Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PELAYANAN KESEHATAN PADA BAYI/BALITA

Disusun Oleh :

Alan anggara : 1903002P


Anni marhamah : 1903003P
Nila kesuma : 19030016P
Sopiah nst : 19030036P
Eva agustina lubis : 19030038P

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AUFA ROYHAN
PADANGSIDIMPUAN
2020

i
KATA PENGANTAR

Pujisyukur kami panjatkankehadiratTuhan Yang MahaEsa yang

telahmelimpahkanrahmatdankarunia-Nyasehingga kami dapatmenyelesaikantugasmakalah

“KesehatanBayi / Balita”.

Kami meyadaridalampenulisanmakalahinimasihbanyakkekurangan, olehkarenaitu kami

mengharapkankritikdan saran yang bersifatmembangungunapenyempurnaanmakalahini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, kurangdanlebihnya kami

mohonmaaf.Atasperhatiannya kami ucapkanterimakasih.

Padangsidimpuan,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman

Bab I Pendahuluan .................................................................................. 1

Latar Belakang ................................................................................................ 1

Rumusan Permasalahan .................................................................................. 2

Tujuan .............................................................................................................. 2

Bab II TinjauanTeoritis ............................................................................. 3

PengertianBayi/Balita 3....................................................................

PelayananKesehatanBayi/Balita 3....................................................................

PelayananKesehatanPadaBayi .................................................................... 4

PelayananKesehatanPadaAnakBalita .............................................................. 8

PermasalahanKesehatanPadaBayi/Balita ......................................................... 10

UpayaPeningkatanKesehatanBayi/Balita ........................................................ 11

Bab III Penutup ............................................................................................ 12


Kesimpulan .................................................................................................. 12

Saran ............………………………………………………………..12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan Undang-Undang
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa seorang anak berhak untuk hidup,
tumbuh dan berkembang secara optimal, terhindar dari kekerasan dan diskriminasi. Selain itu,
Undang Undang Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa pemerintah, masyarakat,
keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan
perlindungan anak; Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan menyelenggarakan upaya
kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap anak memperoleh derajat kesehatan yang
optimal sejak dalam kandungan.

Untuk menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang , dan terlindung dari


diskriminasi,kekerasan seperti penculikan dan perdagangan bayi baru lahir, maka pemenuhan
Hak bayi mendapat kebutuhan dasar harus diberikan , seperti Inisiasi Menyusu Dini (IMD), ASI
Eksklusif, dan imunisasi serta pengamanan dan perlindungan bayi baru lahir dari upaya
penculikan dan perdagangan bayi. Program kesehatan anak merupakan salah satu kegiatan dari
penyelenggaraan perlindungan anak di bidang kesehatan, yang dimulai sejak bayi berada di
dalam kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan remaja. Program tersebut bertujuan untuk
menjamin kelangsungan hidup bayi baru lahir, memelihara dan meningkatkan kesehatan anak
sesuai tumbuh kembangnya, dalam rangka meningkatkan kualitas hidup anak yang akan menjadi
sumber daya pembangunan bangsa di masa mendatang.

1
B. RUMUSAN MASALAH
Dilihat dari latar belakang yang menunjukkan banyaknya kasus yang terjadi pada bayi
dan balita untuk itu adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu apa-apasaja pelayanan
kesehatan yang di berikan pada bayi dan balita?

C. TUJUAN
Tujuan umum
1. Uuntuk mengetahui permasalahan kesehatan bayi dan balita
2. Untuk menegetahui upaya dalam peningkatan kesehatan terhadap bayi dan balita

Tujuan khusus
1. Untuk mengetahui pengertian bayi/balita
2. Untuk mengetahui pelayanan kesehatan yang diberikan pada bayi dan balita
3. Untuk mengetahui permasalahan pada bayi dan balita
4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan bayi dan balita

2
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN BAYI/BALITA
Bayi adalah merupakan individu yang berusia 0-12 bulan, yang ditandai dengan pertumbuhan
dan perkembangan yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi (Wong, 2003
)
Balita adalah individu yang berumur 0-59 bulan. Masa ini ditandai dengan proses pertumbuhan
dan perkembangan yang sangat pesat. Masa anak mulai berjalan dan merupakan masa yang
paling hebat dalam tumbuh kembang, yaitu pada usia 1-5 tahun.

