Anda di halaman 1dari 42

MORTALITAS

OLEH:
MASRIDA SINAGA, SKM, M.Kes.
PENDAHULUAN
KOMPONEN PERTUMBUHAN PENDUDUK

1. FERTILITAS
• TFR 2,6 anak per wanita usia subur
(SDKI, 2012)

2. MORTALITAS
• CDR (angka kematian kasar)
• IMR (angka kematian bayi)
• Angka kematian neonatal, Balita
• MMR (angka kematian ibu)

3. MIGRASI (inmigrasi dan outmigrasi)


Pendahuluan
• Mortalitas merupakan salah satu di antara
tiga komponen demografi yang dapat
mempengaruhi perubahan penduduk.
• Tinggi rendahnya tingkat mortalitas
penduduk suatu daerah, tidak hanya
mempengaruhi pertumbuhan
penduduk, tetapi juga merupakan
barometer dari tinggi rendahnya
tingkat kesehatan masyarakat.
KONSEP MORTALITAS DAN MORBIDITAS
• Mati: peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap
saat setelah kelahiran hidup.

• Mati hanya bisa terjadi kalau sudah terjadi kelahiran


hidup.

• Lahir mati: peristiwa menghilangnya tanda-tanda


kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil konsepsi
tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya (lahir mati
tidak termasuk mati maupun hidup).
• Morbiditas: penyakit atau kesakitan, yang
dapat menimpa manusia >1x.
• Morbiditas bisa berakhir dengan kematian
• Beberapa istilah kematian yang terjadi pada
sekitar kelahiran dan sebelumnya:
– Kematian di dalam rahim (intra uterin)
– Kematian di luar rahim (ekstra uterin)
• Kematian di dalam rahim (intra uterin)
– ABORTUS: kematian janin menjelang dan sampai
16 minggu
– MATI IMMATUR: kematian janin pada umur
kandungan 16-28 minggu
– MATI PREMATUR: kematian janin pada umur
kandungan 28 minggu – waktu lahir.
• Kematian di luar rahim (ekstra uterin)
– LAHIR MATI (STILL BIRTH): kematian bayi yang cukup
umurnya, namun pada waktu keluar dari rahim tidak
ada tanda2 kehidupan.
– KEMATIAN BARU LAHIR (NEONATAL DEATH):
kematian bayi sebelum berumur 1 bulan (0-28 hari)
– KEMATIAN PASCA NEONATAL (POST NEONATAL
DEATH): kematian bayi setelah berumur 1 bulan
tetapi kurang dari 1 tahun
– KEMATIAN BAYI (INFANT MORTALITY): kematian
setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari
1 tahun (1 detik sebelum ultah pertamanya)
Yang Termasuk Balita:
• neonatal/bayi baru lahir (0-28 hari)
– Neonatal dini (0-7 hari)
– Neonatal lanjut (8-28 hari)
• Bayi (sebelum ultah I)
– Neonatal (0-28 hari)
– Post neonatal (>28 hari-sblm ultah I)
• Balita (sebelum ultah V)
– Neonatal
– Post neonatal (>28 hari-sblm ultah I)
– 1-4 tahun (sblm ultah V)
SUMBER DATA MORTALITAS
• Registrasi penduduk
• Sensus
• Supas
• Survey penduduk
Faktor-faktor yang mempengaruhi
rate/tingkat kematian
• Umur dan jenis kelamin
• Lapangan pekerjaan
• Status kawin
• Etnis
• Persediaan pangan
• Kemiskinan
• Status gizi
• Ada tidaknya penyakit menular/penyakit lain
• Keadaan fasilitas kesehatan
• Umur dan jenkel merupakan faktor penting yang
bertalian dengan pola dan rate kematian
penduduk.
• Pada USIA PERMULAAN FASE KEHIDUPAN
manusia dan pada USIA LANJUT, kematian
umumnya lebih tinggi dibandingkan dengan pada
usia setelah Balita dan dewasa muda.
• Rate kematian khusus menurut umur lebih
rendah pada umur 10-14 tahun.
• Rate kematian LAKI-LAKI umumnya sedikit lebih
tinggi dari PEREMPUAN.
• Ada dugaan bahwa pada kondisi yang sama, bayi
perempuan lebih tahan daripada bayi laki-laki.
UKURAN-UKURAN MORTALITAS

1. Tingkat kematian kasar (CDR=Crude Death Rate)

CDR : banyaknya kematian pada tahun tertentu tiap


1000 penduduk pada pertengahan tahun



Rumus:
D
CDR  xk (1000)
Pm
Contoh Soal
• Banyaknya kematian di Prov. X pada tahun
2017 adalah 2.880 orang. Banyaknya
penduduk pada pertengahan tahun sebesar
1.165.685 orang. Hitung CDR!

