PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
internalisasi nilai-nilai (sportifitas, jujur, kerjasama, dan lain-lain) serta
pembiasaan pola hidup sehat. Pelaksanaannya bukan melalui pengajaran
konvensional di dalam kelas yang bersifat kajian teoritis, namun melibatkan unsur
fisik, mental, intelektual, emosi dan sosial. Aktivitas yang diberikan dalam
pengajaran harus mendapatkan sentuhan didaktik-metodik, sehingga aktivitas
yang dilakukan dapat mencapai tujuan pengajaran.
Tidak ada pendidikan yang tidak mempunyai sasaran paedagogis, dan tidak
ada pendidikan yang lengkap tanpa adanya Pendidikan Jasmani, karena gerak
sebagai aktivitas jasmani adalah dasar bagi manusia untuk mengenal dunia dan
dirinya sendiri yang secara alamiah berkembang searah dengan perkembangan
zaman.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari pendidikan jasmani?
2. Apa pengertian dari pendidikan olahraga?
3. Apa itu landasan ilmiah pendidikan jasmani?
4. Apa manfaat pendidikan jasmani?
5. Apa perbedaan pendidikan jasmani dan olahraga?
C. Tujuan
1. Memahami apa pengertian dari pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga
2. Agar memahami apa itu landasan ilmiah pendidikan jasmani
3. Agar memahami apa manfaat pendidikan jasmani
4. Agar memahami apa perbedaan dari pendidikan jasmani dan pendidikan olahraga
2
BAB II
PEMBAHASAN
a. Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha yang
dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah dan
rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam bentuk
permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif untuk
memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila.
3
c.Olahraga adalah suatu bentuk kegiatan jasmani yang terdapat di dalam
permainan, perlombaan dan kegiatan intensif dalam rangka memperoleh relevansi
kemenangan dan prestasi optimal
Apabila Anda bertanya kepada guru Penjas tentang apa tujuan yang hendak
dicapai? Jawabannya mungkin bervariasi. Secara ideal, jawaban tersebut terjabar
seperti butir-butir berikut:
1) Perkembangan Pribadi
4
c). Kesegaran jasmani optimal
d). Cerdas
Tujuan Olahraga
5
3.Olahraga Prestasi : hal ini digunakan dalam kejuaraan dan dalam perlombaan
Peningkatan
Meskipun orang itu bebas penyakit belum tentu orang itu sehat,dengan
mengukur beban latihan yang di berikan pada seseorang,maka kebugaran dapat di
klasifikasi menjadi sangat kurang,latihan fisik yang teratur dan terukur di sertai
gizi yang cukup akan meningkatkan kebugaran seseorang.kebugaran ini di tandai
olah daya tahan jantung , otot, kelenturan tubuh, komposisi tubuh, kecepatan
gerak, kelincahan, denyut nadi. Latihan selalu di monitor [periksa] agar tidak
melebihi denyut yang di perbolehkan antara 72-87% dari denyut yang maksimal.
Pencegahan
Pengobatan
Pemulihan
6
juga sangat di perlukan untuk menghilangkan anggapan masyarakat bahwa
mereka tidak mampu berbuat apa-apa.
C. LANDASAN ILMIAH
7
berfilsafat. Dalam hal itulah penjas yang baik di sekolah dan di masa-masa berikut
dalam hidupnya dipandang amat penting dalam menjaga kemampuan biologis
manusia. Dipandang dari sudut ini, penjas terikat dekat pada kekuatan mental,
emosional, sosial dan spiritual manusia.
Penjas melibatkan interaksi antara guru dengan anak serta anak dengan anak.
Didalam adegan pembelajaran yang melibatkan interaksi tersebut, terletak suatu
keharusan untuk saling mengakui dan menghargai keunikan masing-masing
termasuk kelebihan dan kelemahannya. Program penjas yang baik tentu harus
dilandasi oleh pemahaman guru terhadap karakteristik psikologis anak dan yang
paling penting dalam hal sumbangan apa yang dapat diberikan oleh program
penjas terhadap perkembangan mental dan psikologis anak.
