Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

DISUSUN OLEH :

EVA AGUSTINA LUBIS

19030038P

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AUFA ROYHAN

PADANGSIDIMPUAN

2020

1
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT

Mengukur kejadian penyakit, cacad ataupun kematian pada populasi.


Merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif. Frekuensi kejadian yang diamati
diukur dengan menggunakan Prevalens dan Incidens. Ukuran-ukuran frekuensi
penyakit menggambarkan karakteristik kejadian (“occurrence”) suatu penyakit
atau masalah kesehatan didalam populasi.

Ada tiga macam ukuran yang digunakan dalam epidemiologi

1. Ukuran frekuensi penyakit : Mengukur kejadian penyakit, cacad ataupun


kematian pada populasi. Merupakan dasar dari epidemiologi deskriptif.
Frekuensi kejadian yang diamati diukur dengan menggunakan Prevalens
dan Incidens

2. Ukuran dari akibat pemaparan : Mengukur keeratan hubungan statistik


antara faktor tertentu dengan kejadian penyakit yang diduga merupakan
akibat pemaparan tersebut. Hubungan antara pemaparan dan akibatnya
diukur dengan menggunakan Relative Risk atau Odds Ratio

3. Ukuran dari potensi dampak : Menggambarkan kontribusi dari faktor yang


diteliti terhadap kejadian suatu penyakit dalam populasi tertentu. Ukuran
yang digunakan adalah Attributable Risk Percent dan Population
Attributable Risk. Ukuran ini berguna untuk meramalkan efficacy atau
effectiveness suatu pengobatan dan strategi intervensi pada populasi
tertentu.

Untuk mengukur frekuensi kejadian penyakit pada suatu populasi, digunakan


salah satu dari tiga bentuk pecahan, yaitu

1. Proporsi
2. Ratio
3. Rate

2
 Rate

Inti dari epidemiologi adalah kebutuhan untuk mengkaji besarnya


pertumbuhan, penyakit, ketidakmampuan, cedera, dan kematian di dalam
populasi. Yang tidak kalah penting adalah kebutuhan untuk mengkaji dan
menganalisis beberapa atau semua faktor yang memengaruhi ukuran status
kesehatan tersebut. Namun, dasar untuk dapat memahami makna data dan statistik
adalah dengan mengatahui jumlah penyakit, kecelakaan, kesakitan, ketidak
mampuan, atau kematian ynag secara teratur terjadi di dalam populasi.

Penting juga untuk menyajikan data dan statistik dalam bentuk yang
masuk akal dan dapat dibandingkan antara satu populasi dengan yang lain. Sering
kita lihat kisah di koran atau majalah yang melaporkan kejadian luar biasa (KLB)
penyakit atau masalah kesehatan lain. Bukan hal yang luar biasa jika dalam kisah
di surat kabar ditemukan pernyataan seperti, “58 siswa dilaporkan terjakit
penyakit campak”, atau “70% anak dari kalangan miskin yang diwawancarai
mengalami karies gigi”. Pernyataan seperti itu tidak memperlihatkan suatu
perbandingan dan tidak terlalu bermakna atau informasi yang disampaikan kurang
jelas.

Kesulitan dengan pernyataan seperti itu membuat pembaca tidak


mengetahui berapa jumlah menjadi perbandingan: “58 dari berapa banyak siswa?”
atau “70% dari berapa anak?” masalah yang muncul adalah bagaimana kita
mencoba mendapatkan gambaran yang jelas tentang penyakit atau cedera,
sementara jumlah populasi totalnya tidak disajikan untuk perbandingan. Jika ada
data statistik tentang campak disajikan, misalnya 58 dari 100 siswa, maka
pernyataan itu memiliki makna yang berbeda dengan 58 dari 280.000 siswa.
Begitu pula halnya dengan presentase. Jika disebutkan 70% dari 10 anak yang
diwawancara. Hal itu memperlihatkan jumlah sampel yang terlalu sedikit, yang
mungkin tidak mewakili semua anak dari kalangan miskin, dan berarti hanya ada
sejumlah kecil anak yang seharusnya beresiko. Jika studi menyatakan 70% dari
1000 anak miskin yang dipilih secara acak dari daftar penerima tunjangan sosial,
makna temuan akan sangat berbeda dan orang yang beresiko sangat banyak.
Kemudian, jika tanggal dan waktu disertakan dalam data, data tersebut akan
memberikan hasil yang lebih signifikan secara statistik. Semakin singkat periode
waktunya semakin besar masalah dan semakin tinggi jumlah orang yang
beresikko. Jika periode waktu standar seperti 1 tahun yang dipakai, perbandingan
dengan data statistik atau data populasi lain yang menggunakan ukuran
terstandardisasi yang sama dapat dilakukan.