B. PELAYANAN KESEHATAN BAYI/BALITA

1. Pengertian Pelayanan Kesehatan Pada Bayi


Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh tenaga
kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan setelah
lahir.

Pelaksana pelayanan kesehatan bayi :


1. Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan
2. Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan
3. Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bulan
4. Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan

Kunjungan bayi bertujuan untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan
dasar, mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga cepat mendapat
pertolongan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan, imunisasi, serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulusi tumbuh
kembang. Dengan demikian hak anak mendapatkan pelayanan kesehatan terpenuhi. Pelayanan
kesehatan tersebut meliputi :

3
a. Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1, 2,3, 4, DPT/HB 1, 2, 3, Campak) sebelum
bayi berusia 1 tahun
b. Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDDTK)
c. Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan)
d. Konseling ASI ekskulusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –tanda sakit dan
perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA
e. Penanaganan dan rujukan kasus bila di perlukan
Tenaga kesehatan yang dapat memberikan pelayanan kesehatan bayi adalah dokter spesialis
anak, dokter, bidan dan perawat.

2. Jenis Pelayanan kesehatan pada bayi adalah:


a. Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
IMD adalah memberikan pelayanan kesehatan pada anak dengan mendekapkan bayi
diantara kedua payudara ibunya segera setelah lahir. memberikan kesempatan bayi menyusui
sendiri segera setelah lahir dengan meletakkan bayi di dada atau perut dan kulit bayi melekat
pada kulit ibu (skin to skin contact) setidaknyaselama 1-2 jam sampai bayi menyusui sendiri.
(mitaya, 2010 : 23)

Langkah IMD pada persalinan normal (partus spontan):


1) Suami atau keluarga dianjurkan mendampingi ibu di kamar bersalin
2) Bayi lahir segera dikeringkan kecuali tangannya, tanpa menghilangkan vernix, kemudian tali
pusat diikat.
3) Bila bayi tidak memerlukan resusitasi, bayi ditengkurapkan di dada ibu dengan kulit bayi
melekat pada kulit ibu dan mata bayi setinggi puting susu ibu. Keduanya diselimuti dan bayi
diberi topi.
4) Ibu dianjurkan merangsang bayi dengan sentuhan, dan biarkan bayi sendiri mencari puting
susu ibu.
5) Ibu didukung dan dibantu tenaga kesehatan mengenali perilaku bayi sebelum menyusu.
6) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu minimal selama satu jam, bila menyusu awal
terjadi sebelum 1 jam, biarkan bayi tetap di dada ibu sampai 1 jam

4
7) Jika bayi belum mendapatkan putting susu ibu dalam 1 jam posisikan bayi lebih dekat dengan
puting susu ibu, dan biarkan kontak kulit bayi dengan kulit ibu selama 30 menit.

b. Pemeriksaan Bayi Baru Lahir


Pemeriksaan BBL bertujuan untuk mengetahui sedini mungkin kelainan pada bayi. Risiko
terbesar kematian BBL terjadi pada 24 jam pertama kehidupan, sehingga jika bayi lahir di
fasilitas kesehatan sangat dianjurkan untuk tetap tinggal di fasilitas kesehatan selama 24 jam
pertama.
Pemeriksaan bayi baru lahir dilaksanakan di ruangan yang sama dengan ibunya, oleh dokter/
bidan/ perawat. Jika pemeriksaan dilakukan di rumah, ibu atau keluarga dapat mendampingi
tenaga kesehatan yang memeriksa.

c. Pencegahan infeksi
Pemotongan tali pusat pada BBL normal dilakukan sekitar 2 menit setelah bayi baru lahir
atau setelah penyuntikan oksitosin 10 IU intramuskular kepada ibu hindari pembungkusan tali
pusat atau jika di bungkus tutupi dengan kassa steril dalam keadaan longgar, agar tetap terkena
udara dan akan lebih mudah kering.

d. Pencegahan hilangnya panas tubuh bayi


Pastikan bayi selalu dalam keadaan hangat dan hindari bayi terpapar langsung dengan
suhu lingkungan.
e. Kunjungan Neonatal
Adalah : pelayanan kesehatan kepada neonatus sedikitnya 3 kali yaitu:
1) Kunjungan neonatal I (KN1) pada 6 jam sampai dengan 48 jam setelah lahir
2) Kunjungan neonatal II (KN2) pada hari ke 3 s/d 7 hari
3) Kunjungan neonatal III (KN3) pada hari ke 8 – 28 hari

