Anda di halaman 1dari 28

UKURAN STANDAR

STATUS
KESEHATAN
PENDUDUK
DAN STUDI
EPIDEMIOLOGI
Kelompok 3
Disusun Oleh :

ANIZA SAFTIA NURINI


NADZIA FATURAHMI
DENARANTY
NINA RUSDIANA
INDRI NURAZIZAH
SITI HANIFAH ANGGIANI
LISNUR JAMIL
SUCI MARYAND
MELANI ONSEVEN
YUKE RACHMAWATI
MIA PURNAMASARI
YULIANAH
Analisis derajat
( masalah ) kesehatan
Sehat dapat mencakup pengertian yang sangat luas, yaitu bukan saja sehat dalam
arti bebas dari penyakit tetapi termasuk juga tercapainya kesejahteraan fisik,
sosial dan mental.

Untuk menilai suatu kondisi kesehatan digunakan indikator-indikator yang


merupakan kesepakatan mengenai kuantifikasi fenomena kesehatan yang terjadi
di masyarakat. Indikator keadaan kesehatan dapat dibandingkan dengan standar
pelayanan kesehatan, cakupan, target program kesehatan di daerahnya
(puskesmas, kabupaten, propinsi, nasional) atau dibandingkan dengan daerah
lain serta dapat dianalisa kejadian dari waktu ke waktu (trend / kecenderungan).
Dalam menganalisis masalah kesehatan diperlukan kemampuan untuk
mengaplikasikan metode dan konsep epidemiologi, sebab pada dasarnya ukuran-ukuran
yang digunakan dalam menggambarkan masalah atau derajat kesehatan adalah ukuran-
ukuran epidemiologi seperti morbiditas (angka kesakitan) dan mortalitas (angka
kematian).

1. Mortalitas
Mortalitas adalah ukuran jumlah kematian (umumnya, atau karena akibat yang
spesifik) pada suatu populasi, skala besar suatu populasi, per dikali satuan.
Angka kematian bayi ( infant mortality rate )

Penelitian menunjukkan bahwa IMR sangat erat kaitannya dengan kualitas


lingkungan hidup, gizi masyarakat, keadaan sosial ekonomi, tingginya IMR
menunjukkan bobot masalah mengenai perinatal,: komplikasi kehamilan, perawatan
kehamilan, komplikasi persalinan dan perawatan bayi. Kematian balita sangat
berkaitan dengan kualitas sanitasi rumah tangga dan keadaan gizi anak.
2. Morbiditas

Setiap gangguan di dalam fungsi maupun struktur tubuh seseorang dianggap sebagai
penyakit. Penyakit, sakit, cedera, gangguan dan sakit, semuanya dikategorikan di dalam
istilah tunggal MORBIDITAS.
Incidence rate
Incidence rate adalah jumlah penderita baru suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu (umumnya 1 tahun) dibandingkan dengan jumlah penduduk yang
mungkin terkena penyakit baru tersebut pada pertengahan jangka waktu yang
bersangkutan . Yang dimaksud kasus baru adalah perubahan status dari sehat menjadi
sakit. Periode waktu adalah jumlah waktu yang diamati selama sehat hingga menjadi
sakit. Incidence rate dari suatu penyakit tertentu adalah jumlah kasus baru yang terjadi di
kalangan penduduk selama periode waktu tertentu.
Incidence Rate = X 1000
Angka prevalens

Gambaran tentang frekuensi penderita lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka waktu tertentu di sekelompok masyarakat tertentu. Pada perhitungan angka
Prevalensi, digunakan jumlah seluruh penduduk tanpa memperhitungkan
orang/penduduk yang Kebal atau Pendeuduk dengan Resiko (Population at Risk).
Sehingga dapat dikatakan bahwa Angka Prevalensi sebenarnya BUKAN-lah suatu
RATE yang murni, karena Penduduk yang tidak mungkin terkena penyakit juga
dimasukkan dalam perhitungan.
Ukuran-Ukuran Statistik
Kesehatan
Purata
(rate) adalah ukuran umum yang sering digunakan dalam analisis
statistik, khususnya statistik kesehatan. Rate adalah suatu jumlah kejadian
dihubungkan dengan populasi yang bersangkutan.

