Anda di halaman 1dari 14

Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No.

1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

ANALISIS KUALITAS AIR PADA SUMBER MATA AIR DI DESA


TOLNAKU KECAMATAN FATULE’U KABUPATEN KUPANG
NUSA TENGGARA TIMUR

Susanti Y. Manune1, Kristina Moi Nono2, Demak E. R. Damanik2


1
Anggota Peneliti Prodi Biologi FST Undana Kupang
2
Staf Pengajar Prodi Biologi FST Undana Kupang

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas air dan sumber pencemar berdasarkan
beberapa parameter fisik, kimia dan biologi dari tiga sumber mata air, yaitu mata air Betmanu,
Oelmela dan Oelekam di Desa Tolnaku Kecamatan Fatule’u Kabupaten Kupang Nusa
Tenggara Timur. Data hasil penelitian dianalisis secara deskriptif kualitatif untuk memberikan
gambaran kualitas air pada sumber rmata air berdasarkan parameter fisik, kimia dan biologi
kemudian dibandingkan dengan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 Tentang
Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada mata air Betmanu, parameter yang memenuhi baku
mutu yang dipersyaratkan yaitu parameter bau, Suhu, TDS (Total Dissolved Solids), TSS
(Total Suspended Solids), pH dan COD (Chemical Oxygen Demand) sedangkan yang tidak
memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu parameter biologi. Hasil penelitian
menunjukan bahwa parameter yang memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan pada mata air
Oelmela dan Oelekam sama, yaitu parameter bau, Suhu, TDS, TSS, pH, sedangkan parameter
yang tidak memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan yaitu parameter COD (Chemical
Oxygen Demand) dan biologi. Dari ketiga sumber mataair ini memiliki kandungan bakteri
yang relative tinggi, sehingga sumber mata air tersebut dapat diindikasikan bahwa air tersebut
dalam kondisi tercemar oleh akumulasi bahan organic terutama seresah dari vegetasi hutan
serta banyaknya aktivitas yang dilakukan di sumber mata air dan adanya kontaminasi sumber
mata air oleh kotoran hewan yang mengandung bakteri, virus dan/atau organisme penyebab
penyakit lainnya.

Kata kunci : Baku mutu, mata air, parameter, analisis

40
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Kebutuhan air untuk keperluan sehari- Di Indonesia, umumnya sumber air


hari, berbeda untuk tiap tempat dan tiap minum berasal dari air permukaan (surfedit
tingkatan kehidupan, karena kebutuhan air water), air tanah (ground water) dan air
sangat kompleks antara lain untuk minum, hujan. Termasuk air permukaan adalah air
masak, mandi, mencuci (bermacam- sungai dan air danau, sedangkan air tanah
macam cucian) dan sebagainya. dapat berupa air sumur dangkal, air sumur
Kehidupan manusia juga tidak terlepas dalam maupun mata air. Perbedaan sumber
dari kebutuhan akan air bersih terutama air air minum akan menyebabkan perbedaan
minum. Selama ini kebutuhan akan air komposisi air yang dihasilkannya (Mulia,
dipenuhi dari berbagai sumber antara lain 2005).
air tanah, air sungai, air hujan, air Desa Tolnaku merupakan salah satu
pegunungan dan air laut (Notoatmodjo, Desa di Kecamatan Fatule’u Kabupaten
2003). Kupang yang wilayahnya terdapat
Menurutper hitungan WHO di negara- beberapa sumber mata air. Namun pada
negara maju tiap orang memerlukan air penelitian ini, peneliti ingin memfokuskan
antara 60-120 liter perhari. Negara-negara penelitian pada tiga sumber mata air, yakni
berkembang, termasuk Indonesia tiap sumber mata air Betmanu, sumber mata air
orang memerlukan air antara 30-60 liter Oelmela dan sumber mata air
per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air Oelekam.Ketiga sumber mata air ini adalah
tersebut, yang sangat penting adalah sumber mata air yang sering digunakan
kebutuhan untuk minum. Oleh karena itu, oleh sebagian besar masyarakat Desa
untuk keperluan minum (termasuk untuk Tolnaku Kecamatan Fatule'u Kabupaten
masak) air harus mempunyai persyaratan Kupang untuk memenuhi kebutuhan hidup
khusus agar air tersebut tidak sehari-hari seperti mandi, mencuci,
menimbulkan penyakit bagi manusia memasak dan digunakan sebagai air
(Notoatmodjo, 2003). minum.
Pengadaan air bersih untuk Letak ketiga sumber mata air tersebut
kepentingan rumah tangga seperti air berada di tengah- tengah daerah
minum, air mandi dan sebagainya, harus perkebunan masyarakat yang didominasi
memenuhi persyaratan yang sudah oleh pohon kelapa dan pinang dan
ditentukan peraturan Internasional (WHO sebagian lahan di sekitar sumber mata air
dan APHA). Kualitas air yang tidak dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian.
memenuhi syarat dapat menimbulkan Namun, dari ketiga sumber mata air
gangguan terhadap kesehatan, perlu tersebut ada perbedaan pada penampungan
diperhatikan keadaan lingkungan yang mata air yaitu mata air Oelekam sudah ada
sangat buruk terutama dalam penutup pada penampung mata air dan
penampungan sumber mata air yang tidak sudah menggunakan pipa untuk
terjaga kebersihannya (Suriawiria, 2008). menyalurkan air bersih pada pemukiman
Mengingat pentingnya peran air, masyarakat. Sumber mata air Betmanu dan
sangat diperlukan adanya sumber air yang sumber mata air Oelmela masih dalam
dapat menyediakan air yang baik dari segi keadaan terbuka atau belum ada penutup
kuantitas dan kualitasnya. pada penampung mata airnya, sehingga