5
PELAYANAN KESEHATAN PADA ANAK BALITA

1. Defini Pelayanan Kesehatan Pada balita


Pelayanan kesehatan anak balita meliputi pelayanan pada anak balita sakit dan sehat.
Pelayanan yang diberikan oleh tenaga kesehatan sesuai standar yang meliputi :

1. Pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam Buku
KIA/KMS. Pemantauan pertumbuhan adalah pengukuran berat badan anak balita setiap bulan
yang tercatat pada Buku KIA/KMS. Bila berat badan tidak naik dalam 2 bulan berturut-turut
atau berat badan anak balita dibawah garis merah dirujuk ke sarana pelayanan kesehatan.
2. Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) minimal 2 kali dalam
setahun. Pelayanan SDIDTK meliputi pemantauan perkembangan motorik kasar, motorik
halus, bahasa, sosialisasi dan kemandirian minimal 2 kali setahun (setiap 6 bulan). Pelayanan
SDIDTK diberikan di dalam gedung (sarana pelayanan kesehatan) maupun di luar gedung.
3. Pemberian Vitamin A dosis tinggi (200.000 IU), 2 kali dalam setahun.
4. Kepemilikan dan pemantauan buku KIA oleh setiap anak balita
5. Pelayanan anak balita sakit sesuai standar dengan menggunakan pendekatan MTBS.

2. Jenis Pelayanan Kesehatan Pada Balita


Pelayanan kesehatan pada balita yang lain adalah:

a. Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS


KMS (Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan murah, yang dapat
digunakan untuk memantau kesehatan dan pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus
disimpan oleh ibu balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi posyandu
atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.KMS-Balita menjadi alat yang
sangat bermanfaat bagi ibu dan keluarga untuk memantau tumbuh kembang anak, agar tidak
terjadi kesalahan atau ketidak seimbangan pemberian makan pada anak.

6
Manfaat KMS adalah :
1) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan balita secara lengkap,
meliputi : pertumbuhan, perkembangan, pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare,
pemberian kapsul vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan Makanan
Pendamping ASI.
2) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan anak
3) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas untuk menentukan
penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan dan gizi.

b. Pemberian Kapsul Vitamin A


Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh
tubuh yang berguna untuk kesehatan mata ( agar dapat melihat dengan baik ) dan untuk
kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel, untuk melawan
penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain. upaya perbaikan gizi masyarakat dilakukan
pada beberapa sasaran yang diperkirakan banyak mengalami kekurangan terhadap Vitamin A,
yang dilakukan melalui pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi pada bayi dan balita yang
diberikan sebanyak 2 kali dalam satu tahun. (Depkes RI, 2007)
c. Pelayanan Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan masyarakat dan memberikan
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi. Adapun jenis pelayanan yang
diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan kesehatan, imunisasi dan
deteksi dini tumbuh kembang, apabila ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.

7
d. Manajemen terpadu balita sakit
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management of Childhood Illness
(IMCI) adalah suatu pendekatan yang terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit
dengan fokus kepada kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS
bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara menatalaksana balita
sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk
menurunkan angka kesakitan dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan di unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk Pustu,
Polindes, Poskesdes, dll). Dalam pelaksanaannya, MTBS ini dibedakan dalam 2 kategori,
yaitu :

1. Manajemen Terpadu Bayi Muda ( Usia 1 hari sampai 2 bulan )


Pengelolaan bayi sakit pada usia 1 hari sampai 2 bulan ini, meliputi penilaian tanda dan
gejala, penentuan klasifikasi dan tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan,
pemberian konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut. Dalam manajemen terpadu
bayi muda ini, dilakukan pengelolaan terhadap penyakit-penyakit yang lazim terjadi pada
bayi muda, antara lain adanya kejang, gangguan nafas, hipotermi, kemungkinan infeksi
bakteri, ikterus, gangguan saluran cerna, diare serta kemungkinan berat badan rendah dan
masalah pemberian ASI.

2. Manajemen Terpadu Balita Sakit Umur 2 Bulan sampai 5 Tahun


Tahapan pelaksanaan manajemen terpadu balita sakit pada usia 2 bulan sampai 5 tahun
ini sama seperti manajemen terpadu bayi muda, yaitu penilaian tanda dan gejala, penentuan
klasifikasi dan tingkat kegawatan, penentuan tindakan dan pengobatan, pemberian
konseling, pemberian pelayanan dan tindak lanjut. Dalam MTBS usia 2 bulan sampai 5
tahun ini, dilaksanakan pengelolaan terhadap beberapa penyakit pada anak usia 2 bulan
sampai 5 tahun. Beberapa penyakit yang lazim terjadi pada anak usia 2 bulan sampai 5
tahun, aantara lain adanya tanda bahaya umum ( tidak bias minum atau menetek, muntah,
kejang, letargis, atau tidak sadar ), batuk dan sukar bernafas, diare, demam, masalah telinga,
status gizi buruk ( malnutrisi dan anemia ). Kegiatan MTBS memliliki 3 komponen khas
yang menguntungkan, yaitu:
8
1) Meningkatkan ketrampilan petugas kesehatan dalam tatalaksana kasus balita sakit (selain
dokter, petugas kesehatan non-dokter dapat pula memeriksa dan menangani pasien asalkan
sudah dilatih).
2) Memperbaiki sistem kesehatan (perwujudan terintegrasinya banyak program kesehatan
dalam 1 kali pemeriksaan MTBS). sebagai upaya untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian balita, Departemen kesehatan RI bekerja sama dengan WHO telah
mengembangkan paket pelatihan Manajemen Terpadu Balita Sakit ( MTBS ) yang mulai
dikembangkan di Indonesia sejak tahun 1996 dan implementasinya dimulai tahun 1997 dan
saat ini telah mencakup 33 provinsi.
3) Memperbaiki praktek keluarga dan masyarakat dalam perawatan di rumah dan upaya
pencarian pertolongan kasus balita sakit (meningkatkan pemberdayaan masyarakat dalam
pelayanan kesehatan).

d. Pelayanan Immunisasi
Imunisasi adalah upaya pencegahan penyakit infeksi dengan menyuntikkan vaksin
kepada anak sebelum anak terinfeksi. Anak yang diberi imunisasi akan terlindung dari infeksi
penyakit-penyakit: sebagai berikut: TBC, Difteri, Tetanus, Pertusis (batuk rejan), Polio,
Campak dan Hepatitis B. Dengan imunisasi, anak akan terhindar dari penyakit-penyakit,
terhindar dari cacat, misalnya lumpuh karena Polio, bahkan dapat terhindar dari
kematian..vaksin yang di gunakan adalah :

1) BCG : Untuk mencegah penyakit tuberkulosis


2) Polio oral vaksin : Untuk mencegah penyakit polio
3) DPT : Untuk mencegah penyakit Difteri, Pertuis, dan Tetanus
4) Hepatitis B : Untuk mencegah penyakit Hepatitis B
5) Campak : Untuk mencegah penyakit Campak

9
C. PERMASALAHAN KESEHATAN BAYI/BALITA
 Gangguan gizi/malnutrisi

Malnutrisi, adalah gangguan absorbsi makanan yang dapat disebabkan oleh faktor patologis
atau non patologis sehingga pertumbuhan dan perkembangan seorang anak terganggu. Jika
keadaan ini berlangsung kronik atau lama dapat menimbulkan gangguan kesehatan pada anak.
Sedangkan menurut WHO, mendefinisikan malnutrisi sebagai “ketidakseimbangan seluler antara
pasokan nutrisi dan energi dan kebutuhan tubuh terhadap mereka untuk menjamin pertumbuhan,
pemeliharaan, dan fungsi tertentu".

Gangguan gizi dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu kekurangan gizi (undernutrition) atau
kelebihan gizi (over nutrition)

Beberapa kondisi kekurangan gizi (undernutrition) yang serius dapat menyebabkan kondisi
kesehatan yang terganggu seperti:

 Marasmus
Ditandai dengan gangguan pertumbuhan dan hilangnya lemak dan otot di bawah kulit
(atrofi)
 Kwarsiorkor
Ditandai dengan tidak adanya cukup protein dan karbohidrat di dalam diet sehingga
menimbulkan perubahan pigmen kulit, penurunan massa otot, diare, kegagalan untuk
mendapatkan kenaikan berat badan dan tumbuh, kelelahan, perubahan rambut (warna
atau tekstur), infeksi meningkat dan lebih parah karena sistem kekebalan tubuh rusak,
perut buncit, kelesuan atau apatis, ruam (dermatitis), syok (tahap akhir) dan
pembengkakan (edema).
 Obesitas
Suatu kondisi medis berupa kelebihan lemak tubuh yang terakumulasi sedemikian rupa
sehingga menimbulkan dampak merugikan bagi kesehatan. Dan biasanya keadaan ini
dipengaruhi oleh konsumsi makanan yang berlebihan dan pengeluaran energi yang
kurang.
 Stunting
10
Kondisi gagal pertumbuhan pada anak akibat kekurangan gizi dalam waktu yang lama,
sehingga anak lebih pendek/ perawakan pendek dari anak normal seusianya dan
umumnya disebabkan oleh asupan makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi.
 Kurang vitamin A
Kurang vitamin A masih merupakan masalah yang sering terjadi di negara berkembang
dn dapat terjadi pada semua umur terutama pada masa pertumbuhan diusia 6 bulan – 4
tahun.

D. UPAYA PENINGKATAN KESEHATAN BAYI DAN BALITA


 Mendatangi posyandu untuk melaksanakan pelayanan kesehatan sesuai standart yang
diberikan oleh tenaga kesehatan pada bayi, sedikitnya 4 kali selama periode 29 hari – 11
bulan setelah lahir
 Memberikan penyuluhan kepada masyarakat khususnya ibu hamil agar memberikan ASI
eksklusif
 Memberikan pemahaman pada masyarakat agar memberikan makanan pendamping ASI
sesuai dengan gizi yang dibutuhkan
 Melakukan pemantauan pertumbuhan minimal 8 kali setahun yang tercatat dalam buku
KIA dan KMS

11
BAB II
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pelayanan kesehatan bayi adalah pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh
tenaga kesehatan kepada bayi sedikitnya 4 kali, selama periode 29 hari sampai dengan 11 bulan
setelah lahir.
Pelaksana pelayanan kesehatan bayi :
 Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari – 2 bulan
 Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 – 5 bulan
 Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 – 8 bula
 Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 – 11 bulan
Pelayanan kesehatan pada bayi tersebut meliputi :
 Pemberian imunisasi dasar lengkap (BCG, Polio 1, 2,3, 4, DPT/HB 1, 2, 3, Campak)
sebelum bayi berusia 1 tahun
 Stimulasi deteksi intervensi dini tumbuh kembang bayi (SDIDDTK)
 Pemberian vitamin A 100.000 IU (6 – 11 bulan), pemberian vitamin A 200.000 IU ( 12-
59 bulan)
 Konseling ASI ekskulusif, pemberian makanan pendamping ASI, tanda –tanda sakit dan
perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA
 Penanaganan dan rujukan kasus bila di perlukan

B. SARAN
Penulis sangat mengharapkan agar makalah ini dapat menjadi acuan dalam mempelajari
tentang pelayanan kesehatan pada bayi dan balita.Dan harapan penulis makalah ini tidak hanya
berguna bagi penulis tetapi juga berguna bagi semua pembaca. Terakhir dari penulis walaupun
makalah ini kurang sempurna penulis mengharapkan kritik dan saran untuk perbaikan di
kemudian hari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Ismawati,Cahyo S,Dkk (2010), Posyandu Dan Desa Siaga. Yogyakarta : Nuha Medika
Nurlinda Andi (2018),Gizi Dalam Siklus Daur Kehidupan Seri Baduta. Yogyakarta : CV Andi
Offset
Marindi Hanum (2010), Tumbuh Kembang, Status Gizi, Dan Imunisasi Dasar Pada Balita.
Yogyakarta : Nuha Medika
http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/06/Pelayanan-Kesehatan-Pada-Bayi-
.html#ixzz33XxTpHO1
http://www.gizikia.depkes.go.id/download/Buku-Saku-Pelayanan-Kesehatan-Neonatal-
Esensial

13

Anda mungkin juga menyukai