Anda di halaman 1dari 7

PENGUKURAN KUALITAS AIR

Kualitas air adalah karakteristik fisik, kimia, dan biologis dari air sesuai dengan
kesesuaian penggunaan air tersebut. Air yang digunakan untuk minum, rekreasi, ataupun
industri memiliki standar kualitas air yang berbeda untuk mendukung masing-masing
kegunaan. Pengukuran kualitas air penting untuk memeriksa apakah kualitas air sesuai
dengan baku mutu sehingga layak untuk penggunaan yang ditentukan, memantau efisiensi
sistem pemeliharaan kualitas air, memeriksa apakah diperlukan perubahan sistem dan
memutuskan perubahan apa yang harus dilakukan, serta memantau apakah kualitas air sesuai
dengan peraturan dan regulasi.
Secara umum, pengukuran kualitas air dapat dilakukan melalui beberapa tahapan
yakni memilih parameter, memilih metode, sampling, labeling, preservation, analisis, dan
pelaporan. Parameter dapat berupa fisik (temperatur, warna, bau, rasa, turbiditas, pH,
konduktivitas, jumlah padatan terlarut), kimia (kalsium, magnesium, klorin, sulfat, fluor,
alkalinitas, nitrat, fosfat), logam beracun (tembaga, krom, kadmium, seng, timbal, merkuri,
besi, mangan), zat organik (BOD, COD, fenol, minyak, pestisida, nitrat), bakteri (koliform
organisme, koliform feses), biologi (fitoplankton, zooplankton), dan elemen radioaktif
(pemancar alfa/beta). Sampel harus diambil dari lokasi yang mewakili sumber air, pabrik
pengolahan, fasilitas penyimpanan, jaringan distribusi, titik penyaluran air kepada konsumen,
titik penggunaan, dan termasuk juga titik kemungkinan kontaminasi. Pengukuran dapat
dilakukan pada sumber air seperti air tanah (groundwater) dan air permukaan (surface water)
yang diduga tercemar maupun tidak.

PENGUKURAN KUALITAS AIR TANAH

A. Pendahuluan
Air tanah merupakan sumber daya alam yang berharga untuk manusia, hewan, dan
seluruh ekosistem yang bergantung pada air tanah. Kualitas air tanah bisa sangat
bervariasi secara spasial dan temporal, melebihi variasi dari kualitas air permukaan. Air
tanah dapat dipengaruhi oleh geologi setempat, waktu di akuifer, sifat kimia air tanah,
serta interaksi antara air tanah dengan batuan. Air tanah juga secara alami dapat memiliki
konsentrasi salinitas tinggi, nutrisi terlarut, dan logam.
Air tanah sendiri mengacu kepada air yang meresap ke dalam tanah dan
terakumulasi di pori-pori dan retakan pada zona jenuh kerak bumi. Lokasi dari air tanah
adalah di dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan tanah. Sedangkan, akuifer
merupakan lapisan batuan jenuh air di bawah permukaan tanah yang dapat menyimpan
dan mengalirkan air. Jika akuifer tercemar, air yang ikut tercemar dapat diangkut ke
permukaan menuju lokasi pelepasan. Pelepasan dapat terjadi secara alami melalui
pelepasan normal ke mata air/anak sungai/lahan basah, maupun secara buatan melalui
ekstraksi/abstraksi dari bor dan pompa.
B. Alat dan Bahan
Untuk melaksanakan pengukuran kualitas air tanah, diperlukan alat dan bahan
sebagai berikut:
1. Alat pengambil sampel
- Alat untuk air sumur bor: alat Bailer dari tabung teflon dengan ujung atas
terbuka dan ujung bawah tertutup, dilengkapi dengan katup ball valve
- Alat untuk air sumur gali: botol gelas dan stainless steel dengan ujung atas
yang dapat dibuka-tutup dan terikat tali ke atas, sedangkan ujung bawah
tertutup dan dilengkapi pemberat
2. Alat pengukur parameter lapangan
- pH meter
- konduktimeter
- termometer
- meteran
- water level meter
- GPS
3. Alat pendingin untuk menyimpan sampel
4. Alat penyaring
5. Alat ekstraksi/corong pemisah
6. Bahan kimia pengawet
7. Wadah sampel yang steril dan sesuai persyaratan
8. Volume sampel yang diambil

