Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
MORTALITAS
Mortalitas
Penyebab Kematian
Cara penyajian penyebab kematian dalam akte kematian sangat penting. “Causes
of Death and Underlying Causes of Death”. Diajukan dalam ICD-9-CM
(International Classification of Diseases-9th Edition-Clinical Modification) dan
digunakan dalam akte kematian. Penyebab kematian yang dicantumkan dalam
akte kematian adalah semua penyakit, cedera, dan kondisi sakit yang
mengakibatkan atau bekonstribusi dalam kematian. Keadaan yang betkaitan
dengan kecelakaan atau tindak kejahatan yang mengakibatkan kematian juga
cacat.
Pada akte kematian terdapat ruang untuk “penyebab dasar kematian” (underlying
cause of death). Item tersebut dicantumkan dalam akte kematian tepat di bawah
penyebab utama (main cause) kematian. Penyebab dasar adalah penyakit atau
cedera apapun yang memulai serangkaian kejadian yang berakhir pada kematian.
Segala tindak kejahatan atau kecelakaan yang mengakibatkan kematian akan
dicantumkan dalam akte kematian di bagian tersebut.
Data dari akte kematian dan sistem pelaporan kematian resmi memberikan suatu
database untuk mempelajari berbagai masalah dan kejadian epidemiologis.
Penyebab utama kematian adalah hal pertama yang dimasukkan dalam akte
kematian. Kemudian, ada 2 penyebab tambahan atau pendororng yang dapat
dicantumkan. Diagnisus daftar kematian dilakukan sesuai dengan ICD-9-CM.
Penyakit dan kondisi yang ada pada saat kematian kemungkinan memiliki nilai
epidemiologi yang sama besarnya dengan penyebab penyakit yang dicantumkan.
Rate yang biasa digunakan untuk menyajikan data atau informasi untuk
keseluruhan populasi atua kelompok, disebut crude rate (angka kasar).
Penyesuaian atau pengubahan angka kasar secara matematis disebut adjusted rate
(angka yang disesuaikan). Rate apapun yang menyampaikan informasi atau data
tentang kelompok dalam populasi disebut rate spesific (angka spesifik).
Crude Rate
Crude rate didasarkan pada jumlah pengalaman atau peristiwa yang terjadi dalam
populasi pada periode waktu tertentu. Dua crude rate yang sangat penting dalam
metode epidemiologi adalah (1) angka kematian kasar, crude death rate/CDR dan
(2) angka kelahiran kasar, crude birth rate/CBR. Rumus CBR pada dasarnya
sama dengan rumus CDR, hanya penyebutnya adalah jumlah kelahiran total. Data
statistik umum keseluruhan dan informasi kejadian vital berasal dari crude rate,
dengan menggumakan rata-rata populasi sebagai penyebut untuk setiap faktor
statistik populasi. Perbedaan yang unik, karakteristik, perilaku, risiko, kejadian,
pengalaman, atau implikasi subkelompok kebudayaan atau bagian dari sesuatu
populasi tidak dapat dicerminkan pada angka kematian kasar.
Crude rate adalah rangkuman angka dan dikembangkan hanya dari data
minimum dan informasi yang terbatas serta baik untuk perbandingan satu negara
dengan lainnya. Crude rate mempunyai beberapa kelemahan, antar lain
perhitungan ini mengabaikan informasi yang diperoleh dari subkelompok dan
kejadian khusus, crude rate tidak dapat memperlihatkan perbedaan yang
ditemukan di dalam atau di antara subkelompok.
Ukuran kematian yang pertama dan paling dasar adalah angka kematian
umum (general mortality rate). Angka kematian umum di lihat dari 3 aspek:
Angka kematian kasar pokok lainnya adalah angka kematian kasar (crude death
rate, CDR). Istilah crude (kasar) digunakan karena setiap aspek kematian tidak
memperhitungkan usia, jenis kelamin, atau variabel lain. Angka kematian kasar
merupakan angka rangkuman yang didasarkan pada jumlah kematian aktual dalam
populasi selama periode tertentu. CDR dipakai karena perhitungan tersebut hanya
membutuhkan 3 potong informasi: (1) jumlah kematian total, (2) populasi total,
(3) periode waktu tertentu.