Saat seorang ahli epidemiologi ingin membandingkan satu kota,


kabupaten, atau provinsi, satu dengan lainnya, maka presentase saja tidak cukup.

3
Oleh karna itu, rate dibutuhkan agar satu populasi dapat dibandingkan secara
akurat dan benar dengan populasi lain. Berdasarkan populasi umum, rate adalah
jumlah atau angka sesuatu yang diukur dalam unit lain; jumlah atau tingkatan
sesuatu dalam hubungannya dengan unit sesuatu yang lain. Rate adalah ukuran
suatu kejadian, kondisi, cedera, ketidakmampuan, atau kematian pada suatu unit
dalam populasi, dan dengan suatu periode waktu.

Rate, yang biasa digunakan dalam epidemiologi, adalah angka atau


frekuensi suatu penyakit perbesar unit populasi. Besar unit dinyatakan dalam 100,
1.000, 10.000. contoh, rate (angka) bunuh diri di Amerika Serikat pada tahun
1993 adalah 8,7 per 10.000 populasi. Dalam tabel dan grafik tentang data statistik
vital dan data epidemiologi yang dikeluarkan oleh badan-badan negara dan
organisasi lain yang membuat laporan data statistik vital, pendekatan yang
dilakukan berjumlah ratusan. Tulisan “per-100.000 populasi” biasanya
dicantumkan dibagian tepi, di atas atau di bawah sebuah grafik. Periode waktu
juga dimasukkan sebagai bagian dari rate. Periode waktu harus dinyatakan dengan
jelas dalam tabel dan data oleh ahli epidemiologi.

Rate mengukur besarnya (jumlah) penyakit, cedera, atau kematian dalam


populasi, kelompok, komunitas, atau area geografis dengan menguhubungkan
kasus penyakit pada populasi awal. Rumus dasar untuk rate mencakup pembilang
(jumlah kasus penyakit), penyebut (jumlah populasi dalam wilayah) dan periode
waktu. Rumus rate disajikan dalam bentuk pecahan.

Ada tiga faktor pokok yang diperlukan untuk menghitung rate.

1. Pembilang dalam rumus rate (yang mencakup jumlah individu yang


terjangkit, sakit, terpajan, dsb.).

2. Penyebut (total populasi yang diteliti, jumlah total dalam kelompok yang
terpajan sumber) dan

3. Periode waktu yang spesifik (biasanya dalam tahun). Hasil yang didapat
biasanya dikalikan dengan 100 atau 1.000 untuk menghasilkan rate.
Pembilang dibatasi dengan kumpulan karakteristik yang spesifik sperti usia,
jenis kelamin, ras, pekerjaan, agama, dan lain-lain. Penyebut dibatasi pada
populasi kelompok studi atau populasi total; mis., kota, sekolah, provinsi,
kelompok usia, populasi total suatu negara, dan lain-lain.

Jika pembilang dibatasi hanya pada laki-laki, penyebut juga dibatasi pada
laki-laki, kemudian jika pembilang digunakan untuk mempelajari kondisi ibu
hamil dalam populas, dst. Perbandingan yang sama dan seimbang harus dibuat
dalam rumus rate. Penyebut dapat menentukan batasan rumus, misalnya

4
penetapan populasi beresiko mereka yang kemungkinan terpajan penyakit.
Pembilang disini mencakup mereka yang terpajan pada risiko.

Dari sudut pandang matematis, rate dianggap sebagai salah satu jenis
rasio. Ciri dari rate adalah bahwa waktu merupakan satu elemen dan bahwa
terdapat perbedaan hubungan antara penyebut dfan pembilang. Waktu merupakan
unsur penyebut.

Dengan kata lain, rate adalah pernyataan numerik, yang menggunakan


sebuah rumus untuk menghitung frekuensi suatu kejadian yang berasal dari
pembagian jumlah kasus (pembilang) dengan jumlah populasi total yang
mengalami kejadian tersebut (penyebut atau populasi berisiko), kemudian
hasilnya dikalikan 100, 1.000, atau 10.000 (suatu konstanta) untuk mengetahui
jumlah kasus yang terjadi pada unit populasi tersebut.

Rate = jumlah kasus


X 1.000
Populasi di area dalam periode waktu tertentu

Rate yang tinggi seperti halnya rate yang rendah memberikan informasi
dan wawasan yang berguna mengenai penyebab, penyebaran, penularan, dan efek
keseluruhan penyakit pada suatu populasi. Kelompok yang sehat dapat
dibandingkan pada kelompok sakit yang hidup di wilayah yang sama tempat
kelompok pertama itu seharusnya juga terkena penyakit, tetapi kenyataannya
tidak. Dari sini, ahli epidemiologi akan mendapatkan banyak informasi tentang
penyebaran penyakit juga cara mengembangkan tindakan pengendalian penyakit
itu. Angka AIDS tinggi ditemukan pada kaum homoseksual dan angka AIDS
rendah ditemukan pada pasangan monogami, yang semuanya tinggal dalam
komunitas yang sama dan ikut berpartisipasi dalam penelitian tentang penyebab
dan penularan penyakit. Penularan AIDS lebih berkaitan dengan perilaku seksual
dan percampuran cairan tubuh, khususnya darah serta tidak berkaitan dengan
karakteristik populasi, dan hal tersebut bukan satu-satunya contoh yang
menunjukkan cara pembuatan dan penggunaan rate.

5
RASIO

Rate Proporsi prevalensi persentil

persentase

GAMBAR 4.3 Diagram hubungan rasio dengan rate, proporsi, prevalensi, dan
persentil

Rate mewakili populasi total. Rate juga mewakili kelompok di dalam


populasi. Ada 3 tipe rate: crude rate (angka kasar), adjusted rate (angka yang
disesuaikan), dan spesifik rate (angka spesifik). Specifik rate ditunjukkan untuk
kelompok di dalam populasi. Gambar 4.3 menyajikan bagan hubungan di antara
berbagai jenis ukuran dalam epidemiologi dengan rasio.

Rasio

Perbedaan antara proporsi dan persentase adalah bahwa persentase


merupakan hasil perkalian dengan 100, yang memindahkan titik desimal 2
langkah ke kanan. Proporsi adalah jika nilai desimal tetap dan tidak berpindah.

Kunci Penggunaan Rate

kunci penggunaan rate, pembuatan rumus rate baru, dan untuk penerapan rate
pada lingkungan atau situasi baru atau berbeda adalah dengan mengkualifikasi apa
yang sedang anda kerjakan atau apa yang telah anda kerjakan. Jika menggunakan
rate yang berbeda dari yang biadsa digunakan, pastikan untuk memberikan
definisi atau keterangan pada penyebut dan pembilang, dan juga penjelasan
mengenai tujuan dan kegunaan rate tersebut. Pastikan semua aplikasi baru lainnya
mencerminkan sifatnya sebagai rate dan bukan suatu proporsi dengan memastikan
bahwa jumlah kasus yang ada dalam pembilang merupakan bagian dari jumlah
populasi yang ada di penyebut.

6
 Rasio

Seperti yang disajikan dalam Gambar 4.3, istilah rate sering dipakai dalam
epidemiologi. Beberapa ukuran yang dinyatakan sebagai rate pada kenyataan
adalah rasio. Definisi umum rasio adalah hubungan dalam angka, tingkatan, atau
penjumlahan, yang terbentuk antara dua hal; hubungan yang kuat dalam hal
jumlah atau tingkatan diantara dua hal yang serupa, misalnya 25 laki-laki terhadap
30 perempuan. Dari segi matematis rasio adalah hasil dari suatu penjumlahan
yang dibagi dengan jenis penjumlahan lain dan dinyatakan dalam bentuk pecahan.
Dalam statistik deskriptif, rasio tidak terlalu berguna dibandingkan rate dan
bahkan tidak terlalu bermakna dalam statistik inferensial. Rasio juga merupakan
ukuran umum yang tersusun dari rate, proporsi, atau persentase.

Dalam rasio, pembilang tidak masuk dalam populasi yang termasuk dalam
penyebut. Tidak ada batasan dalam rentang atau dimensi rasio, sementara pada
rate, persentase, prevalensi, proporsi, dsb., terdapat batasan. Tidak seperti
persentase, rasio bisa melampaui 100%. Rasio dalam epidemiologi dinyatakan
dalm persentase sehingga menimbulkan kerncuan. Angka yang diukur dan
dihitung dapat dimasukkan dalm penyebuta dan pembilang.

Karena sifatnya yang lebih umum, rasio merupakan angka relatif yang
menunjukkan tingkatan suatu kejadian yang berkaitan dengna kejadian lain.
Semua rate dapat dianggap sebagai rasio, tetapi rasio belum tentu rate. Dalam
epidemiologi, rasio kurang bermanfaat dibandingkan rate karena elemen
waktunya dihilangkan sehingga hasilnya lebih umum.

Istilah dan ukuran lain yang digunakan dalam epidemiologi adalah rate
ratio, yang merupakan modifikasi dari rate dan merupakan rasio dari dua rate.
(lihat rasio, rate dan odds ratio). Di bawah ini beberapa contoh yang dapat
mempermudah pemahaman anda. Rate ratio bukan rasio umum, tetapi
penggunaan lebih spesifik. Disebut rasio apabila rate dari suatu “kelompok
berisiko” dibandingkan dengan rate populasi “tidak berisiko”, atau sekelompok
anak yang tidak diimunisasi dalam sebuah sekolah dibandingkan dengan anak
yang pernah menderita campak atau diimunisasi dalam periode waktu tertentu.

