Anda di halaman 1dari 5

A.

Latar Belakang
Sungai merupakan ekosistem yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan
makhluk hidup. Sungai mempunyai peranan penting seperti menyediakan air, pembangkit
listrik, jalur transportasi, dan lain-lain. Selain untuk memenuhi kebutuhan hidup makhluk
hidup, sungai juga merupakan habitat bagi spesies perairan. Organisme yang hidup di
perairan sungai memiliki kemampuan untuk beradaptasi terhadap kecepatan arus (Ayu,
2022). Sebagian besar sungai digunakan sebagai tempat pembuangan limbah rumah
tangga dan industri. Pemanfaatan sungai untuk pembuangan limbah rumah tangga dan
limbah cair akan mempengaruhi kualitas air Sungai. Akibat dari pembuangan limbah
dapat menyebabkan pencemaran air sungai. Pengukuran suatu kualitas perairan dapat
dilakukan dengan metode biomonitoring.
Biomonitoring yaitu pemanfaatan organisme untuk memonitor dan menilai atau
mendeteksi kondisi suatu lingkungan. Bioindikator kualitas perairan merupakan
komponen biotik meliputi tanaman, hewan, dan microbial yang dapat dijadikan indikator
kualitas perairan dari waktu ke waktu. Bioindikator dikatakan dapat digunakan sebagai
pengukur kualitas air karena bioindikator memberikan respon secara spesifik terhadap
perubahan-perubahan yang terjadi misalnya suhu, pH dan sebagainya (Rosyadi dan Ali,
2020). Struktur komunitas makrozoobentos di suatu perairan dapat mempengaruhi
kepadatan makrozoobentos. Struktur komunitas dapat dilihat dari distribusi sebaran
makrozoobentos. Distribusi makrozoobentos sangat ditentukan oleh sifat fisika, kimia
dan biologi perairan serta lingkungannya. Oleh karena itu, makrozoobentos dapat
digunakan sebagai bioindikator suatu perairan. Penggunaan makrozoobentos sebagai
bioindikator kualitas perairan dapat digunakan untuk mengetahui adanya pencemaran di
suatu perairan, selain itu makrozoobentos juga berperan dalam biomonitoring dari suatu
perairan karena hidupnya yang cenderung menetap (Sharma, dkk., 2013).

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas perairan jika ditinjau dari faktor biologi?
2. Bagaimana karakteristik makrozoobentos perairan?
C. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui kualitas perairan yang ditinjau dari faktor biologi
2. Untuk mengidentifikasi makrozoobentos perairan

D. Metode
a. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum bioindikator dilakukan pada hari jumat, tanggal 3 November 2023.
Praktikum dilaksanakan di sungai Taman Sains FMIPA Universitas Negeri
Malang. Praktikum dilakukan mulai pukul 07.15 sampai 09.35 WIB
b. Alat dan Bahan

Alat Bahan
1. Jaring surber 1. Kantong plastik
2. Nampan plastik 2. Karet gelang
3. Pinset 3. Kertas label
4. DO meter
5. Turbidimeter
6. Poster bentos
7. Tabel skorsing
8. Lup