Angka kematian kasar adalah jumlah kematian total dalam setahun yang
dibagi dengan total rata-rata populasi, seperti 100, 1.000, 10.000, atau 100.000.
untuk menghitung rate, hasil diatas harus dikalikan dengan 1.000 atau konstanta
lain populasi. Elemen waktu ditentukan oleh ahli epidemiologi.
2.134.000
X 100.000 = 858,0
248.709.873
MORTALITAS BAYI
Mortalitas bayi adalah indikator utama status kesehatan penduduk dan ukuran
kunci status kesehatan suatu komunitas atau populasi. Angka kematian bayi
(infant mortality rate, IMR), sebenarnya bukan rate sejati tetapi rasio, adalah
suatu ukuran untuk jumlah kematian dalam periode satu tahun.
Definisi khusus mortalitas bayi sangat diperlukan untuk menghitung secara akurat
angka kematian bayi dan definisi tersebut harus ditaati. Mortalitas bayi mencakup
semua kematian anak mulai dari saat lahir sampai 365 hari kehidupan. Mortalitas
bayi adalah angka kematian pada anak yang usianya kurang dari satu tahun.
Penyebutnya adalah jumlah kelahiran hidup untuk periode waktu yang sama: satu
tahun. Tujuan dari angka kematian bayi adalah agar pembilang hanya mencakup
kejadian yang terjadi dalam populasi penyebut. Kemudian ada anggapan bahwa
jumlah kematian bayi terjadi dalam periode waktu yang sama dan dalam populasi
yang sama dengan jumlah kelahiran hidup (live birth). Angka kematian di bawah
satu tahun didasarkan pada populasi total (penyebut). Pembilang nya mencakup
jumlah kematian anak di bawah usia satu tahun. Angka kematian bayi tidak
memiliki definisi yang pasti dari suatu rate dan indikator ini sesungguhnya
merupakan suatu rasio. Berikut rumusan angka kematian bayi.
Waktu yang paling berbahaya bagi bayi adalah waktu tepat sebelum dan sesudah
lahir. Neonatal rate menggambarkan buruknya perawatan pranatal, berat badan
lahir rendah, infeksi, kurangnya sarana-prasarana kesehatan, cedera, prematuritas,
dan defek/cacat lahir.perhatian khusus di arahkan pada sistem pelaporan kematian
bayi baru lahir. Beberapa khasus kematian bayi yang memiliki berat badan sangat
rendah (di bawah 2500 gram) mungkin tidak dilaporkan, dan hal ini mungkin
lebih banyak terjadi pada bayi dengan berat badan sangat rendah: di awah 1000
gr.
Mortalitas Bayi
Periode yang paling besar risiko kematiannya bagi umat manusia adalah periode
perinatal dan periode setelah usia 60 tahun. Di dalam kedokteran klinis, evaluasi
terhadap kematian anak dalam beberapa hari atau beberapa jam bahkan beberapa
menit setelah lahir merupakan hal yang penting agar kematian dan kesakitan yang
seharusnya tidak perlu terjadi dalam periode tersebut bisa dicegah. Angka
kematian perinatal (perinatal mortality rate) menghubungkan kematian janin
ditingkat lanjut kehidupannya, saat lahir, maupun saat kanak-kanak akhir dan
dinyatakan dalam jumlah kematian pada minggu ke-20 atau lebih gestasi di
tambah dengan semua kematian bayi baru lahir pada periode waktu tertentu. Cara
kedua adalah menambahkan angka kematian janin (minggu ke-28 gestasi) dengan
kematian pasca lahir (minggu pertama)(pembilang). Penyebutnya mencakup
semua kematian janin (28 minggu gestasi) ditambah dengan kelahiran hidup.
beberapa sumber menyarankan penggunaan dua periode kematian perinatal.
