(KEMATIAN)
Sesi ke-9
Ummi Kalsum
Dasar Kependudukan _IKM
Universitas Jambi
Pengantar:
Mati (death):
keadaan menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi setiap
saat setelah kelahiran hidup
9
Sumber Data Mortalitas
• Idealnya data kematian dapat diperoleh dari hasil
Registrasi Vital, karena mencatat data kematian
secara langsung. Tapi di Indonesia belum berjalan.
• Beberapa sumber data kematian yaitu Sensus
Penduduk, Survey, dan sumber-sumber lain seperti
Rumah Sakit, dinas pemakaman, kantor polisi dan
lain-lain.
• Di Indonesia perkiraan angka kematian didasarkan
hasil Sensus dan survei penduduk.
10
Sumber Data Mortalitas
• Data kematian dari Sensus atau Survei:
– Bentuk langsung (direct mortality data):
• Ditanyakan langsung ada/tidak kejadian kematian
• Untuk 1 tahun terakhir → Current Mortality data.
– Bentuk tidak langsung (indirect mortality data):
• Pertanyaan tentang kelangsungan hidup
(survivorship).
• Di Indonesia biasanya dipakai data survivorship
anak, misalnya: ‘jumlah anak yang lahir hidup’ dan
‘jumlah anak yang masih hidup’. 11
Pengukuran mortalitas membutuhkan ketepatan
dalam:
1. Kelompok orang yang akan diukur (yang dimaksudkan)
2. Tipe peristiwa yang akan diukur (kematian umum,
kematian bayi, kematian ibu, dll)
3. Penentuan interval waktu
‘Rate’/’Angka’
Perlu diingat:
Jumlah penduduk baik pada awal tahun maupun pada
akhir tahun adalah suatu angka yang sangat berbeda
dengan “jumlah tahun hidup orang”
• Menghitung “jumlah tahun hidup orang” pada
jumlah penduduk yang besar → akan
dibutuhkan waktu lama
Perlu diperhatikan:
Untuk daerah yang jumlah penduduknya sedikit / kecil
atau menghitung ukuran mortalitas tertentu maka
“jumlah penduduk tengah tahun” bukan perkiraan yang
baik untuk menghitung PYL.
Contoh:
Angka Kematian Bayi (AKB):
- jumlah bayi di suatu daerah biasanya tidak
banyak
- bayi adalah orang yang baru menjalani
kehidupan < 1 tahun
- ancaman kematian pada bayi sangat besar
Pada populasi kecil, untuk menghitung penduduk pada
tengah tahun biasanya dengan cara:
Penduduk pada tanggal 1 Januari tahun x ditambah
dengan penduduk pada tanggal 1 Januari tahun x+1
kemudian dibagi dua.
Contoh:
Jumlah penduduk Kota Surabaya tanggal 1 Januari 2000
= 2.599.796 jiwa, sedangkan pada tanggal 1 Januari 2001 =
2.613.315 jiwa.
Maka jumlah penduduk tengah Kota Surabaya tahun 2000
= (2.599.796 + 2.613.314) / 2 = 2.606.555 jiwa
Konsep “Person-Years Lived”
TBS-M 21
1. Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate : CDR)
• Rumus : D x k
CDR = P
• dimana :
- D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
- P = Jumlah penduduk pd pertengahan tahun tertentu
- k = konstanta (1000)
Contoh:
Data Susenas tahun 2003 menunjukkan:
- jumlah kematian: 767.740 jiwa
- jumlah penduduk pertengahan tahun 2003: 214.374.096 jiwa
D
CDR = ---- x k
P
767.740
= --------------- x 1000 = 3.5 per 1000 pddk
214.374.096
• Definisi:
banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu
per 1000 penduduk dalam kelompok umur yang sama
pada tengah tahun yang sama
• ASDR lebih rinci dibanding CDR karena melihat
kematian pada kelompok umur tertentu
Di
ASDRi = ---- x k
Pi
D40-44
ASDR40-44 = --------- x 1000
P40-44
92
= -------- x 1000
6.424
Definisi:
banyaknya kematian bayi (anak usia kurang satu tahun)
pada suatu tahun tertentu per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama
D<1
Rumus: IMR = ------ x k
B
D<1
IMR = ------ x k
B
16.658
= ---------- x 1000
342.692
160
Angka kematian bayi per 1.000 kelahiran
140 142(a)
120
112(b)
100
80 70(d) 68(e)
75(c)
57(f)
60
46(g)
35(h)
40
20
0
1967 1978 1982 1987 1989 1993 1995 2002/3
Definisi:
kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu
bulan atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada
satu tahun tertentu
D0-<1 bulan
Rumus: IMR = ------------- x k
B
Definisi:
banyaknya kematian yang terjadi pada bayi yang berumur
antara 1 bulan sampai kurang 1 tahun per 1000 kelahiran
hidup pada satu tahun tertentu
Post-neonatal
mortality
Infant Mortality
28 days
Neonatal mortality
One week
live birth
Stillbirths (late foetal Perinatal
deaths) deaths
Definisi:
Banyaknya kematian anak berumur 0-5 tahun selama
satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama
pada pertengahan tahun tsb.