C. Penentuan Titik Pengambilan Sampel


Penentuan titik untuk pengambilan sampel air tanah dapat dibedakan menjadi dua,
yaitu:
1. Air tanah bebas (akuifer tak tertekan): berasal dari sumur gali dan sumur bor
2. Air tanah tertekan (akuifer tertekan): berasal dari sumur bor berfungsi produksi dan
observasi
D. Cara Pengukuran di Lapangan
Sebelum melakukan pengambilan sampel akan dilakukan pengukuran di lapangan
seperti:
1. Penentuan koordinat dan elevasi titik lokasi
2. Pengukuran tinggi dan diameter sumur
3. Pengukuran muka air tanah dan kedalaman sumur
4. Pencatatan lingkungan sumur
E. Cara Pengambilan Sampel
1. Pada sumur produksi
- Buka keran air sumur produksi
- Biarkan mengalir selama 1-2 menit
- Masukkan sampel ke dalam wadah
2. Pada sumur pantau
- Kuras sumur sampai seluruh air pada pipa habis
- Tunggu sampai air terkumpul kembali
- Ambil contoh uji menggunakan alat Bailer ataupun pompa
3. Pada sumur gali
- Baca petunjuk penggunaan alat pengambil sampel
- Turunkan alat pengambil sampel ke dalam sumur
- Angkat alat pengambil sampel setelah terisi
- Pindahkan sampel ke dalam wadah
4. Untuk pengujian kualitas air
- Bilas alat pengambil sampel dengan sampel sebanyak 3 kali
- Ambil contoh sesuai peruntukan analisis
- Masukkan ke dalam wadah sesuai peruntukan analisis
- Lakukan uji parameter suhu, kekeruhan, daya hantar listrik, dan pH
- Catat hasil pengujian parameter lapangan
5. Untuk pengujian senyawa organik yang mudah menguap
- Gunakan sarung tangan lateks
- Ambil sampel untuk analisa dengan menghindari kocokan/aerasi
- Beri label yang jelas untuk seluruh vial
F. Pengujian Parameter Lapangan
Setelah didapatkan, sampel dapat diuji berdasarkan parameter SNI seperti:
1. pH (SNI 06-6989.11-2004)
2. suhu (SNI 06-6989.23-2005)
3. daya hantar listrik (SNI 06-6989.1-2004)
4. alkalinitas (SNI 06- 2420-1991)
5. asiditas (SNI 06-2422-1991)
6. klor bebas (SNI 06-4824-1998)
7. oksigen terlarut (SNI 06-6989.14-2004)
G. Pelaporan
Lembar data parameter yang diukur di lapangan perlu dicatat dan minimal
memiliki informasi mengenai:
1. Identifikasi sampel
2. Tanggal pengambilan sampel
3. Waktu pengambilan sampel
4. Nama petugas pengambil sampel
5. Nilai parameter yang diukur di lapangan
6. Analisa yang diperlukan
7. Jenis dan contoh

