PEMBAHASAN
Titik sampling secara umum dapat diartikan sebagai kondisi area penelitian,
dalam hal ini membahas tentang air. Jadi titik sampling adalah lokasi atau tempat
yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Lokasi sampling dapat ditentukan atau
dilakukan di berbagai tempat atau lokasi sesuai dengan tujuan penelitian
(Purnomo dkk, 2018).
1
B. Perencanaan Pengambilan Sampel Air
Dalam pengambilan sampel, tidak serta-merta dilakukan begitu saja,
tetapi harus direncanakan terlebih dahulu. Sebagaimana halnya dalam setiap
kegiatan, perencanaan akan sangat membantu dalam memperoleh hasil
sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Untuk mendapatkan kesahihan data
uji parameter kualitas air, perencanaan menjadi persiapan awal yang mutlak
diperlukan dalam pengambilan sampel air. Dengan perencanaan yang baik
dan benar, maka akan diperoleh sampel air yang representatif serta
kerusakan sampel akibat kontaminasi, degradasi, atau detertorasi dapat
dihindari.
1. Tujuan Perencanaan
a. Memastikan dan menegaskan kembali tujuan pengambilan sampel air
b. Memutuskan metode dan teknik untuk mencapai tujuan pengambilan
sampel air
c. Mengetahui hal yang harus dilakukan dengan mempertimbangkan
sumber daya dan segala urusan administrasi, misalnya izin untuk
memasuki suatu wilayah
d. Menyiapkan sumber daya yang diperlukan
e. Menghindari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi ketika
pengambilan sampel dan tahap selanjutnya, yaitu penanganan sampel di
lapangan, transportasi, preparasi, dan analisis di laboratorium
2
c. Administrasi pengambilan sampel
d. Pengambil sampel
e. Bidang uji kualitas lingkungan dan parameter uji
f. Tipe sampel
g. Peralatan pengambilan sampel
h. Wadah sampel
i. Pengawetan sampel
j. Batas penyimpanan maksimum
3
d. Jenis bahan baku dan bahan kimia yang digunakan dalam proses industri
perlu diketahui
b. Air Tanah
Air tanah dapat dibedakan menjadi 2 macam, yaitu air tanah tidak
tertekan (bebas) dan air tanah tertekan. Air tanah bebas adalah air dari akifer
yang hanya sebagian terisi air, terletak pada suatu dasar yang kedap air, dan
mempunyai permukaan bebas. Sedangkan air tanah tertekan adalah air dari
akifer yang sepenuhnya jenuh air, dengan bagian atas dan bawah dibatasi
oleh lapisan yang kedap air (Kurniawan, 2019).
4
Pengambilan sampel air tanah bebas dapat dilakukan di tempat-tempat
sebagi berikut:
1) Bagian hulu dan hilir dari lokasi penimbunan/pembuangan sampah
kota/industri.
2) Bagian hilir daerah pertanian yang diperlakukan dengan pestisida dan
pupuk kimia secara intensif.
3) Daerah pantai yang mengalami intrusi air laut
5
Titik pengambilan sampel air sungai ditetapkan menurut ketentuan-
ketentuan sebagai berikut:
1) Pada sungai dengan debit kurang dari 5 m3 per detik, sampel air diambil
pada satu titik di tengah sungai pada 0,5x kedalaman sungai.
2) Pada sungai dengan debit antara 5-150 m3 per detik, sampel air diambil
pada dua titik, masing-masing pada jarak 1/3 dan 2/3 lebar sungai pada
0,5x kedalaman sungai.
3) Pada sungai dengan debit lebih dari 150 m 3 per detik, sampel air diambil
minimum pada 6 titik, masing-masing pada jarak ¼, ½, dan ¾ lebar
sungai, pada 0,2x kedalaman sungai dan 0,8x kedalaman sungai.
6
2) Pada sumur bor dengan pompa tangan atau mesin, sampel diambil dari
kran/mulut pompa (tempat keluarnya air). Pengambilan sampel
dilakukan kira-kira 5 menit setelah air mulai dibuang (dikeluarkan).
4. Pengambilan Sampel
a. Langkah-langkah
Pengambilan sampel air dapat dilakukan melalui langkah-langkah
kerja sebagai berikut:
1) Menyiapkan alat pengambil sampel yang sesuai dengan keadaan sumber
air.
2) Alat-alat tersebut dibilas sebanyak 3 kali dengan sampel air yang akan
diambil.
3) Melakukan pengambilan sampel sesuai dengan keperluan, sampel yang
diperoleh dicampur secara merata di dalam penampung sementara.
4) Jika pengambilan sampel dilakukan pada beberapa titik, maka volume
sampel dari setiap titik harus sama.
Dalam pengambilan sampel, sebaiknya digunakan wadah yang
baru. Jika terpaksa menggunakan wadah bekas, wadah diperlakukan
dengan perlakuan tertentu terlebih dahulu, yang dapat menjamin bahwa
wadah tersebut bebas dari pengaruh sampel sebelumnya. Selain itu, wadah
atau peralatan yang dapat bereaksi dengan limbah cair harus dihindarkan,
misalkan wadah atau peralatan yang terbuat dari logam yang dapat
mengalami korosi oleh air yang bersifat asam.
7
Setelah pengambilan sampel, air sampel sebaiknya segera dianalisis.
Jika terpaksa harus disimpan, setiap parameter kualitas air memerlukan
perlakuan tertentu terhadap sampel. Selain perlakuan dengan bahan kimia,
pengawetan yang paling umum dilakukan adalah pendinginan suhu 4◦C
selama transportasi dan penyimpanan. Pada suhu tersebut, aktivitas bakteri
terhambat.
b. Kecerahan
Kecerahan air merupakan ukuran transparansi perairan dan
pengukuran cahaya sinar matahari didalam air dapat dilakukan dengan
menggunakan lempengan/kepingan Secchi disk. Satuan untuk nilai
8
kecerahan dari suatu perairan dengan alat tersebut adalah satuan meter.
Jumlah cahaya yang diterima oleh phytoplankton diperairan asli bergantung
pada intensitas cahaya matahari yang masuk kedalam permukaan air dan
daya perambatan cahaya didalam air.
c. Bau
Pada kolam budidaya ikan, air pada kolam ikan harus selalu di buang
atau diganti, agar tidak akan menimbulkan bau yang menyengat pada air.
Faktor yang menyebabkan air pada kolam berbau tidak sedap yaitu
diantaranya; Pakan ikan yang tidak sempat termakan oleh ikan, menjadi
racun bagi kolam dengan amoniak yang muncul, Feses dari kotoran ikan
yang dibudidayakan dan terjadi dekomposisi di air yang menghasilkan
amoniak. Material dalam air dapat berupa jumlah zat tersuspensi (TDS).
d. Warna
Kriteria warna air tambak yang dapat dijadikan acuan standar dalam
pengelolaan kualitas air adalah seperti di bawah ini:
1) Warna air tambak hijau tua yang berarti menunjukkan adanya dominansi
chlorophyceae dengan sifat lebih stabil terhadap perubahan lingkungan
dan cuaca karena mempunyai waktu mortalitas yang relatif panjang.
Tingkat pertumbuhan dan perkembangannya yang relatif cepat sangat
berpotensi terjadinya booming plankton di perairan tersebut.
2) Warna air tambak kecoklatan yang berarti menunjukkan adanya
dominansi diatomae. Jenis plankton ini merupakan salah satu penyuplai
pakan alami bagi udang, sehingga tingkat pertumbuhan dan
perkembangan udang relatif lebih cepat. Tingkat kestabilan plankton ini
relatif kurang terutama pada kondisi musim dengan tingkat curah hujan
yang tinggi, sehingga berpotensi terjadinya plankton collaps dan jika
pengelolaannya tidak cermat kestabilan kualitas perairan akan bersifat
fluktuatif dan akan mengganggu tingkat kenyamanan udang di dalam
tambak.
9
3) Warna air tambak hijau kecoklatan yang berarti menunjukkan dominansi
yang terjadi merupakan perpaduan antara chlorophyceae dan diatomae
yang bersifat stabil yang didukung dengan ketersediaan pakan alami
bagi udang.
2. Parameter Kimia
a. DO (Disolved Oxygent)
Semua makhluk hidup untuk hidup sangat membutuhkan oksigen
sebagai faktor penting bagi pernafasan. Ikan sebagai salah satu jenis
organisme air juga membutuhkan oksigen agar proses metabolisme dalam
tubuhnya berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan oleh ikan disebut dengan
oksigen terlarut. Oksigen terlarut adalah oksigen dalam bentuk terlarut
didalam air karena ikan tidak dapat mengambil oksigen dalam perairan dari
difusi langsung dengan udara. Satuan pengukuran oksigen terlarut adalah
mg/l yang berarti jumlah mg/l gas oksigen yang terlarut dalam air atau
dalam satuan internasional dinyatakan ppm (part per million). Air
mengandung oksigen dalam jumlah yang tertentu, tergantung dari kondisi
air itu sendiri.
b. pH
pH Air adalah logaritma negatif dari kepekatan ion-ion H yang
terlepas dalam suatu perairan dan mempunyai pengaruh besar terhadap
kehidupan organisme perairan, sehingga pH perairan dipakai sebagai salah
satu untuk menyatakan baik buruknya sesuatu perairan.
c. Salinitas
Salinitas air yang sangat mudah dipahami adalah jumlah kadar garam
yang terdapat pada suatu perairan. Hal ini dikarenakan salinitas air ini
merupakan gambaran tentang padatan total di dalam air setelah semua
karbonat dikonversi menjadi oksida, semua bromida dan iodida digantikan
oleh chlorida dan semua bahan organik telah dioksidasi. Salinitas air yang
lainnya adalah jumlah segala macam garam yang terdapat dalam 1000 gr air
10
contoh. Garam-garam yang ada di air payau atau air laut pada umumnya
adalah Na, Cl, NaCl, MgSO4 yang menyebabkan rasa pahit pada air laut,
KNO3 dan lain lain (Putra, 2009).
3. Parameter Biologi
Parameter biologi untuk menganalisis kualitas air adalah plankton.
Kelimpahan plankton yang terdiri dari phytoplankton dan zooplankton
sangat diperlukan untuk mengetahui kesuburan suatu perairan yang akan
dipergunakan untuk kegiatan budidaya.
11