Kata psikologi berasal dari kata-kata Yunani psyche, yang berarti berjiwa
atau roh, dan logos yang berarti ilmu. Diartikan secara populer, psikologi adalah
ilmu jiwa atau ilmu pikiran. Para ahli psikologi mempelajari hakikat manusia
secara ilmiah, dan untuk memahami alam pikiran manusia, termasuk anak,
termasuk cirri-ciri manusia ketika belajar. Penjas lebih menekankan proses
pembelajarannya pada penguasaan gerak manusia. Pemahaman yang lebih
mendalam terhadap kecendurangan dan hakikat gerak. Jika dahulu para guru
Penjas lebih bersandar pada teori belajar behaviorisme, yang lebih melihat proses
pembelajaran dari perubahan prilaku anak, maka dewasa ini sudah diakui adanya
keharusan untuk memahami tentang apa yang terjadi di dalam diri anak
keterampilan gerak yang ditunjang oleh berkembangnya teori belajar
kognitivisme.
8
landasan psikologis itulah, maka pembelajaran penjas yang baik tidak cukup
hanya dengan memberikan perintah dan tugas-tugas gerak semata melainkan
harus pula dibarengi dengan upaya memberikan kesempatan pada mereka untuk
menganalisis situasi dan berikan kebebasan untuk mengambil keputusan sendiri.
Penjas adalah sebuah wahana yang sangat baik untuk proses sosialisasi.
Perkembangan sosial jelas penting, dan aktivitas penajs mempunyai potensi untuk
menuntaskan tujuan-tujuan tersebut. Seperangkat kualitas dari perkembangan
social yang dapat dikembangkan dan dipengaruhi dalam proses penjas diantaranya
adalah kepemimpinan, karakter moral dan daya juang. Singkatnya, sosiologi
adalah ilmu yang berkepentingan dalam mengembangkan struktur dan status
social yang lebih baik yang dicirikan oleh adanya kebahagiaan, kebaikan,
toleransi dan kesejajaran sosial. Dikaitkan dengan landasan tersebut, seorang guru
penjas sesungguhnya adalah seorang sosiologis yang perlu mengetahui prinsip-
prinsip umum sosiologi agar mampu memanfaatkan proses pembelajarannya
untuk menanamkan nilai-nilai yang dapat dikembangkan melalui penjas.
Sebagaimana dikemukakan Bucher, guru yang mengerti sosiologi dalam konteks
kependidikan akan mampu mengembangkan minimal tiga fungsi: (1) pengaruh
pendidikan pada institusi social dan pengaruh kehidupan kelompok pada individu,
seperti bagaimana sekolah berpengaruh pada kepribadian atau prilaku individu,
(2) hubungan manusia yang beroperasi di sekolah yang melibatkan siswa,
orangtua, dan guru dan bagaimana mereka mempengaruhi kepribadian dan prilaku
individu dan (3) hubungan sekolah pada institusi lain dan elemen lain masyarakat,
misalnya pengaruh dari pendidikan pada kehidupan masyarakat kota.
9
Pendidikan jasmani merupakan dunia anak-anak dan sesuai dengan
kebutuhan anak-anak. Di dalamnya anak-anak dapat belajar sambil bergembira
melalui penyaluran hasratnya untuk bergerak. Semakin terpenuhi kebutuhan akan
gerak dalam masa-masa pertumbuhannya, makin besar bagi kualitas pertumbuhan
itu sendiri.
Anak adalah makhluk yang sedang berada dalam masa kelebihan energi.
Kelebihan energi ini sangatlah perlu disalurkan agar tidak mengganggu
keseimbangan perilaku dan mental anak. Segera setelah kelebihan energi
tersalurkan, anak akan memperoleh kembali keseimbangan dirinya, karena setelah
istirahat, anak akan kembali memperbaharui dan memulihkan energinya secara
optimal.