41
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

banyak sampah-sampah pada sumber mata Sedangkan analisis kualitas air (TSS, COD
airmisalnya serasah yang berasal dari dan bakteri) dilakukan di Laboratorium
tumbuh-tumbuhan di sekitar lokasi sumber FKIP Biologi dan Kimia, Undana Kupang.
mata air. Setiap hari masyarakat Penelitian ini menggunakan metode
melakukan aktivitas di sekitar sumber survey deskriptif untuk memperoleh
mata air misalnya mandi, mencuci, gambaran terhadap kualitas air pada
mengambil air, mengambil hasil pertanian sumber mata air (in-situ) dan uji kualitas
dan membawa hewan peliharan seperti air (eks-situ) di Laboratorium FKIP Biologi
sapi dan kambing untuk diberi minum. dan Kimia, Undana Kupang, dan
Kondisi sumber mata air yang terbuka, menganalisis data yang telah diperoleh
memungkinkan terjadinya kontaminasi secara deskriptif kualitatif, dimana data
baik dengan bahan organik seperti daun kualitas sumber mata air hasil analisis di
kering atau hewan mati, maupun laboratorium dibandingkan dengan
terkontaminasi dengan kotoran hewan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun
seperti anjing, babi, sapi, ayam dan kerbau 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air
ataupun dengan berbagai polutan dari dan Pengendalian Pencemaran Air,
udara. Selain itu, aktivitas masyarakat kemudian dilakukan analisis data dengan
seperti mandi, mencuci dilakukan di memberikan pemaparan gambaran
sumber mata air dapat meningkatkan mengenai situasi yang diteliti dalam bentuk
kandungan mineral pada air, sehingga uraian naratif.
merugikan masyarakat Desa Tolnaku.
Keadaan ini akan semakin diperparah HASIL DAN PEMBAHASAN
apabila dihubungkan dengan kebiasaan
masyarakat yang langsung meminum air Gambaran Umum Lokasi Penelitian
tanpa direbus terlebih dahulu. Desa Tolnaku merupakan salah satu
Desa yang ada di Kecamatan Fatule’u
MATERI DAN METODE Kabupaten Kupang Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Desa Tolnaku memiliki
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan jumlah penduduk sebanyak 370 KK
Desember 2017-Januari 2018 di Desa dengan rincian laki-laki 896 orang dan
Tolnaku Kecamatan Fatule’u Kabupaten perempuan 740 orang, dengan latar
Kupang. Sampel penelitian diambil pada 4 belakang pendidikan buta huruf 146 orang,
stasiun yang berbeda yaitu pada titik mata SD 478 orang , SMP 276 orang, SLTA 43
air, 10 m dari mata air dan 20 m dari mata orang, Sarjana 12 orang. Iklim di Desa
air pada mata air terbuka (Betmanu dan Tolnaku secara umum tidak berbeda jauh
Oelmela) sedangkan pada mata air tertutup dengan iklim di beberapa wilayah lainnya
(Oelekam) diambil pada titikmata air saja. di Kabupaten Kupang yaitu iklim tropis
Pengukuran bau, suhu, pH dan TDS dan kering.Musim hujan sangat pendek
dilakukan secara langsung (in-situ) pada yaitu 3-4 bulan, sedangkan musim kemarau
lokasi sumber mata air selama 3 hari dari 8-9 bulan. Rata-rata suhu udaranya
tanggal 26-29 Desember 2017 pada pukul berkisar antara 200- 270C, dengan curah
(06.00, 12.00 dan 16.00). hujan rata-rata per tahun 1311 mm.

