Abstrak: Topik penelitian ini yaitu bakteri coliform sebagai indicator pencemaran air. Penelitian mengenai
bakteri coliform sebagai indikator pencemaran air di sungai Unus telah dilaksanakan pada bulan Agustus tahun
2019. Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menentukan seberapa tinggi tingkat pencemaran air sungai Unus sesuai
parameter total koliform dan koliform fekal sebagai indikator pencemaran air, dan (2) Menentukan kualitas air
sungai Unus dilihat pada parameter total koliform dan koliform fekal berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif eksploratif. Populasi penelitian ini adalah air
sungai Unus dengan panjang ± 7.500 meter, meliputi Kecamatan Sandubaya di Kelurahan Dasan Cermen,
Kecamatan Mataram di Kelurahan Pagesang, Kecamatan Sekarbela Kelurahan di Karang Pule dan Kelurahan
Tanjung Karang. Teknik penentuan sampel adalah sistematik sampling berdasarkan jarak. Jarak antara titik
adalah 833 meter. Hasil analisis data menunjukkan bahwa Sungai Unus telah mengalami pencemaran oleh
bakteri koliform dengan total koliform ≥ 16.000 MPN/100ml dan koliform fekal ≥ 16.000 MPN/100ml.
Sedangkan tingkat cemaran bakteri koliform di Sungai Unus telah melebihi ambang batas jenis air permukaan
kelas II-IV. Sumber pencemaran bakteri koliform bersumber dari buangan limbah rumah tangga, perilaku buang
air besar sembarangan masyarakat di Sungai dan cemaran dari kotoran hewan ternak.
Abstract: The topic of this research is coliform bacteria as an indicator of water pollution. Research on coliform
bacteria as an indicator of water pollution in the Unus river was carried out in August 2019. This study aims to
(1) Determine how high the level of Unus river water pollution matches the parameters of total coliform and
fecal coliform as indicators of water pollution, and (2) Determining the quality of Unus river water is seen in the
parameters of total coliform and coliform faecal based on Government Regulation No. 82 of 2001. This type of
research is a descriptive exploratory study. The population of this study is the water of the Unus river with a
length of ± 7,500 meters, including Sandubaya Subdistrict in Dasan Cermen Sub-District, Mataram Sub-district
in Pagesang Sub-District, Sekarbela Sub-District in Karang Pule and Tanjung Karang Sub-District. The
sampling technique is systematic sampling based on distance. The distance between points is 833 meters. The
results of data analysis showed that the Unus River had been contaminated by coliform bacteria with a total
coliform of ≥ 16,000 MPN / 100ml and faecal coliform of .000 16,000 MPN / 100ml. While the level of
contamination of coliform bacteria in the Unus River has exceeded the threshold for surface water types class II-
IV. Sources of coliform bacterial pollution are sourced from household waste disposal, community open
defecation in the river and pollution from livestock manure.
266
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.3, Juni 2020: 266-272 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i3.1622 ISSN 2460-1500 (Online)
penggunaan bahan pembungkus yang menghasilkan mengairi pertanaman, dan atau peruntukan lain yang
banyak limbah dan sebagainya [3]. Air yang mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
tercemar oleh limbah organik, terutama limbah yang kegunaan tersebut. Kelas empat, air yang
berasal dari industri olahan bahan makanan, peruntukannya dapat digunakan untuk mengairi
merupakan tempat yang subur untuk pertanaman dan atau peruntukan lain yang
berkembangbiaknya mikroorganisme, termasuk mempersyaratkan mutu air yang sama dengan
mikroba patogen. Mikroba patogen yang kegunaan tersebut [14].
berkembang biak dalam air tercemar yang Berdasarkan latar belakang tersebut, perlu
menyebabkan timbulnya berbagai penyakit sangat dilakukan penelitian dengan judul “Analisis Total
banyak dan semuanya merupakan penyakit yang Bakteri Koliform sebagai Indikator Pencemaran
dapat menular dengan mudah [5]. pada Sungai Unus”.
Potensi pemukiman sebagai sumber
pencemaran cukup tinggi, pemukiman yang begitu METODE PENELITIAN
banyak tersebut merupakan potensi limbah organik Jenis penelitian ini ialah deskriptif
yang tinggi [6]. Salah satu parameter yang biasa eksploratif. Penelitian ini dilaksanakan di sungai
digunakan untuk mengidentifikasi adanya Unus. Populasi pada penelitian ini adalah air sungai
kontaminasi limbah domestik pada suatu kawasan unus yang panjangnya ± 7.500 meter, meliputi
adalah karakteristik biologi berupa keberadaan Kecamatan Sandubaya pada Kelurahan Dasan
bakteri coliform [7]. Salah satu faktor lingkungan Cermen, Kecamatan Mataram pada Kelurahan
yang menyebabkan terjadinya wabah diare yaitu Pagesang, Kecamatan Sekarbela Kelurahan pada
ketersediaan sarana air bersih yang tidak memadai Karang Pule dan Kelurahan Tanjung Karang.
dan pembuangan tinja dan limbah di sungai, Sampel pada penelitian ditentukan dengan metode
sehingga terjadi pencemaran bakteri koliform sistematik sampling berdasarkan jarak. Jarak setiap
fekalpada air sungai [8]. titik pengambilan sampel yaitu 833 meter.
Sungai Unus merupakan salah satu sungai Variabel dalam penelitian ini adalah populasi
yang melintasi wilayah Kabupaten Lombok Barat koliform non fekal dan koliform fekal dalam
dan Kota Mataram. Sungai (DAS) Unus berada cuplikan dari 500 ml sampel air sungai setiap titik
dalam koordinat 08°35’07” LS s/d 08°37’29” LS sampling. Desain penelitian yang digunakan dalam
dan 122°04’21” BT s/d 122°09’54” BT. Sungai penelitian ini yaitu menggunakan metode
Unus termasuk dalam Sub SWS Dodokan Pulau perhitungan koliform, koliform tinja, Escherichia
Lombok [9]. Sungai Unus memiliki panjang 21,53 coli dengan metode Most Probable Number (MPN).
km dan luas 38,560 km2 [10]. Dalam penelitian ini sampling air diambil sebanyak
Sungai Unus merupakan salah satu sungai 500 ml dalam botol kaca coklat yang telah steril dan
yang dimanfaatkan oleh warga setempat untuk disimpan di dalam cool box dan dibawa ke
berbagai keperluan diantaranya yaitu mencari pasir, laboratorium. Medium yang digunakan adalah
mencari ikan, menanam kangkung, sebagai tempat Medium Lactose Broth Single Strenght, Medium
pembuangan limbah industri (limbah tahu), limbah Lactose Broth Triple Strenght, Medium Brilliant
domestik (rumah tangga), limbah pertanian, serta Green Lactose Bile Broth, EC Medium Borth.
sebagai tempat pembuangan sampah masyarakat Uji penduga menggunakan 5 tabung reaksi
(organik maupun anorganik). Kegiatan warga yang yang telah di isi 5 ml media LBTS, menggunakan 10
berdampak negatif dapat merugikan yang nantinya tabung reaksi yang yang telah di isi 10 ml media
akan berdampak buruk bagi lingkungan dan LBSS. Menginokulasi sampel sebanyak 10 ml, 1 ml,
masyarakat yang lain seperti terjadinya banjir, 0,1 ml, 0,01 ml, 0,001 ml kemudian
daerah aliran sungai yang bau, serta masyarakat juga menghomogenkan tabung reaksi hingga tercampur
dapat terserang oleh bibit-bibit penyakit. rata, kemudian menginkubasi tabung reaksi pada
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 82 suhu 35ºC selama 24 jam dengan menggunakan
Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan inkubator. Memeriksa tabung Durham, jika
pengendalian pencemaran air, Klasifikasi mutu air di terbentuk gas atau asam pada tabung reaksi maka
tetapkan menjadi 4 kelas yaitu kelas satu, air yang tabung tersebut positif. Mengambil tabung reaksi
peruntukannya dapat digunakan untuk air baku air yang hasilnya poitif (mengandung bakteri koliform)
minum, dan atau peruntukan lain yang untuk dilanjutkan pada tahap selanjutnya yaitu uji
mempersyaratkan mutu air yang sama dengan penegasan. Tabung reaksi yang hasilnya masih
kegunaan tersebut. Kelas dua, air yang negatif (tidak ada reaksi gas atau asam), dilanjutkan
peruntukannya dapat digunakan untuk prasarana lagi untuk dilakukan inkubasi lagi pada suhu 35 ºC
/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, selama 24 jam dengan menggunakan inkubator.
peternakan, air untuk mengairi pertanaman, dan atau Memeriksa tabung Durham, bila tetap tidak
peruntukan lain yang mempersyaratkan mutu air terbentuk gas atau asam dalam waktu 48 jam, maka
yang sama dengan kegunaan tersebut. Kelas tiga, air tabung yang ada dinyatakan negatif (tidak
yang peruntukannya dapat digunakan untuk mengandung bakteri koliform) [11].
pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
267
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.3, Juni 2020: 266-272 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i3.1622 ISSN 2460-1500 (Online)
Uji penegasan untuk total koliform, menyebabkan perairan tersebut tercemar secara
memindahkan tabung reaksi yang telah positif pada biologis [15].
uji penduga ke media BGLB sebanyak 1 ose (50 µ) Dalam analisa penentuan status mutu sungai
dengan menggunakan jarum ose secara aseptik. Unus ini menggunakan parameter bakteri koliform
Menginkubasi tabung reaksi pada suhu 37ºC selama yang diambil di 3 stasiun yaitu pada 9 titik sampling.