Periode I kematian perinatal adalah 28 minggu gestasi sampai 28 hari setelah
lahir. Periode II kematian perinatal adalah 20 minggu gestasi sampai 28 hari
setelah lahir.
Istilah kematian janin penggunaannya sama dengan istilah lahir mati. Kematian
janin adalah kematian yang terjadi akibat keluar atau dikeluarkannya janin dari
rahim. Jika bayi tidak bernapas atau tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan
saat lahir, bayi dinyatakan meninggal. Tanda-tanda kehidupan biasanya
ditentukan dari pernapasan, detak jantung, detak tali pusat, atau gerakan otot
volunter. Angka kematian janin dikembangkan sebagai suatu ukuran risiko dimasa
kehanilan. Angka kematian janin biasanya dihitung berdasarkan kematian setelah
minggu ke-20 atau dalam beberapa kasus setelah minggu ke-28 gestasi. Negara
dan lembaga yang berbeda menggunakan waktu kehamilan yang juga berbeda
untuk mengukur angka kematian janin sehingga datanya sulit dibandingkan.
Angka kematian janin adalah proporsi jumlah kematian janin yang dikaitkan
dengan jumlah kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya satu tahun.
Pembilang merupakan laporan kematian yang aktual dan penyebut mencakup
jumlah kematian janin ditambah lahir hidup pada periode waktu tertentu biasanya
satu tahun.
Penghentian kehamilan dengan sengaja sebelum janin mampu untuk hidup diluar
kandungan disebut abortus. Abortus telah menjadi tindakan lagal (dengan
ketentuan dan keterbatasan dibeberapa tempat dan negara bagian) di sebagian
besar wilayah Amerika Serikat, semenjak dikeluarkannya keputusan supreme
court of roe v. Wade ditahun 1973. The Alan Gutmacher Institute dan center for
disease control and prevention, melakukan pendataan statistik tentang abortus.
Menurut centers for disease control and prevention, ciri-ciri perempuan yang
melakukan abortus adalah kulit putih, tidak menikah tidak mempunyai anak yang
lahir hidup, dan berumur 24 tahun atau lebih muda. Angka abortus dikalangan
perempuan Amerika Serikat lebih besar dari pada di negara industri lain. Sekitar
separu kejadian abortus pada tahun 1990 dilakukan saat kehamilan memasuki
minggu ke-8 yang 88%-nya dilakukan pada 12 minggu pertama kehamilan.
Sekitar 97% abortus dilakukan melalui kuretase. Dari tahun 1972 sampai 1988,
antara 3,9% sampai 8,2% abortus dilakukan antara minggu 16 sampai ke-20
kehamilan dan antara 0,9% sampai 1,3% abortus setelah minggu ke-21 kehamilan.
Jumlah abortus yang dilakukan pada tahun 1988 adalah 1.371.285 atau 352 per
1.000 kelahiran hidup, sedangkan ditahun 1980 adalah 1.297,606 atau 359 per
1.000 kelahiran hidup.
Angka Abortus
Angka abortus pada tahun 1985 adalah 28 per-1.000 perempuan dengan usia
antara 15-44 tahun. Dari mereka yang menjalani abortus untuk pertama kalinya
dapat diperkirakan bahwa 76 dari 100 wanita yang memiliki riwayat abortus
sebelumnya akan menjalani abortus lagi.
Mortalitas ibu merupakan salah satu indikator utama status kesehatan suatu
populasi. Indikator ini dan mortalitas bayi sudah lazim digunakan untuk
membandingkan status kesehatan negara Amerika Serikat dengan negara lain.
