Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

UKURAN MORBIDITAS

Disusun oleh
JELITA VALENTINA
NPM 213900024

PROFESI BIDAN UNIVERSITAS MALAHAYATI


BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


. Ilmu kependudukan dan demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari
tentang struktur dan proses penduduk di suatu wilayah tertentu (Mantra, 2000).
Struktur masyarakat tersebutmeliputi jumlah, persebaran, dan komposisi
penduduk. Struktur tersebut akan selalu berubaholeh proses demografi yang
meliputi fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian), dan migrasi (perpindahan
penduduk). Menurut Undang-Undang Republik Indonesia nomor 10 tahun1992,
yang dimaksud dengan penduduk adalah orang yang dalam matranya sebagai
pribadi,anggota keluarga, anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan
kuantitas yang bertempat tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada
waktu tertentu.Ilmu kependudukan sangatlah penting untuk dipelajari. Hal
tersebut disebabkan karenailmu kependudukan mampu menjawab pertanyaan
sosial “mengapa” keadaan kependudukan yang diperkirakan terjadi. Ilmu tersebut
juga mampu menghubungkan antara penduduk dengan sistem sosial yang
nantinya digunakan untuk menjawab pertanyaan dasar masalahmasyarakat seperti
kemiskinan, masalah kesehatan, kesenjangan pendidikan, dan lainsebagainya yang
berhubungan dengan unsur demografi masyarakat.Dalam perjalanan hidupnya,
manusia tidak akan lepas dari kejadian penyakit(morbiditas) dan kematian
(mortalitas). Setiap individu pasti pernah mengalami suatu penyakit dan nantinya
setiap manusia ditakdirkan untuk mengalami kematian. Kedua unsur tersebut di
atas merupakan ranah ilmu dari demografi dan kependudukan. Namun, di sisi
lain,ilmu kependudukan bukan hanya digunakan untuk memahami struktur dan
proseskependudukan masyarakat di suatu wilayah melalui demografi, namun juga
melihat darifaktor sosial budaya. Kekompleksan cakupan masalah yang dipelajari
dengan ilmukependudukan mampu menambah pengertian tentang masyarakat
melalui proses analisiskependudukan. Oleh karena itu, analisis kependudukan
harus kita pahami bersama, sehingganantinya diharapkan kita mampu mengenal
dan memahami masyarakat, segala masalah yangsedang terjadi di dalam
masyarakat, serta dapat mencari solusi untuk masalah tersebut denganmemegang
teguh prinsip ilmu kependudukan. Dan melalui karya tulis ini,
penulismemfokuskan pada analisis kependudukan terkait mortalitas dan
morbiditas.
Mortalitas (kematian) berkaitan dengan pengurangan jumlah penduduk,
mortalitas juga berkaitan dengan morbiditas (kesakitan), morbiditas dapat
menimpa manusia lebih dari satu kali, rangkaian mordibitas ini sering disebut
mordibitas kumulatif, yang pada akhirnya menghasilkan peristiwa yang disebut
kematian. Kematian dapat menimpa siapa saja, kapan dan dimana saja. Mortalitas
adalah salah satu dari 3 komponen demografi selain fertilitas dan migrasi, yang
dapat mempengaruhi jumlah dan komposisi umur penduduk. Data kematian →
untuk proyeksi penduduk guna perencanaan pembangunan. Konsep transisi
mortalitas sering dikaitkan dengan konsep transisi epidemiologi (berkaitan dengan
pola penyakit, pola mortalits, dan kondisi lingkungan)

1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi morbiditas dan mortalitas.
2. Untuk mengetahui sumber data mortalitas dan morbiditas.
3. Untuk mengetahui ukuran morbiditas.
4. Untuk mengetahui ukuran mortalitas.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Morbiditas dan Mortalias


Morbiditas dalam arti sempit Arti adalah peristiwa sakit atau kesakitan.
Sedangkan dalam arti luas tidak terbatas pada statistik atau ukuran tentang
peristiwa-peristiwa tersebut, tetapi juga faktor yang mempengaruhinya
(determinant factors), seperti faktor sosial, ekonomi, dan budaya. Pengukuran
morbiditas jauh lebih sulit dibandingkan dengan pengukuran mortalitas 
masalah definisi dan klasifikasi (jenis dan lama sakit).
Mortalitas adalah jumlah kematian yang terjadi dalam suatu populasi.
Kematian/Mati/Death : peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda kehidupan
secara permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup (Organisasi
Kesehatan Dunia -WHO-)Lahir hidup (live birth) peristiwa keluarnya hasil
konsepsi dari rahim seorang ibu secara lengkap tanpa memandang lamanya
kehamilan dan setelah perpisahan tersebut terjadi. Lahir mati (fetal death)
peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil konsepsi sebelum hasil
konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.