E. Prosedur Kerja
Di word aja(Sudah)
F. Hasil dan Pembahasan
Tabel 1. Data Pengamatan
Mmm

Tabel 2. Data Pengamatan Abiotik


Mmm
Praktikum yang dilakukan adalah bioindikator yang dilaksanakan di sungai
Taman Sains FMIPA Universitas Negeri Malang dengan satu stasiun dan tiga kali
ulangan pada sisi kanan, tengah dan kiri sungai. Ditemukan tiga jenis spesies organisme
makrozoobentos pada sisi kiri, yaitu didapat satu belatung ekor tikus, lima ekor larva
lalat hitam, dan tiga ekor siput kolam. Pada sisi tengah ditemukan empat jenis spesies
organisme makrozoobentos yaitu lima ekor larva lalat hitam, satu ekor siput kolam, dua
ekor kutu babi air tawar, dan satu ekor cacing merah. Sedangkan pada sisi kanan juga
ditemukan empat jenis spesies organisme makrozoobentos yaitu satu ekor larva lalat
hitam, satu ekor siput kolam, lima ekor larva lalat, dan satu ekor kutu babi air tawar.
Indeks keanekaragaman di perairan sungai dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya
sehingga makrozoobentos yang mampu beradaptasi memiliki indeks keanekaragaman
yang tinggi sementara makrozoobentos yang tidak mampu beradaptasi memiliki nilai
indeks keanekaragaman yang rendah (Suminar, dkk., 2020). Hewan makrozoobentos
mempunyai peran penting dalam siklus nutrien di ekosistem sungai. Di dalam
ekosistem sungai, hewan makrozoobentos berperan sebagai salah satu mata rantai
penghubung dalam aliran energi dan siklus dari alga planktonik sampai konsumen
tingkat tinggi (Purba, 2022)(Ramadhan, dkk., 2020)(Juwita, 2018). Setelah identifikasi
spesies yang ditemukan maka dilakukan proses skorsing, acuan yang dipakai adalah
majalah bentos yang telah disediakan laboran. Untuk belatung ekor tikus didapatkan skor
3, larva lalat hitam mendapatkan skor 55, siput kolam mendapat skor 15. Untuk larva
lalat mendapat skor 25, kutu babi air tawar mendapatkan skor 0 dan untuk cacing merah
mendapatkan skor 1. Rerata dari seluruh skor adalah 3,4 yang menunjukkan bahwa
kualitas air sungai Taman Sains FMIPA Universitas Negeri Malang adalah kotor.
Dilakukan pengukuran abiotik pada sungai pada bagian tengah yakni dengan alat DO
meter sehingga didapat nilai 2,2 mg/L dan tingkat oksigennya 58%. Menurut PP no 82
tahun 2001 batas baku mutu air untuk BOD adalah >4 mg/l. Apabila ditinjau dari
indikator tersebut menunjukkan bahwa nilai oksigen terlarut dalam sungai Taman Sains
FMIPA berada dibawah nilai standar. Oksigen Terlarut (DO) merupakan kebutuhan
dasar kehidupan tanaman air dan hewan di dalam air. Kehidupan makhluk hidup di
dalam air tersebut tergantung dari kemampuan air untuk mempertahankan
konsentrasi oksigen (Hadi, 2023).
Sementara itu pada pengukuran suhu menunjukkan hasil pengukuran 26,2 °C.
Hasil pengukuran temperatur menggunakan alat termometer pada air tersebut masih
tergolong aman untuk kehidupan makrozoobentos. Suhu perairan yang optimal untuk
pertumbuhan makrozoobentos adalah berkisar antara 25-30°C, nilai kisaran ini dapat
mendukung hidup yang layak dalam ekosistem makrozoobentos (Suminar, dkk., 2020).
Juliana, dkk., (2014) menyebutkan bahwa rentang suhu yang berbahaya bagi organisme
akuatik yaitu 35°C - 40°C.

G. Kesimpulan
H. Saran
Pada pengamatan perlu dilakukan pengamatan pada kondisi sungai yang lebih luas
sehingga berpotensi ditemukan banyak organisme untuk mengetahui keragaman
zoobentos pada suatu sungai selain itu perlu dipersiapkan kembali peralatan pada saat
praktikum seperti membawa lateks. Pada pengerjaan laporan ini pasti terdapat
kekurangan dan kesalahan dari kelompok kami. Baik kesalahan dalam tulisan maupun
kesalahan dalam perhitungan. Apabila terdapat kritik dan saran terkait laporan praktikum
kelompok kami, maka kami sangat menerima dan akan memperbaikinya.

I. Daftar Rujukan
Ayu, M. S. 2022. Biodiversitas Makrobentos Sebagai Bioindikator Pencemaran
Disungai Sawang Mane Kabupaten Nagan Raya Sebagai Penunjang Praktikum
Limnologi (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).
Hadi, I. 2023. Struktur Komunitas Gastropoda Sebagai Bioindikator Pencemaran Air
Sungai Gorong Kabupaten Lombok Tengah Dalam Upaya Penyusunan Petunjuk
Praktikum Ekologi. Biocaster Jurnal Kajian Biologi:3(2), 86-101.
Juliana L., Rico R. R., Simon, P. O. L. 2014. Komposisi Kimia Cacing Kacang
(Sipunculus Nudus) Di Kabupaten Raja Ampat Dan Kabupaten Manokwari.
eJurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik. Jurusan Perikanan, FPIK UNIPA
Manokwari. Papua Barat, 1(1), 53- 66.
Juwita, R. 2018. Keanekaragaman makrozoobentos sebagai bioindikator kualitas
perairan sungai sebukhas di desa bumi agung kecamatan belalau lampung barat.
UIN Raden Intan Lampung.
Purba, I. R. 2022. Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Air. Cv. Azka Pustaka.
Ramadhan, R., Fatiqin, A., & Apriyanti, D. 2020. Identifikasi Makrozoobenthos Di Kanal
Balai Riset Perikanan Perairan Umum Dan Penyuluhan Perikanan
(BRPPUPP) Palembang. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi
Terapan:3, 428–431.
Rosyadi, H. I. dan Ali, M. 2020. Biomonitoring Makrozoobentos Sebagai Indikator
Kualitas Air Sungai. Jurnal Envirotek, 12(1).
Sharma, R., A. Kumar, V. Vyas. 2013. Diversity of macrozoobenthos in Morand River-A
Tributary of Ganjal River in Narmada Basin. International Journal of Advanced
Fisheries and Aquatic Sciences, 1(1), 57-65.
Suminar, H. S., Zahidah, Z., Hamdani, H., Sahidin , A. 2020. Distribusi spasial
komunitas makrozoobentos di Sungai Cilalawi Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat. Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan, 9(2).

Anda mungkin juga menyukai