42
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Desa Tolnaku memiliki topografi yang 2. Sumber mata air Oelmela


bervariasi mulai dari dataransampai Lokasi sumber mata air Oelmela berada
pegunungan.Oleh Karena itu, Desa di sekitar daerah perkebunan dan
Tonaku memiliki sumber mata air yang pertanian masyarakat. Vegetasi di
melimpah dan digunakan oleh masyarakat sekitar sumber mata air Oelmela yaitu
untuk memenuhi kebutuhan air bersih pohon pisang, kelapa, pinang, mangga
sehari-hariseperti mencuci, mandi dan beberapa pohon besar lainnya
terutama sebagai sumber air minum. dengan jarak antar pohon yang satu
Sumber mata air di Desa Tolnaku dengan yang lainnya sekitar 3-5 m. Ada
berada di kawasan perkebunan dan daerah juga rumput dan tumbuhan paku yang
pertanian masyarakat. Gambaran umum tumbuh di sekitar lokasi sumber mata
lokasi sumber mata air di desa Tolnaku air. Mata air Oelmela adalah mata air
yaitu: yang belum terlindungi atau masih
1. Sumber mata air Betmanu dalam keadaan terbuka. Masyarakat
Lokasi sumber mata air Betmanu membuat pancuran pada bak
secara umum didominasi oleh tanaman penampung untuk aktivitas seperti
kelapa, pinang, pisang, pohon enau, mandi, mencuci dan mengambil air
rerumputan dan beberapa pohon besar untuk memasak. Gambaran umum
lainnya. Kebutuhan masyarakat seperti lokasi sumber mata air Oelmela dapat
mandi, mencuci dan mengambil air dilihat pada Gambar 2.
untuk memasak, menggunakan air
yang dialirkan dari titik mata air ke
bak penampung. Jarak titik mata air
dengan bak penampung yaitu sekitar
86 m. Bak penampung ini belum
dibuat penutup pada bagian atasnya
atau masih dalam keadaan terbuka.
Gambaran umum lokasi sumber mata Gambar 2. Sumber mata air Oelmela(Dok:
air Betmanu dapat dilihat pada gambar Manune, 2017)
1.
3. Sumber mata air Oelekam
Lokasi sumber mata air Oelekam
didominasi oleh pohon kelapa, pinang
dan beberapa pohon besar lainnya serta
tumbuhan paku di sekitar mata air.
Sumber mata air Oelekam adalah
sumber mata air yang terlindungi dan
Gambar 1. Sumber mata air Betmanu telah menggunakan pipa untuk
(Dok: Manune, 2017) penyaluran air bersih kepada
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari.

43
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Gambaran umum lokasi sumber Hasil penelitian kualitas air secara


mata air Oelekam dapat dilihat pada fisik pada sumber mata air
Gambar 3. Betmanu, Oelmela dan Oelekam
yaitu:
a. Bau
Hasil pengukuran kualitas fisik air
yang berasal dari tiga lokasi yaitu
mata air Betmanu, Oelekam dan
Oelmela relatif baik yaitu tidak
berbau. Menurut Effendi (2003),
salah satu syarat air yang baik dan
Gambar 3. Sumber mata air Oelekam aman untuk dikonsumsi adalah air
(Dok: Manune, 2017) yang memiliki ciri tidak berbau bila
dicium dari jarak jauh maupun
dekat. Air minum yang dikonsumsi
Kualitas Air Pada Sumber Mata Air dikategorikan baik apabila
Betmanu, Oelmela dan Oelekam memenuhi persyaratan fisik yaitu
1. Parameter Fisika tidak keruh, tidak berwarna dan
Kualitas air, khususnya untuk air tidak berbau (Morinto dkk,
minum dan keperluan rumah tangga 2015).Maka, sesuai dengan PP No
lainnya (mandi, cuci dan kakus), 82 Tahun 2001, parameter bau dari
secara ideal harus memenuhi standar, tiga lokasi sumber mata air tersebut
baik sifat fisik, kimia maupun memenuhi syarat air minum dan
mikrobiologinya. Jika kualitas air layak untuk dikonsumsi.
melampaui ambang batas maksimum b. Suhu
yang diperbolehkan berdasarkan Hasil penelitian kualitas air
peraturan maupun keputusan pada sumber mata air Betmanu,
Pemerintah, maka kualitas air tersebut Oelmela dan Oelekam baik secara
menurun sesuai peruntukannya, fisik, kimia dan mikrobiologi dapat
sehingga digolongkan sebagai air dilihat pada Lampiran 1, sedangkan
tercemar (Fardiaz, 1992). data rata-rata suhu dapat dilihat
pada Tabel 1.

Tabel 1. Rata-rata hasil pengukuran suhu pada sumber mata airBetmanu, Oelmela dan
Oelekam
Parameter/ Mata air Pengukuran rata- Rata- PP No
Satuan rata pada rata 82/2001
Pagi Siang Sore
Suhu Betmanu 27 29 27,2 27,6
0
C Oelmela 28,3 29 27,8 28,6 26-290C
Oelekam 28 28,3 28 28,1

