“PENGAMBILAN SAMPEL”
Dosen Pengampu:
Asisten Praktikum:
Disusun Oleh :
NIM : 190722638004
JURUSAN GEOGRAFI
DEPARTEMEN GEOGRAFI
2022
I. TUJUAN
1 Mahasiswa mampu mengenali dan mengimplementasikan alat-alat dalam pengujian
kualitas air.
2 Mahasiswa mampu melaksanakan pengambilan sampel air.
3 Mahasiswa mampu menganalisis atau mengidentifikasi kondisi lapangan saat
pengambilan sampel air.
4 Mahasiswa mampu mengenali karakteristik air baik secara fisik maupun kimiawi.
V. DIAGRAM ALIR
VII. PEMBAHASAN
Pada acara praktikum kali ini, praktikan melaksanakan kegiatan pengambilan
sampel air sungai guna untuk diteliti kondisi kualitas airnya. Lokasi pengambilan
sampel berada di daerah hilir Sub DAS Metro, lebih tepatnya di Kali Watu,
Bandungrejosari, Kecamatan Sukun. Lokasi pengambilan sampel terletak di
7°59'56.43"S dan 112°37'3.75"E. Penggunaan lahan di sekitar daerah pengambilan
sampel kebanyakan yaitu kompleks permukiman warga, hal ini membuat aliran sungai
di sekitar titik pengambilan sampel rawan akan pencemaran limbah rumah tangga. Atas
alasan inilah praktikan memilih aliran sungai di Kali Watu sebagai lokasi pengambilan
sampel, aliran sungai yang disekitarnya terdapat penggunaan lahan guna untuk
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tentunya memerlukan upaya pemantauan
kondisi kualitas air yang lebih intensif guna untuk melindungi para pemakai air yang
ada disekitarnya.
Dalam pengambilan sampel air pada praktikum kali ini ada dua parameter yang
diuji, yaitu daya hantar listrik dan tingkat keasaman air. Alat yang digunakan untuk
mengukur kedua parameter tersebut yaitu EC meter dan pH meter, Dengan EC meter
praktikan dapat mengetahui tingkat konduktivitas listrik (dinyatakan dengan satuan
mS/cm) berserta dengan suhu (dinyatakan dengan satuan C) dari air yang berada di
aliran sungai Kali Watu. Sedangkan pH meter digunakan untuk mengukur tingkat
keasaman pada sampel air (dinyatakan dengan satuan pH).
Berdasarkan dari hasil pengambilan sampel lapangan, ditemukan bahwa tingkat
konduktivitas air yang berada di titik sampel yaitu 0,35 mS/cm atau 350 μS/cm dengan
suhu 27,8 C. Tingkat konduktivitas dari sampel air yang diambil oleh praktikan berada
jauh dibawah ambang nilai EC sebagai sumber air minum yaitu 1500 μS/cm (WHO).
Pencemaran seperti sampah dan sisa-sisa makanan dapat menyebabkan kandungan
garam pada perairan tersebut meningkat sehingga perairan tersebut dapat
menghantarkan listrik dengan baik (Ayu, dkk., 2006; Arlindia, 2015). Selain
memberikan pengaruh terhadap kadar garam, daya hantar listrik juga berkaitan erat
dengan TDS atau Total Dissolved Solid, semakin tinggi nilai daya hantar listrik dari
sebuah larutan air maka kandungan TDS-nya juga semakin tinggi pula. Kadar TDS juga
berpengaruh terhadap tingkat kekeruhan dari air. Berdasarkan hasil observasi oleh
praktikan, aliran sungai di titik sampel memiliki warna yang agak kecokelatan akibat
adanya sedimentasi serta tingkat pencemaran yang cenderung minim meskipun jumlah
permukiman warga yang bisa dibilang tidak sedikit, hal inilah yang mengakibatkan
rendahnya tingkat EC air yang ada di titik pengambilan sampel.
Selanjutnya yaitu tingkat pH atau keasaman, Hasil dari pengambilan sampel
menunjukan bahwa tingkat pH air di titik sampel yaitu 7,3. Berdasarkan hasil tersebut,
dapat diindikasikan bahwa air yang mengalir di wilayah tersebut bersifat basa lemah
dan menunjukkan bahwa air sungai yang mengalir di Kali Watu memenuhi syarat baku
mutu air minum sesuai kriteria mutu air kelas 1 berdasarkan peraturan pemerintah
Nomor 82 tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran
air.
Letak dari kali Watu atau dalam pengambilan sampel berada di zona 2 (zona
transportasi sedimen) sesuai dengan karakteristik fisik dengan sungai berwarna coklat.
Berdasarkan Kementrian PUPR (2017) dalam pelatihan sumber daya air dan kontruksi
bahwa zona 2 Letaknya di hilir zona 1 sungai mulai membentuk dataran banjir. Di zona
ini sedimen dari hulu yang berasal dari hasil erosi tebing dan dasar sungai didistribusi
ke hilir. Sedimen bervariasi dari batu kerikil dibagian hulu sampai lumpur dan lempung
di bagian hilir semua bergerak ke bawah. Meander mulai bergerak lateral, setelah banjir
sedimen halus mengisi dataran banjir.
VIII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengambilan sampel yang dilaksanakan oleh praktikan, dapat
ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai berikut:
1 Sifat fisik dan kimia sampel air sungai pada titik pengambilan sampel yaitu
warnanya yang agak kecokelatan, suhu mencapai 27,8 C, pH sebesar 7,3, dan
tingkat konduktivitas listrik sebesar 0,35 mS/cm atau 350 μS/cm.
2 Warna air di titik pengambilan sampel yang agak kecokelatan disebabkan oleh
terjadinya sedimentasi, sedangkan untuk tingkat keasamannya yang rendah
disebabkan oleh tidak adanya kegiatan industri di sekitar wilayah pengambilan
sampel.
3 Berdasarkan hasil pengukuran tersebut, dapat disimpulkan bahwa secara umum air
yang mengalir di sekitar titik pengambilan sampel sudah memenuhi syarat baku
mutu sebagai air yang aman untuk diminum. Hal ini juga menandakan bahwa
kondisi kualitas air yang ada di titik pengambilan sampel bisa dibilang sangat baik
berdasarkan pengukuran ketiga parameter sifat air tersebut.
EC Meter
pH meter
Yalon
Botol