Rate (purate) = X 1000


Rate yang dihitung dari total populasi didalam suatu area sebagai denominator
(penyebut) disebut rate crude atau angka kasar (purata kasar). Sedangkan rate
yang dihitung dari kelompok atau segmen tertentu disebut specific rate atau
angka spesifik (purata spesifik).
Angka kasar yang sering digunakan dalam kesehatan
masyarakat :
Crude
Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)

Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)

Natural Increase Rate (Pertamabahan Penduduk Secara Alamiah)


Specific Rate yang sering digunakan
masyarakat:
Infant Berkaitan
Mortality Rate (Angkadengan bayi dan anak
Kematian Bayi)

Neonatal Mortality Rate ( Angka Kematian Neonatal)

Post Neonatal Mortality Rate (Angka Kematian Pasca Neonatal)


Berkaitan
dengan Kehamilan dan Kelahiran:
Still Birth Rate (Angka Lahir Mati)

Perinatal Mortality Rate (Angka Kematian Perinatal)

Mortality Maternal Ibu Rate (Angka Kematian)


Usia Harapan Hidup (Age Specific Rate)

Usia harapan hidup penduduk adalah rata-rata kesempatan atau


waktu hidup yang tersisa. Usia harapan hidup dapat diartikan pula
dengan banyaknya tahun yang ditempuh penduduk yang masih
hidup sampai umur tertentu.

Berdasarkan serangkaian Age Specific Rate atau rata-rata umur


spesifik dari kematian, besar kecilnya usia harapan hidup suatu
generasi sangat dipengaruhi oleh banyaknya penduduk yang mampu
melewati umur tertentu, dan banyaknya penduduk yang dilahirkan
hidup dari suatu generasi sampai mencapai umur tertentu.
Harapan hidup berbeda dengan lama hidup. Lama hidup atau panjang hidup, yaitu
jumlah tahun maksimum penduduk untuk dapat hidup.
Berbeda dengan harapan hidup, lama hidup antara penduduk suatu negara atau
daerah dengan daerah lainnya tidak terlalu berbeda karena umur manusia ada
batas maksimumnya. Usia harapan hidup ditentukan oleh besarnya angka jumlah
kematian bayi.
Jika kematian bayi jumlahnya besar, usia harapan hidup akan rendah. Oleh
karenanya, biasanya di negara-negara maju harapan hidupnya tinggi karena pada
umumnya tingkat kesehatan ibu dan bayinya tinggi. Sebaliknya, di negara
berkembang biasanya relatif rendah karena buruknya tingkat kesehatan.
Cara untuk menentukan usia harapan hidup adalah dengan menunjukkan dan
merataratakan semua umur dari seluruh kematian pada waktu tertentu.
Contohnya jika di suatu daerah diketahui bahwa terdapat 50
orang yang meninggal, umur masing-masing yang meninggal
berbeda-beda, ada yang 2 tahun, ada yang 40 tahun, bahkan
ada yang 95 tahun.
Umur masing-masing yang meninggal dijumlahkan semuanya
dan kemudian dibagi dengan jumlah orang yang meninggal
pada tahun itu, yaitu sebanyak 50 orang.
Misalnya, ketika dijumlahkan semua umur orang yang
meninggal diperoleh sebesar 2.500, maka usia harapan hidup
dapat dihitung sebagai berikut:
Studi Epidemiologi
Metode-metode Epidemoilogi
Didalam epidemiologi terdapat tiga tipe pokok pendekatan atau metode,yakni:

Studi Deskriptif (Descriptive Epidemiology)