44
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Dari data Tabel 1, suhu di perairan dipengaruhi oleh


memperlihatkan suhu pada mata air berbagai faktor, seperti intensitas
Betmanu, Oelmela dan Oelekam, cahaya matahari, pertukaran panas
tidak berbeda jauh dimana mata air antara air dengan udara sekeliling
Oelmela memperlihatkan suhu dan penutupan oleh pepohonan.
rata-rata tertinggi yaitu 28,60C Pengukuran suhu berdasarkan
dibandingkan dengan suhu mata air waktu pengukuran pagi, siang dan
di Betmanu 27,60C dan Oelekam sore memperlihatkan adanya
28,10C. perbedaan suhu rata-rata.
Lebih tingginya suhu di mata Pengukuran siang hari lebih tinggi
air Oelmela diduga dipengaruhi dibandingkan dengan suhu pada
oleh faktor lingkungan dan lokasi pengukuran pagi dan sore hari. Hal
pengukuran sampel merupakan ini diduga karena pada siang hari
daerah terbuka yang terkena sinar letak matahari yang tegak lurus
matahari secara langsung, sehingga sehingga intensitas cahaya lebih
penetrasi cahaya masuk secara tinggi dan suhu menjadi lebih
langsung mengalami kontak tinggi.
dengan mata air. Terpaparnya Berdasarkan Baku Mutu Air
sumber mata air dari cahaya dapat Kelas 1 (air minum) PP No 82
menaikan suhu air. Pernyataan ini, Tahun 2001, suhu air 26-290C.
didukung oleh pendapat Odum Pengukuran suhu rata-rata sumber
(1971) dalam Sundra (1997) bahwa mata air Betmanu, Oelmela dan
tinggi rendahnya suhu air berkaitan Oelekam berada pada kisaran yang
dengan tinggi rendahnya intensitas diperbolehkan 270C-290C. Dengan
cahaya matahari. Bila intensitas demikian dapat dinyatakan bahwa
cahaya besar, maka suhu air akan sumber mata air Betmanu, Oelmela
naik. dan Oelekam dikategorikan sebagai
Mata air Betmanu adalah sumber mata air yang layak dan
sumber mata air yang memiliki aman dikonsumsi atau sesuai
suhu terendah dari ketiga sumber dengan standar Baku Mutu Air
mata air yaitu 27,60C. Kondisi ini Kelas 1 (air minum).
diduga disebabkan karena letak c. Jumlah zat padat terlarut/ Total
sumber mata air Betmanu memiliki Dissolved Solid(TDS)
vegetasi pepohonan yang lebat Zat padat terlarut merupakan
sehingga menghalangi penetrasi padatan yang terdiri dari senyawa-
cahaya matahari ke perairan, senyawa organik dan anorganik
sehingga nilai suhu pada mata air yang larut di dalam air, mineral dan
Betmanu tidak terlalu tinggi. garam-garamnya (Fardiaz,
Pernyataan ini didukung dengan 1992).Data rata-rata TDS dapat
pendapat dari Barus (2004), bahwa dilihat pada Tabel 2.

45
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Tabel 2. Rata-rata hasil pengukuran TDS pada sumber mata air


Betmanu, Oelmela dan Oelekam
Parameter/ Mata air Pengukuran rata-rata Rata- PP No
Satuan pada rata 82/2001
Pagi Siang Sore
TDS/ Betmanu 243 234,3 226 234,4
Mg/l Oelmela 250,3 234,6 249,6 244,8 1000
Oelekam 251 229 245 241,6

Dari data Tabel 2, memperlihatkan ketiga sumber mata air tersebut


nilai rata-rata hasil pengukuran zat mengakibatkan alat-alat rumah
padat terlarut pada sumber mata air tangga menjadi berkerak.
Oelmela yang paling tinggi yaitu Timbulnya kerak di wadah
244,8 mg/l dibandingkan dengan penyimpanan air diduga
nilai TDS mata air Oelekam 241,6 dipengaruhi oleh adanya zat kapur
mg/l dan mata air Betmanu 234,4 dan belerang. Pendapat ini
mg/l. didukung oleh Wardhana (1999),
Tingginya nilai TDS pada sumber bahwa air dengan kadar TDS tinggi
mata air Oelmela diduga selain menyebabkan kerak dalam alat-alat
dipengaruhi oleh dedaunan atau rumah tangga dan rasa air tidak
serasah juga dipengaruhi oleh sisa- enak seperti rasa logam.
sisa bahan buangan sabun dan Mata air Betmanu memiliki nilai
deterjen karena masyarakat lebih TDS yang paling rendah dari ketiga
banyak melakukan aktifitas seperti sumber mata air yaitu 234,4 mg/l,
mandi dan mencuci pada mata air. walaupun sumber mata air ini
Hal ini didukung oleh pendapat dalam keadaan terbuka. Hal ini
(Setiari dkk, 2012), yang diduga karena kurangnya aktifitas
menyatakan bahwa penyebab masyarakat yang menghasilkan
utama keberadaan TDS di perairan limbah anorganik di mata air.
adalah sisa-sisa bahan organik dan Pengukuran TDS berdasarkan
molekul sisa-sisa bahan buangan waktu pengukuran pagi, siang dan
seperti molekul sabun, deterjen dan sore hari memperlihatkan adanya
surfaktan yang larut dalam air. perbedaan rata-rata nilai TDS.
Selain itu penyebab tingginya nilai Pengukuran pada pagi hari lebih
TDS pada mata air Oelmela diduga tinggi dibandingkan dengan TDS
karena adanya kandungan bahan pada pengukuran siang dan sore
anorganik berupa ion-ion di hari. Hal ini diduga dipengaruhi
perairan.Menurut hasil wawancara oleh aktivitas masyarakat yang
yang dilakukan, ditemukan air dilakukan pada pagi hari
yang digunakan masyarakat dari dibandingkan siang dan sore hari.