Pendapat yang tidak terlalu kaku tentang rate juga dipakai dalam
epidemiologi. Rate “sejati” sudah dibahas di atas. Angka kelahiran dan angka
kematian merupakan rate sejati. Akan tetapi, angka serangan bukan rate
sejati.(lihat angka serangan). Angka kematian bayi baru lahir (neonatal mortality
rate), angka kematian perinatal (perinatal mortality rate), atau angka kematian
lainnya yang mewakilisebagian kecil kematian bukanlah rate sejati. Faktor apapun
yang berubah atau berkurang seiring perjalanan waktu tidak termasuk rate sejati.

7
Angka kematian bayi tidak termasuk rate, tetapi proporsi.selain itu, angka
insidensi dan angka prevalensi kumulatif juga bukan rate sejati.

Rate sejati hanya ada jika pembilang dimasukkan sebagai bagian dari
penyebut dan jika penyebut mewakili keseluruhan populasi yang bermasalah atau
keseluruhan populasi yang berisiko. Rate dapat mewakili suatu kelompok atau
populasi total atau subkelompok, yang dinyatakan dalam specific rate, mis., crude
rate, specific rate, dan adjusted rate. Rate yang berkaitan dengan populasi
keseluruhan disebut sebagai crude rate atau adjusted rate. Angka kasar, angka
spesifik, dan angka yang disesuaikan dibahas secara rinci di bawah ini.

Odds ratio (atau risk ratio atau risk odds ratio) adalah istilah yang banyak
digunakan dalam mengkaji morbiditas (kesakitan) daripada mortalitas dan hanya
disinggung sedikit disini. Dalam data statistik kematian, odds ratio mungkin
merupakan rasio peluang terjadinya kematian jika terpajan agens yang
mengancam kehidupan terhadap peluang tidak terjadinya kematian jika tidak
terpajan.

Rumus Untuk Rasio

Rasio adalah hubungan yang kuat antara dua sesuatu atau hal yang serupa
sehingga rasio didapat melalui pembagian satu kuantitas dengan kuantitas lain.
Hasil bagi satu kuantitas dengan kuantitas lain yang serupa biasanya dinyatakan
dalam bentuk pecahan; 5 kasus campak dibandingkam dengan 30 anak tanpa
campak akan menjadi:

Rasio 5 banding 30 atau 5/30

 Proporsi

Proporsi adalah suatu bentuk persentase, sementara persentase merupakan tipe


khusus proporsi. Persentase adalah suatu bagian tertentu atau suatu angka dalam
setiap ratusan; setiap bagian atau proporsi dari satu kesatuan. Proporsi adalah
hubungan diantara jumlah, angka, besar, atau tingkatan sesuatu, dan jumlah,
angka, ukuran, atau tungkatan sesuatu yang lain. Secara matematis, proporsi
adalah suatu pernyataan kesetaraan diantara dua rasio.

Dalam epidemiologi, jika jumlah orang yang saat itu mengalami penyakit
atau kondisi dibandingkan dengan keseluruhan jumlah orang yang pernah
mengalami penyakit atau kondisi itu, hal ini disebut proporsi. Jika dinyatakan
dalam perbandingannya dengan populasi keseluruhan, hal itu disebut rate. Dalam

8
epidemiologi, salah satu rasio yang digunakan adalah rasio kematian bayi (fetal
death ratio), yang umumnya dinyatakan sebagai jumlah kematian bayi dibanding
kan dengan kelahiran hidup. Total jumlah angka kematian akibat penyebab
tertentu dapat dinyatakan sebagai suatu proporsi dari semua kematian, tetapi tidak
untuk semua kelahiran.

Dalam epidemiologi, proporsi adalah rasio yang pembilangnya merupakan


bagian dari penyebut. Dalam sebuah definisi yang kaku, suatu proporsi harus
berada pada kisaran 0,0 sampai 1,0. Perbedaan penting antara rasio dan proporsi
adalah bahwa pembilang pada proporsi juga termasuk populasi yang diwakili
penyebut.

Rumus Untuk Proporsi (Persentase)

Perlu diingat bahwa di dalam proporsi, kita harus membandingkan populasi atau
kesakitan di dalam populasi itu sendiri. Untuk menguabah pecahan menjadi
persentase, angka desimal hasil pembagian pembilang dengan penyebut kemudian
x 100; yang mengubah desimal menjadi persentase. Jika dibiarkan tetap desimal,
ini beraryi proporsi. Contoh berikutnya memperlihatkan cara menghitung
proporsi.

Contoh: 40 anak saat ini menderita campak, keseluruhan anak yang berjumlah 80
pernah mengalami campak.

40 sekarang sedang sakit = 40 dibagi dengan 80


80 total kasus campak
= 0,50x100
= 50% yang sakit

(0,50 adalah proporsi. 50% adalah persentase)

Anda mungkin juga menyukai