Angka mortalitas ibu yang terendah biasa ditemukan pada negara yang
memiliki homogenitas tinggi, negara industri, negara maju.negara yang belum
berkembang memiliki angka yang lebih tinggi akibat tingginya angka kemiskinan
dan kurangnya kegiatan kesehatan masyarakat. Di Amerika Serikat, angka
kematian ibu biasanya lebih tinggi pada orang kulit hitam dan latin dibandingkan
angka kematian ibunkulit putih dan asia. Usi juga berpengaruh terhadap mortalitas
ibu. Angka kematian ibu pada ibu yang masih remaja dan ibu yang lebih tua lebih
tinggi daripada angka kematian ibu pada ibu dengan masa subur yang berusia 20-
35 tahun. Rumah sakit dan dokter membedakan tipe kamatian ibu kedalam dua
kelompok: (1) kematian akibat penyebab obstetrik langsung, yang dikaitkan
dengan penyebab obstetrik dan penyelenggaraan layanan kesehatan, (2) tidak
langsung, yang dikaitkan dengan kondisi yang sudah dialami dan kematian bukan
disebabkan oleh tindakan penyelenggara layanan kesehatan.
Angka kematian yang disesuaikan usia (age adjusted death rate) merupakan suatu
teknik perangkuman penyajian data kematian yang menghilangkan beberapa
keterbatasan dalam angka kematian kasar. Dari semua data epidemiologi atau
demografi yang dapat memperlihatkan perbedaan antar subelemen atau
subkelompok dalam populasi, variabel usia, sebagai alat untuk perbandingan,
dapat lebih banyak memperlihatkan perbedaan. Suatu raete yang disesuaikan
memperlihatkan angka rangkuman tunggal untuk kelompok atau populasi
keseluruhan. Penyesuaian matematis dilakukan untuk menyingkirkan perbedaan
atau efek perbedaan dalam variabel-variabel yang ada di dalam populasi. Usia
adalah variabel yang paling lazim disesuaikan karena perbedaan usia memberikan
pengaruh paling besar terhadap angka kematian dan kesakitan. Penyesuaian juga
dapat dilakuakan pada variabel lain, jika diperlukan, seperti pada ras, agama, jenis
kelamin, status perkawinan, dan lain-lain.
Pendekatan yang lebih umum lainnya pada penyesuaian usia adalah rasio
kematian terstandardisasikan (standardized mortality ratio, SMR). Konsep
standardisasi di dasarkan pada ukuran bobot karakteristik dari rate spesifik
berdasarakan distribusi standar usia, ras, agama, atau kategori lain. Rate
terstandardisasikan akan memberikan hasil yang sama dengan rate kasar jika
kelompok yang ratenya disesuaikan memiliki sifat dan variabel yang sama dengan
yang disyaratkan dalam penyesuaian. Jumlah perkiraan kematian dalam
sekelompok studi yang lebih kecil dibandingka dengan jumlah kematian
sebenarnya hasil pengamatan. Jumlah kematian dalam suatu kelompok tertentu
dinyatakan dalam persentase jumlah perkiraan kematian dalam kelompok yang
sama jika setiap keolmpok usianyang memiliki rate sama dalam kelompok
tersebut mengalami risiko atau pajanan yang sama dengan yang dialami populasi
standar. Dengan kata lain, rasio jumlah kematian dalam kelompok tertentu inilah
yang dibandingkan dengan jumlah perkiraan kematian dalam kelompok yang
sama, asalkan struktur rate kelompok yang sama dengan struktur rate populasi
standar. Itu adalah rasio dari jumlah kematian yang dibandingkan dengan jumlah
perkiraan kematian yang terjadi jika rate spesifik dalam populasi standar
dibandingkan pada kelompok studi.
Beberapa catatan studi kohort tidak lengkap dan tidak cukup untuk membantu
menentukan lama risiko dan riwayat kerja dalam studi epidemiologi kohort
okupasional. Dalam beberapa kasus hanya akte kematian yang tersedia. Dalam
keadaan seperti itu penggunaan rasio kematian proporsional (proportionate
mortality ratio, PMR) dan SMR masih dapat diandalkan. Pada studi kesehatan
kerja, PMR yang dipakai didasarkan pada kematian akibat penyebab khusus
dalam suatu kelompok kohort. Perkiraan jumlah kematian juga diperhitungkan.
Rumus PMR disajikan dibawah ini. Pembilnagnya sama dengan pembilang PMR.