46
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Secara umum, nilai rata-rata TDS Dari data Tabel 3, memperlihatkan


pada ketiga sumber mata air nilai rata-rata TSS pada mata air
tersebut masih di bawah ambang Betmanu, Oelmela dan Oelekam
batas maksimum yang diperoleh hasil yang sama yaitu 5
diperbolehkan menurut Baku Mutu mg/l. Nilai TSS dari ketiga sumber
Air Kelas 1 PP No 82 Tahun 2001 mata air tersebut sangat kecil atau
yaitu 1000mg/l. Dengan demikian, jauh berada di bawah ambang batas
dapat dinyatakan bahwa ketiga yang diperbolehkan oleh Baku
sumber mata air ini, yaitu sumber Mutu Air menurut PP No 82 Tahun
mata air Betmanu, Oelmela dan 2001 menetapkan bahwa kadar
Oelekam dikategorikan sebagai maksimum TSS yang
sumber mata air yang layak dan diperbolehkan dalam penggunaan
aman dikonsumsi atau sesuai air kelas 1 adalah 50 mg/l. Dengan
dengan Baku Mutu Air Kelas 1 (air demikian, secara umum kadar TSS
minum). dari ketiga sumber mata air layak
d. Jumlah zat tersuspensi/Total dan aman untuk dimanfaatkan
Suspended Solid(TSS) sebagai sumber baku air minum.
Padatan tersuspensi terdiri atas 2. Parameter kimia
partikel-partikel tersuspensi berupa Kandungan bahan-bahan kimia yang
lumpur dan pasir halus serta jasad- ada di dalam air berpengaruh
jasad renik. Padatan tersuspensi terhadapkesesuaian penggunaan air.
mengandung bahan organik dan Secara umum karakteristik kimiawi air
anorganik. Penyebab nilai zat meliputi pH,alkalinitas, kation dan
tersuspensi yang utama adalah anion terlarut dan kesadahan (Suripin,
kikisan tanah atau erosi yang 2001). Hasil penelitian kualitas air
terbawa ke badan air (Effendi, secara kimia pada sumber mata air
2003).Data rata-rata TSS dapat Betmanu, Oelmela dan Oelekam
dilihat pada Tabel 3. yaitu:

Tabel 3. Rata-rata hasil pengukuran TSS pada sumber mata air


Betmanu, Oelmela dan Oelekam
Parameter/ Mata air Ulangan Rata- PP No
Satuan rata 82/2001
1 2 3
TSS Betmanu 5 5 5 5
Mg/l Oelmela 5 5 5 5 50
Oelekam 5 5 5 5

47
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

a. Derajat Keasaman (pH) Kondisi ini diduga karena tidak


Nilai derajat keasaman (pH) adanya aktivitas masyarakat di
menyatakan intensitas keasaman lokasi sumber mata air karena mata
atau alkalinitas dari suatu cairan air Oelekam adalah mata air yang
encer dan mewakili konsentrasi telah menggunakan pipa untuk
hidrogen ionnya. Nilai pH penyaluran air bersih.
merupakan parameter penting Pengukuran pH berdasarkan waktu
dalam analisis kualitas air karena, pengukuran pagi, siang dan sore
pengaruhnya terhadap proses- hari memperlihatkan adanya
proses biologis dan kimia di perbedaan pH rata-rata. Pengukuran
dalamnya (Chapman, 2000). Data pagi hari lebih tinggi dibandingkan
rata-rata pH dapat dilihat pada dengan pH pada pengukuran siang
Tabel 4. dan sore hari. Hal ini diduga
Dari data Tabel 4, dipengaruhi oleh garam-garam dan
memperlihatkan nilai pH rata-rata mineral yang larut dalam air.Selain
pada mata air Betmanu, Oelmela itu dapat pula disebabkan oleh
dan Oelekam tidak berbeda jauh kandungan deterjen yang masuk ke
dimana mata air Oelmela dalam air, mengingat kebiasaan
memperlihatkan pH rata-rata masyarakat yang setiap harinya
tertinggi yaitu 6,53 dibandingkan mencuci dan mandi di badan air
dengan nilai pH pada mata air di secara langsung. Hal tersebut
Betmanu 6,50 dan Oelekam 6,40. didukung dengan pendapat ahli
Lebih tingginya nilai pH di mata yaitu: “fluktuasi nilai pH
air Oelmela diduga dipengaruhi dipengaruhi oleh adanya buangan
oleh tingginya larutan sabun limbah organik dan anorganik ke
(deterjen, shampo dan bahan dalam badan air (Yuliastuti dalam
pembersih lainnya) yang ada di Ali, 2013)”.
dalam air. Hal ini disebabkan oleh Berdasarkan Baku Mutu Air PP No
aktivitas mencuci dan mandi secara 82 Tahun 2001, pH air 6-9.
langsung di sumber mata air, Pengukuran pH rata-rata sumber
sehingga menyebabkan naiknya mata air berada pada kisaran 6,40-
nilai pH. Pernyataan ini didukung 6,53. Dengan demikian, dapat
oleh pendapat Sastrawijaya (1991), dinyatakan bahwa sumber mata air
yang menyatakan bahwa semakin Betmanu, Oelmela dan Oelekam
tinggi bahan kimia organik di dikategorikan sebagai sumber mata
perairan, maka konsentrasi pH air yang layak dan aman untuk
akan semakin tinggi. Mata air dikonsumsi atau sesuai dengan
Oelekam adalah sumber mata air standar Baku Mutu sebagai air
yang memiliki nilai pH terendah kelas 1(air minum).
dari ketiga sumber mata air yaitu
6,40.

48
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Tabel 4. Rata-rata hasil pengukuran pH pada sumber mata air


Betmanu, Oelmela dan Oelekam
Parameter/ Mata air Pengukuran rata- Rata- PP No
Satuan rata pada rata 82/2001
Pagi Siang Sore
pH Betmanu 6,67 6,45 6,38 6,50
Oelmela 6,68 6,44 6,49 6,53 6-9
Oelekam 6,48 6,47 6,27 6,40

Tabel 5. Rata-rata hasil pengukuran COD pada sumber mata air


Betmanu, Oelmela dan Oelekam
Parameter/ Mata air Ulangan Rata- PP No
Satuan rata 82/2001
1 2 3
Betmanu 8,3 8,32 8,97 8,93
COD Oelmela 16,6 16,84 16,95 16,82 10
Mg/l Oelekam 14,16 14,28 14,4 14,28

a. Chemical Oxygen Demand (COD) Lebih tingginya nilai COD di


Nilai COD menggambarkan total mata air Oelmela diduga karena
jumlah oksigen yang dibutuhkan masyarakat melakukan aktivitas
untuk mengoksidasi bahan organik seperti mandidan mencuci secara
secara kimia, baik yang dapat langsung di mata air sehingga sisa
didegradasi secara biologis maupun larutan deterjen, shampoo dan
yang sukar didegradasi secara larutan pembersih lainnya
biologis menjadi karbondioksida menyebabkan nilai COD
dan air (APHA, 1989). Data rata- meningkat. Hal ini didukung oleh
rata COD dapat dilihat pada Tabel pendapat Rahayu dan Tontowi
5. (2005), bahwa semakin tinggi nilai
Dari data Tabel 5, COD semakin tinggi pula
memperlihatkan nilai COD pada pencemaran oleh zat organik.
mata air Betmanu, Oelmela, dan Mata air Betmanu adalah
Oelekam berbeda jauh dimana nilai sumber mata air yang memiliki
mata air Oelmela memperlihatkan nilai COD terendah dari ketiga
nilai COD rata-rata tertinggi yaitu sumber mata air yaitu 8,93 mg/l
16,82mg/l dibandingkan dengan kondisi ini diduga karena
nilai COD pada mata air Betmanu masyarakat kurang melakukan
8,93 mg/l dan Oelekam 14,28 mg/l. aktivitas seperti mandi dan mencuci
pada titik pengukuran.

49
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Mata air Oelekam merupakan Bakteri coliform yang dinyatakan


mata air yang memiliki bak sebagai nilai total coliform dapat
penampung tertutup, namun digunakan sebagai indikator karena
memiliki nilai COD melampaui berbanding lurus dengan pencemaran
ambang batas maksimum yang air, semakin sedikit kandungan coliform
diperbolehkan. Nilai COD pada artinya kualitas air semakin baik. Hasil
mata air Oelekam yaitu 14,28 mg/l, penelitian kualitas air secara biologi
kondisi ini diduga karena dapat dilihat pada Tabel 6.
penelitian dilakukan pada musim Dari data pada Tabel 6, rata-rata
hujan dan analisis sampel hanya hasil pengukuran total koliform pada
dilakukan pada satu titik yaitu pada sumber mata air Betmanu, Oelmela dan
titik mata air sehingga dapat Oelekam sama yaitu 1100 MPN. Hal
mempengaruhi tingginya nilai ini diduga karena mata air Betmanu,
COD. Oelmela dan Oelekam terletak di
Berdasarkan Baku Mutu Air daerah perkebunan masyarakatsehingga
Kelas 1 (air minum) PP No 82 banyak sampah yang bersumber dari
/2001 nilai COD 10 mg/l. Dari sampah organik seperti dedaunan
pengukuran COD rata-rata sumber (serasah) dan sisa-sisa tangkai kayu
mata air Betmanu, Oelmela dan yang sudah lapuk. Hal ini juga diduga
Oelekam yang dikategorikan dipengaruhi oleh kurangnya
sebagai sumber mata air yang layak pemeliharaan penampungan sumber
dan aman untuk dikonsumsi sesuai mata air dan letak pemukiman
dengan standar Baku Mutu Air masyarakat yang berjarak sekitar 500m
kelas 1 (air minum) adalah mata air dari lokasi sumber mata air, sehingga
Betmanu.Mata air Oelmela dan aktivitas masyarakat seperti mencuci
Oelekam nilai COD ini sangat jauh dan mandi secara langsung di mata air
di atas ambang batas maksimum pada mata air Betmanu dan Oelmela.
yang diperbolehkan menurut Sebagian masyarakat yang memberi
kriteria mutu air kelas I PP No 82 minum sapi dan kambing secara
Tahun 2001. langsung di mata air dan mengikat sapi
3. Parameter Biologi di sekitar lokasi sumber mata air,
Kualitas air, khususnya untuk air sehingga kotoran hewan yang terbuang
minum dankeperluan rumah tangga di sekitar sumber mata air tersebut
lainnyasecara ideal harus memenuhi dapat menghadirkan bakteri pada air
standarbaik secara fisik, kimia dan dan kondisi ini akan semakin parah dan
mikrobiologinya. Bakteri Coliform memiliki pengaruh yang cukup besar
merupakan bakteri indikator kehadiran terhadap kualitas air pada sumber mata
bakteri patogen dan memiliki ketahanan air dan kurangnya pemeliharaan
paling besar terhadap desinfektan penampungan pada sumber mata air.
(Servais et al, 2007).