Ukuran Morbiditas dan Mortalitas


Keadaan kesakitan dan kematian suatu penduduk, tidaklah dapat diwakili
oleh hanya suatu angka tunggal. Biasanya, berbagai macam ukuran dipakai
sekaligus guna mencerminkan keadaan penduduk secara keseluruhan. Ukuran
yang umum digunakan:
1. Rate/angka
2. Ratio/rasio
3. Proporsi
4. Prevalensi
5. Insiden
6. Person years lived (tahun orang hidup)
Dipakai pula ukuran lain berupa Persentase (merupakan rasio pula hanya
saja pembilang bagian dari penyebut).
Dalam menyatakan angka, rasio, atau persentase, perlu ditegaskan
populasi golongan mana yang mempunyai risiko. Yaitu:
1. Kapan : waktu berlakunya ukuran tersebut
2. Siapa : Ukuran untuk populasi yang mana
3. Apa : Ukuran untuk kejadian apa

Rasio dan Proporsi


Rasio: nilai relatif yang dihasilkan dari perbandingan dua nilai kuantitatif
yang pembilangnya tidak merupakan bagian dari penyebut.
Proporsi: perbandingan dua nilai kuantitatif yang pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut. Penyebaran proporsi adalah suatu penyebaran persentasi
yang meliputi proporsi dari jumlah peristiwa-peristiwa dalam kelompok data yang
mengenai masing-masing kategori atau subkelompok dari kelompok itu.
Person Years Lived (PYL)
Konsep “jumlah tahun hidup orang” (person- years lived) sering
digunakan untuk menyatakan besarnya jumlah penduduk yang mengalami risiko
suatu peristiwa. Perlu diingat jumlah penduduk baik pada awal tahun maupun
pada akhir tahun adalah suatu angka yang sangat berbeda dengan “jumlah tahun
hidup orang”.
PYL diilustrasikan sebagai berikut, Jika kita ingin menentukan PYL selama
periode 1 tahun maka seseorang yang mengalami hidup mulai dari awal sampai
akhir periode berarti menjalani satu “tahun orang hidup” atau 1 PYL. Jika dua
orang yang mengalami hidup mulai dari awal sampai akhir periode berarti
menjadi dua “tahun orang hidup” atau 2 PYL. Jika 100 orang yang menjalani
hidup mulai dari awal sampai akhir periode berarti menjadi 100 PYL. Jumlah
orang yang berisiko dan dinyatakan dengan satuan PYL hanya dapat dihitung
apabila setiap kejadian (kelahiran, kematian, dan migrasi) dari orang di kota
tersebut diketahui secara tepat kapan terjadi. Akan tetapi hal ini sangat sulit
terjadi.
Penduduk Pertengahan Tahun
Menghitung “jumlah tahun hidup orang” pada jumlah penduduk yang
besar akan dibutuhkan waktu lama. Karena itu dilakukan perkiraan dengan
asumsi: jumlah kelahiran, kematian, masuk dan keluarnya penduduk (migrasi)
terjadi merata selama periode yang ingin diketahui. Dengan demikian, digunakan
pendekatanlain, yaitu jumlah penduduk tengah-periode, yaitu jumlah
kematian/jumlah kelahiran/jumlah orang yang bermigrasi adalah sama antara
sebelum dan sesudah pertengahan periode  Jumlah orang yang berisiko, dengan
satuan PYL = jumlah penduduk tengah periode.
P tengah periode = ½ (P awal periode + P akhir periode).
Perlu diperhatikan: untuk daerah yang jumlah penduduknya sedikit / kecil atau
menghitung ukuran mortalitas tertentu maka “jumlah penduduk tengah tahun”
bukan perkiraan yang baik untuk menghitung PYL.
Contoh:
Angka Kematian Bayi (AKI):
jumlah bayi di suatu daerah biasanya tidak banyak
bayi adalah orang yang baru menjalani kehidupan < 1 tahun