PENGUKURAN KUALITAS AIR PERMUKAAN

A. Pendahuluan
Air permukaan adalah air yang terkumpul di permukaan tanah seperti pada mata
air, sungai, danau, lahan basah, waduk, maupun laut. Berbeda dengan air tanah, air
permukaan tidak mengalami infiltrasi ke bawah tanah sehingga lokasinya terbuka dan
dapat dengan mudah terlihat di alam. Pemantauan kualitas air permukaan dapat dilakukan
secara terus-menerus pada suatu lokasi tertentu.
B. Pemilihan Lokasi Pengambilan Sampel
- Dasar pertimbangan dalam memilih lokasi pengambilan sampel: kualitas air pada
lokasi hulu sungai sebagai kualitas air alamiah tanpa pengaruh kegiatan manusia,
pengaruh kegiatan manusia terhadap kualitas air, serta sumber pencemaran bahan
berbahaya ke dalam air
- Pertimbangan perencanaan lokasi pengambilan sampel:
1. Mempertimbangkan kegunaan data sebagai sumber informasi, penyelidikan,
sumber data, perlindungan, pengawasan, dan pertimbangan
2. Pemanfaatan sumber air di hilir sungai yang lebih besar risiko pencemarannya
daripada di hulu
3. Sarana pengambilan sampel dengan memanfaatkan jembatan, pos pengukur
debit air, dan bendungan
4. Lokasi pengambilan sampel untuk kualitas alamiah di hulu sungai, perubahan
kualitas air di hilir sungai, pengukuran pada setiap pemanfaatan sumber air
untuk minum, industri, perikanan, rekreasi, dan lainnya
C. Frekuensi Pengambilan Sampel
- Faktor yang memengaruhi frekuensi pengambilan sampel: perubahan kualitas air,
perubahan sesaat, perubahan terus-menerus, waktu pengambilan sampel, debit air
- Penentuan jumlah frekuensi pengambilan sampel: dilakukan melalui pengumpulan
informasi, menetapkan parameter yang diperiksa, studi pendahuluan, penetapan
frekuensi pengambilan contoh air, serta evaluasi dan uji statistik terhadap data yang
ada
- Untuk sungai setiap 2 minggu dan untuk waduk/danau setiap 8 minggu
D. Pengambilan Sampel
- Sampel sesaat: jangka waktu 5 menit-1 jam atau lebih, periode pekerjaan 24 jam
untuk pemeriksaan suhu, pH, kadar gas terlarut, karbondioksida, sulfida, sianida, dan
klorin
- Sampel gabungan waktu: dilakukan terus-menerus selama 24 jam namun dilakukan
intensif untuk jangka waktu yang lebih pendek
- Sampel gabungan tempat: kualitas air berbeda mulai dari penampang, danau, ataupun
waduk
- Cara pengambilan sampel: secara manual untuk sampel sesaat dalam jumlah sedikit
ataupun secara otomatis untuk mengetahui perbedaan karakteristik sumber air dan
limbah, debit air, berat jenis cairan, kadar zat tersuspensi, terdapatnya bahan-bahan
yang terapung
E. Perlakuan Sampel di Lapangan
- Pemeriksaan kualitas air di lapangan: mempersiapkan peralatan lapangan dengan
kalibrasi dan ketelitian alat
- Perlakuan pendahuluan sampel: dipengaruhi oleh reaksi secara biologi, kimia, dan
fisika
- Pengawetan sampel: dengan pendinginan, pengawetan secara kimia (pengasaman,
biosida, keadaan khusus), pengaturan waktu
- Penyimpanan sampel: pada wadah gelas/plastik yang steril dan tahan pecah
- Pengangkutan sampel: pengepakan dan pengangkutan sampel, label sampel dan
catatan lapangan
REFERENSI

Department of Environment and Science. (2018). Monitoring and Sampling Manual:


Environmental Protection (Water) Policy. Brisbane: Queensland Government
Department of Environment and Science.
Roy, R. (2019). An Introduction to water quality analysis. ESSENCE International Journal
for Environmental Rehabilitation and Conservation. 9(2), pp.94-100.
SNI 03-7016-2004. Tata cara pengambilan contoh dalam rangka pemantauan kualitas air
pada suatu daerah pengaliran sungai. Jakarta: Badan Standardisasi Nasional.
SNI 6989-58-2008. Metoda pengambilan contoh air tanah. Jakarta: Badan Standardisasi
Nasional.
World Health Organization. (n.d.). Guidelines for Drinking-Water Quality: Water Sampling
and Analysis. Available at:
https://emas2.ui.ac.id/pluginfile.php/3729281/mod_resource/content/1/water%20samp
ling%20and%20analysis_WHO.pdf (Accessed March 25, 2023).

Anda mungkin juga menyukai