50
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Tabel 6. Rata-rata hasil pengukuran total koliform pada sumber


mata air Betmanu, Oelmela dan Oelekam
Parameter/ Mata air Ulangan Rata- PP No
Satuan rata 82/2001
1 2 3
Total Betmanu 1100 1100 1100 1100
Koliform/ Oelmela 1100 1100 1100 1100 1000
MPN Oelekam 1100 1100 1100 1100

PENUTUP Arifin. 2010. Tinjauan dan Evaluasi


Proses Kimia (Koagulasi, Netralisasi,
Simpulan Desinfeksi) diinstalasi Pengolahan Air
1. Kualitas air pada sumber mata air Minum Cikokol, Tangerang. Tirta
Betmanu, Oelmela dan Oelekam yang Kencana Cahaya Mandiri. Tangerang
dikategorikan sebagai sumber mata air Anonim.. 1989. Standard methods for the
yang layak dan aman untuk examination of waters and wastewater.
dikonsumsi sesuai dengan standar 17th ed. American Public Health
Baku Mutu sebagai air kelas 1 atau air Association, American Water Works
minum yaitu parameter bau, suhu, Association, Water Pollution Control
TDS, TSS, pH sedangkan parameter Federation. American Public Health
COD dan Total coliformtidak Association (APHA)Washington
memenuhi standar Baku Mutu sebagai Anonim. 1990. Peraturan Menteri
air kelas I (air minum) atau melebihi Kesehatan Nomor 416 Tahun 1990,
nilai ambang batas maksimum yang Permenkes RI No
diperbolehkan. 416/Menkes/Per/IX/1990. Tentang
2. Sumber pencemar pada sumber mata Syarat Kualitas Air Bersih dan Air
air Betmanu, Oelmela dan Oelekam Minum Bagi Kesehatan. Jakarta
yaitu sampah organik dari lingkungan Anonim. 2001. PeraturanMenteri
sekitar misalnya dedaunan (seresah) Kesehatan RI No 82/2001. Tentang
ranting kayu yang lapuk, kotoran Syarat-syarat Pengawasan Kualitas
hewan dan aktivitas manusia di sekitar Air. Jakarta
mata air misalnya larutan shampoo, Anonim. 2010.PeraturanMenteri Negara
deterjen dan pembersih lainnya. Lingkungan HidupNomor 01 Tahun
2010. Tentang Tata Laksana
DAFTAR PUSTAKA Pengendalian Pencemaran Air.
Jakarta.
Alaerts, G and S.S. Santika. 1994.
MetodePenelitian Air. Usaha Nasional.
Surabaya

51
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Barus, T. A. 2004. Pengantar Limnologi Morinto P., Rumampuk J. F & Lintong F.


