan atau
dalam kelompok. Menurut Maslow, kegagalan kebutuhan cinta
dan memiliki ini menjadi sumber hampir semua bentuk
psikopatologi.

14
d. Kebutuhan akan rasa harga diri (self esteem needs) adalah
kebutuhan yang mencakup hasrat individu untuk memperoleh
kompetensi, rasa percaya diri, kekuatan pribadi, adekuasi,
prestasi, kemandirian dan kebebasan
e. Kebutuhan akan aktualisasi diri, yaitu kebutuhan individu
untuk mewujudkan dirinya sebagai apa yang ada di dalam
kemampuannya, atau kebutuhan individu untuk menjadi apa
saja menurut kemampuan (potensi) yang dimilikinya.
Pengaktualisasian diri menunjukkan upaya pada diri masing-
masing individu untuk menjadi yang terbaik sesuai dengan
bidangnya atau potensi yang dimilikinya. Akan tetapi upaya
untuk memuaskan kebutuhan akan aktualisasi diri tidaklah
mudah, perlu suatu pengorbanan baik biaya dan waktu.
Kelima kebutuhan dasar dan universal dari teori kebutuhan
bertingkat tersebut tersusun dalam beberapa tingkatan, dimana
kebutuhan yang ada di bawah pemuasannya lebih mendekati
daripada kebutuhan yang ada diatasnya. Individu tidak akan
berusaha melompat ke pemuasan kebutuhan ke tingkat atas apabil
kebutuhan yang ada dibawahnya belum terpuaskan. Berdasarkan
teori kebutuhan bertingkat dari Abraham Maslow tersebut, maka
kebutuhan akan air bersih termasuk kebutuhan dasar fisiologis,
dimana kebutuhan pemuasannya ditujukan untuk pemeliharaan
proses biologis dan kelangsungan hidup individu serta bersifat
mendesak dan paling didahulukan daripada kebutuhan yang lain
2. Definisi Kebutuhan Air Bersih
Kebutuhan air bersih adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
melayani penduduk yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian
air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non
domestik. Dalam melayani jumlah cakupan pelayanan penduduk
akan air bersih sesuai target, maka direncanakan kapasitas sistem
penyediaan air bersih yang dibagi dalam dua klasifikasi pemakaian

15
air, yaitu untuk keperluan domestik (rumah tangga) dan non
domestik.
a. Kebutuhan Air Bersih Untuk Domestik ( Rumah Tangga)
Menurut Ditjen Cipta Karya (1990), menyatakan bahwa
kebutuhan domestik dimaksudkan adalah untuk memenuhi
kebutuhan air bersih bagi keperluan rumah tangga yang
dilakukan melalui Sambungan Rumah (SR) dan kebutuhan
umum yang disediakan melalui fasilitas Hidran Umum (HU).
b. Kebutuhan Air Bersih untuk Non domestik
Menurut Ditjen Cipta Karya (1990), kebutuhan air bersih non
domestik dialokasikan pada pelayanan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih berbagai fasilitas sosial dan komersial
yaitu fasilitas pendidikan, peribadatan, pusat pelayanan
kesehatan, instansi pemerintahan dan perniagaan. Besarnya
pemakaian air untuk kebutuhan non domestik diperhitungkan
20% dari kebutuhan domestik.

3. Sistem Pendistribusian Air Bersih


Sistem Pendistribusian air bersih adalah sistem langsung
berhubungan dengan konsumen yang mempunyai fungsi pokok
mendistribusikan air yang telah memenuhi syarat ke seluruh daerah
pelayanan. Sistem ini meliputi unsur sistem pemipaan dan
perlengkapannya, hidran kebakaran, tekanan tersedia, sistem
pemompaan, dan reservoir distribusi. Menurut Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 18/PRT/M/2007 tujuan pengoperasian unit
distribusi ini untuk mengalirkan air hasil olahan keseluruhan
jaringan distribusi sampai di semua unit pelayanan sesuai dengan
standar pelayanan yang telah ditetapkan baik dari segi kuantitas,
kualitas, dan kontinuitas.
Dalam perencanaan sistem distribusi air bersih, beberapa faktor yang
harus diperhatikan, yaitu :