Definisi Studi Deskriptif
Studi deskriptif ialah riset epidemiologi yang bertujuan menggambarkan pola distribusi peyakit dan determinan penyakit
menurut populasi, letak, geografis, dan waktu.
Didalam Epidemiologi deskriptif dipelajari bagaimana frekuensi penyakit berubah menurut perubahan variable-variabel
epidemiologi yang terdiri dari orang (person), tempat (place), dan waktu (time).
Orang (person)
Disini akan dibicarakan peranan umur, jenis kelamin, kelas social, pekerjaan, golongan etnik, status perkawina, besarnya
keluarga, struktur keluarga, dan paritas.
Umur
Umur adalah variable yang selalu diperhatikan didalam penyelidikan-penyelidikan epidemiologi. Angka-angka kesakitan
maupun kematian didalam hampir semua keadaan menunjukan hubungan dengan umur.
Dengan cara ini dapat membaca dengan mudah dan melihat pola kesakitan atau kematian menurut golongan umur.
2. Jenis Kelamin
Yang pertama diduga meliputi factor keturunan yang terkait dengan jenis kelamin atau
perbedaan hormonal,sedangkan yang kedua diduga karena berperannya factor-faktor
lingkungan (lebih banyak pria merokok, minum-minuman keras, candu, bekerja berat,
berhadapan dengan pekerjaan berbahaya, dan lain-lain).
3. Kelas social
Kelas social adalah variable yang sering dilihat hubungannya dengan angka kesakitan
maupun kematian, variable ini menggambarkan tingkat kehidupan seseorang. Kelas
social ini ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan, penghasilan, dan
banyak contoh ditentukan pula tempat tinggal. Karena hal-hal ini dapat mempengaruhi
berbagai aspek kehidupan termasuk pemeliharaan kesehatan maka tidaklah
mengherankan apabila kita melihat perbedaan-perbedaan dalam angka kesakitan maupun
kematian antara berbagai kelas social.
4. Jenis pekerjaan
5. Pendidikan
6. Penghasilan
7. Golongan etnik
8. Status pernikahan
9. Besarnya keluarga
10. Struktur keluarga
11. Paritas
Tempat (Place)
Pengetahuan mengenai distribusi gepgrafis dari suatu penyakit berguna untuk
perencanaan pelayanan kesehatan dan dapat memberikan penjelasan mengenai
etiologic penyakit:
Perbandingan pola penyakit yang sering dilakukan antara:
Batas daerah pemerintahan
Kota dan pedesaan
Daerah atau tempat berdasarkan batas alam (pegunungan, sungai, laut atau
padang pasir)
Negara-negara
Regional
Waktu (Time)
Mempelajari hubungan antara waktu dan penyakit merupakan kebutuhan dasar
didalam analisis epidemiologis. Oleh karena itu, perubahan-perubahan penyakit menurut
waktu menunjukan adanya perubahan factor-faktor etiologis. Melihat panjangnya waktu
dimana terjadi perubahan angka kesakitan maka dibedakan:
Fluktuasi jangka pendek, dimana perubahan angka kesakitan berlangsung beberapa
jam, hari, minggu dan bulan.
Perubahan-perubahan secara siklus dimana perubahan-perubahan angka kesakitan
terjadi secara berulang-ulang diantara beberapa hari, beberapa bulan (musiman),
tahunan dan beberapa tahun.
Perubahan-perubahan angka kesakitan yang berlangsung dalam periode waktu yang
panjang , bertahun-tahun atau puluhan tahun yang disebut secular trends.
Langkah-langkah Studi Deskiptif
1. Memilih dan merumuskan masalah yang menghendaki konsepsi
ada kegunaan masalah tersebut serta dapat diselidiki dengan
sumber yang ada.
2. Menentukan tujuan dari penelitian yang akan dikerjakan. Tujuan
dari penelitian harus konsisten dengan rumusan dan definisi dari
masalah.
3. Memberikan limitasi dari area atau scope tau sejauh mana
penelitian deskriptif tersebut akan dilaksanakan.
4. Pada bidang ilmu yang telah mempunyai teori-teori yang kuat,
maka perlu dirumuskan kerangka teori atau kerangka konseptual
yang kemudian diturunkan dalam bentuk hipotesa-hipotesa untuk
diverifikasikan
6. Merumuskan hipotesa-hipotesa yang ingin diuji. Baik secara eksplisit
maupun secara implisit.
7. Melakukan kerja lapangan untuk mengumpulkan data,gunakan teknik
pengumpulan data yang cocok untuk penelitian.
8. Membuat tabulasi serta analisa statistic dilakukan terhadap data
yang telah dikumpulkan.
9. Memberikan interpretasi dari hasil dalam hubungannya dengan
kondisi social yang ingin diselidiki serta dari data yang diperoleh
serta referensi khas terhadap masalah yang ingin dipecahkan.
10. Mengadakan generalisasi serta dedukasi dari penemuan serta
hipotesa-hipotesa yang ingin diuji. Berikan rekomendasi-rekomendasi
untuk kebijakan-kebijakan yang dapat ditarik dari penelitian.
11. Membuat laporan penelitian dengan cara ilmiah
Studi Analitis
Definisi Studi Analitis (analytic Epidemiology)
Studi analitik adalah riset epidemiologi yang bertujuan untuk memperoleh penjelasan tentang factor-faktor resiko dan
penyebab penyakit. Factor resiko adalah factor-faktor atau keadaan-keadaan yang mempengaruhi perkembangan suatu
penyakit atau status kesehatan tertentu.
Pendekatan atau studi ini dipergunakan untuk menguji data dan informasi-informasi yang
diperoleh studi epidemiologi deskriptif.
Ada 2 studi tentang epidemiologi ini,yaitu:
1. Studi Riwayat Kasus (case History Studies)
2. Dalam studi ini akan dibandingkan antara 2 kelompok orang,yakni kelomok yang terkena
penyakit dengan kelompok orang tidak terkena (kelompok kontrol).
3. Studi Kohor (Kohort Studies)
4. Dalam studi ini sekelompok orang dipaparkan (exposed) pada suatu penyebab penyakit
(agent). Kemudian diambil sekelompok orang lain yang mempunyai ciri-ciri yang sama
dengan kelompok pertama,tetapi tidak dipaparkan atau dikenakan pada penyebab penyakit.
Kelompok kedua ini disebut kelompok control, setelah beberapa saat yang telah ditentukan
kedua kelompok tersebut dibandingkan dicari perbedaannya antara kedua kelompok tersebut
bermakna atau tidak.
Studi Eksperimental