Studi Tentang Ekosistem Air Daratan. 2015. Analisis Perbedaan Uji Kualitas
USU. Medan Air Sumur di Dataran tinggi Kota
Bitton, G. 1994. Wastewater Tomohon dan Dataran Rendah Kota
Microbiology. Wiley Liss.Liss. New Manado Berdasarkan Parameter
York Fisika.Jurnal e-Biomedik (eBm).3:1:
Effendi, H. 2003.TelaahKualitas Air 424-429.
BagiPengelolaanSumber Daya dan Mukono, H. J. 2006. Prinsip Dasar
Lingkungan Perairan. Kanisius. Kesehatan Lingkungan. Airlangga
Yogyakarta. University Press. Surabaya.
Chapman, D. 2000. Water Quality Mulia R, M. 2005. KesehatanLingkungan.
Assesment.E & FN Spon. London. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Fajraini, S. 2014. Analisis Kualitas Air Notoadmojo, S. 2003. Kesehatan
Tanah Masyarakat di Sekitar Tempat Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka
Buangan Akhir (TPA) Sampah Cipta. Jakarta.
Kelurahan Sumar Batu Bandar Odum E.P., 1994. Dasar-Dasar Ekologi.
Gebang Belati 2013. FKIK. Skripsi Edisi ketiga. Penerjemah T. Samingan
Universitas Islam Negeri Syarif UGM. Yogyakarta.
Hidayahtullah. Jakarta. Pelczar M. J., Chan E. C. S., 1989. Dasar-
Fardiaz, S. 1992. Populasi Air dan Udara. Dasar Mikrobiologi 2. UI. Jakarta.
Kanisius. Yogyakarta. Rahayu S. dan Tontowi. 2009. Penelitian
Karsidi, 1999. Hubungan Antara Tingkat Kualitas Air Bengawan Solo Pada
Pendidikan dan Pendapatan Dengan Saat Musim Kemarau. JurnalSumber
Penggunaan Air Sungai Oleh Daya Air5:127-136.
Penduduk di Sekitar Sungai Kali Jajar Sastrawijaya A. T. 1991. Pencemaran
Demak. FIS. Skripsi. Semarang. Lingkungan. Edisi II. Rineka Cipta.
Lee, R. 1986. Hidrologi Hutan. UGM. Jakarta.
Yogyakarta. Servais, Pierre. et al. 2007.Fecal bacteria
Lewerissa, F. dan M, Kaihena. 2014. in the rivers of the Seine drainage
Analisis Kualitatif Bakteri Coliform network (France): Sources, fate and
dan Fecal Coliform Pada Mata Air modeling. Université Libre de
Desa Saparuah Kecamatan Saparuah Bruxelles. Bruxelles.
Kabupten Maluku Tengah. Prosiding Setiari N.M., Mahendra M. S &Suyasa W.
Seminar Nasional Basic Science VI F B. 2012. Identifikasi Sumber
MIPA UNPATTI. http://ejournal.unpa Pencemar dan Analisis Kualitas Air
tti.ac.id/ppr_paperinfo_lnk.php?id=70 Tukad Sungi di Kabupaten Tabanan
2. Diakses pada tanggal 23 Maret Dengan Metode Indeks Pencemaran.
2014. Jurnal Ecotrophic.7:1:40-46.

52
Jurnal Biotropikal Sains Vol. 16, No. 1, Juni 2019 (Hal 40 – 53)

Hasil Penelitian

Sugianto. 2005. Dasar-Dasar Pengelolaan Wardhana W.A, 1999. Dampak


Air Limbah. UI-Press. Jakarta. Pencemaran Lingkungan. Andi.
Sundra I. K. 1997. Pengaruh Pengelolaan Yogyakarta.
Sampah Terhadap Kualitas Air Sumur Wardhana W.A, 2004. Dampak
Gali di Sekitar Tempat Pembuangan Pencemaran Lingkungan. Andi.
Akhir Sampah Suwung Denpasar, Yogyakarta.
Bali. Thesis. Program Pascasarjana. Widiayanti N L M. P dan Ristiati, P N.
IPB. Bogor. 2004. Kualitatif Bakteri Koliform
Suparmin, 2000.Studi Air Tanah Pada Depo Air Minum Isi Ulang di
BebasUntuk Air Minum Penduduk di Kota Singaraja Bali.Jurnal Ekologi
Kelurahan Plarangan Kecamatan Kesehatan. 3:1: 64-73.
Karanganyar Kabupaten Kebumen. Yusuf Y. 2011. Teknologi Pengolahan
FIS. Skripsi. Semarang. Air Tanah Sebagai Sumber Air
Suriawiria, U. 1996. Air dalam Kehidupan Minum Pada Skala Rumah Tangga.
dan Lingkungan yang Sehat. Alumni. Jurnal Farmasi dan Sains.4:02: 63-71
Bandung.
Suriawiria U.2005. Mikrobiologi air dan
dasar-dasar pengolahan buangan
secara Biologis. Alumni. Bandung.
Suriawiria U. 2008. Mikrobiologi Airdan
dasar-dasar pengolahan buangan
secara Biologis. Alumni. Bandung.
Suripin.2001. Pelestarian SumberDaya
Tanah dan Air.Andi. Yogyakarta.
Suripin.2002. Pelestarian Sumber Daya
Tanah dan Air. Andi. Yogyakarta.
Sutrisno, C. T. 2000. Teknologi
Penyediaan Air Bersih. Rineka Cipta.
Jakarta.
Sutrisno, C. T dan E. Suciastuti. 2002.
TeknologiPenyediaan Air Bersih.
Rineka Cipta. Jakarta.
Suyono, 1993.PengelolaanSumberDaya
Air. Fakultas Geografi UGM.
Yogyakarta.
Wardhana W.A, 1995. Dampak
Pencemaran Lingkungan. Andi.
Yogyakarta.

53

Anda mungkin juga menyukai