16
a. Daerah layanan dan jumlah penduduk yang akan dilayani, jumlah
penduduk yang dilayani tergantung pada
1) Kebutuhan
2) Kemauan/minat
3) Kemampuan atau tingkat sosial ekonomi masyarakat
b. Kebutuhan air debit adalah debit air yang harus disediakan untuk
daerah pelayanan.
c. Letak topografi daerah layanan, yang akan menentukan sistem
jaringan dan pola aliran yang sesuai.
d. Jenis sambungan system
Jenis sambungan dalam sistem distribusi air bersih dibedakan
menjadi 5 jenis, yaitu :
1) Sambungan langsung yaitu pelayanan air bersih, dimana piap
pelayanan dimasukkan ke dalam rumah sampai ke ke
plumbing Fixture. Melayani untuk domestik (rumah tangga)
non domestik (non rumah tangga).
2) Sambungan halaman yaitu jenis pelayanan air bersih dimana
pipa pelayanan hanya diizinkan sampai di box meter. Melayani
untuk domestik (rumah tangga).
3) Hidran umum yaitu jenis pelayanan pelanggan sistem air
minum perpipaan atau non perpipaan dengan sambungan per
kelompok pelanggan dan tingkat pelayanan hanya untuk
memenuhi kebutuhan air minum, dengan cara pengambilan
oleh masing-masing pelanggan ke pusat penampungan.
4) Terminal air adalah merupakan jenis pelayanan air bersih
untuk daerah yang memerlukan air tapi tidak terjangkau oleh
pipa distribusi.
5) Kran umum merupakan pelayanan air bersih yang digunakan
secara komunal pada kelompok masyarakat tertentu, yang
mempunyai minat tapi kurang mampu dalam membiayai

17
penyambungan pipa ke masingmasinng rumah. Biasanya 1
kran umum dipakai untuk melayani kurng lebih dari 20 orang

4. Kebutuhan Air Menurut Perhitungan SNI


Permintaan/kebutuhan air adalah kebutuhan air yang diperlukan
untuk digunakan demi menunjang segala kegiatan manusia,
meliputi air bersih domestik dan non domestik (Kodoatie, 2003).
Kebutuhan air domestik ditentukan oleh jumlah penduduk dan
konsumsi air perkapita. Penggunaan air untuk masingmasing
komponen secara pasti sulit untuk dirumuskan, sehingga dalam
perencanaan atau perhitungan sering digunakan asumsi atau
pendekatan-pendekatan berdasarkan kategori kota dan jumlah
penduduk (Brahmanja, 2014).
Tabel 1.
Standar Kebutuhan Air Bersih (SNI 6728. 1: 2015)

No Kategori Jumlah Penduduk Pemakaian Air


(jiwa ) (1/hari/jiwa)
1 Metropolitan  1000000 150 – 200
2 Kota Besar 500.000 – 1000000 120 – 150
3 Kota sedang 100000 – 500000 100 – 125
4 Kota kecil 20000 – 100000 90 – 110
5 Semi urban (Ibu kota 3000 – 2000 60 – 90
kecamatan/ desa)

Tabel 2.
Kebutuhan Air Bersih Berbagai Sektor (SNI 19-6728. 1-2002)

Jenis Standar Standart Satuan


Pemakaian terpilih
Domestik
Kota dengan 290 - 1/jiwa/hari

18
penduduk >
1.000.000
Kota dengan 150 - 1/jiwa/hari
penduduk =
1.000.000
Pedesaan 100 - 1/jiwa/hari
Keran umum 30 - 1/jiwa/hari