10
jika para ahli percaya bahwa pendidikan jasmani merupakan wahana yang paling
tepat untuk membentuk manusia seutuhnya
Salah satu pertanyaan yang sering diajukan oleh guru-guru penjas belakangan
ini adalah : “Apakah pendidikan jasmani?” Pertanyaan yang cukup aneh ini justru
dikemukakan oleh yang paling berhak menjawab pertanyaan tersebut. Hal tersebut
mungkin terjadi karena pada waktu sebelumnya guru itu merasa dirinya bukan
sebagai guru penjas, melainkan guru pendidikan olahraga. Perubahan pandangan
itu terjadi menyusul perubahan nama mata pelajaran wajib dalam kurikulum
pendidikan di Indonesia, dari mata pelajaran pendidikan olahraga dan kesehatan
(orkes) dalam kurikulum 1984, menjadi pelajaran “pendidikan jasmani dan
kesehatan” (penjaskes) dalam kurikulum1994.
2. Sedangkan dalam Webster’s New Collegiate Dictonary (1980) yaitu ikut serta
dalam aktivitas fisik untuk mendapatkan kesenangan, dan aktivitas khusus seperti
berburu atau dalam olahraga pertandingan (athletic games di Amerika Serikat).
11
5. Definisi terakhir ini merupakan cikal bakal panji olahraga di dunia “Sport for
All” dan di Indonesia tahun 1983, “memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat” (Rusli dan Sumardianto,2000: 6).
6. Menurut Cholik Mutohir olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala
kegiatan atau usaha yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina
potensi-potensi jasmaniah dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau
anggota masyarakat dalam bentuk permainan, perlombaan/pertandingan, dan
prestasi puncak dalam pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang
berkualitas berdasarkan Pancasila.
12
bagaimana anak menjalani pembelajarannya didikte oleh tujuan yang ingin
dicapai. Ciri-ciri pelatihan olahraga menyusup ke dalam proses pembelajaran.
13
renang di tentukan: mampu meluncur 10 meter untuk anak mampu, dan hanya 5
meter untuk anak kurang mampu. Dengan cara demikian, semua anak merasakan
apa yang disebut “perasaan berhasil” tadi, dan anak makin menyadari bahwa
kemampuannya pun meningkat, seiring dengan seringnya mereka mengulang-
ulang latihan. Cara ini disebut gaya mengajar ‘partisipatif’ karena semua anak
merasa dilibatkan dalam proses pembelajaran. Untuk mencegah terjadinya bahaya
lain dari kegagalan, guru pendidikan jasmani harus mengembangkan cara respons
siswa terhadap anak yang gagal dan melarang siswa untuk melemparkan ejekan
pada temannya.
14
BABIII
PENUTUP
A. KESIMPULAN
a. Olahraga adalah proses sistematik yang berupa segala kegiatan atau usaha
yang dapat mendorong mengembangkan, dan membina potensi-potensi jasmaniah
dan rohaniah seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat dalam
bentuk permainan, perlombaan/ pertandingan, dan kegiatan jasmani yang intensif
untuk memperoleh rekreasi, kemenangan, dan prestasi puncak dalam rangka
pembentukan manusia Indonesia seutuhnya yang berkualitas berdasarkan
Pancasila.
b. Olahraga aadalah serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk
memelihara gerak (mempertahankan hidup) dan meningkatkan kemampuan gerak
(meningkatkan kualitas hidup)
15
DAFTAR PUSTAKA
https://quebie.wordpress.com/kesehatan/jasmani/pengertian-jasmani-dan-
olahraga/
http://materipenjasdanolahraga.blogspot.com/2016/11/asas-dan-falsafah-
penjas.html
https://www.kajianpustaka.com/2018/01/pengertian-tujuan-ruang-lingkup-dan-
manfaat-pendidikan-jasmani.html
16