2.2 Sumber Data Mortalitas dan Morbiditas


A. Sumber Data Mortalitas
1. Sistem Registrati Vital, sistem ini mencatat kejadian kematian segera
setelah peristiwa kematian tersebut terjadi dari waktu ke waktu. sistem
registrasi vital di Indonesia yang ada baru bersifat lokal dan terbatas pada
beberapa tempat tertentu saja dan masih belum mampu mencatat semua
kejadian kelahiran dan kematian di tempat tersebut.
2. Sensus dan Survey Penduduk, kejadian kematiandicatat sekian lama
peristiwa kematian itu terjadi. Data digolongkan menjadi dua bentuk:
Bentuk langsung (direct mortality data). Bentuktidak langsung (indirect
mortality data).
B. Sumber Data Morbiditas
1. Sumber Data dan Laporan Penyakit Menular
2. Catatan Klinis dan Catatan Medis Rumah Sakit
3. Data dan Catatan dari Organisasi Managed Care
4. Perunutan Pencatatan dan Registrasi
5. Registrasi
6. Perunutan Pencatatan dan Komputerisasi
7. Survei Status Kesehatan dan Penyakit

2.3 Ukuran Morbiditas


1. Insiden: Jumlah kasus baru suatu penyakit selama kurun waktu tertentu.
Angka insiden merupakan insiden per penduduk berisiko atau population
at risk.
2. Prevalensi Ada 2 macam: Prevalensi titik (Prevalensi): jumlah penduduk
yang sakit pada titik waktu tertentu tanpa memperhitungkan kapan kasus
penyakit itu dimulai. Prevalensi periode (kurang bermanfaat): jumlah
penduduk yang sakit, baik sakit lama maupun sakit baru, selama periode
tertentu. Prevalensi periode merupakan jumlah antara prevalensi titik pada
awal suatu periode dan insiden selama periode waktu tersebut.
3. Attack Rate yaitu angka insiden yang terjadi dalam waktu yang singkat
(Liliefeld 1980) atau dengan kata lain jumlah mereka yang rentan dan
terserang penyakit tertentu pada periode tertentu. Contoh: Pada suatu
kejadian KLB (Kejadian Luar Biasa) campak di suatu sekolah dengan 400
murid di mana 60 di antaranya menderita campak, maka angka
insiden campak pada KLB tersebut adalah 60/400 = 15%.

2.4 Ukuran Mortalitas


1. Case Fatality Rate (CFR) Angka kefatalan kasus
CFR: perbandingan antara jumlah kematian terhadap penyakit tertentu yang
terjadi dalam 1 tahun dengan jumlah penduduk yang menderita penyakit
tersebut pada tahun yang sama.
Rumus:
CFR= (P/T) x k
P = Jumlah kematian terhadap penyakit tertentu
T = jumlah penduduk yang menderita penyakit tersebut pada tahun yang sama
k = 1.000

2. Crude Death Rate (CDR) Angka Kematian Kasar


yaitu jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun per 1000 penduduk pada
pertengahan tahun yang sama.
Disebut kasar karena angka ini dihitung secara menyeluruh tanpa
memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi dengan tingkat
kematian yang berbeda-beda.
Rumus:
CDR= (D/P) x k
D = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun
P= Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama
k = konstanta, biasanya 1.000
Contoh CDR Pada tahun 1988, di Venezuela terdapat 81.442 kematian. Jumlah
penduduk venezuela pada pertengahan tahun tersebut adalah 18.940.000. Maka
CDR = (81.442/18.940.000) x 1.000 = 4.3. Artinya: pada tahun 1988, di
Venezuela terdapat 4.3 kematian per 1.000 penduduk.

3. Age Spesific Death Rate (ASDR) angka kematian menurut golongan umur
Yaitu perbandingan antara jumlah kematian yang diacatat selama 1 tahun
pada penduduk golongan umur x dengan jumlah penduduk golongan umur x
pada pertengahan tahun
Rumus:
ASDR= (Dx/Px) x k
Dx = jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun pada golongan umur x
Px = jumlah penduduk pada golongan umur x pada pertengahan tahun yang
sama
k = Konstanta
Contoh ASDR Jumlah kematian penduduk berusia 40 – 44 tahun di Australia
pada tahun 1987 adalah 1.825 orang. Jumlah penduduk berusia 40 – 44 tahun
pada tahun tersebut adalah 1.100.213 orang. ASDR = (1.825/1.100.213) x
1000 = 1.7. Artinya: ASDR penduduk Australia pada tahun 1987 untuk
penduduk berusia 40 – 44 tahun adalah 1.7 per 1.000 penduduk kelompok
tersebut.