D0 – 5 thn
Rumus: AKBa (0- 5 th) = ------------ x k
P 0 - 5 thn
Definisi:
Banyaknya kematian anak berumur 1-5 tahun selama
satu tahun tertentu per 1000 anak umur yang sama
pada pertengahan tahun tsb.
D1 – 4 thn
Rumus: AKA (1- 4 th) = ------------ x k
P 1-4 thn
Ada 2 ukuran:
• Maternal mortality rate
• Maternal mortality ratio
Maternal Mortality Rate
• Definisi:
banyaknya kematian perempuan pada saat hamil
atau selama 42 hari sejak terminasi kehamilan
tanpa memandang lama dan tempat persalinan,
yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, dan bukan karena sebab-sebab
lain, pada suatu periode (tahun) per 100.000
perempuan yang mempunyai risiko mengalami
kematian tersebut pada periode/tahun yang sama
• Definisi:
banyaknya kematian ibu pada waktu hamil atau
selama 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa
memandang lama & tempat kelahiran, yg disebabkan
krn kehamilannya atau pengelolaannya, bukan oleh
sebab-sebab lain pada suatu periode (tahun) per
100.000 kelahiran hidup pada periode/tahun yang
sama
500
400 450
334 336
300 390
200
100
0
1986 1994 1997 2003
Sumber:
- SKRT 1985/1986
- SDKI 1994, 1997, 2003/3
Persentase Kematian Maternal di Indonesia
Menurut Penyebab Kematian
SKRT Tahun 1995 dan 2001
PENYEBAB KEMATIAN 1995 2001
A. KOMPLIKASI KEHAMILAN, PERSALINAN & NIFAS
1. Perdarahan 45,1 34,3
2. Infeksi 9,6 10,5
3. Keracunan Kehamilan 14,5 23,7
4. Partus Lama/Macet 6,5 5,3
5. Obstetrik Trauma 3,2 5,3
6. Obstetrik Embolism 2,6
7. Komplikasi Puerperium 1,6 7,9
B. PENYAKIT YG MEMPERBURUK KES. IBU
1. Penyakit Infeksi 3,2 5,3
2. Anemia 1,6 2,6
3. Tidak Spesifik 9,7 2,6
C. KEMATIAN MATERNAL MNRT WAKTU KEJADIAN
1. Hamil 28,9
2. Bersalin 44,7
3. Nifas 26,3
Strategi untuk menurunkan
angka kematian maternal
Kehamilan Komplikasi
Dicegah dengan:
1. Mencegah kehamilan
2. Mencegah terjadinya
komplikasi
3. Manajemen komplikasi yg
terjadi secara tepat guna
Hubungan Kematian Ibu dan KB
Definisi:
• Angka Harapan Hidup pada suatu umur x adalah
rata-rata tahun hidup yang masih akan dijalani oleh
seseorang yang telah berhasil mencapai umur x,
pada suatu tahun tertentu, dalam situasi mortalitas
yang berlaku di lingkungan masyarakatnya.
• Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-rata
tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang baru
lahir pada suatu tahun tertentu.
AHH
• Angka Harapan Hidup (Life Expectancy)
adalah perkiraan rata-rata tambahan umur
seseorang yang diharapkan dapat terus hidup.
• Biasanya AHH dibuat terpisah berdasarkan
jenis kelamin, suku/etnik, umur sekarang.
• Angka Harapan Hidup Saat Lahir adalah rata-
rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi
yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.
50
• Kegunaan:
mencerminkan keberhasilan program kesehatan dan
program pembangunan sosial-ekonomi → kinerja
pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan
penduduk, khususnya dalam bidang kesehatan
• Cara menghitung:
Idealnya menggunakan ASDR yg datanya diperoleh
dari registrasi kematian untuk dibuat Tabel Kematian
(Life Table), tetapi krn sistem registrasi penduduk di
Indonesia belum berjalan baik → menggunakan cara
tidak langsung.
Angka Harapan Hidup di Indonesia
70
65.5
60 59.8
50
40 47.7 52.2
30
20
10
0
1971 1980 1990 2000
ΣMb.Pa
m1 = ────── X 1000
P
56
Standardisasi Langsung
• Keterangan (Standardisasi Langsung):
m1 = angka kematian kasar (CDR) hasil
standardisasi
Mb = ASDR penduduk yg akan dibandingkan
Pa = jumlah penduduk standar menurut
kelompok umur
P = jumlah penduduk standar
57
STANDARISASI LANGSUNG
(Direct standarisation)
Standarisasi langsung dilakukan dengan syarat ada data:
a. Untuk populasi standar:
1. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
2. Jumlah penduduk seluruhnya
b. Untuk populasi yang distandarisasi
1. Jumlah penduduk berdasarkan kelompok umur
2. Jumlah kematian berdasarkan kelompok umur
Populasi A Populasi B
Kelomp
umur (th) Penduduk Tingkat kematian Penduduk Tingkat kematian
tengah tahun (x1000) tengah tahun (x1000)
0 – 44 2000 35 4000 25
> 45 3000 50 1000 75
=
PiA
i
2000 x 25 3000 x 75
= +
5000 5000
= 10 + 45
= 55 per 1000 penduduk ( 55 0/00 )
b. CDR populasi A yang distandarisasi (Populasi B sebagai
standar)
CDRA standarisasi =
PiB DRiA
i
=
PiB
i
4000 x 35 1000 x 50
= +
5000 5000
= 28 + 10
= 38 per 1000 penduduk ( 38 0/00 )
Interpretasi :
Sesudah distandarisasi :
CDRA < CDRB
(440/00) (550/00)
Sesudah distandarisasi :
CDRA > CDRB
(380/00) (350/00)
d
m2 = ────── X M
ΣMa.Pb
64
Standardisasi Tidak Langsung
• Keterangan (Standardisasi Tidak Langsung):
m2 = angka kematian kasar (CDR) hasil standardisasi
d = jumlah kematian pd penduduk yg akan
dibandingkan
Ma = ASDR penduduk standar
Pb = penduduk yg akan dibandingkan menurut
kelompok umur
M = Angka Kematian Kasar penduduk standar
65
Standarisasi Tidak Langsung
(Indirect Standarisation)
Standarisasi tidak langsung dapat dilakukan apabila:
a. Populasi standar diketahui:
1. ASDR nya
2. CDR nya
Actual death
SMR =
Expected death
2.475.760 23.123
Diketahui :
CDR Populasi A = 8,860/00
CDR Populasi B = 9,080/00
Jumlah seluruh kematian populasi B yang sesungguhnya =
22.487 jiwa
Dihitung :
Actual death
SMR =
Expected death
22.487
SMR = = 0,972
23.123
Indirect Standarized = SMR x CDR pop stand
= 0,972 x 8,86
= 8,61 per 1000 penduduk
atau (8,610/00)
Interpretasi :
Sebelum standarisasi
CDRA < CDRB
(8,860/00) (9,080/00)
Sesudah standarisasi
CDRA > CDRB
(8,860/00) (8,610/00)