• 2,47/1000: 2/1000
• Setiap 1000 penduduk di provinsi x tahun
2014 ada 2 jiwa yang meninggal.
2. Kematian Menurut Umur dan Jenkel
•Kematian pada umur 0-4 tahun sangat tinggi dibandingkan umur-umur setelah
itu, terutama bayi: FENOMENA 2/3 (sehingga ada perhitungan tersendiri untuk
kematian bayi/Balita)

•Kematian pada kelompok umur 10-14 tahun lebih rendah dari kelompok umur
yang lain

•Tingkat kematian PEREMPUAN umur 20-75 tahun lebih rendah dibandingkan


LAKI-LAKI

•Orang yang berumur 80 tahun umumnya lebih cepat meninggal daripada orang
berumur 20 tahun

•Orang yang di medan perang (umumnya laki-laki) kemungkinan meninggal lebih


besar dibandingkan istrinya yang menunggu di rumah

Perlu ada ukuran yang lebih spesifik


Tingkat Kematian Menurut Umur
(ASDR=Age Specific Death Rate)

• ASDR = Angka kematian menurut kelompok umur


• Rumus:

ASDRi 
 Di
X 1000(k )
Pmi
– Laki-laki
– perempuan
Contoh Soal
• Banyaknya kematian kelompok umur 5-9
tahun di Prov. X pada tahun 2017 adalah
2.828 orang. Banyaknya penduduk berumur 5-
9 tahun pada pertengahan tahun sebesar
1.165.685 orang. Hitung ASDR (5-9 tahun)!
3. Angka Kematian Bayi
(IMR=Infant Mortality Rate)

• IMR = Jumlah kematian penduduk di


bawah satu tahun per 1000 lahir hidup
• Rumus :

IMR 
 Do
X 1000( k )
B
Contoh Soal
• Tahun 2015, sebanyak 1.488 jiwa bayi
meninggal di Provinsi NTT, lahir hidup
sebanyak 97.131 jiwa. Hitung tingkat
kematian bayi!
Contoh Soal
• Tahun 2012, sebanyak 1.350 jiwa bayi
meninggal di Provinsi NTT, lahir hidup
sebanyak 97.131 jiwa. Hitung tingkat
kematian bayi!
• 14/1000
• Setiap 1000 bayi lahir hidup di Provinsi NTT
tahun 2012, ada 14 jiwa bayi yang meninggal
Contoh Soal
• Tahun 2012, sebanyak 977 jiwa neonatal (0-
28 hari) meninggal di Provinsi NTT, lahir
hidup sebanyak 97.131 jiwa. Hitung tingkat
kematian neonatal!
Contoh Soal
• Tahun 2012, sebanyak 977 jiwa neonatal (0-
28 hari) meninggal di Provinsi NTT, lahir
hidup sebanyak 97.131 jiwa. Hitung tingkat
kematian neonatal!
• 10/1000
• Setiap 1000 bayi lahir hidup di Provinsi NTT
tahun 2012, ada 10 jiwa neonatal/bayi baru
lahir yang mati
• Terdapat variasi tingkat kematian bayi antara
negara berkembang dan negara maju (Pada
negara berkembang lebih tinggi dibandingkan
negara maju).
• Demikian juga terdapat variasi angka kematian
bayi di dalam suatu negara, misalnya antara kota
dan desa, antara berbagai golongan sosial
ekonomi penduduk.
• Di samping itu, AKB pada suatu tempat juga
bervariasi menurut waktu.
• AKB merupakan indikator yang sangat berguna,
tidak saja terhadap status kesehatan anak, tetapi
juga terhadap status penduduk keseluruhan dan
kondisi ekonomi dimana penduduk tersebut
tinggal.
• AKB tidak hanya merefleksikan besarnya
masalah kesehatan yang bertanggung jawab
langsung terhadap kematian bayi seperti diare,
ISPA, salah gizi, penyakit-penyakit infeksi spesifik
dan kondisi prenatal, tetapi juga merefleksikan
tingkat kesehatan ibu, kondisi kesehatan
lingkungan dan secara umum tingkat
perkembangan sosial ekonomi masyarakat.
• Baik di negara maju dan di negara berkembang,
terdapat hubungan terbalik antara tingkat
kematian bayi dengan status ekonomi orang tua.
Fakta
• Kematian ibu dan anak lebih banyak pada
masyarakat pedesaan, sosek rendah dan tingkat
pendidikan rendah (tidak berdaya)

• AKB pada masy miskin lebih tinggi dibandingkan


masyarakat mampu.

• Hasil AMP:kematian ibu lebih banyak terjadi pada


ibu dengan karakteristik pendidikan di bawah
sekolah lanjutan pertama

• Tingkat pendidikan yang rendah dan


ketidaktahuan masyarakat menyebabkan
keterlambatan-keterlambatan : mengenali tanda
bahaya dan ambil kptsn cari pertolongan,
mencapai fasilitas yankes, memperoleh
pertolongan yang memadai di fasilitas yankes
Angka Kematian Neonatal, Angka Kematian Bayi dan
Angka Kematian Balita, SDKI 2012

120 115
109

100
85 85
78
80 74
70
75
67
62 60 60
56 58 57
58 55 57
60 52 54 54
49 47
45 45 44 42
37 40 37 38 38 40 37 38 38 34 37 35 37
40 35 33 36 36 33
35 34 33 34 32 30
32 32 32 31 30 30 30 29 29 29
26 26 26 27 25 28 26 25
30
26 24 28 31 31
27 27 25 25 24
21 23 22 23 22 21
19 18 20 17 20 21 18 17 20 18
20 16 14 13 15 15 12

DI YOG YAKARTA
G ORONTALO

INDONESIA

LAM PUNG

BENG KULU
M ALUKU

SUM BAR
SUM SEL
PAPBAR

KALBAR
SULTENG

KALTENG
SULBAR

SUM UT
PAPUA
M ALUT

JATENG
SULUT

BANTEN
KALSEL

SULSEL
JAM BI
SULTRA

BABEL

KALTIM
JABAR
KEPRI

JATIM
ACEH
NTT

RIAU
BALI
NTB

DKI
AKN AKB AKABA
Penyebab kematian
kebanyakan
penyebab endogen

Masalah pada masa bayi


baru lahir (0-28 hari)
FENOMENA
menjadi penyebab 2/3
utama kematian
• Besaran kematian Neonatal, Bayi
dan Balita di Indonesia, dengan AKN
19/1.000 KH, AKB 32/1.000 KH dan
AKABA 40/1.000 KH berarti ada 83
ribu bayi baru lahir yang meninggal
setiap tahunnya di Indonesia dan
total 174 ribu balita yang tidak
dapat diselamatkan nyawanya
(SDKI, 2012)
Kecenderungan Angka Kematian
Balita, Bayi dan Neonatal, 1991 -2015

RPJMN: 24
• Penyebab kematian pada masa neonatal pada
umumnya berkaitan dengan kesehatan ibu
selama hamil, kesehatan janin selama dalam
kandungan, dan proses pertolongan
persalinan yang diterima ibu/bayi, yaitu
asfiksia, hipotermia karena
prematuritas/BBLR, trauma persalinan dan
tetanus neonatorum.

31
PENYEBAB LANGSUNG KEMATIAN NEONATAL
4%
6%

7%

37% Asfiksia
Prematur
12%
Sepsis
Hipotermi
Masalah hematologi
lain-lain

34%
Penyebab kematian
kebanyakan penyebab
endogen 32
PENYEBAB KEMATIAN NEONATAL
TAHUN 2012 DI PROVINSI NTT

Sumber data: Laporan F1-F8 Bidang Kesmas Dinkes Provinsi NTT


PENYEBAB LANGSUNG KEMATIAN BAYI

34
AKB NTT

Provinsi NTT
AKB 45/1.000 KH dan AKN 26/1.000 KH (SDKI, 2012)
70% bayi di NTT Indonesia:
meninggal pada masa AKB 32/1.000 KH, AKN 19/1000 KH
neonatal (karena
asfiksia dan BBLR)

Fakta BBLR di Provinsi NTT:


SDKI (2012): 15,7%.
Riskesdas (2013): 15,1%.
4. Angka Kematian Balita (AKBAL)

• AKBAL = Jumlah kematian penduduk di bawah


5 tahun per 1000 lahir hidup
• Rumus :

AKBAL 
 D5
X 1000( k )
B
DIARE DAN PNEUMONIA
merupakan penyakit
infeksi sebagai penyebab
utama kematian

Lebih dari 50.000


balita meninggal
karenanya
PENYEBAB LANGSUNG KEMATIAN BALITA (1-4 TH)

38
Menurunkan kejadian gizi kurang, berarti
menurunkan kematian bayi dan balita

Malaria
ISPA 5%
19% Diare
19%

Gizi kurang
Campak
54%
7%
Lainnya
32%
Perinatal Sumber: WHO, 2002

18%
54% penyebab kematian bayi dan balita dipengaruhi oleh faktor gizi
Sebagian besar
manusia
meninggal karena
akumulasi dari
beberapa kejadian
kesakitan

Upayakan agar tidak terjadi


kejadian kesakitan???
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai