Anda di halaman 1dari 9

INVESTIGASI WABAH

DISUSUN OLEH :
EVA AGUSTINA LUBIS
19030038P

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
PADANGSIDIMPUAN
2020

1
INVESTIGASI WABAH

I. Sejarah Investigasi Wabah


Sejarah dirintisnya metode investigasi wabah dimulai dengan adanya penemuan
kuman kolera oleh John Snow sehingga ia terkenanl dengan metode investigasi
wabah kolera di London (1854).

II. Pengertian Investigasi Wabah


anyak definisi yang diberikan mengenai wabah baik kelompok maupun para ahli
diantaranya

 Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989)


Wabah berarti penyakit menular yang berjangkit dengan cepat, menyerang
sejumlah besar orang di daerah yang luas.
 Departemen Kesehatan RI Direktorat Jenderal Pemberantasan Penyakit
Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (1981)
Wabah adalah peningkatan kejadian kesakitan atau kematian yang telah
meluas secara cepat, baik jumlah kasusnya maupun daerah terjangkit .
 Undang-undang RI No 4 th. 1984 tentang wabah penyakit menular
Wabah adalah kejadian berjangkitnya suatu penyakit menular dalam
masyarakat yang jumlah penderitanya meningkat secara nyata melebihi dari
pada keadaan yang lazim pada waktu dan daerah tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
 Benenson, 1985
Wabah adalah terdapatnya penderita suatu penyakit tertentu pada penduduk
suatu daerah, yang nyata-nyata melebihi jumlah yang biasa .

2
 Last 1981
Wabah adalah timbulnya kejadian dalam suatu masyarakat, dapat berupa
penderita penyakit, perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, atau
kejadian lain yang berhubungan dengan kesehatan, yang jumlahnya lebih
banyak dari keadaan biasa.
Selain kata wabah dikenal pula dengan kata letusan ( outbreak) dan kejadian
luar biasa (KLB). Di Indonesia perntaan adanya wabah hanya boleh
ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Apabila peningkatan penderita penyakit
yang memenuhi kriteria definisi wabah diatas, akan dinyatakan sebagai suatu
letusan penyakit bila kejadian tersebut terbatas dan dapt ditanggulangi ki oleh
pemerintah dan dinyatakan sebagai KLB.

 Alasan dilakukannya penyelidikan adanya kemungkinan wabah


Pengungkapan adanya wabah yang sering dilakukan atau didapatkan adalah
dengan deteksi dari analisis data surveilans rutin atau adanya laporan petugas,
pamong, atau warga yang cukup peduli. Alasan dilakukannya penyelidikan adanya
kemungkinan wabah adalah :
1. Mengadakan penanggulangan dan pencegahan
2. Kesempatan mengadakan penelitian dan pelatihan
3. Pertimbangan Program
4. Kepentingan Umum, Politik dan Hukum

 Langkah Investigasi Wabah


Langkah melakukan investigsi wabah dilakukan dengan menggunakan pendekatan
yang sistemik yang terdiri dari :

1) Persiapan Investigasi di Lapangan


Hal-hal yang harus diperhatikan pada langkah ini adalah :

3
1. Persiapan dapat dikelompokkan dalam 3 kategori yaitu investigasi, administrasi, dan
konsultasi.
2. Dibutuhkan pengetahuan perlengkapan dan alat yang sesuai.
3. Prosedur administrasi.
4. Peran masing- masing petugas yang terjun

2) Memastikan adanya Wabah


Dalam mementukan apakah wabah, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Dengan membandingkan jumlah yang ada saat itu dengan jumlah beberapa minggu
atau bulan sebelumnya.
2. Menentukan apakah jumlah kasus yang ada sudah melampaui jumlah yang
diharapkan.
3. Sumber informasi bervariasi bergantung pada situasinya
a. Catatan hasil surveilans
b. Catatan keluar dari rumah sakit, statistic kematian, register, dan lain-lain.
c. Bila data local tidak ada, dapat digunakan rate dari wilayah di dekatnya atau data
nasional.
d. Boleh juga dilaksanakan survey di masyarakat menentukan kondisi penyakit yang
biasanya ada.
4. Pseudo endemik :
a. Perubahan cara pencatatan dan pelaporan penderita
b. Adanya cara diagnosis baru
c. Bertambahnya kesadaran penduduk untuk berobat
d. Adanya penyakit lain dengan gejala yang serupa
e. Bertambahnya jumlah penduduk yang rentan
3) Memastikan diagnosis
Semua temuan secara klinis harus dapat memastikan diagnosis wabah, hal yang harus
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Untuk memastikan bahwa masalah tersebut telah didiagnosis dengan patut

4
b. Untuk menyingkirkan kesalahan laboraturium yang menyebabkan peningkatan kasus
yang dilaporkan
c. Semua temuan klinis harus disimpulakan dalam distribusi frekuensi
d. Kunjungan terhadap satu atau dua penderita

4) Membuat definisi kasus


Pembuatan definisi kasus adalah seperangkat criteria untuk menentukan apakah
seseorang harus dapat diklasifikasikan sakit atau tidak.Kriteria klinis dibatasi oleh
waktu, tempat, dan orang. Penyelidikan sering membagi kasus menjadi pasti
(compirmed), mungkin ( probable), meragukan ( possible ), sensivitasdan
spefsifitas.
5) Menemukan dan menghitung Kasus
Metoda untuk menemukan kasus yang harus sesuai dengan penyakit dan kejadian
yang diteliti di fasilitas kesehatan yang mampu memberikan diagnosis. Informasi
berikut ini dikumpulakan dari setiap kasus :
1. Data identifikasi ( nama, alamat, nomor telepon )
2. Data demografi ( umur, jenis kelamin, ras, dan pekerjaan )
3. Data klinis
4. Faktor risiko, yang harus dibuat khusus untuk tiap penyakit
5. Informasi pelapor untuk mendapatkan informasi tambahan atau member umpan
balik

6) Epidemiologi deskriptif (waktu, tempat, orang)


6.1 Gambaran waktu berdasarkan waktu
Perjalanan wabah berdasarkan waktu digamabarkan dengan grafik histogram yang
berbentuk kurva epidemic, gambaran ini membantu :
1. Member informasi samapai dimana proses wabah itu dan bagaimana kemungkinan
kelanjutannya

5
2. Memperkirakan kapan pemaparan terjadi dan memusatkan penyelidikan pada periode
tersebut, bila telah diketahui penyakit dan masa inkubasinya.
3. Menarik kesimpulan tentang pola kejadian, dengan demikian mengetahui apakah
bersumber tunggal, ditularkan dari orang ke orang, atau campuran keduanya
Kemungkinan periode pemaparan dapat dilakukan dengan :
1. Mencari masa inkubasi terpanjang, terpendek, dan rata-rata
2. Menentukan puncak wabah atau kasus mediannya, dan menghitung mundur satu masa
inkubasi rata-rata
3. Dari kasus paling awal kejadian wabah, dihitung mundur masa inkubasi terpendek
Masa inkubasi penyakit adalah waktu antara masuknya agens penyakit sampai
timbulnya gejala pertama.Informasi tentang masa inkubasi bermanfaat billa penyakit
belum diketahui sehingga mempersempit diagnosis diferensial dam memperikan
periode pemaparan. Cara menghitung median masa inkubasi :
a. Susunan teratur ( array) berdasarkan waktu kejadiannya
b. Buat frekuensi kumulatifnya
c. Tentukan posisi kasus paling tengah
d. Tentukan kelas median
e. Median masa inkubasiditentukan dengan menghitung jarak antara waktu pemaparan
dan kasus median
6.2 Gambaran wabah berdasarkan tempat
Gambaran wabah berdasarkan tempat menggunakan gambaran grafik berbentuk Spot
map. Grafik ini menunjukkan kejadian dengan titik/symbol tempat tertentu yang
menggambarkan distribusi geografi suatu kejadian menurut golongan atau jenis
kejadian namun mengabaikan populasi.
6.3 Gambaran wabah berdasarkan ciri orang
Variable orang dalam epidemiologi adalah karakteristik individu yang ada
hubungannya dengan keterpajanan atau kerentanan terhadapa suatu
penyakit.Misalnya karakteristik inang ( umur, jenis kelamin, ras/suku, status
kesehatan) atau berdasarkan pemaparan ( pekerjaan, penggunaan obat-obatan)

6
7) Membuat hipotesis
Dalam pembuatan suatu hipotesis suatu wabah, hendaknya petugas memformulasikan
hipotesis meliputi sumber agens penyakit, cara penularan, dan pemaparan yang
mengakibatkan sakit.
1. Mempertimbangkan apa yang diketahui tentang penyakit itu:
a. Apa reservoir utama agen penyakitnya?
b. Bagaimana cara penularannya?
c. Bahan apa yang biasanya menjadi alat penularan?
d. Apa saja faktor yang meningkatkan risiko tertular?
2. Wawancara dengan beberapa penderita
3. Mengumpulkan beberapa penderita è mencari kesamaan pemaparan.
4. Kunjungan rumah penderita
5. Wawancara dengan petugas kesehatan setempat
6. Epidemiologi diskriptif

8) Menilai hipotesis (penelitian kohort dan penelitian kasus-kontrol)


Dalam penyelidikan lapangan, hipotesis dapat dinilai dengan salah satu dari dua cara
ini:
1. Dengan membandingkan hipotesis dengan fakta yang ada, atau
2. Dengan analisis epidemiologi untuk mengkuantifikasikan hubungan dan menyelidiki
peran kebetulan.
3. Uji kemaknaan statistik, Kai kuadrat.

9) Memperbaiki hipotesis dan mengadakan penelitian tambahan


Dalam hal ini penelitian tambahan akan mengikuti hal dibawah ini
1. Penelitian Epidemiologi
Epidemiologi analitik
2. Penelitian Laboratorium dan Lingkungan

7
Pemeriksaan serum
Pemeriksaan tempat pembuangan tinja

10) Melaksanakan pengendalian dan pencegahan


Pengendalian seharusnya dilaksanakan secepat mungkin upaya
penanggulangan biasanya hanya dapat diterapkan setelah sumber wabah diketahui
Pada umumnya, upaya pengendalian diarahkan pada mata rantai yang terlemah dalam
penularan penyakit. Upaya pengendalian mungkin diarahkan pada agen penyakit,
sumbernya, atau reservoirnya.

11) Menyampaikan hasil penyelidikan


Penyampaian hasil dapat dilakukan dengan dua cara pertama Laporan lisan pada
pejabat setempat dilakukan di hadapan pejabat setempat dan mereka yang bertugas
mengadakan pengendalian dan pencegahan dan yang kedua laporan
tertulis.Penyamapin penyelidikan diantaranya
• Laporan harus jelas, meyakinkan, disertai rekomendasi yang tepat dan beralasan
• Sampaikan hal-hal yang sudah dikerjakan secara ilmiah; kesimpulan dan saran harus
dapat dipertahankan secara ilmiah
• Laporan lisan harus dilengkapi dengan laporan tertulis, bentuknya sesuai dengan
tulisan ilmiah (pendahuluan, latar belakang, metodologi, hasil, diskusi, kesimpulan,
dan saran)
• Merupakan cetak biru untuk mengambil tindakan
• Merupakan catatan dari pekerjaan, dokumen dari isu legal, dan merupakan bahan
rujukan apabila terjadi hal yang sama di masa datang .

8
DAFTAR PUSTAKA

Rajab Wahyudin, M,Epid . 2008 . Buku Ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa


Kebidanan . Jakarta: EGC .
http://epid-infokes.blogspot.com/2007/08/investigasi-wabah.html
http://www.google.com

Anda mungkin juga menyukai

  • BASEBALL
    BASEBALL
    Dokumen18 halaman
    BASEBALL
    Eva Agustina Lubis
    100% (1)
  • Haji Dan Umrah
    Haji Dan Umrah
    Dokumen5 halaman
    Haji Dan Umrah
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • Fix MANAJEMEN OLAHRAGA
    Fix MANAJEMEN OLAHRAGA
    Dokumen16 halaman
    Fix MANAJEMEN OLAHRAGA
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • Apa Tu Zakat Fitrah
    Apa Tu Zakat Fitrah
    Dokumen2 halaman
    Apa Tu Zakat Fitrah
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • Eet Dan Heri Mental Training
    Eet Dan Heri Mental Training
    Dokumen13 halaman
    Eet Dan Heri Mental Training
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • Ilmu Kesehatan Olahraga
    Ilmu Kesehatan Olahraga
    Dokumen9 halaman
    Ilmu Kesehatan Olahraga
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kespro Balita
    Makalah Kespro Balita
    Dokumen16 halaman
    Makalah Kespro Balita
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • Makalah Kespro Balita
    Makalah Kespro Balita
    Dokumen16 halaman
    Makalah Kespro Balita
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • Jurnal DBD 3 2010
    Jurnal DBD 3 2010
    Dokumen10 halaman
    Jurnal DBD 3 2010
    Sukma Ardi
    Belum ada peringkat
  • Transisi Dan Morbiditas
    Transisi Dan Morbiditas
    Dokumen17 halaman
    Transisi Dan Morbiditas
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • 6 Oke
    6 Oke
    Dokumen9 halaman
    6 Oke
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • 9 Oke
    9 Oke
    Dokumen27 halaman
    9 Oke
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • 5 Oke
    5 Oke
    Dokumen21 halaman
    5 Oke
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • 12 Oke
    12 Oke
    Dokumen15 halaman
    12 Oke
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat
  • Surveilans Gizi
    Surveilans Gizi
    Dokumen18 halaman
    Surveilans Gizi
    Eva Agustina Lubis
    Belum ada peringkat