Definsi Studi Eksperimental


Studi yang melibatkan manipulasi terhadap satu variable untuk menentukan
kemungkinan dampaknya terhadap variable lain sehingga peneliti dapat menarik
kesimpulan mengenai hubungan sebab-akibat.
Metode Eksperimen mengandung beberapa hal sebagai
berikut:
a) Suatu penelitian yang berusaha melihat hubungan sebab akibat dari satu atau lebih variabel
independen dengan satu atau lebih variabel kontrol.
b) Peneliti melakukan manipulasi terhadap satu atau lebih variabel independen.
c) Mengelompokkan subyek penelitian (lazim disebut responden) ke dalam
kelompok eksperimen dan kelompok
konrol. Dalam desain klasik, kelompok eksperimen adalah kelompok subyek
yang akan dikenai perlakuan (treatment).
d) Membandingkan kelompok eksperimen yang dikenai perlakuan dengan kelompok
kontrol yang tidak dikenai perlakuan.
e) Pengaruh hubungan sebab akibat antara variabel independen dengan variabel
dependen diperoleh dari selisih skor observasi masing-masing kelompok tersebut.
Langkah-langkah Studi Eksperimental

Pada umumnya, penelitian eksperirnent dilakukan dengan menempuh


langkah-langkah seperti berikut, yaitu,
1. Melakukan kajian secara induktif yang berkait erat dengan
permasalahan yang hendak dipecahkan.
2. Mengidentifikasi dan mendefinisikan masalah.
3. Melakukan studi literatur dan beberapa sumber yang relevan,
memformulasikan hipotesis penelitian, menentukan variabel, dan
merumuskan definisi operasional dan definisi istilah.
4. Membagi
subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
5. Membagi
subjek dalam kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen
6. Membuat
instrumen, memvalidasi instrumen dan melakukan studi
pendahuluan agar diperoleh instrumen yang memenuhi
persyaratan untuk mengambil data yang diperlukan
7. Mengidentifikasi prosedur pengumpulan data. dan menentukan
hipotesis.
e. Melaksanakan eksperimen.
f. Mengumpulkan data kasar dan proses eksperimen.
g. Mengorganisasikan dan mendeskripsikan data sesuai dengan
vaniabel yang telah ditentukan.
h. Menganalisis data dan melakukan tes signifikansi dengan teknik
statistika yang relevan untuk menentukan tahap signifikasi
hasilnya.
i. Menginterpretasikan basil, perumusan kesimpulan, pembahasan,
dan pembuatan laporan (Sukardi, 2003).
Perbedaan Studi Epidemiologi
Studi Deskriptif Studi Analitis Studi Eksperimental
Metode penelitian deskriptif adalah suatu Metode penelitian analitik adalah penelitian Dalam penelitian eksperimen, hal yang perlu
metode penelitian yang dilakukan dengan yang mencoba menggali bagaimana dan dilakukan sebagai pembuktian bahwa suatu
tujuan utama untuk membuat gambaran mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. faktor sebagai penyebab terjadinya suatu
atau deskripsi tentang suatu keadaan luaran / output / penyakit, adalah diuji
secara objektif. Kemudian melakukan analisis dinamika kebenarannya dengan percobaan atau
korelasi antara fenomena, baik antara faktor eksperimen.
Metode penelitian deskriptif digunakan resiko/faktor penyebab/determinan dan faktor
untuk memecahkan atau menjawab efek, antar faktor resiko, maupun antar faktor Eksperimen juga dapat dilakukan di
permasalahan yang sedang dihadapi pada efek. laboratorium, tetapi disesuaikan dengan
situasi sekarang. masalah yang dihadapi oleh masyarakat,
Yang di maksud dengan faktor resiko adalah sehingga eksperimen sewajarnya dilakukan di
Penelitian ini dilakukan dengan suatu fenomena yang mengakibatkan masyarakat.
menempuh langkah-langkah pengumpulan terjadinya efek (pengaruh).
data, klasifikasi, pengolahan/analisis data, Bentuk eksperimen lain yang sering
membuat kesimpulan dan laporan. Sedangkan faktor efek adalah suatu akibat dilakukan adalah berkaitan dengan pengaruh
dari adanya faktor resiko. intervensi penyuluhan terhadap perubahan
pengetahuan tentang suatu masalah
kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai