net/publication/334432642
CITATION READS
1 9,845
6 authors, including:
All content following this page was uploaded by Ridwan Adi Surya on 12 July 2019.
Kahirun*, La Ode Siwi, Ridwan Adi Surya, La Ode Muhammad Erif, Asramid
Yasin dan Ifrianty
Fakultas Kehutanan dan Ilmu Lingkungan Universitas Halu Oleo
Coresspondence author By Email : irkahirun@gmail.com
ABSTRAK
Makroinvertebrata berperan penting dalam suatu perairandan telah lama digunakan sebagai bioindikator
kualitas air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi tingkat pencemaran air Sungai Wanggu
dengan menggunakan makroinvertebrata. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Agustus sampai September
2017. Sedangkan parameter yang diamati yaitu fisik, kimia dan biologi. Parameter fisik meliputi (suhu, TSS,
kekeruhan dan kecepatan arus). Parameter kimia meliputi (pH, COD, BOD dan DO). Sedangkan parameter
biologi yaitu (makroinvertebrata). Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa untuk parameter
fisik–kimia perairan, yaitu suhu 340C, 310C dan 350C, TSS 9,26 mg l-1, 13,49 mg l-1 dan 11,53 mg l-1. Kekeruhan
2,15 NTU, 1,86 NTU dan1,95 NTU. Kecepatan arus 35,06 ms-1, 4,77 ms-1 dan 40,48 ms-1. PH 7,16, 7,45 dan
7,78. COD 2,15 mg l-1, 6,38 mg l-1 dan 4,72 mg l-1. BOD 1,09 mg l-1, 1,39 mg l-1 dan 1,18 mg l-1. DO 7,42 mg l-1,
6,95 mg l-1 dan 7,26 mg l-1. Parameter biologi yaitu makroinvertebrata menghasilkan nilai FBI yaitu pada
stasiun-I 4,42 dengan kriteria baik, stasiun-II 4,82 kriteria baik dan pada stasiun-III dengan nilai 7,32 dengan
kriteria buruk sekali. Dengan demikian kualitas perairan agak tercemar dan tercemar sangat berat.
penelitian ini yaitu air Sungai dan Demand), BOD (Biochemical Oxygen
makroinvertebrata yang didapatkan pada lokasi Demand), DO (Disolved Oxygen), pH air,
yang di tentukan (pada stasiun-I, stasiun-II dan suhu air, kekeruhan, TSS (Total Suspended
stasiun-III) di Sungai Wanggu. Solid) kemudian di bandingkan dengan
Teknik Pengumpulan Data baku mutu air kelas III (Peraturan
Teknik pengumpulan data yang digunakan Pemerintah No. 82 Tahun 2001), dan
dalam penelitian ini adalah metode purposive untuk pengukuran kecepatan arus (di
sampling. Titik pengambilan sampel pada hitung menggunakan stopwatch).
penelitian ini antara lain dengan melihat Variabel Penelitian
pertimbangan yang di lakukan saat di lapangan Variabel yang di amati pada penelitian ini
dan pengambilan sampel pada titik stasiun yang yaitu Makroinvertebrata berdasarkan famili,
telah ditentukan yaitu bagian hulu, tengah dan jumlah dan tingkat kepekaan terhadap
hilir sungai, kemudian dilakukan pengamatan pencemaran dan komponen fisik, kimia suatu
dengan menggunakan beberapa parameter yang perairan. Parameter fisik terdiri atas suhu,
dianggap penting oleh peneliti sebagai parameter kekeruhan, TSS dan kecepatan arus. Sedangkan
kunci yang dapat mewakili serta menggambarkan parameter kimia meliputi pH, COD, BOD, DO.
kualitas perairan sungai wanggu, yaitu: Analisis Data
1. Parameter Fisik: suhu, kekeruhan, TSS, a. Kondisi Kualitas Air Secara Fisik-Kimia
kecepatan arus. Parameter yang berkaitan langsung dengan
2. Parameter Kimia: pH, COD, BOD, DO. kehidupan makroinvertebrata yaitu COD, BOD, DO,
3. Paramer Biologi: Makroinvertebrata. pH air, suhu air, kekeruhan, TSS dan kecepatan
Prosedur Penelitian arus (dibandingkan dengan baku mutu air
Prosedur pelaksanaan penelitian ini terbagi berdasarkan PP No. 82 tahun 2001 kelas III untuk
menjadi beberapa tahap yaitu sebagai berikut: biota perairan).
1. Persiapan penelitian di lapangan b. Kualitas Air Sungai Berdasarkan
2. Pengamatan kondisi sekitar sungai Makroinvertebrata Family Biotic Index (FBI)
3. Penentuan titik stasiun (hulu, tengah dan Family Biotic Index (FBI) adalah
hilir) penghitungan indeks kualitas air yang
4. Peletakan jaring di lakukan secara dikembangkan oleh Hilsenhoff (1988)
sistematis di bagian tepi kiri, tengah dan berdasarkan nilai toleransi (ketahanan terhadap
tepi kanan sungai pada setiap stasiun perubahan lingkungan) dari tiap-tiap famili
yang telah ditentukan (hulu, tengah dan (Subekti Rahayu et al, 2009). Menurut Prigi
hilir), pengambilan makroinvertebrata Arisandi (2012) menyebutkan bahwa perhitungan
dengan menggunakan jaring, kemudian di nilai indeks biotik makroinvertebrata bentik
letakan pada nampan plastik, sebelum dengan Modified Family Biotic Index (FBI) telah
makroinvertebrata dimasukkan ke dalam banyak digunakan untuk mengindikasikan tingkat
botol plastik yang telah berisi alkohol pencemaran organik di perairan, dimana tiap
70% terlebih dahulu dilakukan family makroinvertebrata memiliki skor tertentu
pemisahan antara substrat serta hewan yang menunjukan tingkat toleransi terhadap
yang menempel dijaring agar lebih pencemaran organik.
memudahkan pengambilan sampel Menurut Prigi Arisandi (2012)
makroinvertebrata. menyebutkan bahwa perhitungan nilai indeks
5. Sampel air di kedua sisi sungai (kiri, biotik menggunakan rumus sebagai berikut:
kanan) dan tengah sungai kemudian di
kompositkan di masing-masing titik .
FBI = ∑
stasiun.
6. Sampel makroinvertebrata diidentifikasi
Keterangan :
menggunakan buku identifikasi di
FBI = nilai indeks makroinvertebrata bentik
laboratorium. Demikian pula sampel air
I = urutan kelompok familia yang menyusun
yang telah diambil dibawa ke
komunitas makroinvertebrata
laboratorium untuk dianalisis.
xi= jumlah individu kelompok famili ke-i
Berdasarkan parameter yang telah
ti= tingkat toleransi kelompok famili ke-i
ditentukan yaitu, COD (Chemical Oxygen
64
Ecogreen Vol. 5(1) April 2019, Hal 63 - 67
65
Indikator Kualitas Air Sungai menggunakan makroinvertebrata – Kahirun at al.
Daulay, A. B., Pratomo, A., Abdillah, D. 2014. Suriani, N. 2000. Tingkat Pencemaran Sungai
Karakteristik Sedimen Di Perairan Sungai Badung Bagian Hilir Ditinjau dari Sifat
Carang Kota Rebah Kota TanjungPinang Fisika-Kimia dan Jenis Hewan Makrobentos
Provinsi Kepulauan Riau. Riau di Denpasar Selatan, Bali. [Tesis]. Program
Dini, S. 2011. Evaluasi Kualitas Air Sungai Ciliwung Pascasarjana. IPB. Bogor.
di Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Sutamihardja, R.T. M. dan Y. A. Husin. 1983. Water
Tahun 2000-2010. [Skripsi]. FKM, Pollution Analysis Technique. In UNESCO-
Universitas Indonesia. BIOTROP Training Seminar in
Effendi, H. (2003). Telaah KualitasAir: Bagi Environmental Science and Management.
Pengelolaan SumberDaya dan SEAMEO-BIOTROP. Bogor.
LingkunganPerairan. Yogyakarta:Kanisius. Tjokrokusumo, S. W. (2006). Bentik
Fardiaz, S. 1995. Polusi Air dan Udara. Kanisius. Makroinvertebrata sebagai Bioindikator
Yogyakarta. Polusi Lahan Perairan. Jurnal Hidrosfir,
Hawkes, H. A 1979. River Zonation and vol. 1, nomor 1, 2006, 8-20
Classification River Ecology. Ed. BA. . 2000. Biomonitoring Lahan
Oxford. Perairan Untuk Pengelolaan dan
Komarawidjaja, W dan Titiresmi. 2006. Teknik Pemanfaatan Danau dan Waduk
Biomonitoring-Sebagai Alternatif “Tool” Serbaguna Secara Berkelanjutan Prosiding
Pemantauan Kualitas Lingkungan Semiloka Nasional Pengelolaan dan
Perairan. Jakarta. Pemanfaatan Danau dan Waduk.
Maruru, S. M. 2012. Studi Kualitas Air Sungai Bone Universitas Padjadjaran Bandung, 7
dengan Metode Biomonitoring. [Skripsi] November 2000.
Gorontalo: Universitas Negri Gorontalo. Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun
Odum, E. P. 1993. Dasar-dasar Ekologi. Edisi 2004 Tentang Sumber Daya Air.
Ketiga. Penerjemah:Samingan, T. Gajah Welch PS. 1952. Limnology. 2rd edition. Mc Graw-
Mada University Press. Yogyakarta. Hill Book Company, Inc. New York. 539h.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan
Kualitas Air dan Pengelolaan Pencemaran
Air.
Prigi, A. 2012. Pengukuran Kualitas Air Hulu
Daerah Aliran Sungai Kali Brantas
Berdasarkan Taksa Ephemeroptera,
Plecoptera, dan Trichoptera. [Skripi]
Program Studi Magister Biologi Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas
Airlangga.
Rahayu, S., Widodo, R. H., Noordjwijk, M. V.,
Suryadi, I. dan Verbist, B. 2009.
Monitoring air di daerah aliran sungai
bogor, Indonesia. World agroforestry
center-southeast asia regional office.
104p.
Setiawan, D. 2008. Struktur Komunitas
Makrozoobenthos Sebagai Bioindikator
Kualitas Lingkungan Perairan Hilir Sungai
Musi. [Tesis]. SekolahPascasarjana.
Institut Pertanian Bogor.
Soetjipta. 1999. Dasar-Dasar Ekologi Hewan.
Jakarta: DEPDIKBUD
Stirn J. 1981. Manual of Ecological Assesment of
Pollution Effect Methods In Aquatic
Environmet. Tech. Pap.FAO Rome.209p.
67
Indikator Kualitas Air Sungai menggunakan makroinvertebrata – Kahirun at al.
68