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian

19
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif
kuantitatif yaitu menganalisis data yang diperoleh dari hasil survey
dan data dari dinas-dinas terkait kemudian diinterpretasikan
menggunakan angka berdasarkan teori dan literatur yang
berhubungan dengan daerah penelitian (Sugiyono, 2014).
B. Metode Penelitian
Penelitian pasti memerlukan suatu Metode untuk membantu
proses pengumpulan dan pengolahan Hasil penelitian yang dilakukan
Metodologi penelitian adalah mengungkapkan bagaimana suatu
proses penelitian dilakukan yaitu meliputi dengan alat apa dan
bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. Untuk melakukan suatu
penelitian seorang peneliti seharusnya sudah menetapkan metode
penelitiannya terlebih dahulu sehingga memudahkan peneliti dalam
melaksanakan penelitian
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah survey. Metode
ini mengumpulkan beberapa data yang bertujuan untuk menganalisis
potensi sumber mata air dlopo desa Karangrejo kecamatan Ngasem
kabupaten Kediri untuk kebutuhan air domestik masyarakat desa
Karangrejo berdasarkan segi kuantitas dan kualitasnya untuk
memenuhi kebutuhan air bersih penduduk dan kebutuhan irigasi di
Desa Nguter.
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian berada pada administrasi dusun Dlopo desa
Karangrejo kecamatan Ngasem kabupaten Kediri dan pada koordinat
7°48’5.85” LS - 112°2’3.7”BT.
Waktu penelitian dilaksanakan pada tanggal 10 Desember 2022 – 14
Desember 2022.
D. Metode pengumpulan data dan instrument penelitian
1. Observasi
Observasi adalah cara dan teknik pengumpulan data dengan
melakukan pengukuran dan pencatatan secara sistematis terhadap

20
gejala atau fenomena yang ada pada objek penelitian. Penelitian ini
menggunakan teknik observasi langsung yaitu penelitian yang
dlakuakan terhadap objek di tempat kejadian atau di tempat
terjadinya peristiwa sehingga observer berada bersama objek yang
diteliti (Moh. Pabundu Tika, 2005: 44).
Observasi langsung dilakukan untuk mendapatkan data
awal tentang daerah penelitian untuk mendapat gambaran umum
daerah penelitian berdasarkan lokasi pada sumber Delopo. Hasil
obesrvasi berupa data primer yaitu melakukan pengukuran beda
tinggi muka debit air, kualitas air di daerah penelitian.
Dalam pengumpulan sumber data, peneliti melakukan
pengumpulan sumber data dalam wujud data primer dan data
sekunder.
1) Data Primer
Data Primer ialah jenis dan sumber data penelitian yang
di peroleh secara langsung dari sumber pertama (tidak melalui
perantara),baik individu maupun kelompok. Jadi data yang di
dapatkan secara langsung. Data primer secara khusus di
lakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian
Data primer meliputi debit mata air dlopo, kualitas air
mata air dlopo dan jumlah kebutuhan air bersih penduduk di
Desa Karangrejo Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri.
2) Data Sekunder
Data Sekunder merupakan sumber data suatu penelitian
yang di peroleh peneliti secara tidak langsung melalui media
perantara (di peroleh atau dicatat oleh pihak lain). Data
sekunder itu berupa bukti, catatan atau laporan historis yang
telah tersusun dalam arsip atau data documenter.

E. Teknik Analisis data


1) Menghitung debit sumber mata air dlopo

21
Perhitungan debit dilakukan dengan perhitungan persamaan
metode pelampung. Adapun rumus debit air sungai dengan metode
pelampung seperti berikut ini (Khotimah, 2008:46):

Q= A × V ...........................................................................3.1

V =k ×u.............................................................................3.2

u=l/t ..............................................................................................3.3
k =1−0,116 ¿ ] )..............................................................................3.4

Keterangan :
Q = debit air (m3/detik)
k = nilai koefisien pelampung
u = kecepatan hanyut pelampung (m/detik)
l = Jarak hulu ke hilir pengamatan (m)
t = waktu tempuh pelampung dari hulu ke hilir (detik)
α = kedalaman bagian pelampung yang tenggelam dibagi
kedalaman air.

2) Menghitung kebutuhan air domestik penduduk desa karangrejo


a. Standar Nasional Indonesia

Q ( DMI )=365 hari× { q (u)


1000
× P (u)+
q(r )
1000
× P(r) }
Keterangan :
Q (DMI) : kebutuhan air untuk kebutuhan domestik
(m³/tahun)
q(u) : konsumsi air pada daerah perkotaan
(liter/kapita/hari)
q(r) : konsumsi air daerah pedesaan (liter/kapita/hari)
P(u) : jumlah penduduk kota
P(r) : jumlah penduduk pedesaan

Kebutuhan air penduduk pedesaan=∑ Penduduk ×365 ×60 L


Kebutuhan air penduduk perkot a an=∑ Penduduk × 365× 120 L
(Badan Standardisasi Nasional, 2002:10)

22
Daftar Pustaka

23

Anda mungkin juga menyukai