4. Under Five Mortality Rate (UFMR) Angka kematian Balita


yaitu gabungan antara angka kematian bayi dengan angka kematian anak
umur 1-4 tahun yaitu jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun
per 1000 penduduk balita pada tahun yang sama
Rumus:
UFMR = (M/R) x k
M = Jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun
R = Jumlah Penduduk balita pada tahun yang sama , k = Konstanta
5. Neonatal Mortality Rate (NMR) Angka Kematian Neonatal
yaitu jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama
Rumus:
NMR = (Di/ B) x k
Di = Jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari
B = Kelahiran hidup pada tahun yang sama
k = konstanta

6. Perinatal Mortality Rate (PMR) angka kematian perinatal


yaitu jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28
minggu atau lebih ditambah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari
yang dicatat dalam 1 tahun per 1000 kelahiran kelahiran hidup pada tahun
yang sama.
Rumus:
PMR = (P+M/R) x k
P = jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan berumur 28
minggu
M = jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari R = Jumlah
kelahiran kelahiran hidup pada tahun yang sama.
k=1000

7. Infant Mortality Rate (IMR) Angka Kematian Bayi


yaitu perbandingan jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun yang
dicatat selama 1 tahun dengan 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus:
IMR = (D0 /B) x k
D0 = Jumlah penduduk yang berumur kurang dari 1 tahun
B = Jumlah lahir hidup pada tahun yang sama
k = Konstanta
Contoh IMR: Pada tahun 1988 di Sri Lanka terdapat 6.658 kematian bayi
berusia di bawah 1 tahun. Jumlah kelahiran hidup pada tahun tersebut adalah
343.692 orang.
IMR = (6.658/343.692) x 1.000 = 19.4. Artinya: pada tahun 1988, di Sri
Lanka terdapat 19.4 kematian bayi berusia di bawah 1 tahun per 1.000
kelahiran hidup.

8. MMR atau Angka Kematian Ibu (AKI)


adalah jumlah kematian perempuan yang disebabkan oleh komplikasi
kehamilan dan kelahiran anak per 100.000 kelahiran hidup pada tahun
tertentu. Kematian maternal atau ibu menurut international Classification of
Diseases (ICD) IX pada tahun 1975 adalah kematian perempuan ketika hamil
sampai 42 hari setelah persalinan (tanpa memandang umur kehamilan dan
letak kehamilan). Kematian tersebut bisa disebabkan karena penyakit yang
berkaitan dengan kehamilan atau memburuk akibat kehamilan. Bisa juga
disebabkan karena pertolongan kelahiran yang tidak tepat, tidak termasuk
kematian karena kecelakaan (accidental) atau kelalaian (incidental).
Contoh: Jika pada tahun 1988, di Costa Rica terdapat 15 kematian
perempuan karena komplikasi kehamilan atau kelahiran anak dan jumlah
kelahiran hidup pada tahun tersebut adalah 81.376.
AKI/MMR = 18.4 Artinya di Costa Rica terdapat 18,4 kematian maternal per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 1988.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Ukuran kematian merupakan angka atau indeks, yang di pakai sebagai
dasar untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat kematian suatu penduduk. Ada
berbagai macam ukuran kematian, mulai dari yang paling sederhana sampai yang
cukup kompleks. Cara mengetahui sumber data kematian dapat diperoleh dari
berbagai macam sumber, antara lain registrasi fital dan sensus dan survey
penduduk. Ada beberapa cara pengukuran angka kematian diantaranya adalah
Angka Kematian Neonatal (AKN), Angka Kematian Ibu, Tingkat Kematian Kasar
(Crude Death Rate), Tingkat Kematian Menurut Umur ( Age Specific Death
Rate ), Tingkat Kematian Bayi -Infant Death Rate (IDR) /Infat Mortality  Rate
(IMR). Korelasi yang bersifat positif atau menguntungkan antara mortalitas
dengan kesehatan masyarakat adalah dengan adanya mortalitas maka kelajuan
pertumbuhan penduduk yang tidak dapat terkendali dapat ditekan dan secara
otomatis kepadatan penduduk pun dapat berkurang sehingga terjadi pula
perubahan fungsi lahan yang semula untuk perumahan menjadi fungsi lain yang
lebih bermanfaat.

3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas masih banyak kesalahan dan
jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran
mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan diatas.
DAFTAR PUSTAKA

scribd.com/doc/156677400/Mortalitas-Dan-Morbiditas
repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/41623/ChapterI.pdf;jsessionid=7
507F74BEF7DF041A990DBF17F366BD6?sequence=5

Anda mungkin juga menyukai