LAPORAN PRAKTIKUM
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekologi
Yang Diampu Oleh Prof. Dr. Fatchur Rohman, M.Si.
Oleh:
Kelompok 2 / Offering D
Dzurotun Nabila (220341610732)
Hany Vian Ananda (220341603684)
Mika Kharisma (220341609279)
Niken Femilya W. (220341604972)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana kualitas perairan jika ditinjau dari faktor biologi?
2. Bagaimana karakteristik makrozoobentos perairan?
C. Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui kualitas perairan yang ditinjau dari faktor biologi
2. Untuk mengidentifikasi makrozoobentos perairan
D. Metode
a. Waktu dan Tempat Praktikum
Praktikum bioindikator dilakukan pada hari jumat, tanggal 3 November 2023.
Praktikum dilaksanakan di sungai Taman Sains FMIPA Universitas Negeri
Malang. Praktikum dilakukan mulai pukul 07.15 sampai 09.35 WIB
Alat Bahan
Jaring surber diletakkan didasar sungai pastikan berlawanan dengan arah arus air.
Dasar sungai yang ada didepan jaring digesek menggunakan kaki tanpa alas
(menggunakan sepatu boat) sambil geser jaring melawan arus air
Diletakkan kantong plastik ditelapak tangan, gerakkan dengan ibu jari untuk
mengatur kantong agar tidak terlalu kencang tekanan airnya kemudian dipelintir
bagian atasnya, tekuk dan ikat dengan karet gelang agar tidak tumpah. Jangan
lupa melabeli setiap plastik
Pengamatan
Nampan diletakkan diatas meja, buka ikatan karet kemudian tuangkan semua
sampel kedalam nampan plastik
Dilakukan pengukuran abiotik pada sungai pada bagian tengah yakni dengan
alat DO meter sehingga didapat nilai 2,2 mg/L dan tingkat oksigennya 58%. Menurut
PP no 82 tahun 2001 batas baku mutu air untuk BOD adalah > 4 mg/l. Apabila
ditinjau dari indikator tersebut menunjukkan bahwa nilai oksigen terlarut dalam
sungai Taman Sains FMIPA berada dibawah nilai standar. Oksigen Terlarut (DO)
merupakan kebutuhan dasar kehidupan tanaman air dan hewan di dalam air.
Kehidupan makhluk hidup di dalam air tersebut tergantung dari kemampuan air
untuk mempertahankan konsentrasi oksigen (Hadi, 2023). Sementara itu pada
pengukuran suhu menunjukkan hasil pengukuran 26,2 °C. Hasil pengukuran
temperatur menggunakan alat termometer pada air tersebut masih tergolong aman
untuk kehidupan makrozoobentos. Suhu perairan yang optimal untuk pertumbuhan
makrozoobentos adalah berkisar antara 25-30°C, nilai kisaran ini dapat mendukung
hidup yang layak dalam ekosistem makrozoobentos (Suminar, dkk., 2020). Juliana,
dkk., (2014) menyebutkan bahwa rentang suhu yang berbahaya bagi organisme
akuatik yaitu 35°C - 40°C.
G. Kesimpulan
Kualitas perairan sungai di Taman Sains FMIPA UM tergolong tercemar
dilihat dari keragaman makrozoobentos yang ada dan juga faktor abiotik yang diukur.
Makrozoobentos juga merupakan kelompok hewan yang lebih besar dari 1,0 mm.
Hewan ini memegang peranan penting dalam perairan seperti dalam proses
dekomposisi dan mineralisasi material organik yang memasuki perairan. Dari
praktikum yang telah dilakukan di sungai FMIPA UM, dapat ditemukan beberapa
makrozoobentos diantaranya larva lalat, belatung ekor tikus, cacing merah, larva lalat
hitam, siput kolam, dan kutu babi air tawar.
H. Saran
Pada pengamatan perlu dilakukan pengamatan pada kondisi sungai yang lebih
luas sehingga berpotensi ditemukan banyak organisme untuk mengetahui keragaman
zoobentos pada suatu sungai selain itu perlu dipersiapkan kembali peralatan pada saat
praktikum seperti membawa lateks. Pada pengerjaan laporan ini pasti terdapat
kekurangan dan kesalahan dari kelompok kami. Baik kesalahan dalam tulisan maupun
kesalahan dalam perhitungan. Apabila terdapat kritik dan saran terkait laporan
praktikum kelompok kami, maka kami sangat menerima dan akan memperbaikinya.
I. Daftar Rujukan
Abdillah, M. M. (2020). Kajian kualitas air pada sungai-sungai di Kecamatan
Pasrujambe Kabupaten Lumajang menggunakan indikator biologi berupa
keragaman odonata. BIOMA: JURNAL BIOLOGI MAKASSAR, 5(1), 40-46.
Ayu, M. S. 2022. Biodiversitas Makrobentos Sebagai Bioindikator Pencemaran
Disungai Sawang Mane Kabupaten Nagan Raya Sebagai Penunjang
Praktikum Limnologi (Doctoral dissertation, UIN Ar-Raniry Banda Aceh).
Hadi, I. 2023. Struktur Komunitas Gastropoda Sebagai Bioindikator Pencemaran Air
Sungai Gorong Kabupaten Lombok Tengah Dalam Upaya Penyusunan
Petunjuk Praktikum Ekologi. Biocaster Jurnal Kajian Biologi:3(2), 86-101.
Juliana L., Rico R. R., Simon, P. O. L. 2014. Komposisi Kimia Cacing Kacang
(Sipunculus Nudus) Di Kabupaten Raja Ampat Dan Kabupaten Manokwari.
eJurnal Sumberdaya Akuatik Indopasifik. Jurusan Perikanan, FPIK UNIPA
Manokwari. Papua Barat, 1(1), 53- 66.
Juwita, R. 2018. Keanekaragaman makrozoobentos sebagai bioindikator kualitas
perairan sungai sebukhas di desa bumi agung kecamatan belalau lampung
barat. UIN Raden Intan Lampung.
Purba, I. R. 2022. Makrozoobentos Sebagai Bioindikator Kualitas Air. Cv. Azka
Pustaka.
Ramadhan, R., Fatiqin, A., & Apriyanti, D. 2020. Identifikasi Makrozoobenthos Di
Kanal Balai Riset Perikanan Perairan Umum Dan Penyuluhan Perikanan
(BRPPUPP) Palembang. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi
Terapan:3, 428–431.
Rosyadi, H. I. dan Ali, M. 2020. Biomonitoring Makrozoobentos Sebagai Indikator
Kualitas Air Sungai. Jurnal Envirotek, 12(1).
Sharma, R., A. Kumar, V. Vyas. 2013. Diversity of macrozoobenthos in Morand
River-A Tributary of Ganjal River in Narmada Basin. International Journal of
Advanced Fisheries and Aquatic Sciences, 1(1), 57-65.
Suminar, H. S., Zahidah, Z., Hamdani, H., Sahidin , A. 2020. Distribusi spasial
komunitas makrozoobentos di Sungai Cilalawi Kabupaten Purwakarta, Jawa
Barat. Depik Jurnal Ilmu-Ilmu Perairan, Pesisir dan Perikanan, 9(2).