Perkiraan kematian juga dimasukkan dalam PMR dan dihitung dengan
menggunakan proporsi total kematian dalam populasi studi. PMR adalah jumlah
kematian akibat penyebab khusus dalam periode tertentu per 100 atau 1.000
kematian yang terjadi pada periode waktu yang sama. PMR harus menggunakan
populasi studi (kohort) bukan populasi umum dan jangan dibandingkan dengan
kematian dari distribusi yang berbeda.
Salah satu angka kematian spesifik yang paling umum adalah angka kematian
menurut usia (age specific mortality rate). Jika usia di sepanjang rentang
kehidupan ditandai dan grafik garis digunakan, dalam angka kematian, akan
terbentuk kurva J yang disebut sebagai hukum Gompertz. Komponen geografi
seperti usia, jenis kelamin, agama, pekerjaan, dll. Juga digunakan dalam angka
kematian spesifik. Angka kematian juga dipakai untuk memilih atau menentukan
kelompok atau subkelompok tertentu dalam populasi. Angka kematian spesifik
juga memberikan gambaran yang lebih luas tentang suatu kelompok atau
subkelompok dan memberikan data dan informasi yang lebih bermakna daripada
angka kematian kasar. Angka kematian spesifik yang paling umum adalah angka
kematian menurut usia, ras, dan jenis kelamin. Penetapan angka kematian spesifik
sama dengan penetapan angka kematian kasar, hanya ditambah beberapa
perubahan kecil dan fokusnya lebih spesifik. Penyebut dan pembilangnya dibatasi
pada suatu kelompok, khusus seperti kelompok usia. Contoh, dibawah ini
disajikan rumus untuk menghitung angka kematian pada remaja usia kurang dari
14 tahun, yang memperlihatkan perbedaan penyebut dan pembilang dalam angka
kematian spesifik. Contoh rumus kedua untuk angka kematian spesifik pada lansia
usia 55 tahun keatas juga disajikan. Dengan menggunakan rumus dibawah sebagai
acuan, ahli epidemiologi dapat dengan mudah menentukan dan memasukkan
populasi yang tepat untuk penyebut atau pembilang. Ahli epidemiologi bebas
mengidentifikasi subkelompok yang sesuai dan memasukkan kedalam rumus
informasi yang dibutuhkan untuk angka kematian pada subkelompok khusus, baik
gender, ras, agama, kematian akibat penyakit jantung, kematian akibat kanker, dll.
Gambar 4.11 memperlihatkan salah satu contoh hukum gompertz. Kematian lebih
tinggi pada tahun-tahun pertama kehidupan dan turun drastis sampai tingkat yang
terendah di tahun-tahun pertama masa kanak-kanak dan secara bertahap
meningkat di dekade akhir kehidupan. Setelah usia sekitar 40 tahun, angka
kematian meningkat secara logaritma untuk tahun-tahun akhir kehidupan.
Benjamin Gompertz mengembangkan kurva survival untuk populasi di pedesaan
Inggris pada pertengahan tahun 1800-an.
Contoh PMR
Selisih antara kedua persentase PMR tidak dapat memperlihatkan risiko kematian
akibat kanker pada kedua kota tersebut, meskipun jumlah yang sebenarnya adalah
sama. Kematian dari semua penyebab adalah berbeda. PMR dapat dipakai untuk
menentukan sampai sejauh mana penyebab khusus kematian berkontribusi dalam
semua kematian yang terjadi dalam subkelompok atau populasi tertentu. Proporsi
ini juga dapat membantu pihak perencana kesehatan atau ahli epidemiologi untuk
memastikan manakah penyebab kematian atau penyakit terkait yang dapat
mengakibatkan kematian dan manakah yang memerlukan investigasi lebih lanjut.
Pembilang PMR mencakup kematian akibat penyakit tertentu atau akibat
penyebab khusus. Penyebutnya mencakup kematian dari semua kasus dikalikan
denagn 1.000, 10.000 atau 100.000. Angka kematian akibat
penyebab/penyakit tertentu
Angka kematian proporsional = x 1.000
Total kematian dalam populasi yang sama