24 jam dengan menggunakan inkubator (untuk Golongan bakteri koliform dikenal sebagai bakteri
memastikan adanya bakteri coliform). Mengamati penyebab diare dan gangguan saluran pencernaan.
tabung Durham, jika terbentuk gas atau asam pada Bakteri koliform memiliki sifat enteropatogenik atau
tabung maka tabung tersebut positif. Melanjutkan menyebabkan penyakit berbahaya bagi manusia
inkubasi sampai 48 jam dengan menggunakan seperti diare [13]. Pengukuran kualitas air dengan
inkubator untuk tabung yang masih negatif. parameter mikrobiologis adalah MPN koliform.
Memeriksa tabung Durham setelah 48 jam, bila tetap Metode penentuan bakteri koliform menggunakan
tidak terbentuk gas pada tabung maka uji penegas metode MPN (Most Probable Number) dari SNI-01-
dinyatakan negatif atau tidak terdapat koliform. 2332.1-2006. Pengujian kualitas air untuk koliform
Memeriksa tabung Durham setelah 48 jam, bila menggunakan metode MPN, yaitu uji yang
terbentuk gas pada tabung maka uji penegas mendeteksi sifat fermentatif koliform dalam sampel
dinyatakan positif atau terdapat koliform. yang ditunjukkan dengan terbentuknya gas atau
Menghitung jumlah tabung yang menghasilkan gas gelembung udara dalam tabung Durham yang
pada setiap perlakuan sebagai kombinasi tabung menunjukan sampel-sampel positif koliform [16].
yang positif (mengandung bakteri coliform). Dari sampel-sampel air sungai positif mengandung
Menghitung MPN koliform dengan menggunakan bakteri total koliform dan koliform fekal.
tabel MPN dari jumlah tabung BGLB yang positif Hasil penelitian yang telah dilaksanakan dari
[12]. uji penduga yang diperoleh dari 9 titik sampling
Uji penegasan untuk koliform fekal, dapat dilihat pada tabel 1 dan uji penegasan untuk
memindahkan tabung reaksi yang telah positif pada total koliform yang diperoleh dari 9 titik sampling
uji penduga ke media EC Medium sebanyak 1 ose dapat dilihat pada tabel 2 sedangkan uji penegasan
(50µ), dengan menggunakan jarum ose secara untuk koliform fekal yang diperoleh dari 9 titik
aseptik. Menginkubasi tabung reaksi pada suhu 44ºC sampling dapat dilihat pada tabel 3.
selama 24 jam dengan menggunakan inkubator Hasil pengujian yang didapatkan untuk uji
(untuk memastikan adanya coli tinja yaitu E. coli). penduga (Presumtif Test) yaitu pada inkubasi selama
Mengamati tabung Durham, jika terbentuk gas atau 1x24 jam, semua positif mengandung bakteri
asam pada tabung maka tabung tersebut positif koliform, yang dilihat dari hasil pada tabung reaksi
(mengandung koliform fekal). Melanjutkan inkubasi yang berwarna keruh serta adanya gelembung pada
sampai 48 jam dengan menggunakan inkubator tabung Durham.
untuk tabung yang masih negatif. Memeriksa tabung Hasil pengujian yang didapatkan untuk uji
Durham setelah 48 jam, bila tetap tidak terbentuk Penegasan BGLB (Konfirmatif Test), yaitu pada
gas pada tabung maka uji penegas dinyatakan inkubasi selama 1 x 24 jam, semua positif
negatif atau tidak terdapat koliform fekal. mengandung bakteri total koliform, yang dilihat dari
Memeriksa tabung Durham setelah 48 jam, bila hasil pada tabung reaksi yang berwarna keruh serta
terbentuk gas pada tabung maka uji penegas adanya gas pada tabung Durham. Hasil dari tes uji
dinyatakan positif atau terdapat koliform fekal. penegasan dirujuk ke dalam tabel Most Probable
Menghitung jumlah tabung yang menghasilkan gas Number (MPN) seri lima tabung SNI-01-2332.1-
pada setiap perlakuan sebagai kombinasi tabung 2006 guna mengetahui jumlah sampel yang
yang positif. Menghitung MPN koliform dengan memenuhi syarat dan tidak memenuhi syarat [12].
menggunakan tabel MPN dari jumlah tabung EC Uji Penegasan EC. Medium (Konfirmatif
Medium yang positif [13]. Test) dilakukan dengan menggunakan media EC.
Medium, untuk bakteri koliform fekal. Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN pengujian yang didapatkan untuk uji Penegasan EC
Sumber terbesar penyumbang bakteri patogen Medium (Konfirmatif Test), yaitu pada inkubasi
di perairan yaitu berasal dari limbah domestik dalam selama 1 x 24 jam, semua positif mengandung
hal kondisi ini pembuangan langsung dibuang ke bakteri koliform fekal, yang dilihat dari hasil pada
sungai terdekat yang seharusnya di salurkan ke tabung reaksi yang berwarna keruh serta adanya
septik tank. Di daerah perkampungan biasanya gelembung pada tabung. Bila tabung media keruh
warga tidak memiliki pengelolaan pembuangan diinterpretasikan sebagai positif tumbuh E.coli pada
limbah domestik dan masih adanya daerah dimana media. Hasil dari tes uji penegasan dirujuk ke dalam
warganya yang belum memiliki jamban keluarga tabel Most Probable Number (MPN) seri lima
seperti di daerah perkotaan. Limbah dari pemukiman tabung SNI-01-2332.1-2006 guna mengetahui
warga sekitar merupakan salah satu penyumbang jumlah sampel yang memenuhi syarat dan tidak
terbesar adanya bakteri koliformdi perairan yang memenuhi syarat sesuai dengan Peraturan
Pemerintah No. 82 Tahun 2001.
268
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.3, Juni 2020: 266-272 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i3.1622 ISSN 2460-1500 (Online)
269
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.3, Juni 2020: 266-272 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i3.1622 ISSN 2460-1500 (Online)
Berdasarkan hasil penelitian total bakteri telah menurun secara biologis, karena bakteri
koliform dan koliform fekal di sungai Unus Coliform merupakan bakteri indikator adanya
menunjukkan adanya tingkat cemaran yang sangat pencemaran di perairan [15]. Adanya bakteri
tinggi oleh bakteri koliform dan koliform fekal, koliform di dalam air menunjukkan kemungkinan
dengan kategori kualitas yang sangat rendah dengan adanya mikroba patogen yang berbahaya bagi
kelas satu, untuk air minum. Kelas dua, air untuk kesehatan [18]. Hal ini juga dikuatkan bahwa
prasarana/sarana rekreasi air, pembudidayaan ikan koliform merupakan suatu kelompok bakteri yang
air tawar, peternakan, air untuk mengairi digunakan sebagai indikator adanya polusi kotoran
pertanaman. Kelas tiga, air untuk pembudidayaan dan kondisi yang tidak baik terhadap air, makanan,
ikan air tawar, peternakan, air untuk mengairi susu dan produk – produk susu [19].
pertanaman. Kelas empat, air untuk mengairi Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 3.1
pertanaman. Kandungan cemaran bakteri koliform menunjukkan pH dan suhu yang dihasilkan di setiap
dan koliform fekal yang sudah melebihi ambang sungai relatif stabil. Suhu yang baik untuk
batas dari baku mutu air yang di tetapkan oleh pertumbuhan bakteri koliform adalah antara 8ºC-
Peraturan Pemerintah nomor 82 tahun 2001. Adanya 46ºC, tetapi suhu optimal untuk pertumbuhan
bakteri koliform pada perairan dapat bersifat Escherichia coli adalah 37ºC. Escherichia coli juga
patogen terhadap keberadaan manusia yang ada di dapat bertahan pada suhu 60⁰C selama 15 menit dan
sekitar perairan tersebut. Keberadaan bakteri pada suhu 55⁰C selama 60 menit [18]. Suhu air pada
coliform dalam air sangat mempengaruhi kualitas air saat pengambilan sampel rata-rata berkisar antara
[17]. Apabila bakteri yang ditemukan pada air 27oC-30oC. Pada hasil penelitian pH di setiap sungai
sedikit maka semakin baik kualitas air tersebut. relatif netral yaitu, 6,70-7,12.
Sedangkan apabila bakteri yang ditemukan semakin Lokasi pemukiman padat penduduk, jarak
banyak, maka semakin buruk kualitas air tersebut. antara pembuangan limbah dengan sumber air yang
Tingginya kelimpahan bakteri Coliform berdekatan serta kebiasaan penduduk di tepian
menunjukkan bahwa kondisi lingkungan di Sungai sungai membuang urine dan feses secara langsung
270
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.3, Juni 2020: 266-272 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i3.1622 ISSN 2460-1500 (Online)
271
J. Pijar MIPA, Vol. 15 No.3, Juni 2020: 266-272 ISSN 1907-1744 (Cetak)
DOI: 10.29303/jpm.v15i3.1622 ISSN 2460-1500 (Online)
272